Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat Menggunakan Model Pembelajaran Kontestual Pada Siswa Kelas V Sd

Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat Menggunakan Model Pembelajaran Kontestual Pada Siswa Kelas V Sd

Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Membaca merupakan kegiatan pencarian informasi melewati lambang-lambang tertulis. Membaca adalah suatu proses menalar (Reading is Reasioning). Dengan menyimak mencoba menemukan dan memproses informasi, sampai mengendap menjadi suatu pengetahuan. Pengetahuan tersebut sendiri, kesudahannya menjadi sebuah dasar guna dinamisasi kehidupan, menunjukkan eksistensinya, berusaha mempertahankan hidup dan mengembangkan dalam format sains dan teknologi sebagai keperluan hidup manusia.

Pada negara-negara maju, menyimak adalah sebuah keperluan pokok laksana halnya insan membutuhkan santap dan minum. Tujuan utama membaca ialah mendapatkan informasi yang diperlukan dalam sehari-hari selain keperluan pokok lainnya. Pembaca membawa informasi menurut empiris lewat bahasa tentang sekian banyak  hal yang diketahui Prana Dwija Iswara dan Akhmad Slamet Harjasujana (dalam Santoso, 2006 : 4).


Upaya guna mengembangkan dan meningkatkan keterampilan membaca di Indonesia pun diajarkan di Sekolah Dasar. Pendidikan mesti menguasai dengan baik cara-cara pengembangan keterampilan peserta didik di Sekolah Dasar, sebab pengembangan dan peningkatan kemampuan membaca ini sangat dibutuhkan siswa guna melanjutkan edukasi yang lebih tinggi. Membaca cepat adalah salah satu jenis pekerjaan membaca yang diterapkan di Sekolah Dasar. Ada sebanyak kompetensi dasar yang hendak dijangkau dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada jenjang edukasi tersebut. Kompeteni dasar menyimak cepat yang tercantum merupakan membaca cepat 100-150 kata permenit (kpm) (Puskur 2008).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diputuskan bahwa siswa ruang belajar V SD Negeri 5 XXX Kabupaten XXX diinginkan mampu menyimak 100 hingga 150 kata dan siswa pun harus dapat memahami isi bacaan dengan membalas benar pertanyaan yang disediakan paling tidak 70%. Jadi,terdapat dua keterampilan yang mesti dipunyai oleh semua siswa dalam menyimak cepat ini, yaitu keterampilan dengan kecepatan kata permenit dan mengetahui isi bacaan paling tidak 70%.

Hasil wawancara dengan murid dapat diketahui bahwa murid belum pernah diajar membaca cepat dengan model pembelajaran konstektual serta cara lain. Selama ini dalam pembelajaran membaca, mereka masih memakai metode yang tidak cukup efektif. Dalam pembelajaran membaca, semua siswa masih memakai kebiasaan-kebiasaan lama yang bisa menghambat kecepatan membaca. Hal ini ditandai mayoritas siswa masih menyimak dengan menggerakan kepala, menunjuk dengan tangan atau benda lain. Selain tersebut siswa kurang hendak sekali dalam mengekor proses pembelajaran.

Hal ini diketahui dengan sejumlah cara yakni dengan menyelenggarakan pengamatan, menyelenggarakan wawancara, dan menyalurkan angket untuk siswa. Hal ini pun diperkuat dengan wawancara dengan guru bahasa Indonesia ruang belajar V bahwa sekitar ini dalam pembelajaran menyimak cepat, guru belum merealisasikan pembelajaran dengan baik. Di samping itu, guru pun belum pernah mengajarkan pembelajaran menyimak dengan memakai model pembelajaran konstektual menyimak cepat yang efektif lainnya.

Guru masih terbiasa dengan teknik lama dalam pembelajaran menyimak cepat. Cara yang sering dilaksanakan untuk pekerjaan pembelajaran membaca ialah siswa diajak membaca, lantas menjawab pertanyaaan atas bacaan. Guru belum pernah mengukur seberapa besar persentase pemahaman isi yang dijangkau siswanya. Guru berpikir bahwa yang urgen setelah membaca, murid dapat membalas pertanyaan yang tersedia. Ketika siswa dapat menjawab dengan serentak, guru berpikir semua murid sudah tahu apa yang dibaca dan guru merasa lega dengan jawaban itu dan guru tidak bercita-cita untuk memahami secara pasti keterampilan membaca masing-masing siswa. Pembelajaran lebih mengkhususkan penyelesaian bahan ajar secara lebih cepat, tanpa menyimak kompetensi menyimak cepat.

Dengan demikian, bisa diketahui bahwa pembelajaran menyimak cepat praktis belum dilaksanakan, demikian pula dengan penerapan model pembelajaran konstektual. Masalah rendahnya kecepatan menyimak dan pemahaman isi pada siswa ruang belajar V SD Negeri 5 XXX Kabupaten XXX tersebut, butuh adanya usaha untuk menambah kualitas pembelajaran membaca, sampai-sampai dapat meningkatkan keterampilan membaca cepat mereka. Namun sebelum upaya tersebut dilakukan, butuh diketahui terlebih dahulu persoalan utama yang menjadi tantangan dalam keterampilan membaca cepat sekitar ini.

Faktor penyebab masalah ini bisa peneliti golongkan menjadi dua, yaitu: 1) Faktor guru dan hal siswa. Faktor guru, guru yang belum memahai konsep dan cara pembelajaran menyimak cepat. Biasanya guru melulu menyuruh siswa menyimak begitu saja tanpa diselenggarakan pengamatan terhadap kelaziman siswa saat membaca. Faktor yang kedua ialah faktor siswa tersebut sendiri. Siswa belum pernah diajar membaca dengan memakai teknik menyimak cepat yang baik, efektif dan efisien. Sebaliknya, murid melakukan teknik membaca yang bisa menghambat kecepatan menyimak dan pemahaman.

Mengingat faktor-faktor diatas, maka dibutuhkan upaya untuk membetulkan proses pembelajaran menyimak cepat tersebut. Kualitas pembelajaran keterampilan membaca cepat dapat dinaikkan dengan cara yang tepat.Bagi mendapatkan keterampilan membaca cepat yang memadai, murid perlu mendapat pelatihan yang intensif. Perlu disadari bahwa keterampilan membaca cepat tidak dapat dijangkau dengan mudah.

Upaya guna menghilangkan kelaziman buruk yang bisa menghambat kecepatan menyimak dan guna meningkatkan keterampilan membaca cepat ialah dengan merealisasikan model pembelajaran konstektual. Pelaksanaannya ialah dengan pelatihan yang bisa mengoptimalkan gerak mata, antara lain: pelatihan persepsi kata dan frasa, pelatihan konsentrasi, pelatihan melebarkan cakupan mata dan pelatihan fiksasi. Selain bisa meningkatkan keterampilan membaca cepat, pelatihan ini juga diperkirakan dapat mengoptimalkan keterampilan membaca cepat. Pelatihan ini, diperkirakan dapat menghilangkan kelaziman buruk dalam menyimak cepat. Selain tersebut pelatihan ini bisa mengoptimalkan sinkronisasi kinerja mata dan benak sehingga lebih bersinergi.

Model pembelajaran ini dialami amat penting sebab secara umum orang melakukan kegiatan membaca dengan indra mata yang digunakan untuk mengenali huruf, kata, frasa, kalimat dan wacana yang kompleks. Selanjutnya dengan cepat menyerahkan informasi untuk otak guna diproses menjadi suatu pengetahuan. Dengan demikian, bilamana mata dapat menyampaikan informasi secara cepat ke otak, secepat tersebut pula pengetahuan diperoleh, sampai-sampai akan terjadi proses menyimak cepat yang efektif dan tepat guna dalam pembelajaran siswa.

Berangkat dari uarian diatas, peneliti tertarik untuk menyelenggarakan penelitian tentang menyimak cepat dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat Menggunakan Model Pembelajaran Konstektual pada Siswa Kelas V SD Negeri 5 XXX Kabupaten XXX.

1.2 Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi indentifikasi masaalah merupakan:

1. Kurangnya perhatian murid terhadap membaca
2. Belum pernah dilakukannya pembelajaran menyimak cepat.
3. Guru belum dapat meningkatkan kualitas belajar melatih pada membaca terutama membaca cepat
4. Siswa belum dapat membaca dengan benar.

1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas bisa dirumuskan permasalahan riset sebagai berikut: Bagaimanakah peningkatan keterampilan membaca cepat memakai Model Pembelajaran Konstektual Pada Siswa Kelas V SD Negeri 5 XXX Kabupaten XXX?.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun destinasi yang diinginkan dari riset ini merupakan: Bagi Mendiskripsikan peningkatan keterampilan membaca cepat memakai model Pembelajaran Konstektual pada Siswa Kelas V SD Negeri 5 XXX Kabupaten XXX.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Hasil riset ini digunakan:

a. Sebagai kajian guna meningkatkan keterampilan membaca cepat.

b. Untuk meningkatkan serta memperkaya ilmu pengetahuan terutama tentang kebahasaan.

c. Sebagai solusi pilihan bagi guru guna mengatasi sekian banyak  kesulitan dalam melatih bersangkutan dengan cara pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk Siswa

1) Dapat meningkatkan keterampilan membaca cepat siswa.

2) Dapat memotivasi siswa supaya lebih gemar membaca.

3) Menambah pengetahuan murid tentang teknik menyimak cepat yang praktis dan efisien.

b. Untuk Guru

1) Dapat dipakai sebagai cara pembelajaran yang efektif untuk siswa.

2) Dapat menjadi masukan tentang teknik mengajar yang tepat supaya siswa lebih termotivasi dalam pembelajaran.

3) Dapat menjadi wawasan guru tentang metode yang tepat dalam mengajar,khususnya pengajaran menyimak cepat.

4) Dapat memberi penyelesaian terhadap tantangan pelaksanaan pembelajaran membaca, terutama membaca cepat

1.6. Definisi Operasional

Definisi Operasional ini ialah Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Menggunakan Model Pembelajaran Konstektual pada Siswa Kelas V SD Negeri 5 XXX Kabupaten XXX. Adapun pengertian operasinal dalam riset ini ialah sebagai berikut:
1. Peningkatan ialah Memberikan desakan atau menyerahkan motivasi untuk anak mengenai pembelajaran menulis.
2. Kemampuan ialah tingkat penguasaan, tingkat kemahiran, kompetensi murid dalam pelajaran menulis.
3. Membaca Cepat ialah perpaduan keterampilan motorik (gerakan mata) atau keterampilan visual dengan keterampilan kognitif seseorang dalam membaca.
4. Model pembelajaran CTL ialah adalah pendekatan belajar yang mendekatkan pelajaran yang dipelajari oleh murid dengan konteks kehidupan keseharian siswa.



LINK UNDUH:

Download


Jangan lupa, like, share dan comentnya jika ada masalah.. semoga bermanfaat

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat Menggunakan Model Pembelajaran Kontestual Pada Siswa Kelas V Sd"

Post a Comment