Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasikan Dengan Model Pembelajaran Think-Pair Share Pada Peserta Didik Kelas V Sd
Peningkatan Kemampuan
Mengidentifikasikan Dengan Model Pembelajaran Think-Pair Share Pada Peserta
Didik Kelas V Sd
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Keterampilan berbahasa mencakup empat kemampuan dasar, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Setiap kemampuan mempunyai
hubungan erat dengan kemampuan lainnya.
Keterampilan-keterampilan tersebut
melulu dapat didapatkan dan
dikuasai dengan jalan praktik dan
pelajaran yang banyak.
Tarigan (1986: 2) mengaku bahwa kemampuan berbahasa
seringkali diperoleh insan secara
berurutan. Keterampilan berbahasa yang kesatu kali
dikuasai manusia ialah mendengar
dan berkata baru lantas membaca dan menulis.
Keterampilan mendengar dan berkata dipelajari
sebelum menginjak jenjang
sekolah, sedangkan menyimak dan mencatat dipelajari saat menginjak jenjang sekolah.
Pembelajaran kemampuan berbahasa paling penting dilaksanakan di sekolah dengan destinasi meningkatkan
kemampuan siswa dalam berbahasa untuk sekian banyak tujuan
keperluan, dan keadaan. Susilowati (2008: 1) bahwadi antara tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ialah menjadikan murid mahir dan trampil dalam
berbahasa Indonesia. Kemahiran berbahasa ini terlukis dalam kegiatan mendengar,
berbicara, membaca, dan menulis. Dengan demikian siswa disebutkan mahir berbahasa Indonesia andai terampil dalam
pekerjaan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.
Keterampilan berbahasa yang kesatu kali dikuasai seseorang memiliki peranan urgen sebagai mula dari keterampilan-keterampilan yang lain. Pada ketika seorang bayi belajar
berbicara, dia mendengar bunyi-bunyi yang dia dengar kemudian ia berjuang menirukannya
walaupun belum memahami makna
bunyi-bunyi tersebut. Demikian pun saat
seseorang belajar menyimak dan
menulis, seseorang bakal menyimak teknik membaca dan mencatat dari guru yang mengajarinya
(Prahastomo, 007: 1-2).
Keterampilan mengidentifikasakan
unsur-unsur intrinsik pada sebuah kisah
berperan urgen dalam usaha
mempelajari tidak sedikit hal, lagi pula di dunia pendidikan. Setiap latihan di sekolah memerlukan keterampilan seorang murid dalam mengindentifikasikan bagian intrinsik dalam suatu cerita. Guru mentransferkan
ilmunya beberapa besar melewati ujaran. Di sinilah keterampilan tersebut paling dibutuhkan untuk siswa. Mengingat pentingnya keterampilan menyimak, maka keterampilan tersebut mesti diajarkan semenjak dini dalam
latihan bahasa di sekolah dasar. Hal ini perlu dilaksanakan sebagai landasan guna jenjang edukasi yang
selanjutnya.
Meskipun keterampilan mengidentifikasikan paling penting tetapi padaprakteknya mengidentifikasikan peserta
didik masih rendah. Hal tersebut terbukti sesudah guru membacakan kisah dan menyerahkan pertanyaan pada siswa, melulu sedikit sekali
murid yang dapat menjawab
pertanyaan dengan benar. Penyebab rendahnya keterampilan menganalisa
itu tidak terlepas dari dampak pemakaian cara dan media yang dipakai oleh guru. Metode melatih guru yang masih konvensional menciptakan pembelajaran berbahasa
menjadi sesuatu yang membosankan. Kurangnya pemanfaatan media dalam pembelajaran menciptakan siswa menjadi tidak cukup aktif dan kreatif.
Kenyataan yang terjadi di lapangan, siswa memperhatikan ceramah guru
tentang teori kebahasaan,
tergolong mendengar.
Hal tersebut juga sebab guru tidak cukup memberdayakan media
pembelajaran yang ada, yakni tidak memakai media yang cocok dengan cara yang diterapkan. Model pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) adalah salah satu hal eksternal yang ikut memprovokasi hasil belajar. Dengan pemakaian model pembelajaran TPS itu yang sesuai dengan pelajaran yang dikatakan maka dapat memicu siswa untuk dapat mengikuti proses
belajar-mengajar dengan baik dan hasil yang maksimal. Istilah model pembelajaran tidak jarang digunakan, secara
sepadan. model pembelajaran Think-Pair-Share adalah suatu unsur terpenting
dari edukasi di sekolah, karena tersebut menjadi sebuah bidang yang mesti dikuasai oleh masing-masing guru profesional.
Secara tepat dalam proses
belajar-mengajar telah tidak
diragukan lagi. Di satu sisi, model pembelajaran Think-Pair-Share dapat menolong pemahaman murid akan materi-materi yang diajarkan, yakni memperkonkret pengetahuan yang
tidak barangkali dihadirkan di
ruang kelas. Di sisi lain, telah menjadi fakta bahwa kehadiran media dapat menolong guru dalam memperlancar
proses transfer ilmu untuk anak
didiknya. Akan tetapi pekerjaan belajar-mengajar
yang terjadi ketika ini ingin memberikan kedudukan berpengaruh pada guru. Di samping itu, guru tidak cukup menyadari seharusnya
menjadi unsur internal tidak lagi menjadi unsur eksternal dari proses
belajar-mengajar.
Penggunaan model pembelajaran
Think-Pair-Share yang tepat dalam proses belajar-mengajar dapat membangunkan minat baru, membangunkan motivasi dan rangsangan pekerjaan belajar dan membawa pengaruh psikologis terhadap
siswa. Selain tersebut pemakaian
model pembelajaran Think-Pair-Share yang tepat pun dapat meningkatkan
keterampilan apresiasi murid terhadap
informasi yang mereka simak. Salah satu media yang dapat dipakai dalam pekerjaan mengidentifikasikan bagian instrisik kisah dengan model pembelajaran Think-Pair-Share.
Model Pembelajaran Think-Pair-Share adalah salah
satu pemberian empiris belajar untuk peserta didik dengan menyerahkan pertanyaan untuk anak didik secara lisan atau
tertulis. Dan bilamana siswa dapat menjawab pertanyaan dengarn
benar maka murid tersebut mengetahui isi cerita.
Dengan latar belakang masalah
tersebut, peneliti merasa tertarik untuk menganalisis
tentang pembelajaran
keterampilan mengidentifikasikan bagian
intrinsik pada kisah dengan
memanfaatkan model-pembelajaran Think-Pair-Share. Penelitian ini peneliti
tuangkan dalam format skripsi
dengan judul "Peniugkatan Kemampuan Mengidentifikasikan dengan model
pembelajaran Think-PairShare pada Peserta Didik Kelas VSD Negeri 17 XXX
Kabupaten XXX"
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas
maka yang menjadi identifikasi masalah merupakan:
1. Siswa masih membutuhkan modei pembelajaran yang
lebih mengarah untuk suatu
materi.
2. Pembelajaran menganalisa dan
mengidentifikasi dalam kisah masih
kurang.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, rumusan masalah dalam riset ini
sebagai berikut:
1. Secara Umum
Bagaimanakah peningkatan keterampilan mengidentifikasikan bagian intrisik kisah dengan model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share pada siswa ruang belajar V SD Negeri 17 XXX Kabupaten XXX.
2. Secara Khusus
a. Bagaimanakah peningkatan keterampilan mengidentifikasikan bagian intrisik kisah dengan model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share pada siswa ruang belajar V SD Negeri.l7 XXX Kabupaten XXX pada etape perencanaan.
b. Bagaimanakah peningkatan keterampilan mengidentifikasikan bagian intrisik kisah dengan model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share pada siswa ruang belajar V SD Negeri 17 XXX Kabupaten XXX pada etape pelaksanaan.
c. Bagaimanakah peningkatan keterampilan mengidentifikasikan bagian intrisik kisah dengan model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share pada siswa ruang belajar V SD Negeri 17 XXX Kabupaten XXX pada etape hasil belajar.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dikemukakan, destinasi daririset ini merupakan:
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan keterampilan mengidentifikasi bagian intrinsik pada peserta didik
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan menyimak dengan media kisah dan teknik membalas pertanyaan.
b. Mendeskripsikan perhatian murid dalam mengekor pelajaran mengidentifikasi dengan model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil riset ini diinginkan dapat
dijadikan sebagai masukan guna pembelajaran
mendengar.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk Guru
1) Memberi penyelesaian untuk mengatasi kendala dalam pembelajarankemampuan
mendengar
2) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengajarkan kemampuan mendengar pada siswa.
b. Untuk Siswa
1) Memicu pekerjaan belajar mendengar siswa.
2) Melatih murid untuk terampil mendengar.
1.6 Definisi Operasional
Definisi Operasional ini ialah Peningkatan Kemampuan
Mengidentifikasibagian intrisik
dengan model pembelajaran Think-Pair-Share pada Peserta Didik Kelas V SD Negeri
17 XXX Kabupaten XXX. Adapun pengertian
operasinal dalam riset ini ialah sebagai berikut:
1. Peningkatan ialah upaya yang dilaksanakan untuk membetulkan hasil pembelajaran dari
yang tidak bagus menjadi yang lebih bagus.
2. Kemampuan ialah tingkat penguasaan, tingkat
kemahiran, kompetensimurid dalam pelajaran mendengar cerita.
3. Mengidentifikasi ialah sebuah proses yang dilaksanakan untukmenemukan hasil yang lebih baik.
4. Siswa ialah murid atau pelaja.r,
khususnya pada tingkat sekolah dasar dan menengah.
5. Model pembelajaran Kooperatif
tipe Think Pair Share ialah merapakan
suatu teknik yang efektif untuk menciptakan variasi keadaan pola diskusi kelas.
LINK UNDUH:
0 Response to "Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasikan Dengan Model Pembelajaran Think-Pair Share Pada Peserta Didik Kelas V Sd"
Post a Comment