Makalah Geomorfologis Kalimantan


Makalah Geomorfologis Kalimantan
Bab I
Pendahuluan

1. Latar Belakang
Kalimantan ialah nama bagian distrik Indonesia di Pulau Borneo Besar;yakni pulau terbesar ketiga di dunia sesudah Greenland dan Seluruh Pulau Irian. Kalimantan mencakup 73 % massa daratan Borneo. Terdapat empat propinsi di Kalimantan, yakni Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, luas seluruhnya menjangkau 549.032 km2. Luasan ini adalah 28 % semua daratan Indonesia. Kalimantan Timur saja adalah10% dari distrik Indonesia. Bagian unsur utara Pulau Borneo mencakup negara unsur Malaysia yakni Serawak dan Sabah, dan Kesultanan Brunei Darusallam. Batasan distrik secara politik yang adakini ini menggambarkan kepentingan penjajah masa lampau.

Secara geografis pulau Kalimantan (Indonesia), terletak diantara 40 24` LU – 40 10` LS dan anatara 1080 30` BT – 1190 00` BT dengan luas distrik sekitar 535.834 km2. Berbatasan langsung dengan negara Malaysia (Sabah dan Serawak) di sebelah unsur utara yang panjang perbatasannya menjangkau 3000 km mulai dari proinsi Kalimantan Barat hingga dengan Kalimantan Timur.

Pulau Kalimantan sebagaian besar merupakan wilayah pegunungan / perbukitan (39,69 %), daratan (35,08 %), dan sisanya dataran pantai/ pasang surut (11,73 %) dataran aluvial (12,47 %), dan lain–lain (0,93 %). Pada lazimnya topografi unsur tengah dan unsur utara (wilayah republik Indonesia/RI) ialah daerah pegunungan tinggi dengan kelerengan yang terjal dan merupakan area hutan dan hutan lindung yang mestidipertahankan supaya dapat berperan sebagai faedah cadangan air dimasa yang bakal datang.

Pegunungan utama sebagai kesatuan ekologis tersebut ialah Pegunungan Muller, Schwaner, Pegunungan Iban dan Kapuas Hulu serta dibagian unsur selatan Pegunungan Meratus. Para Ahli agronomi sepakat bahwa tanah-tanah di Kalimantan ialah tanah yang paling miskin, paling rentan dan paling sukar dikembangkan guna pertanian. Lahan daratan membutuhkan konservasi yang paling luas sebab terdiri dari lahan rawa gambut, lahan bertanah asam, berpasir, dan lahan yang mempunyai kelerengan curam. Kalimantanbisa dikembangkan, tetapi melulu dalam batas-batas ekologis yang agak ketat dan dengan kewaspadaan tinggi.

Makalah Geomorfologi Kalimantan

Sejumlah sungai besar adalahurat nadi transportasi utama yang menjalarkanpekerjaan perdagangan hasil sumber daya alam dan olahan antar distrik dan eksport-import. Sungai-sungai di Kalimantan ini lumayan panjang dan yang terpanjang ialah sungai Kapuas (1.143 km) di Kalbar dan dapatmengembara 65 % distrik Kalimantan Barat.

Potensi pertambangan tidak sedikit ada di pegunungan dan perbukitan di bagaian tengah dan hulu sungai. Deposit pertambangan yang lumayan potensial ialah emas, mangan, bauksit, pasir kwarsa, fosfat, mika dan batubara. Tambang minyak dan gas alam cair ada di dataran rendah, pantai, dan lepas pantai.

Kegiatan perkebunan pada lazimnya berada pada distrik di perbukitan dataran rendah. Perkebunan yang potensi dan berkembang ialah : sawit, kelapa, karet, tebu dan perkebunan tumbuhan pangan. Usaha perkebunan initelah mulai berkembang tidak sedikit dan tidak sedikit investor mulai datang dari negara jiran, sebab keterbatasan lahan di negara jiran tersebut. Bagi terus dikembangkan secara hemat dengan memanfaatkan lahan yang sesuai. Namun kini ini pengembangan perkebunan pun mengancam area perbukitan dataran tinggi, namun diperkirakan areal yang sebetulnya kurang sesuai untuk perkebunan melulu sebagai dalih guna melakukanpemerasan kayu.

Bab II
Pembahasan

A. Sejarah Perkembangan Morfologi Pulau Kalimantan

Secara geologis kalimantan dapat dipisahkan atas dua struktur geologis, yaitu:

1. Inti benua (continental core)

Inti benua adalahlanjutan dari Natuna ke Selatan, dikenal “chinese district” hingga pegunungan schwanner, oleh Van Bemmelen (1949) dipecah menjadi bagian, yaitu:

a. Bagian utara, terletak di sebelah unsur utara sungai Kapuas,mencakup kecuali Paloh dan Tayan pun disebut “chinese district” yang terletak di unsur utara pontianak

b. Zone pegunungan Schwanner, yang terbaring dari pontianak ke unsur timur sampai ke pegunungan Schwanner di kalimntan tengah.

c. Bagian selatan, wilayah Ketapang yang terletak antar pegunungan Schwanner dan laut Jawa.

Perkembangan geologi wilayah ini, bisa disimpulkan:

1) Zaman devon dan permo-karbon, terjadi penurunan dan memungkinkan pembentukan geosinklinal yang dibuntuti oleh intrusi dan ektrusi ofiolit.

2) Akhir pleozoik terjadi pembubungan geantiklinal sepanjang unsur poros daripada geosinklinal. Pembubungan ini disertai oleh penerobosan Batholit.

3) Permo Trias, pengangkatan-pengankatan di wilayah wilayah unsur utara dan distrik selatan.

4) Trias atas, terjadi pulang penurunan dari daerah-daerah ini yangmengakibatkan terjadinya pengendapan sedimen.

5) Jaman jura, disusul oleh fenomena pelipatan dan pelantikan di seluruhwilayah dan dibuntuti pula oleh intrusi Batholit dan Granitis.

2. Geosinklin Borneo unsur utara (norter borneo geosincline)

Zaman kapur tejadi penurunan dan pembentukan geosinklin di zone unsur utara yang dilangsungkan hinnga zaman paleogen. Singkapan-singkapan dari geosinklin tersebar mulai dari unsur selatan sungai Kapuas sampai je semenanjung Kudat di kalimantan utara.

B. Geomorfologi Kalimantan

Pulau Kalimantan yang mempunyai format dasar laksana segitiga mayoritas wilayahnya diduduki oleh jalur Pegunungan dan bukit-bukit. Dataran rendahmenempati bagian Barat dan Selatan hingga menyentuh pantai.

Berdasarkan strukturnya Kalimantan dapat dipecah ke dalam sejumlah zone

sebagai inilah :

1. Zone Baratlaut – Barat dan Zone Sentral

Zona ini dipecah menjadi dua yakni Zona Embaluh dan Zona Kucing. Pada Zona Embaluh terdiri dari peliatan dan sesar sungkup dari crystalime schist berumur Permokarbon, Trias Atas dan Cretaceous. Formasi termuda di embaluh ada di pegunungan Apokayan dan Neewenhuis yang berupa batuan vulkanis. pada zona Kucing berupa pelipatan yang lemah struktur sesaran yang terbentuk pada paleogin. Zone ini menghampar dari arah Timur - Barat antara Kapuas Atas dan Pegunungan Schwaner.

2. Zone-zone Tenggara

Zone ini terdiri dari Pulau Laut, Pegunungan Meratus, Antiklinerium Samarinda.

3. Zone Timur Laut dan Utara

Zone Kalimantan Timur secara umum adalahmonoklinal yang oleng ke arah Timur dengan dip 1° – 2°. Disepanjang pantai disusupi oleh sejumlah lipatan yang berumur paling muda.

C. Garis Arah Strukural (Structural Trendlines)

Kalimantan utara menyusun sebagian dari arah pokok kepulauan Filipina,sebenarnya pulau yang besar tergolong ke dalam struktur Sunda.

Rangkaian pulau Palawan selesai pada pegunungan Kinabalu dan susunan pulau Sulu selesai pada wilayah teluk Darvel. Pegunungan Kinabalu yangterbaring dari arah unsur timur laut – barat daya tersebut terdiri dari lapisan pre-tertier yang tercebur tinggi dan lapisan tertier yang lebih rendah, yang terganggu oleh granodiorit dari Massip Kinabalu. Pegunungan di sebelah unsur utara teluk Darvel yang terbaring arahunsur timur – barat, terdiri pun dari batuan pre-tertier dan batuan tertier bawah. Lapisan tertier yang lebih muda tidak cukup terlipat, ada pada sisi rangkaian-rangkaian ini pada basin diantaranya menyusun perluasan ke arah barat dari Palung Sulu.

Kalimantan unsur utara yang perumahan ini memiliki hubungan geologis dengan kepulauan Filipina dan yang diceraikan dari daratan utama Kalimantan oleh massa Neogen yang membentang mengarungi pulau tersebut dari basin Sulawesi di bagian unsur timur teluk Labuhan pada pantai barat laut.

Bagian yang mempunyai sifat Sunda dari pulau tersebut terdiri dari teras kontinen berbentuk segitiga di Kalimantan barat daya yang diberi batas oleh basin tertier Serawak satu sisi yang lain. Dari sebanyak besar batuan pre-tertier dan bersangkutan dengan antiklinorium besar Samarinda yang mengasingkan distrik-distrik telaga dari sungai Mahakam dari pantai. Dari antiklinorium Samarinda, pada unsur yang terpotong oleh sungai anteseden Mahakam, sumbu tersebut muncul lagi ke arah utaramengarah ke ke arah ambang melintang yang disusun oleh sistem Kongkemal – Niapa – Mangkaliat.

Rangkaian pegunungan Meratus – Samarinda ini ialah hasil orogenesis tertier pada sisi tenggara kerangka struktural pada pulau itu. Pulau kalimantan berbukit-bukit dan bergunung-gunung yang tingginya tidak lebih dari 1500 m. Cabang-canbang di pulau kalimantan dapat dipecah dua cabang utama, yaitu:

1. Cabang mengarah ke arah ke barat

a. Pegunungan kapuas hulu salah satu lembah rejang di bagian unsur utara dan basin kapuas hulu serta lembah batang lupar di unsur selatan

b. Plato madi salah satu basin kapuas hulu dan sungai melawi

c. Kelompok pegunungan yang menjorok ke laut membentuk wilayah cina dengan puncak tertinggi Niut (1701)

2. Cabang-cabang mengarah ke arah timur

a. Sistem pegunungan di kalimantan unsur utara yang selesai pada kedua tanjung pada sisi teluk davel

b. Sistem pegunungan kumpulan lainnya, yang berkahir pada semenanjung mangkaliat.

D. Tiga Sungai Besar Di Kalimantan

Tiga sungai terbesar di kalimantan merupakan: 1. Sungai Kapuas, 2. Sungai Barito, 3. Sungai Mahakam

1. Sungai Kapuas

Mata air sungai Kapuas terletak di Cemaru, yakni bagian tengah dari pulau Kalimantan. Sungai tersebut mengalir ke arah barat mengarah ke palung diunsur barat yang bermuara dengan sejumlah cabang ke dalam laut Sunda dekat Pontianak. Sungai tersebut adalahsungai terpanjang di Indonesia (1.143 km). Mata airnya terletak diantara Putussibau, yakni 898 km dari muaranya dan Semitau dengan 632 dari mauranya yang merupakan wilayah berawa-rawa serta berbentuk suatu basin antar pegunungan, dikelilingi oleh pegunungan Kapuas Huli di unsur utara, pegunungan Muller di unsur timur, Plato Madi di bagian unsur selatan dan pegunungan Kelinkang diunsur barat.

Setelah mencukur punggungan diantara semitau dan Ginkang yakni 468 km dari muaranya dengan arah unsur timur –barat sampailah aliran itu pada basin Melawi dari Sekadau sungai tersebut mengalir melului tanah pegunungan rendah ke Tajan yakni 142 km dari muaranya.

2 Sungai Mahakam

Sungai Mahakam bermula dari Gunung Cemaru (1,681 m) di unsur tengah Pulau Kalimantan, lantas memotong satuan pra-tersier di sebelah unsur timur Gunung Batuayan (1,652 m) dan kemudian selesai di lembah tesier Kutai (Kutai basin). Bagian tengah wilayah pengalirannya melalui dataran rendah dengan danau-danau berhutan rawa. Di unsur tengah ini wilayah aliran Sungai Mahakam diceraikan dengan wilayah aliran sungai Barito di sebelahnya oleh perbukitan yang tingginya tidak cukup dari 500 m. Setelahwilayah tersebut Sungai Mahakam mencukur antiklin Samarinda dan mengalir ke Delta Mahakam yang serupa kipas yang menghampar pada landas laut dengan basis selama 65 km dan radius selama 30 km.

3 Sungai Barito

Panjang Sungai Barito menjangkau 900 km, dengan lebar antara 650 msampai mencapai 1000 m. Di wilayah hulu Sungai Barito distrik Kabupaten Murung Raya terdapat sejumlah anak Sungai Barito bisa dilayari seperti: Sungai Laung panjang 35,75 km, Sungai Babuat panjang 29,25 km, Sungai Joloi panjang 40,75 km, dan Sungai Busang panjang 75,25 km. Sungai Barito bermuara pada laut Jawa dan bersangkutan langsung dengan ibukota Kalimantan Selatan yaitu Banjarmasin, hulu Sungai Barito sedang di kaki pegunungan Muller perbatasan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

1. Morfologi Kalimantan dipisahkan menjadi 3 yakni : Pegunungan, Dataran, dan Rawa.

Karakteristik Tanah

Secara umum ciri khas tanah di Pulau Kalimantan ialah berkisar dari ultisol masam yang paling lauk dan inceptisol muda. Di bagian unsur selatan dataran aluvial dan tanah gambut yang paling luas. Sebagian besar tanah sudah di berkembang pada dataran bergelombang dan pegunungan yang tertoreh diatas batuan sedimen dan batuan beku tua.

Karakteristik Batuan

Di Kalimantan ada empat unit geologi utama, yakni batuan yang dihubungkan dengan pinggir lempeng, batuan dasar, batuan muda yang mengeras dan tidak mengeras, dan batuan aluvial serta endapan muda yang dangkal.

1) Kompleks batuan dasar Kalimantan terdiri dari atas sekis dan gneis yang tercampur dengan granit dari Era Palaezoikum dan Periode Terseir membentukwilayah kristal yang paling luas.

2) Batuan yang berasosiasi dengan pinggir lempeng Kalimantan merangkum opiolit (kerak samudera) dan melange.

3) Sebagian besar Kalimantan terdiri dari batuan yang keras dan agak keras, tergolong batuan kuarter di semenanjung Sangkulirang dan jajaran pegunungan meratus, batuan vulkanik dan endapan tersier. Kalimantan tidak mempunyai gunung api yang aktif laksana yang ada di Sumatera dan Jawa,namun memiliki wilayah batuan vulkanik tua yang kokoh di unsur barat daya dan bagian unsur timur Kalimantan.

4) Suatu area yang luas di unsur tengah, unsur timur dan unsur selatan Kalimantan tersusun dari batuan endapan laksana batu pasir dan batu sabak. Selain susunan yang lebih tua di Kalimantan Barat, kebanyakansusunan sedimen relatif muda dan merangkum batu bara dan batuan yang berisi minyak bumi. Bagian unsur selatan Kalimantan khususnya tersusun dari pasir keras yang renggang dan teras kerikil yang tidak jarang dilapisi oleh timbunan gambut muda yang dangkal dan kipas aluvial yang tertimbun sebab luapan sungai.



Formasi batuan di Kalimantan, terdapat tidak sedikit patahan di Kalimantan Timur dan Barat, tidak banyak di Kalimantan Selatan danpaling sedikit di Kalimantan Barat. Sebaran patahan yang sangat sedikitsedang di bagian unsur selatan sampai barat dari Pulau Kalimantan. Batuan Pulau Kalimantan kurang mampu kandungan logam dan tanah Kalimantan umumnya tidak cukup subur dikomparasikan dengan tanah vulkanik yang subur di Jawa.

Keberadaan air

Kondisi air dan perairan di pulau Kalimantan mencakup perairan umum (sungai, danau, dan lain-lain) dan perairan laut. Persediaan air tanah di Kalimantan lumayan tinggi dengan turunnya hujan sepanjang tahun dansuasana dalam yang berupa hutan.

Kalimantan adalahpulau yang mempunyai lahan gambut yang paling luas,situasi hidrologi Kalimantan lazimnya sangat diprovokasi oleh lahan gambut, sebab hutan rawa gambut dalam situasi murni air tawar memilikiciri khas kimiawi yang khas. Airnya paling asam (pH 3,0-4,5) dan bagian hara yang paling rendah, sebab tidak terdapat nutrisi atau komponenpengampu yang bisa mengalir masuk dari luar lokasi gambut tersebut. Tanah gambut dalam situasi yang tak terganggu tersebut berisi 80-90 persen air. Karena kemampuannya guna menyimpan air dalam jumlah besar itu, hutan rawa gambut berperan urgen dalam meminimalisir banjir danmemastikan pasokan air yang berkelanjutan.

Besarnya pengaruh pasang dan curah hujan yang tinggi khususnya terjadi pada daerah-daerah pinggiran sungai. Besarnya pengaruh pasang surut ini berkisar antara 1-2 meter.

Kondisi Iklim

Kalimantan terletak di katulistiwa dan mempunyai iklim tropis dengan suhu yang relatif konstan sepanjang tahun, yakni antara 250 -350C di dataran rendah. Tipe vegetasi tidak melulu ditentukan oleh jumlah curah hujan tahunan pun oleh penyaluran curah hujan sepanjang tahun. Dataran rendah di sepanjang garis katulistiwa yang mendapat curah hujan minimum 60 mmmasing-masing bulan dapat menyokong hutan yang tidak jarang kali hijau. Semua unsur Borneo terletak di wilayah yang tidak jarang kali basah sepanjang tahun.

Penggunaan Lahan

Untuk pemakaian tanah lahan pertanian yang berkelanjutan, tidak sedikit tanah-tanah di Kalimantan membutuhkan tindakan-tindakan konservasikhususnya untuk lapisan tanah atas dan pengendalian erosi, pemakaian pupuk yang sebanding serta pengelolaan yang baik.

Pulau Kalimantan mayoritas merupakan wilayah pegunungan atau perbukitan (39,69 %), daratan (35,08 %), dan sisanya dataran pantai atau pasang surut (11,73 %) dataran aluvial (12,47 %), dan beda lain (0,93 %).Karenamayoritas pegunungan, maka di Kalimantan ada potensi sejumlah taman nasional sebagai konservasi tumbuhan dan hewan dan hutan di pegunungan Muller serta beberapa di Schawner yang diputuskan sebagai world heritage forest dan adalahcadangan air semua Kalimantan sejumlah sekitar 35 % yang tidak akan berakhir di masa yang bakal datang dengan kriteriatidak teganggu dan ternoda serta perlu dibentengi sebagai sebuah ekosistem.

Berbeda dengan pulau pulau lain, Kalimantan tidak memiliki gunung api aktif, kecuali pegunungan Apokayam pada perbatasan dengan Malaysia Timur. Oleh karena tersebut peremajaan tanah oleh bahan vulkanik tidak terjadi. Hal ini terlihat bila tanah di Kalimantan mulai dimulai (digarap) tanahnya tidak subur (kecuali diberi pupuk dan dipertahankan humusnya).

Walaupun di Kalimantan terbebas dari bahaya gunung berapi, patahan atau sesar dan gempa bumi, tetapi masih barangkali terjadi sejumlah potensi bahaya lingkungan. Berdasarkan kajian Banter (1993) bisa jadi sering terjadi erosi pada lereng barat laut pegunungan Schwener dan Gunung Benturan, serta di sejumlah tempat lainnya di unsur tengan dan hulu sungai besar di Kalimantan. Erosi sabagai dampak aberasi pantai terjadi di pantai barat, unsur selatan dan timur. Bahaya lingkungan lainnyaialah kebakaran hutan pada musim kemarau sebagai dampak panas alam yangmenghanguskan batu bara yang sedang di bawah hutan tropisini. Bahaya lingkungan ini mesti menjadi hal penting guna dipertimbangkan dalampenataan ruang wilayah.


Karakteristik geosfer Pegunungan

Pegunungan di Kalimantan berpusat di tengah tengah pulau. Gunung yang tertinggi di Kalimantan ialah Kongkemul (2053 m), yang lebih tinggi di Kalimantan Utara (Malaysia Timur) laksana Gunung Kinibalu (4175 m), Limbakauh (2300 m), Murud (2260 m) dan Gunung Mulu (3000 m). Batas antara Kalimantan Indonesia dengan Malaysia Timur dan Pegunungan Kapuas Hulu dengan Pegunungan Muller terbentang dataran rendah Kapuas yang semakin meluas ke arah pantai. Di antara Pegunungan Muller dan Schwaner dengan Pegunungan Meratus terbentang dataran rendah sungai sungai yang mengalir ke selatan. Akhirnya di sebelah Timur ada dataran rendah Sungai Mahakam.

Pegunungan utama sebagai kesatuan ekologis di Kalimantan ialah Pegunungan Muller, Schwaner, Pegunungan Iban dan Kapuas Hulu serta dibagian unsur selatan Pegunungan Meratus.

· Batuan

Pegunungan yang terbaring dari barat daya ke unsur timur laut di unsur utara, dan bermula di Meratus di unsur selatan, terdiri dari batuan Pretertier dan bersangkutan dengan antiklinorium Samarinda. Rangkaian pegunungan Pegunungan Kapuas Hulu dan Iran tersusun dari batuan marin Pre Tertier dan Tertier Bawah yang terlipat secara intensif serta mengurangi ke arah barat laut. Pegunungan Muller terdiri atas Basin Melawi dengan fasies air payau Tertier Bawah.

· Tanah

Di pegunungan Maratus, ada tanah yang sangat lapuk yakni exisol, didominasi oleh liat yang memiliki sedikit mineral yang ada lapuk dan menghasilkan tidak banyak hara tanaman. Jenis tanah ini ada diatas batuan ulta basa.

· Air

Keberadaan air di pegunungan paling banyak, karena tidak sedikit tersimpan pada hutan-hutan yang ada di pegunungan. Selian itu, air tersimpan pada kedalaman yang relatif dangkal sehingga gampang untuk dimanfaatkan guna segala kebutuhan.

· Penggunaan lahan

Potensi pertambangan tidak sedikit ada di pegunungan dan perbukitan di bagaian tengah dan hulu sungai. Deposit pertambangan yang lumayan potensial ialah emas, mangan, bauksit, pasir kwarsa, fosfat, mika dan batubara. Tambang minyak dan gas alam cair ada di dataran rendah, pantai, dan lepas pantai.

Kegiatan perkebunan pada lazimnya berada pada distrik di perbukitan dataran rendah. Perkebunan yang potensi dan berkembang ialah : sawit, kelapa, karet, tebu dan perkebunan tumbuhan pangan.

Karakteristik geosfer Dataran

· Batuan

Kondisi batuan di dataran yang meliputi area yang luas di unsur tengah,unsur timur dan unsur selatan Kalimantan tersusun dari batuan endapanlaksana batu pasir dan batu sabak. Selain susunan yang lebih tua di Kalimantan Barat, kebanyakan susunan sedimen relatif muda dan merangkum batu bara dan batuan yang berisi minyak bumi. Bagian unsur selatan Kalimantan khususnya tersusun dari pasir keras yang renggang dan teras kerikil yang tidak jarang dilapisi oleh timbunan gambut muda yang dangkal dan kipas aluvial yang tertimbun sebab luapan sungai.

· Tanah

Tanah-tanah di Kalimantan ialah tanah yang paling miskin, paling rentan dan paling sukar dikembangkan guna pertanian. Lahan daratan membutuhkan konservasi yang paling luas sebab terdiri dari lahan rawa gambut, lahan bertanah asam, berpasir, dan lahan yang mempunyai kelerengan curam. Kalimantan bisa dikembangkan, tetapi melulu dalam batas-batas ekologis yang agak ketat dan dengan kewaspadaan tinggi.

Tanah di atas unsur utama Kalimantan tengah dan Kalimantan unsur timur laut ialah ultasol (acrisol). Tanah yang merasakan pelapukan paling berat ini menyusun jenis tanah podsolik merah-kuning di mayoritas daratan Kalimantan yang bergelombang. Tanah histosol, nonmineral atau tanah yang khususnya tersusun atas bahan organik dinamakan gambut, mencakup wilayah yang luas di dataran rendah Kalimantan. Tanah ini semula berupa dataran aluvial berbatu di rawa.

Jenis tanah entisol berasal dari batuan yang lebih muda dan tidak cukup berkembang. Fluvent dan aquents (tanah aluvial) ada di dataran-dataran banjir pada lembah-lembah sungai dan di dataran pantai, yang menerima endapan baru dari lembah-lembah sungai dan di dataran pantai, yang menerima endapan baru dari tanah aluvial secara rutin. Tanah aluvial yang lebih baru ini lazimnya lebih subur dari pada lereng-lereng sekitarnya,namun tidak sesubur tanah aluvial laut atau abu vulkanik. Tanah-tanah aluvial di dataran tepi sungai di Kalimantan ialah tanah- tanah yangsangat subur dan adalahhabitat yang gampang dikelola.

· Air

Ketersediaan air di Kalimantan lumayan banyak. Hal tersebut karena Klimantan sedang di garis Khatulistiwa dengan hujan yang turun sepanjang tahun, dan area hutan yang masih luas sampai-sampai ketersediaan air tetap terjaga. Di dataran, air mudah dipungut karena kondisinya yang relatif dangkal dan tidak sedikit terdapai sungai, telaga dan rawa.

· Penggunaan lahan

Penggunaan lahan di dataran tidak sedikit digunakan untuk area hutan, baik hutan lindung ataupun hutan produksi, dan perkebunan. Di samping itu, sejumlah lahan kering di manfaatkan utuk pertanian.


Karakteristik geosfer Rawa

Kawasan lahan rawa di Kalimantan umumnya diprovokasi oleh sungai-sungai baik sungai ukuran besar dan panjang maupun sungai ukuran kecil. Kalimantan Timur umumnya diprovokasi oleh sungai Mahakam yang bermuara langsung ke laut, dan cakupan sungai ini paling luas, dan guna kedistrik lainnya dihubungkan oleh sungai-sungai yang lebih kecil maupun anak sungai. Kalimantan Selatan area lahan rawanya umumnya diprovokasi oleh sungai Barito yang pun bermuara ke laut, sementara sungai-sungai ukuran kecil lainnya yang bermuara ke sungai Barito, sementara Kalimantan Tengah oleh sungai Kahayan, Kapuas, Murung dan sungai-sungai lainnya.

· Tanah

Tanah hydraquents ada di rawa pasang surut Kalimantan dengan ciri tanah ini muda, lunak, berlumpur dan belum berkembang. Tanah sulfaquentslazimnya ada bersama-sama dengan hydraquents. Tanah-tanah yang tersalir buruk ini paling terbatas guna tanah pertanian, sebab berisi pirit, yang andai dikeringkan bakal menimbulkan situasi yang paling masam dengan kadar besi dan aluminium sulfat yang lumayan tinggi, sehinggamempunyai sifat beracun. Tanah asam sulfat ini ada di wilayah Pulau Petak, Kalimantan Selatan.

· Air

Kondisi air di wilayah rawa dalam situasi murni air tawar memiliki ciri khas kimiawi yang khas yakni airnya paling asam (pH 3,0-4,5). Keberadaan air di wilayah rawa diprovokasi oleh sungai-sungai di sekitarnya. Lahan gambut ini dapat menyerap air dan menyimpannya dalam jumlah yang tidak sedikit sehingga dapat meminimalisir resiko terjadinya banjir.

· Penggunaan lahan

Penggunaan lahan lahan di wilayah rawa bilamana musim kemaran/kering di jadikan sebagai pertanian, yakni untuk menempatkan padi jenis tertentu yang mempunyai daya toleran terhadap lahan gambut. Di samping itu, diwilayah rawa tidak sedikit ditanami minta bakau untuk menangkal terjadinya banjir.

Pulau Kalimantan tidak sedikit ada sungai, sebagai berikut peta sebaran sungai di Kalimantan

Borneo adalahdaratan dengan sungai-sungai besar: Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Kahayan, Sungai Kayan, dan Sungai Mahakam di distrik Kalimantan. Sungai-sungai ini adalahjalur masuk utama ke terpencil pulau dan wilayah pegunungan tengah. Semakin ke hulu, sungai lebih sempit. Sungai itu mengalir melewati hutan-hutan perbukitan, berarus deras, dan airnya jernih.

Kebanyakan sungai-sungai utama di Kalimantan ada di jajaran pegunungan tengah. Pola aliran sungainya secara umum ialah radial sentrifugal, atau menjauhi titik pusat yakni berasal dari susunan pegunungan unsur tengah Kalimantan ke arah laut. Tetapi pada percabangannya pola aliran sungainyaialah dendritik. Pola tersebut terjadi sebab Kalimantan mempunyai topografi yang relatif datar, dikarenakan memiliki pesisir yang rendah dan memanjang serta dataran sungai, khususnya disebelah unsur selatan dan barat. Lebih dari separuh pulau ini berada di elevasi di bawah 150 m dpl dan air pasang dapat menjangkau 100 km ke arah pedalaman. Kalimantan tidak mempunyai pegunungan berapi tetapi jajaran pegunungan utamanya semula adalahgunung berapi. Sungai-sungai tersebut semakin lebar dan semakin besar volumenya mengarah ke ke laut, sebab ada ekstra air dari anak-anak sungainya, yang menyusun sungai utama yang menyalurkan air dari wilayah aliran sungai yang luas. Debit air bervariasi menurutketerangan dari musim. Kecepatan arus, kedalaman air, dan komposisi substrat bervariasi menurut keterangan dari panjang aliran dan lebar sungai, dan ini memprovokasi biota yang bisa hidup di dalamnya.

Kalimantan dilewati oleh sungai-sungai besar yang mengalir dari unsur tengah pulau ke pesisir. Kalimantan mempunyai tiga sungai terpanjang yang menjadi kehormatan hati Indonesia. Sungai Kapuas (1.143 km), Sungai Barito (900 km) dan Sungai Mahakam (775 m). Sungai Kapuas mengalir dari kaki Gunung Cemaru ke barat, mengaliri mayoritas Kalimantan Barat. Sungai Barito yang besar mata airnya berasal dari pegunungan Muller dan mengalir ke unsur selatan dan bertemu dengan Sungai Negara yang berasal dari Pegunungan Meratus bermuara dekat Banjarmasin. Sungai Kahayan dan Sungai Mahakam mengalir dari pegunungan di terpencil ke pesisir timur. Sejumlah sistem sungai yang berukuran besar memiliki anak-anak sungai yang paling luas di wilayah alirannya di terpencil dam pantai-pantainya di dataran rendah. Sungai Mahakam, Sungai Barito, Sungai Negara, Sungai Kapuas dan Sungai Baram (serawak) semuanya mempunyai telaga tapal kuda dan anak sungai musiman pada dataran banjir.

Puncak pegunungan di Kalimantan rendah, dan bentuknya tumpul. Keadaan inimengakibatkan sungai sungai di Kalimantan tidak begitu deras alirannya (gradien tingginya kecil), sehingga paling baik guna pelayaran. Hal ini membantu untuk sistem lalulintas di daratan untuk daerah terpencil yangsusah terjangkau transportasi darat.

Aliran Sungai di Kalimantan Tengah memiliki faedah yang urgen dalammenyokong perkembangan perekonomian. Sebagian besar daerah-daerah di Kalimantan Tengah dihubungkan oleh sungai, sampai-sampai dimanfaatkanguna sarana transportasi dan penyaluran barang. Di samping penumpang,dagangan yang didistribusikan terutama ialah barang keperluan pokok, komoditas hasil perkebunan pertambangan dan indusri. Hal ini ditujukanguna meningkatkan penyaluran pendapatan masyarakat perkotaan dan pedesaan supaya lebih merata. Sejumlah sungai besar adalahurat nadi transportasi utama yang menjalarkan pekerjaan perdagangan hasil sumber daya alam dan olahan antar distrik dan eksport-import. Seperti contohnya aliran sungai yang berada di distrik Kalimantan Tengah yang mencakup Sungai Barito dengan panjang menjangkau 900 Km, Sungai Katingan sepanjang 650 Km, Sungai Kahayan dan Kapuas setiap sepanjang ± 600 Km, Sungai Mentaya 400 Km dan yang terpendek Sungai Seruyan.

Secara umum sungai-sungai di Kalimantan bermanfaat sebagai sarana transportasi. Transportasi air menjadi opsi utama di Kalimantan sebab sungai-sungai di Kalimantan besar-besar dan alirannya tenang. Di samping itu, dengan transportasi sungai dapat mencapai tempat-tempat diterpencil yang susah untuk dicapai dengan transportasi darat. Permasalahan yang hadir saat ini ialah mulai terjadi pendangkalan sungai. Hal tersebut juga menciptakan penyempitan badan sungai. Pendangkalan terjadi dampak sedimentasi yang diangkut sungai yang berasal dari erosi di barisan pegunungan unsur tengah Kalimantan, dan maraknya pengasingan sampah di sungai.


Bab III
Penutup

Aliran Sungai di Kalimantan Tengah memiliki faedah yang urgen dalammenyokong perkembangan perekonomian. Sebagian besar daerah-daerah di Kalimantan Tengah dihubungkan oleh sungai, sampai-sampai dimanfaatkanguna sarana transportasi dan penyaluran barang. Di samping penumpang,dagangan yang didistribusikan terutama ialah barang keperluan pokok, komoditas hasil perkebunan pertambangan dan indusri. Hal ini ditujukanguna meningkatkan penyaluran pendapatan masyarakat perkotaan dan pedesaan supaya lebih merata. Sejumlah sungai besar adalahurat nadi transportasi utama yang menjalarkan pekerjaan perdagangan hasil sumber daya alam dan olahan antar distrik dan eksport-import. Seperti contohnya aliran sungai yang berada di distrik Kalimantan Tengah yang mencakup Sungai Barito dengan panjang menjangkau 900 Km, Sungai Katingan sepanjang 650 Km, Sungai Kahayan dan Kapuas setiap sepanjang ± 600 Km, Sungai Mentaya 400 Km dan yang terpendek Sungai Seruyan.

Secara umum sungai-sungai di Kalimantan bermanfaat sebagai sarana transportasi. Transportasi air menjadi opsi utama di Kalimantan sebab sungai-sungai di Kalimantan besar-besar dan alirannya tenang. Di samping itu, dengan transportasi sungai dapat mencapai tempat-tempat diterpencil yang susah untuk dicapai dengan transportasi darat. Permasalahan yang hadir saat ini ialah mulai terjadi pendangkalan sungai. Hal tersebut juga menciptakan penyempitan badan sungai. Pendangkalan terjadi dampak sedimentasi yang diangkut sungai yang berasal dari erosi di barisan pegunungan unsur tengah Kalimantan, dan maraknya pengasingan sampah di sungai.


Kumpulan Pustaka

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Geomorfologis Kalimantan"

Post a Comment