Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Pemanfaatan Media Balok Di Taman Kanak-kanak
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Pemanfaatan
Media Balok Di Taman Kanak-kanak
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini
ialah pendidikan yang ditujukan
untuk anak-anak umur prasekolah
dengan tujuan supaya anak bisa mengembangkan potensi-potensinya semenjak dini sehingga mereka bisa berkembang secara lumrah sebagai anak. Tujuan dari
Pendidikan Anak Usia Dini ialah agar
anak mendapat rangsangan-rangsangan intelektual,
sosial, dan emosional cocok dengan
tingkat usianya (Sriningsih, 2008).
Pendidikan anak umur dini terutama Taman Kanak-Kanak pada
dasarnya ialah pendidikan yang diadakan dengan destinasi untuk memfasilitasi perkembangan dan pertumbuhan anak secara lengkap atau menekankan pada
pengembangan semua aspek jati diri anak. Pendidikan Taman
Kanak-Kanak memberi peluang untuk
mengembangkan jati diri anak,
oleh karena tersebut pendidikan guna anak umur dini terutama di
Taman Kanak-Kanak butuh menyediakan sekian banyak kegiatan yang bisa mengembangkan sekian
banyak aspek pertumbuhan anak (Masitoh dkk, 2005
:2).
Kegiatan pengembangan pembelajaran matematika guna anak umur dini dirancang
supaya anak dapat menguasai sekian banyak pengetahuan dan kemampuan matematika yang memungkinkan mereka guna hidup dan bekerja pada abad
mendatang yang menekankan pada
keterampilan memecahkan masalah. Berhitung adalah bagian dari matematika, yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya konsep bilangan yang merupakan pun dasar untuk pengembangan keterampilan matematika maupun
kesiapan untuk mengekor pendidikan
dasar (Depdiknas, 2007:1).
PAUD |
Berhitung di Taman Kanak-Kanak diinginkan tidak hanya
sehubungan dengan keterampilan kognitif
saja, tetapi pun kesiapan
mental, sosial dan emosional. Oleh karena tersebut dalam pelaksanaannya, berhitung di Taman Kanak-Kanak dilaksanakan secara unik dan bervariasi. Media yang bakal menunjang pembelajaran
berhitung di Taman Kanak-Kanak dengan
teknik yang menarik ialah Balok.
Dewasa ini, sebagaimana dapat anda saksikan bareng tuntutan sekian banyak pihak supaya anak menguasai konsep dan kemampuan matematika semakin gencar, urusan ini mendorong
sejumlah lembaga edukasi anak umur dini guna mengajarkan pengetahuan matematika secara sporadis dan
radikal (Rasiman Wijarnako, 2005:20).
Penulis telah mengerjakan observasi
di Taman Kanak-Kanak Nurul .... Kecamatan .... Kabupaten ...., tentang proses keterampilan berhitung anak masih rendah. Dalam 1 ruang belajar terdiri dari 20 anak,
yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa 15 anak dengan keterampilan berhitung masih kurang,
dan 4 anak dalam kelompok sedang
dan 1 orang anak dapat dikatakan
baik. Taman Kanak-Kanak Nurul .... Kecamatan .... Kabupaten .... masih
menekankan pengajaran yang berpusat pada guru. Hal ini dapat diperlihatkan dengan adanya peran
guru yang terlampau menguasai
kelas. Guru dengan spontan menyerahkan tugas untuk anak tanpa menyerahkan pilihan pekerjaan kepada anak. Di samping itu, kurangnya media dan
sumber belajar yang dipakai oleh
guru guna menunjang pembelajaran
berhitung (Anderson, 1993).
Kurangnya media dan sumber belajar ini lebih diakibatkan oleh minimnya duit yang dimiliki oleh Taman
Kanak-Kanak Nurul .... Kecamatan .... Kabupaten ...., sampai-sampai kepala sekolah beserta guru merasa kendala mencari tempat andai menambahkan media dan sumber
belajar terlampau banyak.
Permasalahan beda yang terjadi
di Taman Kanak-Kanak Nurul .... Kecamatan .... Kabupaten .... ialah metode yang dipakai oleh guru masih memakai metode drill dan
praktek-praktek paper-pencil test.
Pada pengembangan kognitif
terutama pada pembelajaran berhitung, guru menyerahkan perintah untuk
anak supaya mengambil kitab tulis dan pensil masing-masing.
Selanjutnya guru memberikan misal kepada
anak membuat sejumlah buah benda
dan benda itu diberi lingkaran.
Setelah itu, anak mesti memenuhi jumlah
benda itu dengan suatu angka yang cocok. Setelah anak
mengerti, guru mengajak anak guna membuatnya sendiri jumlah benda itu beserta angkanya sejumlah mungkin.
Diakui oleh guru di TK Nurul .... Kecamatan .... Kabupaten ....,
bahwa sampai ketika ini semua guru belum mengejar media yang tepat untuk menolong anak dalam pekerjaan berhitung. Guru tidak cukup memberikan media yang
bervariasi dan pun masih memakai metode yang menciptakan anak merasa jenuh dan tidak terdapat rasa hendak sekali pada anak
guna aktif di dalam kelas. Sehingga pekerjaan berhitung yang diterapkan di TK Nurul .... Kecamatan ....
Kabupaten .... masih memakai metode
konvensional atau pengerjaan pelajaran di kitab tulis. Berdasarkan hasil
refleksi mula melalui diskusi
dengan gum, disepakati bahwa perbuatan untuk
memecahkan masalah tersebut ialah melalui
media balok.
Di samping bermanfaat untuk anak dalam mengejar
media dan cara baru yang bisa menumbuhkan rasa hendak sekali atau minat anak
terhadap pembelajaran, penulis
bercita-cita penelitian ini dapat
berfungsi juga sebagai bahan masukan untuk guru dalam memilih dan memanfaatkan media pembelajaran yang
tepat dan bervariasi dalam mengajarkan berhitung pada anak Taman Kanak-Kanak.
Berdasarkan persoalan yang
terjadi di TK Nurul .... Kecamatan .... Kabupaten .... dan pendapat-pendapat
yang telah diajukan di atas,pengarang tertarik untuk menganalisis secara langsung pemanfaatan
media balok di TK Nurul .... Kecamatan .... Kabupaten .... sebagai salah satu teknik meningkatkan keterampilan berhitung dan bisa memperbaiki situasi pembelajaran yang terjadi di
TK Nurul .... Kecamatan .... Kabupaten ..... Penulis memakai metode riset tindakan ruang belajar dengan judul Upaya
Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Taman Kanak-Kanak melewati Pemanfaatan Media Balok di TK Nurul .... Kecamatan ....
Kabupaten .....
B. Rumusan Masalah
Dari persoalan yang
ada dalam latar belakang diatas,
maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana upaya meningkatkan keterampilan berhitung anak Taman Kanak-Kanak melewati pemanfaatan media balok?
2) Bagaimana prosedur
pemakaian media balok dalam meningkatkan keterampilan berhitung anak di TK Nurul .... Kecamatan ....
Kabupaten ....?
C. Tujuan Penelitian
Adapun destinasi dari riset ini ialah sebagai inilah :
1) Untuk memahami upaya
meningkatkan keterampilan berhitung
anak Taman Kanak-Kanak melewati pemanfaatan
media balok.
2) Mengetahui prosedur
pemakaian media balok dalam meningkatkan keterampilan berhitung anak di TK Nurul .... Kecamatan ....
Kabupaten .....
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diinginkan dapat menyerahkan manfaat untuk pihak-pihak yang berhubungan diantaranya :
1) Manfaat Teoritis
Memberikan donasi keilmuan
dalam mengetahui upaya
peningkatan keterampilan berhitung
di Taman Kanak-Kanak melewati media
balok.
2) Manfaat Praktis
a) Untuk Anak
Memberikan empiris dan
wawasan baru pada anak dalam meningkatkan keterampilan berhitung.
b) Untuk Guru
Sebagai bahan masukan
untuk guru dalam memilih media yang tepat dan mengasyikkan dalam meningkatkan keterampilan berhitung anak Taman Kanak-Kanak.
c) Untuk Kepala
Sekolah
Hasil riset dapat
dijadikan bahan pertimbangan serta memajukan dalam menilai kepandaian dan program dalam upaya menambah kualitas pembelajaran melewati pengembangan media balok dalam peningkatan keterampilan berhitung anak Taman
Kanak-Kanak.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman pembaca dalam penulisan ini, maka pengarang merasa butuh menjelaskan sejumlah istilah yang bersangkutan dengan judul riset ini. Adapun istilah-istilah
tersebut ialah sebagai berikut:
1) Kemampuan ialah kesanggupan,
kecakupan murid dalam menuntaskan tugas yang diserahkan kepada anak didik
(Murdjito, 2007).
2) Berhitung ialah kemampuan meningkatkan dan mengurang (Suyanto,
2005:158).
3) Media Balok ialah mainan
edukatif yang paling bagus
sebagai perangkat peraga guna belajar anak TK (Eliyawati,
2005:65).
Adapun yang dimaksud dengan berhitung dalam riset ini ialah untuk
melatih keterampilan menambah
dan mengurang melewati pemanfaatan
media balok di TK Nurul .... Kecamatan .... Kabupaten .....
F. LANDASAN TEORITIS
1. Pengertian Berhitung
Berhitung menurut
keterangan dari Suyanto (2005:158), menghitung yakni menghubungkan antara benda dengan konsep bilangan, dibuka dari angka satu. Jika telah mahir anak bisa melanjutkan menghitung
kelipatan, contohnya kelipatan
dua, lima, atau sepuluh. Mengingat begitu pentingnya keterampilan berhitung
untuk manusia, maka keterampilan
berhitung ini butuh diajarkan semenjak dini, dengan sekian banyak media dan cara yang tepat tidak
boleh sampai bisa merusak
pola pertumbuhan anak.
Berdasarkan keterangan dari Sujiono (2004:112) tidak sedikit pendapat tentang pengertian berhitung dari sekian banyak sumber rujukan, diantaranya menurut keterangan dari pusat
pembinaan dan pengembangan bahasa berhitung ialah ilmu mengenai bilangan-bilangan,
hubungan antar bilangan dan formalitas operasional
yang dipakai dalam solusi persoalan tentang bilangan.
Sedangkan menurut
keterangan dari Suriau mantri (2011:98) berhitung ialah bahasa yang
menggambarkan serangkaian arti dari pengakuan yang hendak disampaikan.
Lambang-lambang matematika mempunyai
sifat artificial, baru memiliki
makna setelah suatu makna diserahkan kepanya tanpa tersebut matematika melulu sebuah kelompok rumus-rumus yang mati.
Dari pendapat yang sudah diuraikan
dapat diputuskan bahwa berhitung
adalah sesuatu yang berkaitan dengan ide-ide atau konsep guna melatih kepintaran dan kemampuan anak
dalam solusi soal-soal yang membutuhkan pecahan.
2. Manfaat Berhitung
Melihat penyampaian di
atas maka peneliti dapat memutuskan bahwa
adanya minat anak guna belajar permainan melewati berhitung. Berdasarkan keterangan dari Sisdiknas
(2000:2) berhitung mempunyai manfaat supaya anak dapat memahami dasar-dasar pembelajarannya
sebagai berikut;
a. Dapat beranggapan logis
dan sistematis semenjak dini,
b. Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan
bermasyarakat,
c. Memiliki ketelitian,
fokus dan daya apresiasi yang tinggi,
d. Memiliki kreatifitas dan
khayalan dalam membuat sesuatu
secara spontan.
Pembelajaran pada anak menurut
konsep berhitung yang benar. Manfaat pembelajaran berhitung meliputi: a)
Menghindari ketakutan anak pada metematika semenjak awal; b) Membantu anak belajar matematika secara alami
melalui pekerjaan bermain anak menurut konsep matematika yang benar.
Dari uraian sekian
banyak pendapat dapat diputuskan bahwa guna berhitung antara lain: a) Anak dapat berfikir logis; b) Memiliki
ketelitian, fokus dan daya
apresiasi yang tinggi; c) Menghindari ketakutan anak pada metematika semenjak awal.
Permainan berhitung yang
diserahkan pada anak umur dini
pada pekerjaan belajar di TK berfungsi antara beda untuk:
a. Membelajarkan anak menurut
konsep berhitung yang benar, unik dan
menyenangkan.
b. Menghindari ketakutan terhadap matematika berhitung semenjak awal.
c. Membantu anak belajar matematika berhitung secara alami melalui pekerjaan bermain.
3. Tahap-tahap Berhitung
Berdasarkan keterangan dari Depdiknas, (2000:6), etape yang dilaksanakan untuk
menolong mempercepat menguasaan berhitung anak umur dini melewati tiga etape yaitu:
a. Tahap Konsep
Pemahaman dan definisi tentang
sesuatu dengan memakai benda dan
peristiwa kongrit, contoh: pengenalan warna, format dan menghitung.
b. Tahap transmisi/peralihan
Proses berfikir adalah masa pergantian dari pemahaman kongrit mengarah ke pengenalan emblem yang abstrak, di mana benda
kongrit tersebut masih terdapat dan mulai dikenalkan format lambangnya. Hal ini mesti dilaksanakan guru secara
bertahap cocok dengan laju dan
kecepatan keterampilan anak
secara individual berbeda.
c. Tahap lambang
Merupakan visualisasi dari
sekian banyak konsep. Misalanya emblem 7 untuk mencerminkan konsep bilangan tujuh, merah untuk mencerminkan konsep warna, besar
untuk mencerminkan konsep ruang.
Contoh: pengenalan emblem angka
disertai gambar jumlahnya.
Berdasarkan keterangan dari Ahmad Susanto, etape berhitung meliputi: etape konsep etape tranmisi/perlaihan,
etape lambang.
a) Tahap konsep
Pada etape ini anak
berekspresi guna menghitung
segala macam benda-benda yang bisa dihitung
dan yang bisa dilihatnya.
Kegiatan menghitung-hitung ini mesti
dilaksanakan dengan memikat,
sampai-sampai benar-benar dicerna
oleh anak.
b) Tahap transmisi/peralihan
Tahap trasmisi adalah masa pergantian dari kongret ke lambang, etape ini ialah saat anak mulai benar-benar memahami.
c) Tahap lambang
Tahap di mana anak telah diberi peluang menulis sendiri tanpa
paksaan,yaitu berupa emblem bilangan, bentuk-bentuk.
4. Pengertian Media Balok
Eliyawati (2005:65), mengungkapkan media balok adalah sebuah perangkat permainan meliki jenis-jenis perangkat permainan edukatif guna anak umur dini
diantaranya:
a. Alat permainan edukatif untuk keterampilan berbahasa Peabody
b. Alat permainan edukatif ciptaan Montessory
c. Balok Cuisenaire
d. Alat permainan edukatif ciptaan Froebel.
Dari deskripsi yang sudah diuraikan menurut keterangan dari eliyawati tentang alat permainan edukatif, saya dan anda bisa mengetahui bahwa
Balok tergolong ke dalam media
pembelajaran perangkat permainan
edukatif atau APE. Disebut perangkat permainan
edukatif sebab balok cuisenaire adalah media yang dapat menambah aspek-aspek pertumbuhan anak umur dini, terutama pada aspek
keterampilan berhitung atau kognitif.
Eliyawati, C (2005:91)
perangkat permainan edukatif
bermanfaat sebagai perangkat untuk menolong dan menyokong proses edukasi dan pekerjaan pembelajaran anak umur dini dalam mengembangkan keterampilan berhitung anak,
pengenalan bilangan dan
untuk peningkatan
kemampuan anak dalam berpikir
supaya lebih baik, menarik, dan
bisa mengembangkan semua aspek pertumbuhan anak. Memberi peluang pada anak umur dini untuk mendapat
pengetahuan baru dan memperkaya pengalamannya dengan sekian banyak alat permainan serta memberi peluang pada anak umur dini guna mengenali lingkungan
sampai-sampai mengajarkan pada anak untuk memahami kekuatan dirinya.
5. Bentuk Balok
Sudono, A (2010:20)
menyampaikan bahwa media balok
dibuat Oleh George Cuisenaire Dari Belgia, sebab ia meneliti sulitnya
pemahaman matematika pada anak. Eliyawati, C (2005:69) menyampaikan bahwa George Cuisenaire membuat balok Cuisenaire guna
mengembangkan keterampilan berhitung
anak, pengenalan bilangan dan guna peningkatan kemampuan anak dalam bernalar.
Balok terdiri dari balok-balok yang berukuran:
a) 1 x 1 x 1 cm dengan warna kayu asli/Putih
b) 2 x 1 x 1 cm berwarna merah
c) 3 x 1 x 1 cm berwarna hijau muda
d) 4 x 1 x 1 cm berwarna merah muda
e) 5 x 1 x 1 cm berwarna kuning
f) 6 x 1 x 1 cm berwarna hijau tua
g) 7 x 1 x 1 cm berwarna hitam
h) 8 x 1 x 1 cm berwarna coklat
i) 9 x 1 x 1 cm berwarna biru tua
j) 10 x 1 x 1 cm berwarna jingga
6. Tahap Penggunaan Media Balok
Sudono, A (2010:21),
menyampaikan metode guna lebih mengetahui konsep balok dibuka dengan tahap:
a. Menghitung tanpa mengerti, asal urutannya cocok (root counting).
b. Menghitung dan memadukan satu-satu (one to one correspondence)
c. Menghitung dengan
memakai syair-syair simpel yang
di dalamnya ada bilangan dan
terakhir anak menciptakan karpet
segi empat yang kemudian dipakai untuk
mengungkapkan sejumlah istilah
matematis
d. Menggunakan balok cuisenaire secara bebas dengan memakai bahasa.
e. Anak menciptakan karpet
berbentuk segi empat yang kemudian
dipakai untuk mengungkapkan
sejumlah istilah matematis. Hal ini sangat menolong wawasan
beranggapan dan penguasaan bahasa anak.
Media Balok meluangkan model
dasar guna angka 1 hingga 10. Balok berwarna kayu atau
putih mewakili angka 1 dan merah mewakili angka 2,sebab balok merah memiliki
panjang yang sama dengan dua buah balok putih. Balok-balok dari warna
hijau muda hingga oranye
mewakili nilai dari 3 hingga 10.
G. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu pencermatan terhadap pekerjaan yang sengaja ditimbulkan
dan terjadi dalam suatu kelas.
Penelitian Tindakan Kelas ialah penelitian
yang dilaksanakan oleh guru
kelasnya sendiri melewati refleksi
diri dengan destinasi untuk membetulkan kinerjanya sampai-sampai hasil belajar
meningkat. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) termasuk riset kualitatif sampai-sampai sudah barang pasti proses penelitiannya memakai metode riset deskriptif analitik, yang dilaksanakan subjektif dengan menurut semata-mata atas fakta.
Jenis riset ini ialah penelitian tindakan ruang belajar yang mempunyai ciri eksklusif yang memisahkan
dengan jenis riset lain.
Berkaitan dengan ciri eksklusif tersebut,
Arikunto, (2007:62) menyatakan ada sejumlah karakteristik PTK tersebut,
antara lain: (1) adanya perbuatan yang
nyata yang dilaksanakan dalam kondisi yang alami dan ditujukan untuk menuntaskan masalah,(2) meningkatkan wawasan keilmiahan dan
keilmuan,(3) sumber persoalan berasal
dari masalah yang dirasakan guru
dalam pembelajaran, (4) persoalan yang
diangkat mempunyai sifat sederhana,
nyata, jelas, dan penting, (5) adanya kolaborasi antara praktikan dan peneliti,
(6) terdapat tujuan urgen dalam pengamalan PTK, yaitu
menambah profesionalisme guru,
terdapat keputusan kelompok, bertujuan untuk menambah dan meningkatkan
pengetahuan.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di TK Nurul .... Kecamatan .... Kabupaten ....,
khususnya kumpulan B tahun latihan 2013/2014.
3. Subjek Data
Subyek yang bakal diteliti ialah anak didik kumpulan B TK Nurul .... Kecamatan ....
Kabupaten .... yang berjumlah 20 (dua puluh) anak terdiri dari 12 (dua belas)
anak laki-laki dan 8 (delapan) anak
wanita Tahun Pelajaran 2013/2014.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pendataan data
yang digunakan ialah observasi,
wawancara, daftar lapangan dan
dokumentasi.
1. Observasi.
Observasi ialah suatu kiat yang dilaksanakan dengan
teknik mengadakan pemantauan secara
teliti dan sistematis. Arikunto (2008: 28). Pengumpulan data melewati observasi dilaksanakan sendiri oleh peneliti ditolong guru dan kepala sekolah.
Observasi dilaksanakan pada ruang belajar yang dijadikan subyek riset untuk mendapatkan cerminan secara langsung pekerjaan berhitung anak di kelas.
2. Wawancara.
Wawancara ialah proses
memperoleh penjelasan untuk
tujuan riset denganteknik tanya jawab seraya bertatap muka antara
pewawancara dengan orang yang diwawancarai (responden) dengan perangkat yang disebut panduan wawancara.
3. Dokumentasi.
Dokumentasi ialah instrumen
untuk mengoleksi data mengenai peristiwa atau
kejadian-kejadian masa kemudian yang sudah didokumentasikan. Mulyasa
(2009:09). Dokumen adalahmetode
untuk mendapat atau memahami sesuatu,buku-buku, dokumentasi yang
bersangkutan dengan yang diteliti. Dokumen dipakai untuk
mendapat data sekolah dan nama
anak kumpulan B TK Nurul ....
Kecamatan .... Kabupaten ...., serta
potret atau rekaman proses
perbuatan penelitian.
4. Catatan Lapangan.
Berdasarkan keterangan dari Bogdan dan Biklen dalam Meleong
(2009:209),daftar lapangan ialah catatan tertulis mengenai apa yang didengar, di
lihat,di alami dan di pikirkan dalam rangka pendataan data dan refleksi terhadap data dalam riset kualitatif. Catatan lapangan dipakai untuk menulis temuan sekitar pembelajaran
yang didapatkan peneliti yang
teramati dalam pedoman observasi.
5. Teknik Analisis Data
Dalam riset kualitatif,
analisis data dilaksanakan sejak mula penelitian dan sekitar proses penelitian dilakukan maupun setelah riset sebagai berikut:
1. Penyusunan Rencana Tindakan I.
Pada etape ini Guru merangkai rencana pembelajaran menurut pokok kupasan dan tema yang
bakal diajarkan yakni upaya
peningkatan keterampilan berhitung
anak TK dengan media balok pada
kumpulan B mencakup merumuskan destinasi pembelajaran, merangkai langkah-langkah
pembelajaran, mempersiapkan bahan ajar, apa yang cocok pokok kupasan yang bakal diajarkan dan bagaimana
mengajarkannya serta merangkai alat penilaian yang cocok dengan tujuan.
2. Pemberian Tindakan I.
Guru mengemban pengajaran
dengan memberi misal langsung untuk anak bagaimana teknik berhitung dengan balok-balok
angkat. Setelah peneliti mengerjakan tindakan
I dirasa masih tidak cukup sesuai
dengan target yang diharapkan maka
penulis mengerjakan tindakan
yang ke II yaituduplikasi dari perbuatan I yang diinginkan akan lebih baik lagi
hasilnya.
3. Melakukan Observasi
Pada waktu pekerjaan pembelajaran
berlangsung, guru bareng anak kumpulan B mengerjakan observasi dan
menulis kejadian-kejadian selama pekerjaan
pembelajaran dilangsungkan yang
nantinya dapat berfungsi untuk pemungutan keputusan apakah telah benar atau perlu diselenggarakan perbaikan. Apakah
tugas - tugas dan pertanyaan yang dikemukakan
guru sudah menggambarkan peningkatan keterampilan berhitung anak TK dengan
media balok. Observasi yang
dilaksanakan pada perbuatan II
ini sama laksana yang dilaksanakan pada perbuatan I yakni pada waktu
pekerjaan pembelajaran berlangsung, guru bareng murid kumpulan B mengerjakan observasi dan menulis kejadian-kejadian selama pekerjaan pembelajaran berlangsung, menyerahkan tugas, pertanyaan yang diinginkan kemampuan berhitung anak
TK dengan media balok bisa meningkat.
4. Pembuatan Analisis dan Refleksi
Dari hasil observasi
dilaksanakan analisis pada
perbuatan I lantas dilanjutkan
dengan refleksi. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi yang dilaksanakan bersama- sama ini
direncanakan perbaikan dengan
mengerjakan tindakan II terhadap permasalahan-permasalahan yang masih
ada. Untuk memahami apakah guru
dapat merangkai rencana
pembelajaran yang menggambarkan peningkatan keterampilan berhitung anak TK dengan
media balok dapat disaksikan dan
komponen-komponen yang ada pada
rencana pembelajaran yang sudah disusunnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharshimi. 2007. Penelitian perbuatan kelas. Jakata: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2007. Permainan Berhitung di TK. Jakarta: Depdiknas.
Eliyawati, Cucu dkk. 2005. Sumber Belajar Bagi Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas
Masitoh dkk. 2005 Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: 2005.
Sudono, A. 2000. Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pendidikan Tenaga Akademik Jakarta.
Sujiono, Y. 2007. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Indeks
Suriaumantri. 2004. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta:
Universitas Terbuka
Suyatno. 2005. Permainan Pendukung Pembelajaran Bahasa dan Sastra.
Jakarta: Grasindo.
0 Response to "Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Pemanfaatan Media Balok Di Taman Kanak-kanak"
Post a Comment