Makalah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah

KATA PENGANTAR

                 Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Perencanaan dan Pengembangan Wilayah“ dalam mata kuliah Perencanaan Kota . Tak lupa pula Salawat beriring salam kita sanjungkan kepangkuan alam Nabi Muhammad Saw yang telah membawa manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan .
                 Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah yang memberi kekuatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat selesai.
                 Penulis menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan dan perlu penyempurnaan. Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.

16 Juni 2014


Penulis
                       


Bab I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah sebuah negara yang sedang berkembang, urusan ini dapat disaksikan dari semakin pesatnya pembangunan-pembangunan disegala bidang baik oleh pemerintah maupun pihak swasta khususnya di Provinsi Sumatera Selatan dan lazimnya Kabupaten Ogan Komering Ulu terutama Kota Baturaja yang terdiri dari sejumlah Kecamatan dan desa.

Pembangunan disegala bidang yang menjadi sasaran guna mencapoi sebuah masyarakat yang adil dan makmur cocok amanat UUD tahun 1945. Pada dasarnya pembangunan desa adalah tangung jawab bareng antara pemerintah dan masyarakat, dalam urusan ini masyarakat menjadi sasaran sekaligus pemeran aktif dalam pembangunan cocok dengan kebutuhan namun terkadang pembangunan scram - sarana lebih penting, tanpa menyimak lagi kondisi suasana lingkungan.


Keberhasilan pembangunan desa ditentukan oleh sekian banyak  faktor, antara beda program pembangunan dan keterampilan masyarakat yang terdapat di desa. Dalam upaya menyokong terciptanya keterpaduan pembangunan dan pemerataan hasil pembangunan, pemerintah memberi kepercayaan untuk mesyarakat guna melaksanakan sekian banyak  kegiatan yang sumber uangnya berasal dari pemerintah atau lembaga-lembaga kemasyarakatan atau masyarakat tersebut sendiri. Untuk membuat sistem pengaturan yang ramah lingkungan dan lebih penting dapat menciptakan perasaan yang nyaman dan tentram secara lengkap haruslah dibuka dari skup terkecil laksana desa mesti menjadi titik mula perhatian, seperti pengaturan tata ruang, pola perumahan, jalan trotoar, kemudahan umum,lokasi sampah, dan sistem penghijauan berkelanjutan.

Berdasarkan latar belakang di atas, dalam penulisan ini pengarang memilih judul “Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka persoalan yang ditekankan dalamriset ini ialah bagaimanakah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengacu pada perumusan masalah diatas maka riset ini dilaksanakan gunamenjangkau tujuan sebagai berikut; untuk memahami Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.

1.3 Manfaat Penelitian

Dari riset ini guna yang diharapkan ialah :

1. Secara Teoritis

Menambah pengetahuan mengenai Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.

2. Secara Praktis

Diharapkan bisa menyerahkan masukan pada seluruh pihak yangberhubungan dalam perencanaan dan pengembangan wilayah.

Bab Ii
Konsep Teori

2.1. Pengertian Pewilayahan

Pewilayahan ialah usaha guna membagi-bagi permukaan bumi atau unsur permukaan bumi tertentu untuk destinasi yang tertentu pula. Pembagiannya bisa mendasarkan pada criteria-kriteria tertentu laksana administrative, politis, ekonomis, sosial, cultural, fisis, geografis, dan sebagainya. Pewilayahan di Indonesia bersangkutan erat dengan pemerataan pembanguynan dan mendasarkan pembagiannya pada sumberdaya-sumberdaya local, sampai-sampai prioritas pembangunan bisa dirancang dan dikeloila sebaik-baiknya.

Pewilayahan guna perencanaan pengembangan distrik di Indonesia bertujuan untuk:

1. Menyebaratakan pembangunan sampai-sampai dapat dihindarkan adanya pemusatan pekerjaan pembangunan yang berlebih-lebihan di wilayah tertentu;

2. Menjamin keserasian dan koordinasi antara sekian banyak  kegiatan pembangunan yang terdapat di tiap-tiap daerah;

3. Memberikan pengarahan pekerjaan pembangunan, tidak hanya pada semua aparatur pemerintah, baik pusat maupun daerah, tetapi pun kepada masyarakat umum dan semua pengusaha (Hariri Hady, 1974).

Pewilayahan ditinjau dari sekian banyak  negara memiliki corak/ragam yang bermacam-macam. Hal ini dikarenakan setiap negara mempunyai present problems yang memang paling bervariasi.

2.2. Perencanaan Pengembangan Wilayah dan Peranannya

Perkembangan wilayah berkaitan dengan dimensi spasial (ruang) daripekerjaan pembangunan. Didasari pemikiran bahwa pekerjaan ekonomi terdistribusi dalam ruang yang tidak homogen, oleh sebab lokasi mempunyai potensi dan nilai relatif terhadap tempat lainnya, makapekerjaan yang bertujuan ekonomi maupun sosial bakal tersebar cocok dengan potensi dan relatif tempat yang mendukungnya (Luthfi, 1994).

Begitu pula kesejahteraan warga akan tergantung pada sumber daya dan aksebilitasnya terhadap sebuah lokasi, dimana eskonomi terbelenggu (Richardson, 2001: 270). Usaha-usaha guna mengaitkan pekerjaan ekonomi sektor ekonomi sektor industri dengan sektor pertanian, atau pengkaitansejumlah jenis industri akan susah tercapai tanpa menyimak aspek ruang,sebab masing-masing terpisah oleh jarak geografis. Olek sebab itu,makna pembangunan pun perlu diberi perspektif baru sebagai upaya pengorganiasaian ruang (luthfie, 1994). Untuk destinasi ini maka pendekatan pengembangan distrik yang mmenyangkut aspek tata ruangmenemukan peranannya.

Alasan politis diterapkannya perencanaan pengembangan distrik antara lainialah bahwa pembangunan nasional yang terlalu mempunyai sifat sektoral dan tidak mempertimbangkan faktor-faktor lokasi, atau bagaiman penjalaranperkembangan tersebut dalam ruang ekonomi. Tindakan melalaikan dimensi tata ruang, diperbanyak dengan melulu menekankan pemikiran jangka pendek, akan menyerahkan kontribusi terhadap semakin tajamnya kesenjangan antarwilayah (Miller, 2000:8)

Pengembangan distrik adalahperangkap yang melengkapi ditunjukkan untuk mengembangkan wilayah dan menyerasikan laju perkembangan antar daerah, antar desa dan kota, antar sektor serta pendahuluan dan percepatan dan pembangunan Kawasan Timur Indonesia, wilayah terpencil, wilayah minus,wilayah kritis, daerh perbatasan, dan daerh tertinggal lainnya, yang disesuaikan destinasi dan prinsip dan penekatan dalam pengembangan wilayah pun tidak terlepas dari destinasi dn prinsip pembangunan nasional.

Hal ini berarti setiap pekerjaan pembangunan di wilayah harus mempertimbangkan situasi dan kondisi regional (aspek kewilayahan) disamping pertimbangan-pertimbangan yang mempunyai sifat sektoral. Kebijaksanaan pembangunan regional di Indonesia sangat tidak memiliki empat destinasi utama (Tojiman S, 1981) yaitu:

1. Meningkatkan ekuilibrium dan keserasian antara pembangunan antar sektoral dan pembangunan regional, dengan meletakkan sekian banyak  pembangunan sektoral pada wilayah-wilayah tertentu cocok dengan potensi dan prioritasnya.

2. Meningkatkan ekuilibrium dan keharmonisan aerta pemerataanperkembangan antar wilayah.

3. Meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dalam pembangunan.

4. Meningkatkan keserasian hubungan antar pusat-pusat distrik dengan hinterlandnya dan antar kota dan desa.

Pada dua dekade terakhir, perencanaan regional Indonesia semakin menunjukan aura recpectability (pancaran kehormatan), seiring semakin kompleksnya kendala dan masalah pembangunan dan adanya kepercayaan bahwa pendekatan kewilayahan merupan jawaban yang sangat tepat untukmenanggulangi ketimpanagn hasil-hasil pengamalan pembangunan, terutama ketimpangan antar wilayah. Denagn demikian pembangunan regionaldiinginkan dapat hadir sebagai salah satu pilihan paradigma pembangunan yang bermanfaat sebagai balance terhadap penerapan pola kearifan pertumbuhan ekonomi yang dianut oleh semua pemegang kearifan ekonomi orde baru.

2.3. Klasifikasi Wilayah

Klasifikasi wilayah ialah usaha untuk menyelenggarakan penggolongandistrik secara sistematis ke dalam bagian-bagian tertentu menurutproperty tertentu. Penggolongan yang dimaksud mestilah menyimak keseragaman sifat dan menyimak semua individu. Semua pribadi yangterdapat dalam populasi mendapat lokasi dalam golongannya masing-masing. Usaha untuk mengolah atau mengeliminir (menghilangkan) data laksana yang terjadi dalam proses generalisasi, tidak ada dalam klasifikasi.

Tujuan utama klasifikasi ialah tidak guna menonjolkan sifat tertentu dari sebanyak individu, tetapi mencari defferensiasi antar golongan. Cara-cara yang dapat digarap dalam klasifikasi dapat mempunyai sifat kualitatif maupun kuantitatif.

Secara garis besar, klasifikasi bisa diperbedakan ke dalam dua golongan,yakni klasifikasi yang bertujuan untuk memahami deferensiasi jenis dan klasifikasi yang bertujuan untuk memahami deferensiasi tingkat.

2.4 Konsep-Konsep Wilayah

1. Wilayah homogen, yaitu distrik yang diberi batas menurut pada fakta bahwa faktor-faktor berpengaruh pada distrik tersebut mempunyai sifat homogen, sementara faktor-faktor yang tidak berpengaruh bisa mempunyai sifat heterogen. Pada lazimnya wilayah homogen sangat diprovokasi oleh potensi sumberdaya alam dan persoalan spesifik yang seragam. Dengan demikian konsep distrik homogen sangat berfungsi dalam penentuan sektor basis perekonomian wilayah cocok dengan potensi/daya dukung utama yangterdapat dan pengembangan pola kepandaian yang tepat cocok denganpersoalan masing masing wilayah;

2. Wilayah nodal, menekankan perbedaan dua komponen-komponen distrik yang terpisah menurut fungsinya. konsep distrik nodal diumpamakan sebagaisebuah ”sel hidup” yang memiliki inti dan plasma. Inti ialah pusat-pusat pelayanan/pemukiman, sementara plasma ialah daerah belakang ( hinterland );

3. Wilayah sebagai sistem, dilandasi atas pemikiran bahwa komponen-komponen di sebuah wilayah mempunyai kebersangkutanan dan ketergantungan satu sama beda dan tidak terpisahkan;

4. Wilayah perencanaan ialah wilayah yang diberi batas menurut fakta terdapatnya sifat-sifat tertentu pada distrik baik dampak sifat alamiah maupun non alamiah sampai-sampai perlu perencanaan secara integral;

5. Wilayah administratif-politis, menurut pada suatu fakta bahwadistrik berada dalam satu kesatuan politis yang lazimnya dipimpin olehsebuah sistem birokrasi atau sistem kelembagaan dengan otonomi tertentu.distrik yang dipilih tergantung dari jenis analisis dan destinasi perencanaannya. Sering pula distrik administratif ini sebagai distrik otonomi. Artinya sebuah wilayah yang memiliki suatu otoritasmengerjakan keputusan dan kearifan sendiri-sendiri dalam pengelolaan sumberdaya-sumberdaya di dalamnya.

Bab III
Metodeologi

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan keterangan dari Sugiyono (2010:45): Penelitian kualitatifialah penelitian yang bermaksud guna memahami gejala tentang apa yangdirasakan oleh subyek riset misalnya: perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan teknik deskripsi dalam format kata-kata dan bahasa, pada sebuah konteks eksklusif yang alamiah dan dengan memanfaatkan sekian banyak  metode alamiah.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat ini dengan dalil peneliti memilih tempatriset ini ialah di karenakan peneliti menyaksikan masih banyaknyakepandaian pemerintah wilayah terhadap perencanaan dan pembangunan wilayah.

3.1.2 Waktu Penelitian

Waktu pendataan data yang dilakukan pada bulan juni 2014.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi ialah segala sesuatu yang bakal dijadikan subyek riset dengan mempunyai sifat dan ciri khas yang sama (M. Nasir, 2003:335).

3.3.2 Sampel

Sampel dalam riset ini memakai purposive sampling yakni sampel yang didasarkan pada sebuah pertimbangan tertentu yang diciptakan oleh peneliti sendiri, menurut sifat populasi yang telah diketahui sebelumnya (Notoadmodjo, 2002).

3.4. Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan keterangan dari Sugiyono (2010:47), bila disaksikan dari sumber datanya, maka jenis data dipecah dua, yaitu:

1) Sumber primer ialah sumber data yang langsung menyerahkan data untuk pengumpul data.

2) Sumber sekunder adalahsumber yang tidak langsung menyerahkan datauntuk pengumpul data, misalnya melewati orang beda atau melewati dokumen.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilaksanakan dalam sekian banyak  setting, sekian banyak  sumber dan sekian banyak  cara. Bila disaksikan dari setting-nya, data dapat dikoleksi pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan cara eksperimen, di lokasi tinggal dengan sekian banyak  responden, pada sebuah seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain (Sugiyono, 2010:48).

Adapun teknik pendataan data yang dipakai dalam riset ini ialah sebagai berikut:

a) Observasi

Yaitu pemantauan langsung terhadap objek kajian yang sedangdilangsungkan untuk memperoleh penjelasan dan informasi sebagai data yang akurat mengenai hal-hal yang dianalisis serta untuk memahami relevansi antara jawaban informan dengan fakta yang ada, melewati pengamatan langsung yang terdapat di lapangan yang erat kaitannya dengan objek penelitian.

b) Wawancara

Yaitu teknik pendataan data melewati proses tanya jawab langsung dengan informan dengan peneliti yang dilangsungkan secara lisan antara dua orang atau lebih bertatap muka memperhatikan secara langsung informasi ataupenjelasan sehubungan dengan rumusan masalah penelitian.

c) Dokumentasi

Dokumentasi bisa terbagi dalam dua ketegori yakni sumber sah dan sumber tidak resmi. Sumber sah adalahdokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh lembaga/perorangan atas nama lembaga. Sumber tidak resmi ialah dokumen yang dibuat/dikeluarkan oleh pribadi tidak atas nama lembaga.

3.6 Teknik Analisis Data

Berdasarkan keterangan dari Meoleng (2007) secara umum, laksana halnya kegiatan-kegiatan yang lain, mesti terdapat persiapan guna berlanjut ketahap berikutnya. Setiap cara analisis mesti dimulai dengan langkah persiapan data. Tahapan persiapan data ini dilaksanakan dengan tujuan:

a. Mengetahui ciri khas umum dari data yang dimiliki, contohnya peubah apa saja yang dimiliki, tipe-tipe dari masing-masing peubah dan sebagainya. Pengetahuan ini diperlukan untuk menilai cara apa yang nanti dapat digunakan.

b. Menyaring data yang akan dipakai dalam analisis. Sebelum dilaksanakan analisis lebih jauh, anda harus dapat menyaring data yang ada. Mungkin saja tidak seluruh data yang digunakan, tapi melulu sebagian.

c. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terdapat pada data. Bukan urusanyang jarang terjadi andai terdapat kekeliruan pada data yang anda miliki.

Bab IV
Hasil Dan Pembahasan

4.1 Perencaan Wilayah

Perencanaan bisa berarti urusan yang bertolak belakang buat orang yang berbeda. Untuk orang yang mempunyai profesi tertentu, perencanaan bisa berarti suatu pekerjaan khusus yang memerlukan kemahiran tertentu, sifatnya lumayan rumit, tidak sedikit menguras tenaga dan pikiran, sertamemerlukan waktu yang lama dalam penyusunannya. Akan tetapi, untuk orangbeda perencanaan bisa berarti suatu kegiatan sehari-hari, tidak rumit, bahkan dapat saja orang itu tidak menyadari bahwa dia telah mengerjakan perencanaan.

Dalam perencanaan terkadang ada faktor-faktor yang tidak bisa diramalkan sebelumnya. Oleh karena tersebut perencanaan pun dapat ditafsirkan sebagai memahami dan menganalisis situasi saat ini, meramalkan perkembangan sekian banyak  faktor noncontrollable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor pembatas, memutuskan tujuan dan sasaran yangdiduga dapat dicapai, serta menggali langkah-langkah untuk menjangkau tujuan tersebut. Walaupun defenisi perencanaan itu sudah lumayan rumit, namun pengertian diatas barulah menyangkut makna perencanaan tersebut sendiri namun belum menyentuh bagian wilayah atau lokasi. Agar perencanaan tersebut menjadi perencanaan distrik maka mesti ditambahkan dengan bagian lokasi.

Dengan demikian, pengertian perencanaan wilayah ialah mengetahui dan menganalisis situasi saat ini, meramalkan perkembangan sekian banyak  faktor noncontrollable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor pembatas,memutuskan tujuan dan sasaran yang diduga dapat dicapai, memutuskan langkah-langkah untuk menjangkau tujuan tersebut, serta menetapkantempat dari sekian banyak  kegiatan yang bakal dilaksanakan.

Perencanaan adalahbagian dari pemungutan keputusan, adapun pemungutan keputusan ialah memilih perbuatan untuk menuntaskan permasalahan. Pengambilan keputusan terdapat yang mempunyai sifat jangka pendek dan jangka panjang. Perencanaan adalahpengambilan keputusan jangka panjang atau hal-hal yang sehubungan dengan masa depan.

Perencanaan pada dasarnya merupakan pekerjaan yang sehubungan dengan upaya pemanfaatan sumber daya dan faktor-faktor buatan yang terbatasguna dapat menjangkau hasil yang optimal cocok dengan destinasi yanghendak dicapai. Dalam urusan perencanaan distrik menjadi urgen karenasejumlah hal, diantaranya (Tarigan, 2005) :

a) Banyak potensi distrik di samping terbatas pun tidak barangkalilagi ditambah atau diperbaharui.

b) Kemampuan teknologi dan cepatnya evolusi dalam kehidupan insan yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya alam yang tidak terkendali.

c) Kesalahan perencanaan yang telah dilakukan di lapangan biasanya sulit untuk diolah atau dibetulkan kembali.

d) Lahan diperlukan oleh setiap insan untuk menyokong kehidupannya. Sementara keterampilan setiap orang dalam menemukan lahan tidak samasampai-sampai perlu ada penataan pengunaan lahan.

e) Tatanan distrik dan kegiatan manusia saling mempengaruhi.

f) Potensi distrik yang diserahkan alam butuh dimanfaatkan secara arif untuk kemakmuran dalam jangka panjang dan berkesiambungan sehinggadibutuhkan perencaan yang lengkap dan cermat.

4.2 Pengembangan Wilayah

Pengembangan distrik adalahsuatu upaya guna mendorong terjadinyapertumbuhan wilayah secara harmonis melewati pendekatan yang mempunyai sifat komperhensif merangkum aspek fisik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pada dasarnya pendekatan pengembangan distrik ini dipakai untuk lebih mengefisiensikan pembangunan dan konsepsi ini tersus berkembang dicocokkan dengan tuntutan waktu, teknologi dan situasi wilayahnya.

Pendekatan pengembangan distrik yang mengasingkan antara pengembangan perkotaan dan perdesaan terbukti kontraproduktif terhadap pembangunan keseluruhan. Memang terjadi penambahan pekerjaan ekonomi di perkotaan, namun disisi beda menyebabkan penurunan bobot lingkungan. Di samping itu, perdesaan yang tidak cukup terperhatikan menyebabkan produktivitasnya menurun. Hal ini menyebabkan beban perkotaan bertambah dampak migrasi masuk kota meninggi dan supply buatan pertanian dari perdesaan menurun.

Pengembangan distrik mulai di anggap sebagai penyelesaian guna mempercepat pembangunan wilayah. Meski demikian, praktek yangdilaksanakan masih mempunyai sifat sektoral menurut kepentingan sektor masing-masing. Pelaksanaan pembangunan dengan tinjauan kewilayahan tampak dari penerapan ekonomi geografi (geografical economic) laksana teori lokasi, teori resources endowment dan teori pusat perkembangan (growth pole)

Berdasarkan teori tersebut, sektor-sektor mulai menyusun kepandaian pengembangannya dalam rangka pengembangan wilayah, sebagai berikut:

1. Sektor pertanian merealisasikan pengembangan distrik dengan menganut pembagian unit lahan menurut kecocokan lahan untuk kegiatan pertanian;

2. Sektor pertanahan merealisasikan perencanaan tata untuk tanah menurut penilaian situasi dan potensi lahan;

3. Sektor kehutanan mengenalkan status/fungsi hutan melewati kriteria jenis tanah, kemiringan dan curah hujan/iklim;

4. Sektor pariwisata mengembangkan area wisata melewati penetapan Wilayah Tujuan Wisata (WTW) dan Daerah Tujuan Wisata (DTW);

5. Departemen transmigrasi memutuskan perwilayahan yang dikenal dengan Wilayah Pengembangan Parsial (WPP), Satuan Kawasan Pemukiman (SKP) dan Satuan Permukiman;

6. Praktek yang dilaksanakan masing-masing sektor pada dasarnya ditujukan guna menambah optimasi pemakaian ruang dan wilayah, sampai-sampai produktivitas yang optimum bisa terjangkau dan dianggap terjadi efek cucuran ke bawah.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Perencanaan ialah menetapkan sebuah tujuan dan memilih langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menjangkau tujuan tersebut. Pada tingkatan kedua, perencanaan bisa didefinisikan sebagai memutuskan suatu destinasi yang dapat dijangkau setelah menyimak faktor-faktor pembatas dalammenjangkau tujuan itu memilih serta memutuskan langkah-langkah untukmenjangkau tujuan tersebut. Pada tingkatan yang tidak banyak lebihperumahan perencanaan dapat ditafsirkan sebagai memutuskan suatudestinasi setelah menyimak pembatas internal dan pengaruh eksternal, memilih, serta memutuskan langkah-langkah untuk menjangkau tujuan tersebut.

Pengembangan distrik adalahsuatu upaya guna mendorong terjadinyapertumbuhan wilayah secara harmonis melewati pendekatan yang mempunyai sifat komperhensif merangkum aspek fisik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pada dasarnya pendekatan pengembangan distrik ini dipakai untuk lebih mengefisiensikan pembangunan dan konsepsi ini tersus berkembangdicocokkan dengan tuntutan waktu, teknologi dan situasi wilayahnya.

5.2 Saran

Dengan adanya perencanaan yang baik tentu urusan itu dapat diinginkan proses pembangunan yang berjalan cocok dengan yang telah diputuskan tersebut, supaya nantinya destinasi yang telah diputuskan dapatterjangkau dengan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, P. 2002. Daya Saing Daerah. BPFE. Yogyakarta.

Adisasmita, R. 2008. Konsep dan Teori Pengembangan Wilayah. Graha Ilmu.Yogyakarta.

Bangun, M. 2004. Pengembangan Wilayah Desa Pantai Berbasis Perikanan Pesisir Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Tesis. Universitas sumatera utara. Medan.



Jangan Lupa like and sharenya guys, semoga bermanfaat...

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah"

Post a Comment