Makalah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah
puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Perencanaan dan Pengembangan
Wilayah“
dalam mata kuliah Perencanaan Kota . Tak lupa pula Salawat beriring salam kita
sanjungkan kepangkuan alam Nabi Muhammad Saw yang telah
membawa manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan
.
Dalam
penulisan makalah ini, penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Allah yang
memberi kekuatan dan kesehatan sehingga makalah ini dapat selesai.
Penulis
menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan dan perlu penyempurnaan. Atas
kritik dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.
16 Juni 2014
Penulis
Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah sebuah
negara yang sedang berkembang, urusan ini
dapat disaksikan dari semakin
pesatnya pembangunan-pembangunan disegala bidang baik oleh pemerintah maupun
pihak swasta khususnya di
Provinsi Sumatera Selatan dan lazimnya Kabupaten
Ogan Komering Ulu terutama Kota
Baturaja yang terdiri dari sejumlah Kecamatan
dan desa.
Pembangunan disegala bidang yang menjadi sasaran guna mencapoi sebuah masyarakat yang adil dan makmur cocok amanat UUD tahun 1945. Pada dasarnya pembangunan desa adalah tangung jawab bareng antara pemerintah dan
masyarakat, dalam urusan ini
masyarakat menjadi sasaran sekaligus pemeran aktif dalam pembangunan cocok dengan kebutuhan namun terkadang pembangunan scram - sarana lebih
penting, tanpa menyimak lagi
kondisi suasana lingkungan.
Keberhasilan pembangunan desa ditentukan oleh sekian banyak faktor, antara beda program pembangunan dan keterampilan masyarakat yang terdapat di desa. Dalam upaya menyokong terciptanya keterpaduan pembangunan dan pemerataan
hasil pembangunan, pemerintah memberi kepercayaan untuk mesyarakat guna melaksanakan sekian banyak kegiatan yang sumber uangnya berasal dari pemerintah atau
lembaga-lembaga kemasyarakatan atau masyarakat tersebut sendiri. Untuk
membuat sistem pengaturan yang
ramah lingkungan dan lebih penting
dapat menciptakan perasaan yang nyaman dan tentram secara lengkap haruslah dibuka dari skup terkecil laksana desa mesti menjadi titik mula perhatian,
seperti pengaturan tata ruang,
pola perumahan, jalan trotoar,
kemudahan umum,lokasi sampah,
dan sistem penghijauan berkelanjutan.
Berdasarkan latar belakang di atas, dalam penulisan ini pengarang memilih judul “Perencanaan
dan Pengembangan Wilayah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka persoalan yang ditekankan dalamriset ini ialah bagaimanakah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengacu pada perumusan masalah diatas maka riset ini dilaksanakan gunamenjangkau
tujuan sebagai berikut; untuk
memahami Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
1.3 Manfaat Penelitian
Dari riset ini guna yang diharapkan ialah :
1. Secara Teoritis
Menambah pengetahuan mengenai Perencanaan dan Pengembangan Wilayah.
2. Secara Praktis
Diharapkan bisa
menyerahkan masukan pada seluruh
pihak yangberhubungan dalam
perencanaan dan pengembangan wilayah.
Bab Ii
Konsep Teori
2.1. Pengertian Pewilayahan
Pewilayahan ialah
usaha guna membagi-bagi
permukaan bumi atau unsur permukaan
bumi tertentu untuk destinasi yang
tertentu pula. Pembagiannya bisa mendasarkan
pada criteria-kriteria tertentu laksana
administrative, politis, ekonomis, sosial, cultural, fisis, geografis,
dan sebagainya. Pewilayahan di Indonesia
bersangkutan erat dengan pemerataan pembanguynan dan mendasarkan
pembagiannya pada sumberdaya-sumberdaya local, sampai-sampai prioritas pembangunan bisa dirancang dan dikeloila sebaik-baiknya.
Pewilayahan guna perencanaan
pengembangan distrik di
Indonesia bertujuan untuk:
1. Menyebaratakan pembangunan sampai-sampai dapat dihindarkan adanya pemusatan pekerjaan pembangunan yang
berlebih-lebihan di wilayah tertentu;
2. Menjamin keserasian dan koordinasi antara sekian banyak kegiatan pembangunan yang terdapat di tiap-tiap daerah;
3. Memberikan pengarahan pekerjaan pembangunan,
tidak hanya pada semua aparatur
pemerintah, baik pusat maupun daerah, tetapi pun kepada masyarakat umum dan semua pengusaha (Hariri Hady, 1974).
Pewilayahan ditinjau dari sekian banyak negara memiliki corak/ragam yang
bermacam-macam. Hal ini dikarenakan
setiap negara mempunyai present
problems yang memang paling bervariasi.
2.2. Perencanaan Pengembangan Wilayah dan Peranannya
Perkembangan wilayah berkaitan dengan dimensi spasial (ruang) daripekerjaan pembangunan. Didasari
pemikiran bahwa pekerjaan ekonomi
terdistribusi dalam ruang yang tidak homogen, oleh sebab lokasi mempunyai potensi
dan nilai relatif terhadap tempat lainnya,
makapekerjaan yang bertujuan
ekonomi maupun sosial bakal tersebar cocok dengan potensi dan relatif tempat yang mendukungnya (Luthfi,
1994).
Begitu pula kesejahteraan warga akan tergantung pada sumber daya dan aksebilitasnya
terhadap sebuah lokasi, dimana
eskonomi terbelenggu (Richardson,
2001: 270). Usaha-usaha guna mengaitkan pekerjaan ekonomi sektor ekonomi
sektor industri dengan sektor pertanian, atau pengkaitansejumlah jenis industri akan susah tercapai tanpa
menyimak aspek ruang,sebab masing-masing
terpisah oleh jarak geografis. Olek sebab
itu,makna pembangunan pun perlu diberi perspektif baru
sebagai upaya pengorganiasaian ruang (luthfie, 1994). Untuk destinasi ini maka pendekatan
pengembangan distrik yang
mmenyangkut aspek tata ruangmenemukan peranannya.
Alasan politis diterapkannya perencanaan pengembangan distrik antara lainialah bahwa pembangunan nasional yang
terlalu mempunyai sifat sektoral
dan tidak mempertimbangkan faktor-faktor lokasi, atau bagaiman penjalaranperkembangan tersebut dalam ruang
ekonomi. Tindakan melalaikan dimensi
tata ruang, diperbanyak dengan melulu menekankan pemikiran jangka
pendek, akan menyerahkan kontribusi
terhadap semakin tajamnya kesenjangan antarwilayah (Miller, 2000:8)
Pengembangan
distrik adalahperangkap yang melengkapi ditunjukkan untuk mengembangkan wilayah dan menyerasikan laju perkembangan antar daerah, antar desa dan kota, antar sektor
serta pendahuluan dan percepatan
dan pembangunan Kawasan Timur Indonesia,
wilayah terpencil, wilayah minus,wilayah kritis, daerh perbatasan, dan
daerh tertinggal lainnya, yang
disesuaikan destinasi dan
prinsip dan penekatan dalam pengembangan wilayah pun tidak terlepas dari
destinasi dn prinsip pembangunan nasional.
Hal ini berarti setiap pekerjaan pembangunan di
wilayah harus mempertimbangkan
situasi dan kondisi regional
(aspek kewilayahan) disamping pertimbangan-pertimbangan yang mempunyai sifat sektoral.
Kebijaksanaan pembangunan regional di Indonesia sangat tidak memiliki empat destinasi utama (Tojiman S, 1981)
yaitu:
1. Meningkatkan
ekuilibrium dan keserasian antara pembangunan antar sektoral dan
pembangunan regional, dengan meletakkan
sekian banyak pembangunan
sektoral pada wilayah-wilayah tertentu
cocok dengan potensi dan prioritasnya.
2. Meningkatkan
ekuilibrium dan keharmonisan aerta pemerataanperkembangan antar wilayah.
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dalam
pembangunan.
4. Meningkatkan keserasian hubungan antar pusat-pusat distrik dengan hinterlandnya dan
antar kota dan desa.
Pada dua dekade terakhir,
perencanaan regional Indonesia semakin menunjukan aura recpectability (pancaran
kehormatan), seiring semakin kompleksnya
kendala dan masalah pembangunan dan adanya kepercayaan bahwa pendekatan kewilayahan merupan jawaban yang sangat tepat untukmenanggulangi ketimpanagn hasil-hasil pengamalan pembangunan, terutama ketimpangan antar wilayah.
Denagn demikian pembangunan regionaldiinginkan
dapat hadir sebagai salah
satu pilihan paradigma
pembangunan yang bermanfaat sebagai
balance terhadap penerapan pola
kearifan pertumbuhan ekonomi yang dianut oleh semua pemegang kearifan ekonomi
orde baru.
2.3. Klasifikasi Wilayah
Klasifikasi wilayah ialah usaha untuk
menyelenggarakan penggolongandistrik
secara sistematis ke dalam bagian-bagian tertentu menurutproperty tertentu. Penggolongan
yang dimaksud mestilah menyimak keseragaman sifat dan menyimak semua individu. Semua pribadi yangterdapat dalam populasi mendapat lokasi dalam golongannya masing-masing. Usaha untuk mengolah atau mengeliminir (menghilangkan)
data laksana yang terjadi dalam
proses generalisasi, tidak ada dalam
klasifikasi.
Tujuan utama klasifikasi ialah tidak guna menonjolkan
sifat tertentu dari sebanyak individu, tetapi mencari defferensiasi antar
golongan. Cara-cara yang dapat digarap dalam
klasifikasi dapat mempunyai sifat kualitatif
maupun kuantitatif.
Secara garis besar, klasifikasi bisa diperbedakan ke dalam dua golongan,yakni klasifikasi yang bertujuan untuk memahami deferensiasi jenis dan klasifikasi yang bertujuan untuk memahami deferensiasi tingkat.
2.4 Konsep-Konsep Wilayah
1. Wilayah homogen, yaitu distrik yang diberi batas
menurut pada fakta bahwa
faktor-faktor berpengaruh pada distrik tersebut mempunyai sifat homogen, sementara faktor-faktor yang tidak berpengaruh bisa mempunyai sifat heterogen. Pada lazimnya wilayah homogen sangat diprovokasi oleh potensi sumberdaya
alam dan persoalan spesifik yang
seragam. Dengan demikian konsep distrik
homogen sangat berfungsi dalam
penentuan sektor basis perekonomian wilayah cocok dengan potensi/daya dukung utama yangterdapat dan pengembangan pola kepandaian yang tepat cocok denganpersoalan masing masing wilayah;
2. Wilayah nodal, menekankan perbedaan dua
komponen-komponen distrik yang
terpisah menurut fungsinya.
konsep distrik nodal diumpamakan
sebagaisebuah ”sel hidup” yang memiliki inti dan plasma. Inti ialah pusat-pusat
pelayanan/pemukiman, sementara plasma ialah daerah belakang ( hinterland );
3. Wilayah sebagai sistem, dilandasi atas pemikiran bahwa
komponen-komponen di sebuah wilayah
mempunyai kebersangkutanan dan ketergantungan satu
sama beda dan tidak terpisahkan;
4. Wilayah perencanaan ialah wilayah yang diberi
batas menurut fakta terdapatnya sifat-sifat tertentu pada distrik baik dampak sifat alamiah maupun non alamiah sampai-sampai perlu perencanaan secara integral;
5. Wilayah administratif-politis, menurut pada suatu fakta bahwadistrik berada dalam satu kesatuan
politis yang lazimnya dipimpin
olehsebuah sistem birokrasi atau
sistem kelembagaan dengan otonomi tertentu.distrik yang dipilih tergantung dari jenis analisis dan destinasi perencanaannya. Sering pula distrik administratif ini sebagai distrik otonomi. Artinya sebuah wilayah yang memiliki suatu otoritasmengerjakan keputusan dan kearifan sendiri-sendiri dalam
pengelolaan sumberdaya-sumberdaya di dalamnya.
Bab III
Metodeologi
3.1 Jenis Penelitian
Berdasarkan keterangan dari Sugiyono
(2010:45): Penelitian kualitatifialah penelitian
yang bermaksud guna memahami gejala tentang apa yangdirasakan oleh subyek riset misalnya: perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan teknik deskripsi dalam format kata-kata dan bahasa, pada sebuah konteks eksklusif yang alamiah dan dengan memanfaatkan sekian banyak metode alamiah.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini mengambil tempat ini dengan dalil peneliti
memilih tempatriset ini ialah di karenakan peneliti menyaksikan masih banyaknyakepandaian pemerintah wilayah terhadap perencanaan dan
pembangunan wilayah.
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu pendataan data
yang dilakukan pada bulan juni
2014.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi ialah segala
sesuatu yang bakal dijadikan
subyek riset dengan mempunyai sifat dan ciri khas yang sama (M. Nasir,
2003:335).
3.3.2 Sampel
Sampel dalam
riset ini memakai purposive
sampling yakni sampel yang
didasarkan pada sebuah pertimbangan
tertentu yang diciptakan oleh peneliti
sendiri, menurut sifat populasi
yang telah diketahui sebelumnya
(Notoadmodjo, 2002).
3.4. Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan keterangan dari Sugiyono
(2010:47), bila disaksikan dari
sumber datanya, maka jenis data dipecah
dua, yaitu:
1) Sumber primer
ialah sumber data yang langsung
menyerahkan data untuk pengumpul
data.
2) Sumber sekunder adalahsumber yang tidak langsung menyerahkan datauntuk pengumpul
data, misalnya melewati orang beda atau melewati dokumen.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilaksanakan dalam sekian
banyak setting, sekian banyak sumber dan sekian banyak cara. Bila disaksikan dari setting-nya, data
dapat dikoleksi pada setting
alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan cara eksperimen, di
lokasi tinggal dengan sekian
banyak responden, pada sebuah seminar, diskusi, di jalan dan
lain-lain (Sugiyono, 2010:48).
Adapun teknik
pendataan data yang dipakai dalam riset ini ialah sebagai berikut:
a) Observasi
Yaitu pemantauan langsung
terhadap objek kajian yang sedangdilangsungkan
untuk memperoleh penjelasan dan
informasi sebagai data yang akurat
mengenai hal-hal yang dianalisis
serta untuk memahami relevansi
antara jawaban informan dengan fakta yang
ada, melewati pengamatan
langsung yang terdapat di
lapangan yang erat kaitannya dengan objek penelitian.
b) Wawancara
Yaitu teknik
pendataan data melewati proses
tanya jawab langsung dengan informan dengan peneliti yang dilangsungkan secara lisan antara dua
orang atau lebih bertatap muka
memperhatikan secara langsung informasi ataupenjelasan sehubungan dengan rumusan masalah penelitian.
c) Dokumentasi
Dokumentasi bisa terbagi
dalam dua ketegori yakni sumber sah dan sumber tidak resmi. Sumber sah adalahdokumen yang
dibuat/dikeluarkan oleh lembaga/perorangan atas nama lembaga. Sumber tidak
resmi ialah dokumen yang
dibuat/dikeluarkan oleh pribadi tidak
atas nama lembaga.
3.6 Teknik Analisis Data
Berdasarkan keterangan dari Meoleng
(2007) secara umum, laksana halnya
kegiatan-kegiatan yang lain, mesti
terdapat persiapan guna berlanjut
ketahap berikutnya. Setiap cara analisis mesti dimulai dengan langkah persiapan data. Tahapan
persiapan data ini dilaksanakan dengan
tujuan:
a. Mengetahui
ciri khas umum dari data yang dimiliki, contohnya peubah apa saja yang dimiliki, tipe-tipe dari masing-masing peubah dan sebagainya.
Pengetahuan ini diperlukan untuk
menilai cara apa yang nanti dapat digunakan.
b. Menyaring data yang akan dipakai dalam analisis. Sebelum dilaksanakan analisis lebih jauh, anda harus dapat menyaring
data yang ada. Mungkin saja tidak
seluruh data yang digunakan, tapi
melulu sebagian.
c. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terdapat pada data. Bukan urusanyang jarang terjadi andai terdapat kekeliruan pada data yang
anda miliki.
Bab IV
Hasil Dan Pembahasan
4.1 Perencaan Wilayah
Perencanaan bisa berarti urusan yang bertolak belakang buat orang yang berbeda. Untuk orang yang mempunyai
profesi tertentu, perencanaan
bisa berarti suatu pekerjaan khusus
yang memerlukan kemahiran tertentu,
sifatnya lumayan rumit, tidak sedikit menguras tenaga dan
pikiran, sertamemerlukan waktu
yang lama dalam penyusunannya. Akan tetapi, untuk orangbeda perencanaan bisa berarti suatu kegiatan sehari-hari, tidak rumit,
bahkan dapat saja orang itu tidak menyadari bahwa dia telah mengerjakan perencanaan.
Dalam perencanaan terkadang ada faktor-faktor yang
tidak bisa diramalkan sebelumnya. Oleh karena tersebut perencanaan pun dapat ditafsirkan sebagai memahami dan menganalisis situasi saat ini, meramalkan
perkembangan sekian banyak faktor noncontrollable yang relevan,
memperkirakan faktor-faktor pembatas,
memutuskan tujuan dan sasaran yangdiduga dapat dicapai, serta
menggali langkah-langkah untuk
menjangkau tujuan tersebut. Walaupun defenisi perencanaan itu sudah lumayan rumit, namun
pengertian diatas barulah menyangkut makna perencanaan
tersebut sendiri namun belum
menyentuh bagian wilayah atau
lokasi. Agar perencanaan tersebut menjadi
perencanaan distrik maka mesti ditambahkan dengan bagian lokasi.
Dengan demikian,
pengertian perencanaan wilayah
ialah mengetahui dan menganalisis
situasi saat ini, meramalkan perkembangan sekian banyak faktor
noncontrollable yang relevan, memperkirakan faktor-faktor pembatas,memutuskan tujuan dan sasaran yang diduga dapat dicapai, memutuskan langkah-langkah untuk menjangkau tujuan tersebut, serta
menetapkantempat dari sekian banyak kegiatan yang bakal dilaksanakan.
Perencanaan adalahbagian
dari pemungutan keputusan,
adapun pemungutan keputusan ialah memilih perbuatan untuk
menuntaskan permasalahan. Pengambilan keputusan terdapat yang mempunyai
sifat jangka pendek dan jangka panjang. Perencanaan adalahpengambilan keputusan jangka
panjang atau hal-hal yang sehubungan dengan
masa depan.
Perencanaan pada dasarnya merupakan pekerjaan yang sehubungan dengan upaya pemanfaatan sumber daya dan faktor-faktor buatan yang terbatasguna dapat menjangkau hasil yang optimal cocok dengan destinasi yanghendak dicapai. Dalam urusan perencanaan distrik menjadi urgen karenasejumlah hal, diantaranya (Tarigan, 2005) :
a) Banyak potensi distrik
di samping terbatas pun tidak
barangkalilagi ditambah atau diperbaharui.
b) Kemampuan teknologi dan cepatnya evolusi dalam kehidupan insan yang memungkinkan pemanfaatan
sumber daya alam yang tidak terkendali.
c) Kesalahan perencanaan yang telah dilakukan di lapangan biasanya sulit untuk diolah atau dibetulkan kembali.
d) Lahan
diperlukan oleh setiap insan untuk menyokong kehidupannya. Sementara keterampilan setiap orang dalam menemukan lahan tidak samasampai-sampai perlu ada penataan pengunaan lahan.
e) Tatanan
distrik dan kegiatan manusia
saling mempengaruhi.
f) Potensi
distrik yang diserahkan alam butuh dimanfaatkan secara arif untuk kemakmuran dalam jangka
panjang dan berkesiambungan sehinggadibutuhkan
perencaan yang lengkap dan
cermat.
4.2 Pengembangan Wilayah
Pengembangan
distrik adalahsuatu upaya guna mendorong
terjadinyapertumbuhan wilayah
secara harmonis melewati pendekatan
yang mempunyai sifat komperhensif merangkum aspek fisik, ekonomi,
sosial, dan budaya. Pada dasarnya pendekatan pengembangan distrik ini dipakai untuk lebih mengefisiensikan pembangunan dan konsepsi ini
tersus berkembang dicocokkan dengan
tuntutan waktu, teknologi dan situasi wilayahnya.
Pendekatan pengembangan distrik yang mengasingkan
antara pengembangan perkotaan dan perdesaan terbukti kontraproduktif
terhadap pembangunan keseluruhan. Memang terjadi penambahan pekerjaan ekonomi di perkotaan, namun disisi beda
menyebabkan penurunan bobot lingkungan.
Di samping itu, perdesaan yang tidak cukup terperhatikan menyebabkan produktivitasnya menurun.
Hal ini menyebabkan beban
perkotaan bertambah dampak migrasi
masuk kota meninggi dan supply buatan pertanian
dari perdesaan menurun.
Pengembangan
distrik mulai di anggap sebagai penyelesaian guna mempercepat
pembangunan wilayah. Meski demikian, praktek yangdilaksanakan masih
mempunyai sifat sektoral menurut
kepentingan sektor masing-masing. Pelaksanaan pembangunan dengan tinjauan
kewilayahan tampak dari
penerapan ekonomi geografi (geografical economic) laksana teori lokasi, teori resources endowment dan teori pusat perkembangan (growth pole)
Berdasarkan teori tersebut, sektor-sektor mulai menyusun kepandaian pengembangannya dalam
rangka pengembangan wilayah, sebagai berikut:
1. Sektor pertanian merealisasikan pengembangan distrik dengan menganut pembagian unit lahan menurut kecocokan lahan untuk kegiatan pertanian;
2. Sektor pertanahan merealisasikan perencanaan tata untuk tanah menurut
penilaian situasi dan potensi
lahan;
3. Sektor kehutanan mengenalkan status/fungsi hutan melewati kriteria jenis tanah, kemiringan dan curah hujan/iklim;
4. Sektor pariwisata mengembangkan area wisata melewati penetapan Wilayah Tujuan Wisata (WTW) dan Daerah Tujuan
Wisata (DTW);
5. Departemen transmigrasi memutuskan perwilayahan yang dikenal dengan Wilayah Pengembangan
Parsial (WPP), Satuan Kawasan Pemukiman (SKP) dan Satuan Permukiman;
6. Praktek yang dilaksanakan
masing-masing sektor pada dasarnya ditujukan guna menambah optimasi pemakaian
ruang dan wilayah, sampai-sampai
produktivitas yang optimum bisa
terjangkau dan dianggap terjadi
efek cucuran ke bawah.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Perencanaan ialah
menetapkan sebuah tujuan
dan memilih langkah-langkah yang
dibutuhkan untuk menjangkau tujuan
tersebut. Pada tingkatan kedua, perencanaan bisa didefinisikan sebagai
memutuskan suatu destinasi yang
dapat dijangkau setelah menyimak faktor-faktor pembatas dalammenjangkau tujuan itu memilih serta memutuskan langkah-langkah untukmenjangkau tujuan tersebut. Pada
tingkatan yang tidak banyak lebihperumahan perencanaan dapat ditafsirkan sebagai memutuskan suatudestinasi setelah menyimak pembatas internal dan
pengaruh eksternal, memilih, serta
memutuskan langkah-langkah untuk
menjangkau tujuan tersebut.
Pengembangan distrik
adalahsuatu upaya guna mendorong
terjadinyapertumbuhan wilayah
secara harmonis melewati pendekatan
yang mempunyai sifat komperhensif merangkum aspek fisik, ekonomi,
sosial, dan budaya. Pada dasarnya pendekatan pengembangan distrik ini dipakai untuk lebih mengefisiensikan pembangunan dan konsepsi ini
tersus berkembangdicocokkan dengan
tuntutan waktu, teknologi dan situasi wilayahnya.
5.2 Saran
Dengan adanya perencanaan yang baik tentu urusan itu dapat diinginkan proses pembangunan yang
berjalan cocok dengan yang telah diputuskan tersebut, supaya nantinya destinasi yang telah diputuskan dapatterjangkau dengan sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, P. 2002. Daya Saing Daerah. BPFE. Yogyakarta.
Adisasmita, R. 2008. Konsep dan Teori Pengembangan
Wilayah. Graha Ilmu.Yogyakarta.
Bangun, M. 2004. Pengembangan Wilayah Desa Pantai
Berbasis Perikanan Pesisir Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Tesis.
Universitas sumatera utara. Medan.
Jangan Lupa like and sharenya guys, semoga bermanfaat...
0 Response to "Makalah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah"
Post a Comment