Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dengan Metode Bernyanyi Di Taman Kanak-kanak
Upaya Meningkatkan Keterampilan
Berbicara Dengan Metode Bernyanyi Di Taman Kanak-kanak
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini ialah pendidikan yang ditujukan untuk anak-anak umur prasekolah dengan tujuan supaya anak bisa mengembangkan potensi-potensinya semenjak dini sehingga
mereka bisa berkembang secara lumrah
sebagai anak. Tujuan dari Pendidikan Anak Usia Dini ialah agar anak mendapat
rangsangan-rangsangan intelektual, sosial, dan emosional cocok dengan tingkat usianya Anderson
(1993).
Masa kanak-kanak ialah masa yang peka guna menerima sekian banyak macam
rangsangan. Rangsangan ini bermanfaat untuk
menunjang pertumbuhan jasmani
dan rohani anak yang bakal ikut menilai keberhasilannya dalam mengekor jenjang edukasi selanjutnya. Meskipun anak-anak
tumbuh dan berkembang dengan teknik yang
unik, seluruh anak-anak
mengalami peradaban melalui susunan tahap perkembangan. Dalam
tahapan-tahapan tersebut, ada ciri-ciri
umum yang ditemukan pada anak-anak yang seusia, Taman Kanak-Kanak (2007:3).
Pendidikan TK bertujuan guna membantu menempatkan dasar kearah pertumbuhan
sikap, perilaku, pengetahuan,
kemampuan dan daya cipta yang dibutuhkan
oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk perkembangan serta perkembangan. TK sedang di jalur sekolah sebab mempunyai sistem yang jelas,
terprogram, baik dari sisi program pekerjaan belajar (kurikulum),
ketenagaan (termasuk guru), anak didik (siswa), sarana prasarana, manajemen dan
sistem pembinaan serta rangkaian organisasi
dan tata kerja TK.
Anak umur dini berumur antara 0-6 tahun melakukan kegiatan berbahasa yaitu mendengarkaan dan berbicara.
Mereka belum dapat membaca dan
menulis. Oleh sebab itu, anak umur dini itu dalam berbahasa yang
butuh dibina dan dikembangkan terutama kemampuan mendengar dan berbicara. Pengembangan bicara anak
sangat unik untuk diacuhkan oleh orang tua. Dengan menyimak bicara anak, saya dan anda bisa mengetahui sekian banyak perkembangan bahasa dan perilaku yang
dilakukannya. Melalui pertumbuhan ucapan-ucapannya hingga mereka bisa berkata dengan ucapan-ucapan dan kalimat yang diucapkannya Sriningsih (2008:1).
Kegiatan menyimak bicara anak,
saya dan anda bisa mengetahui keterampilan
bicara anak dan dapat
mengerjakan pembimbingan secara lebih intensif guna masa mendatang anak tersebut sendiri. Seorang anak yang
baru bermunculan mempunyai potensi
bahasa. Hal ini diperlihatkan tatkala
bayi mempunyai karakteristik volume
bunyi tangis yang berbeda-beda. Begitu
pun dalam etape perkembangannya,
berpotensi dapat menggunakan
bahasa guna kepentingan
berkomunikasi dengan lingkungannya. Perkembangan bicara anak dapat dicermati secara baik oleh orang tua
yang mengasuhnya terlebih saat anak telah mulai masuk Taman Kanak-kanak
(Depdiknas, 2007 :1).
Sebagai seorang guru Taman
kanak-kanak perlu memahami bagaimana pertumbuhan bicara anak ini akan menolong mereka guna memperlancar tugasnya sehubungan dengan pengembangan
berbahasa anak Taman Kanak-kanak. Anak
umur dini yang akan menginjak pendidikan
di Taman Kanak-kanak memiliki
keterampilan berbahasa lisan. Setidak-tidaknya mereka telah dapat berbahasa lisan bahasa kesatunya. Bila bahasa kesatu anak bahasa daerah, mereka bakal mempunyai kendala tersendiri dalam berbahasa
Indonesia lisan di sekolah. Hal ini
menyebabkan anak menjadi fobia untuk
bergaul dan bermain bareng temannya.
Sebagai guru anda harus tanggap
dengan masalah-masalah yang dihadapi murid-muridnya, terutama dalam pengembangan berbahasa yang berhubungan dengan
keterampilan berbahasa Indonesia lisan anak. Pengembangan berbahasa
Indonesia lisan anak umur dini
sangat dibutuhkan guna guna memperlancar keterampilan berbahasa anak tersebut sendiri.
Realitas di lapangan pada Taman
Kanak-Kanak Bustanul Atfhal ... ... Kecamatan Kuta ... Kabupaten ..., yang dipungut data melewati metode observasi
mengindikasikan bahwa masih ada
murid TK yang belum dapat terampil berkata dengan baik dan benar, urusan ini tampak dari perbendaharaan kata yang dibacakan anak belum jelas. Kata adalah unsur terpenting dalam komunikasi. Ketika anak memiliki perbendaharaan kata yang tidak banyak akan mempengaruhinya
dalam berkomunikasi.
TK Bustanul Atfhal ... ... adalah salah satu TK berstatus swasta
yang terletak di ... ... Kecamatan Kuta ... Kabupaten .... Sekolah ini memiliki tiga ruang ruang belajar yaitu dua ruang belajar untuk kumpulan A dan satu ruang belajar untuk kumpulan B. Meskipun keadaan jasmani sekolah ini yang berupa
bangunan dan segala fasilitasnya lumayan
nyaman.
TK adalah tempat belajar dengan dunia disekitar melewati semua inderanya sampai-sampai
indera anak bisa teroptimalkan perkembangan dan perkembangannya.
Komunikasi verbal yang dilaksanakan antara
anak yang satu dengan anak yang lainnya
paling penting sebab dengan
berkomunikasi anak belajar mengenai proses
mengenal orang lain, proses menguatkan otot-otot faedah indera bicaranya, selain pun proses meningkatkan perbendaharaan
kata.
Di
samping itu, kurangnya
cara yang dipakai guru
untuk menambah keterampilan berkata anak, urusan ini tampak dari
kurangnya variasi cara yang dipakai oleh guru laksana guru melulu menggunakan cara ceramah
dan penugasan. Metode ceramah melulu mengembangkan keterampilan mendengar siswa sebab siswa tidak diberi peluang untuk mengungkapkan
gagasannya, melulu duduk,
mendengar serta menerima informasi dari guru. Setelah tersebut anak diberi tugas yang berupa eksemplar kerja dan itu dilaksanakan
setiap hari. Metode penugasan juga diserahkan guru sebagai upaya supaya siswa mengerjakan tugasnya
sampai berlalu dengan berfokus
pada hasil tanpa menyimak proses
pada ketika anak belajar. Dengan menyimak proses belajar anak, guru dapat menilai mengenai tingkat keterampilan
yang dipunyai anak. Oleh sebab itu, melewati metode berdendang
diharapkan keterampilan berkata anak bisa meningkat.
Berdasarkan latar belakang
diatas, maka pengarang tertarik guna mengusung judul riset tindakan ruang belajar ini: “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara melewati Metode Bernyanyi pada Siswa
Kelompok A TK ... ... Kecamatan Kuta ... Kabupaten ...”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam riset ini ialah “Bagaimanakah upaya
menambah keterampilan berkata siswa kumpulan A TK ... ... Kecamatan Kuta ...
Kabupaten ...?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun destinasi penelitian
ialah untuk menambah keterampilan berkata siswa melewati metode
berdendang pada siswa kumpulan A
TK ... ... Kecamatan Kuta ... Kabupaten ....
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diinginkan dari riset ini ialah sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Hasil riset ini diinginkan dapat meningkatkan wawasan pengetahuan
tentang guna metode pembelajaran
dalam meningkatkan keterampilan berbahasa
anak terutama berbicara.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak dapat digunakan sebagai sarana menyerahkan pembinaan untuk guru TK supaya lebih mengoptimalkan pemanfaatan cara pembelajaran.
b. Untuk guru TK sebagai bahan referensi dan meningkatkan pengetahuan dalam mengelola pembelajaran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan melewati keanekaragaman
cara pembelajaran yang dipakai untuk menjangkau tujuan yang diharapkan.
c. Untuk Penulis sebagai sarana mengembangkan keterampilan meneliti dan aktualisasi teori yang didapatkan dari bangku kuliah dengan
realitas yang terdapat di dunia
pendidikan.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman
pembaca dalam penulisan ini, maka pengarang
merasa butuh menjelaskan sejumlah istilah yang bersangkutan dengan judul riset ini. Adapun istilah-istilah
tersebut ialah sebagai berikut:
1) Upaya Meningkatkan ialah segala format usaha untuk
membetulkan proses belajar dengan memberikan desakan atau menyerahkan motivasi untuk anak mengenai pembelajaran.
2) Keterampilan berkata merupakan kemampuan bahasa ekspresif yang
melibatkan pemindahan makna melalui
simbol visual dan verbal yang diproses dan diekspresikan anak. (Gunarti,
Suryani dan Muis 2008:1.36)
3) Metode Bernyanyi ialah adalahbagian dari strategi
kegiatan. Metode dipilih menurut
strategi pekerjaan yang telah dipilih dan ditetapkan.
(Moeslichatoen, 2004:7)
Adapun yang dimaksud dengan metode berdendang dalam riset ini ialah suatu teknik atau
strategi yang dipakai guru untuk menjangkau tujuan yang telah direncanakan baik untuk menambah keterampilan berkata denganmemakai metode berdendang di
TK Bustanul Atfhal ... ... Kecamatan Kuta ... Kabupaten ...
F. LANDASAN TEORITIS
1. Pengertian Keterampilan
Berbicara
Berdasarkan
keterangan dari Dhieni (2005:3.6)
menyatakan bahwa berkata bukanlah
sekadar pengucapan kata atau bunyi,
namun adalah suatu alatguna mengekspresikan,
menyatakan, mengucapkan atau
mengkomunikasikan pikiran, gagasan maupun
perasaan. Berbicara adalah suatu kemampuan berbahasa yang berkembang
dan diprovokasi oleh kemampuan menyimak. Berbicara dan
menyimak ialah kegiatan
komunikasi dua arah atau tatap muka yang
dilaksanakan secara langsung. Kemampuan berkata berkaitan dengan kosa kata yang didapatkan dari pekerjaan
menyimak dan membaca.
Berdasarkan
keterangan dari Gunarti, Suryani dan Muis (2008:1.36)mengaku bahwa keterampilan berkata merupakan kemampuan bahasa ekspresif yang
melibatkan pemindahan makna melalui
simbol visual dan verbal yang diproses dan diekspresikan anak. Ketika seorang
anak mengisahkan pengalamannya ketika bermain untuk orang tua atau temannya, ia belajar merangkai bahasa dan mengonsep makna suatu bahasa yang dipahaminya.
Suhartono (2005:122) berasumsi bahwa pengembangan bicara
anak yakni usaha meningkatkan keterampilan anak guna berkomunikasi secara lisan cocok dengan kondisi yang dimasukinya. Pengembangan keterampilan berkomunikasi lisan terutama bicara anak pada dasarnya adalah program keterampilan berfikir
logis, sistematis dan analitis dengan
memakai bahasa sebagai alat guna
mengungkapkan gagasannya.
Dari sejumlah pendapat para
berpengalaman diatas, dapat
diputuskan bahwa kemampuan berbicara ialah salah satu kemampuan berbahasa yang dipakai untuk mengekspresikan,
menyatakan, mengucapkan atau
mengkomunikasikan pikiran, gagasan maupun
perasaan yang mempunyai sifat ekspresif
yang melibatkan pemindahan makna melalui
simbol visual dan verbal yang diproses dan diekspresikan anak cocok dengan kondisi yang dimasukinya.
2. Tujuan Anak Berbicara
Berdasarkan
keterangan dari Suhartono (2005:122) melafalkan bahwa pekerjaan
pengembangan bicara anak bakal mempunyai guna dalam pekerjaan berbahasa lisan anak. Secara umum destinasi pengembangan bicara anak umur dini yaitu supaya anak dapat mengungkapkan isi hatinya
(pendapat, sikap) secara lisan dengan lafal yang tepat guna kepentingan berkomunikasi. Ada lima destinasi umum dalam pengembangan bicara anak,yakni supaya anak: a) mempunyai perbendaharaan kata yang lumayan yang dibutuhkan untuk berkomunikasi sehari-hari; b) mau memperhatikan dan memahami ucapan-ucapan serta kalimat; c) dapat mengungkapkan pendapat dan
sikap dengan lafal yang tepat; d) punya
minat menggunakan bahasa yang baik; e) punya minat untuk menghubungkan antara bahasa lisan dan tulisan.
Suhartono (2005:59) melafalkan ada sejumlah cara dalam
memicu anak untuk berkata sehingga
anak bisa bicara dengan fasih sesuai dengan perkembangannya, yakni sebagai berikut:
a. Membiasakan untuk berkata dengan anak
Jika anak hendak cepat dapat bicara,
biasakan diri untuk berkata walaupun
anak tersebut masih bayi dan
belum dapat berbicara. Semakin tidak sedikit kata-kata yang didengar
oleh seorang anak, maka bakal semakin
cepat dia mengembangkan kosa kata yang beragam.
b. Memandang mata anak
Melakukan kontak langsung dengan teknik memandang mata anak, berar tianda mengajarkan untuk anak bahasa isyarat dan
ekspresi muka yang bakal dijadikan
bekal guna meningkatkan keterampilan bicara. Hal ini urgen terutama dalam menyerahkan instruksi dan mengajak anak.
c. Menghindari kelaziman bicara pada anak dengan
pengejaan yang dibuat-buat
Ada kecenderungan seorang ibu
mengucapkan ucapan-ucapan tertentu untuk anaknya dengan perkataan yang dibuat-buat.
Pengucapan yang demikian menyebabkan anak
tidak terbiasa memperhatikan ucapan
yang benar. Hal yang demikian menjadikan
pertumbuhan bahasa anak menjadi lambat. Contoh pengucapan yang
dibuat-buat oleh orangtua yakni kata
“makan” dibacakan “mamam”; frase
“adik cantik” dibacakan “adik
antik”; frase “apa sayang”dibacakan “apa
yayang” dan sebagainya. Pengucapan-pengucapan itu hendaknya dihindari,
karena anak bakal terbiasa mengekor ucapan orang tuanya.
d. Membicarakan apa yang
benar-benar dilaksanakan dan dirasakan anak
Jika anda sebagai orang tua melakukan kegiatan dan dibuntuti oleh
anak, deskripsikanlah apa yang saya dan
anda lakukan dan dirasakan anak.
Pada waktu anda sedang memberi
makan, mandi atau menggendong anak, deskripsikan apa yang dirasakan oleh anak itu. Bicarakan tentang temperatur, bau, tekstur dan
stimulasi sensoris yang lainnya. Beri tahu nama-nama benda dan deskripsikan
benda-benda yang dapat menarik
perhatianuntuk anak. Bagi memberi label atau nama-nama
khusus guna benda-benda yang
sering didatangi dalam kehidupan
anak, tergolong anggota tubuh,
benda-benda lokasi tinggal tangga
dan mainan.
e. Menjawab lebih tidak sedikit daripada yang diminta
Jika anak meminta sesuatu untuk orang tua, usahakan orang tua membalas secara lebih panjang dan
jelas. Misalnya, anak menuliskan “mama
dari mana?”, jawabannya “mama tadi dari pasar dan melakukan pembelian jeruk yang manis-manis guna kamu”. Kata-kata yang
dipakai dalam kalimat orang tua usahakan
lebih tidak sedikit jumlahnya dikomparasikan denganucapan-ucapan yang dibacakan anak.
Berilah tidak sedikit informasi
untuk anak. Dengan informasi
tersebut kemungkinan anak tidak akan memahami secara detail, namun sejumlah dari informasi baru tersebut sudah masuk dalam memorinya. Di samping itu, kosa kata anak bakal semakin meningkat banyak.
f. Menggunakan tata bahasa yang
benar dalam berbicara
Anak bakal meniru struktur bahasanya cocok dengan pola-pola yang ia dengar sekitar kehidupan sehariannya. Oleh sebab itu, pakai ucapan
yang secara tata bahasa benar. Jika
memberikan anak dalam asuhan seorang pengasuh, maka pastikan bahwa
pengasuh tersebut mempunyai model-model
peran tata bahasa yang baik.
g. Dengan lembut membetulkan kekeliruan anak
Daripada menunjuk dengan kasar kekeliruan ejaan dan tata bahasa
seorang anak, lakukanlah pembenaran yang lembut tetapi efektif sebagai
unsur dari percakapan. Misalnya
andai anak menuliskan “mama,
nasi santap saya” anda jawab “coba katakan lagi santap nasi”.
h. Melakukan pembicaraan dengan anak
Anak-anak yang berkata dengan orang tua dan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan untuk mereka ingin belajar tata bahasa dengan lebih mudah, mempunyai kosa kata yang lebih tidak sedikit daripada anak pada
umumnya.
4. Pengertian Metode Bernyanyi
a. Metode
Moeslichatoen (2004:7) berasumsi bahwa cara adalahbagian dari strategi
kegiatan. Metode dipilih menurut
strategi pekerjaan yang telah dipilih dan ditetapkan. Metode adalahcara, yang dalam bekerjanya adalahalat untuk menjangkau tujuan kegiatan.
Metode-metode yang memungkinkan anak satu dengan anak lain bersangkutan akan lebih memenuhi keperluan dan minat anak. Melalui
kedekatan hubungan guru dan anak, guru
bakal dapat mengembangkan kekuatan pendidik yang paling penting.
Berdasarkan
keterangan dari Rahardjo (2006:91)
menyatakan bahwa metodeialah cara
atau penerapan pendekatan atau penerapan teori yang dipergunakan guru untuk menjangkau tujuan yang telah direncanakan secara operasional
baik memakai sarana/media atau
tidak, melibatkan anak-anak sepenuhnya atau menciptakan anak pasif.
Metode pun menjadi penentu apakah pengajaran akan sukses atau bahkan gagal. Oleh sebab itu, cara harus
benar-benar dikuasai oleh guru. Jikacara
pengajaran sukses diterapkan
akan mengirimkan anak untukmenjangkau tujuan selanjutnya anak
akan dapat meningkatkan
kemahirannya sendiri dalam menjangkau tujuan
yang lebih tinggi.
Sujiono (2005:2.11) menyatakan bahwa cara adalahbagian dari strategipekerjaan pembelajaran. Oleh sebab itu, cara dipilih guru menurutstrategi pekerjaan yang telah dipilh dan ditentukan. Metode pun merupakan teknik untuk menjangkau tujuan pembelajaran
tertentu.
Dari sejumlah definisi diatas, peneliti mendeskripsikan bahwa metodeialah suatu teknik atau strategi yang
dipakai guru untuk menjangkau tujuan
yang telah direncanakan baik memakai media atau tidak.
b. Bernyanyi
Pekerti (2005:2.37) menyatakan bahwa berdendang adalahsuatu unsur yangurgen dalam pengembangan diri anak. Dalam bernyanyi, anak-anak bakal dapat mengekspresikan apa yang
dirasakan, dipikirkan, diimpikan secaraindividu
dan melewati bernyanyilah
anak bakal bersentuhan dengan
sesuatu yang indah. Ada dua urusan yang butuh menjadi perhatian guru,yakni bagaimana memperkenalkan berdendang pada anak-anak dan apa
serta kapan mereka bernyanyi. Guru
butuh mengetahui ciri khas suara
mereka dan bagaimana dapat menolong anak
mengembangkan kegiatan berdendang mereka
menjadi suatu pekerjaan yang
menyenangkan. Karenanya perlu memahami dalam kondisi apa anak suka berdendang dan jenis lagu-lagu yang gampang dinyanyikan oleh anak-anak.
Anak umur TK belajar berkata dan berdendang dengan teknik meniru apa yang mereka dengar
dan meresponsnya serta mengekspresikannya denganteknik mereka masing-masing. Guru barangkali akan menemukan
sejumlah anak memiliki
keterampilan lebih cepat belajar
berdendang dari pada belajar bidang keterampilan yang lain. Kelompok anak ini seringkali telah memiliki
peluang lebih mula dan
lebih luas bersentuhan dengan musik. Mereka bakal lebih mudah
menciduk lagu baru yang diberikan.
G. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis
Penelitian
Penelitian ini adalahPenelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas adalahsuatu
pencermatan terhadap pekerjaan yang
sengajaditimbulkan dan terjadi
dalam suatu kelas. Penelitian
Tindakan Kelasialah penelitian
yang dilaksanakan oleh guru
kelasnya sendiri melewati refleksi
diri dengan destinasi untuk membetulkan kinerjanya sampai-sampai hasil belajar
meningkat. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) termasuk riset kualitatif sampai-sampai sudah barangpasti proses penelitiannya memakai metode riset deskriptif analitik, yang dilaksanakan subjektif dengan menurut semata-mata atas fakta.
Jenis riset ini ialah penelitian
tindakan ruang belajar yang mempunyai ciri eksklusif yang memisahkan
dengan jenis riset lain.
Berkaitan dengan ciri eksklusif tersebut,
Arikunto, (2007:62) menyatakan adasejumlah karakteristik PTK tersebut,
antara lain: (1) adanya perbuatan yang
nyata yang dilaksanakan dalam kondisi yang alami dan ditujukan
untuk menuntaskan masalah,(2) meningkatkan wawasan keilmiahan dan
keilmuan,(3) sumber persoalan berasal
dari masalah yang dirasakan guru
dalam pembelajaran, (4) persoalan yang
diangkat mempunyai sifat sederhana,
nyata, jelas, dan penting, (5) adanya kolaborasi antara praktikan dan peneliti,
(6) terdapat tujuan urgen dalam pengamalan PTK, yaitu
menambah profesionalisme guru,
terdapat keputusan kelompok, bertujuan untuk menambah dan meningkatkan
pengetahuan.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di TK ... ... Kecamatan
Kuta ... Kabupaten ..., khususnya
kumpulan A tahun latihan 2013/2014.
3. Subjek Data
Subyek yang bakal diteliti ialah anak didik kumpulan
A TK ... ... Kecamatan Kuta ... Kabupaten ... Kabupaten ... yang
berjumlah 22 (dua puluh dua) anak terdiri dari 12 (dua belas) anak laki-laki
dan 10 (sepuluh) anak wanita Tahun
Pelajaran 2013/2014.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pendataan data yang digunakan ialah observasi, wawancara, daftar lapangan dan dokumentasi.
1. Observasi.
Observasi ialah suatu kiat yang dilaksanakan dengan teknik mengadakanpemantauan secara teliti dan
sistematis. Arikunto (2008: 28). Pengumpulan data melewati observasi
dilaksanakan sendiri oleh peneliti ditolong guru dan kepala sekolah. Observasi dilaksanakan pada ruang belajar yang dijadikan subyek riset untuk mendapatkan cerminan secara langsungpekerjaan menari anak di kelas.
2. Wawancara.
Wawancara ialah proses memperoleh
penjelasan untuk tujuan riset denganteknik tanya jawab seraya bertatap muka
antarapewawancara dengan orang yang diwawancarai (responden) dengan perangkat yang disebut panduan wawancara. (Sugiyono, 2010:194).
3. Dokumentasi.
Dokumentasi ialah instrumen untuk mengoleksi data mengenai peristiwa atau
kejadian-kejadian masa kemudian yang sudah didokumentasikan. Mulyasa
(2009:09). Dokumen adalahmetode
untuk mendapat atau memahami sesuatu,buku-buku, dokumentasi yang
bersangkutan dengan yang diteliti. Dokumen dipakai untuk
mendapat data sekolah dan nama
anak kumpulan A TK ... ...
Kecamatan Kuta ... Kabupaten ... Kabupaten ..., serta potret atau rekaman proses
perbuatan penelitian.
4. Catatan Lapangan.
Berdasarkan
keterangan dari Bogdan dan Biklen dalam Meleong (2009:209),daftar lapangan ialah catatan tertulis
mengenai apa yang didengar, di lihat,di alami dan di pikirkan dalam
rangka pendataan data dan
refleksi terhadap data dalam riset kualitatif.
Catatan lapangan dipakai untukmenulis temuan sekitar pembelajaran yang
didapatkan peneliti yang teramati dalam pedoman observasi.
5. Teknik Analisis Data
Dalam riset kualitatif, analisis data dilaksanakan sejak mula penelitian
dan sekitar proses penelitian dilakukan maupun setelah riset sebagai berikut:
1. Perencanaan
a. Guru merangkai Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang memusatkan padapelajaran pokok berkata lancar dengan lafal yang benar dengan indikator:mendendangkan lagu anak.
b. Guru menyiapkan lagu dengan
tema “binatang” dan sub tema “binatang berkaki 4”
2. Pelaksanaan
a. Guru mengkondisikan peserta
didik
b. Guru menyerahkan apersepsi/pengantar guna mengaitkan materi
c. Guru memberi misal nyanyian dengan menyampaikan lirik lagu terlebih
dahulu.
d. Guru memberikan peluang untuk berdendang bersama secara klasikal (guru dan peserta didik berdendang bersama).
e. Guru menyerahkan motivasi
untuk peserta didik.
3. Observasi
Observasi dilaksanakan dengan melibatkan rekan sejawat/Kepala Sekolah engan menggunakan eksemplar observasi. Adapun aspek
yang diobservasi meliputi: a. Aktivitas guru (mengkondisikan siswa, menyerahkan apersepsi, memberi misal nyanyian, memberikan peluang untuk berdendang bersama danmenyerahkan
motivasi). b. Aktivitas murid (kesiapan
mengikuti pekerjaan bernyanyi, motivasi dalam bernyanyi, perhatian ketika bernyanyi,keterampilan mengucapkan kata cocok lirik dan ketepatan berdendang sesuai irama).
4. Refleksi
Peneliti (penulis) mengoreksi
keberhasilan riset tindakan ruang belajar menurut ketercapaian
indikator kinerja. Apabila belum cocok dengan
indikator kinerja maka dilaksanakan siklus
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, R.C., S.A. Mansi, and
D.M. Reeb. 2002. Founding Family Ownership and The Agency Cost of Debt.
http:/www.ssrn.com. diakses tanggal 08 April 2014.
Depdiknas. 2007. Pedoman
Pembelajaran Permainan Berhitung Permulaan di Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Depdiknas.
Moeslichatoen. 2004. Metode
Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Rineka Cipta
Sriningsig. 2009. Pembelajaran
Matematika Terpadu Bagi Anak
Usia Dini. Bandung : Pustaka Sebelas.
Sujiono. 2005. Metode
Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka.
Supriyo, Agus. 2009. 112
Permainan Kreatif Bagi Memotivasi
Anak. Jakarta: Pustaka Bina Swadaya.
Suyatno. 2005. Permainan
Pendukung Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta: Grasindo.
0 Response to "Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dengan Metode Bernyanyi Di Taman Kanak-kanak "
Post a Comment