Makalah Sejarah Kota Pekanbaru Provinsi Riau

Makalah Sejarah Kota Pekanbaru Provinsi Riau

Bab I
Pendahuluan

Untuk peningkatan investasi perlu senantiasa diciptakan iklim usaha yang kondusif yang dalam hal ini merupakan elemen penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, adanya kelengkapan infrastruktur yang memadai, kesiapan SDM yang berkualitas, pemberian layanan perijinan yang prima serta jaminan stabilitas keamanan yang mantap serta peraturan-peraturan daerah berikut aturan pendukungnya termasuk dalam mengimplementasikan, sudah tidak dapat ditawar-'tawar lagi dalam mendorong pertumbuhan investasi di kota Pekanbaru.

Kota Pekanbaru adalah ibu kota dan kota terbesar di provinsi Riau, Indonesia. Kota Pekanbaru merupakan kota jasa. Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II serta dua pelabuhan di Sungai Siak, yaitu pelabuhan Pelita Pantai dan pelabuhan Sungai Duku, merupakan pintu gerbang kota Pekanbaru.

Perkembangan perekonomian kota ini sangat dipengaruhi oleh kehadiran perusahaan minyak, pabrik pulp dan kertas serta penambahan lahan perkebunan kelapa sawit beserta pabrik pengolahannya.

Makalah Sejarah Pekanbaru

Bab II
Pembahasan

A. Sejarah

Kata pekan dalam bahasa Melayu dapat bermaksud pasar, sehingga pekanbaru bermakna sebuah pasar ham. Perkembangan kota ini pada awalnya tidak lepas dari pengaruh fungsi Sungai Siak sebagai sarana transportasi dalam mendistribusikan hasil bumi dari kawasan daratan tinggi Sumatera. Beberapa sejarahwan percaya Sriwijaya awalnya berpusat di sekitar Candi Muara Takus dan kemungkinan kawasan yang berada pada sehiliran aliran sungai Siak telah menjadi salah satu pelabuhan dari kerajaan Sriwijaya. Sebuah ekspedisi militer Portugis pada tahun 1514 dikirim menelusuri sungai Siak dengan tujuan menemui dan memastikan lokasi dari kerajaan ini.

Kota ini mulai menjadi pemukiman pada masa Kesultanan Siak Sri Inderapura. Pada tanggal 23 Juni 1784, berdasarkan musyawarah Dewan Menteri-nya yang terdiri dari datuk empat suku (Pesisir, Limapuluh, Tanah Datar, dan Kampar), kawasan ini dinamai dengan Pekanbaru, dan dikemudian hari diperingati sebagai hari jadi kota ini.


Kota Pekanbaru secara administratif dipimpin oleh seorang wali kota, pada masa kepemimpinan wali kota Herman Abdullah termasuk berhasil dalam menertipkan sistem birokrasi pemerintahannya, sehingga mampu meningkatkan kinerja dalam memberikan layanan kepada masyarakatnya. Namun pada tahun 2010 berdasarkan survei persepsi kota-kota di seluruh Indonesia oleh Transparency International Indonesia (TII), kota ini termasuk kota terkorup di Indonesia bersama dengan kota Cirebon, hal ini dilihat dari Indeks Persepsi Korupsi Indonesia (IPK-Indonesia) 2010 yang merupakan pengukuran tingkat korupsi pemerintah daerah di Indonesia, kota ini sama-sama mendapat nilai IPK sebesar 3.61, dengan rentang indeks 0 sampai 10, 0 berarti dipersepsikan sangat korup, sedangkan 10 sangat bersih. Total responden yang diwawancarai dalam survei yang dilakukan antara Mei dan Oktober 2010 adalah 9237 responden, yang terdiri dari para pelaku bisnis.

Berdasarkan peraturan daerah (Perda) kota Pekanbaru nomor 12 tahun 2008, pemerintah kota telah menetapkan pelarangan bagi masyarakat untuk melakukan pengemisan di depan umum dan di tempat umum di jalan raya, jalur hijau, persimpangan lampu merah dan jembatan penyeberangan serta melarang setiap orang untuk memberikan sumbangan dalam bentuk uang atau barang kepada gelandangan dan pengemis di jalan raya, jalur hijau, persimpangan lampu merah dan jembatan penyeberangan atau di tempat-'tempat umum.

Pada tahun 2011, dalam pemilihan kepala daerah secara langsung untuk pertama kalinya, H. Firdaus, M.T. terpilih sebagai Wali Kota Pekanbaru.

Perwakilan
Dari  basil  Pemilu  Legislatif  2009,  jumlah  anggota  DPRD  kota  Pekanbaru  adalah sebesar  45 orang yang tersusun atas perwakilan 12 partai

Perekonomian
Pusat Pertokoan di Jalan Tuanku Tambusal.

Kota Pekanbaru pada triwulan I 2010 mengalami mengalami peningkatan inflasi sebesar 0.79%, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 0.30%. Berdasarkan kelompoknya, inflasi terjadi hampir pada semua kelompok barang dan jasa kecuali kelompok sandang dan kelompok kesehatan yang pada triwulan laporan tercatat mengalami deflasi masing-masing sebesar 0.88% dan 0.02%. Secara tahunan inflasi kota Pekanbaru pada bulan Maret 2010 tercatat sebesar 2.26%, terus mengalami peningkatan sejak awal tahun 2010 yaitu 2.07% pada bulan Januari 2010 dan 2.14% pada bulan Februari 2010.

Posisi Sungai Siak sebagai jalur perdagangan bagi kota Pekanbaru, telah memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekomoni kota ini. Penemuan cadangan minyak bumi pada tahun 1939 memberi andil besar bagi perkembangan dan migrasi penduduk dari kawasan lain. Sektor perdagangan dan jasa saat ini menjadi andalan bagi kota Pekanbaru, yang terlihat dengan menjamumya pembangunan ruko pada jalan-jalan utama kota ini. Selain itu, muncul beberapa pusat perbelanjaan modem, diantaranya: Plaza Senapelan, Plaza Citra, Plaza Sukaramai, Mal Pekanbaru, Mal SKA, Mal Ciputra Seraya, Lotte Mart, dan Metropolitan Trade Center & Giant.

Selain itu  beberapa  pasar tradisional  yang  masih  berdiri,  antara  lain  Pasar Bawah,  Pasar Raya Senapelan / Pasar Kodim dan pasar Andil.

Kesehatan

Kota Pekanbaru memiliki beberapa rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, pemerintah kota Pekanbaru mencoba melengkapi sarana dan prasarana yang ada saat ini diantaranya akan membangun gedung ham untuk Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad yang saat ini ham memiliki sebanyak 264 kamar untuk rawat inap, dengan selesainya bangunan tersebut kapasitas rawat inapnya, akan bertambah menjadi 400 kamar.[23]. Rumah sakit terkenal lainnya adalah Pekanbaru Medical Centre (PMC), RS Awal Bross, dan Eka Hospital.

Pelayanan Publik
Sungai Siak dari atas Jembatan Siak, Pekanbaru

Untuk mengantisipasi kebutuhan energi listrik dimasa mendatang, pemerintah kota Pekanbaru telah mengusahakan pembebasan lahan seluas 40 ha untuk pembangunan PLTU Tenayan Raya.

Sementara untuk memenuhi kebutuhan air bersih, Pemerintah kota melalui PDAM memanfaatkan air permukaan dari sungai Siak yang mempunyai kapasitas 5000 liter/detik sebagai sumber air baku bagi Instalasi Pengolah Air Bersih, yang terpasang dengan kapasitas 380 liter/detik. Selanjutnya sistem pengolahan penuh dan chlorinasi digunakan untuk memproduksi air bersih dengan kapasitas 350 liter/detik. Dari kapasitas produksi yang ada, telah terdistribusi dalam 18.660 unit Sambungan Rumah (SR) dan 45 Hidran Umum (HU). Setiap SR rata-rata digunakan 5 - 6 orang dan HU dapat digunakan 100 orang. Fasilitas ini memang belum mencukupi kebutuhan keseluruhan masyarakat kota ini, sehingga sebagian besar masyarakat masih memanfaatkan secara langsung air permukaan dari sungai Siak tersebut.

Saat ini pemerintah kota telah menetapkan tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di 2 lokasi dengan metode open dumping, yaitu kawasan Limbungan seluas 5 Ha dengan jarak dari kawasan pemukiman 19 km dan Kulim seluas 3 Ha dengan jarak dari kawasan pemukiman 8 km. Selain itu gerobak sampah masih digunakan untuk pengumpulan tak langsung, jumlah total gerobak yang ada saat ini adalah 305 buah dengan kapasitas rata-rata 1 m3 untuk melayani pengumpulan individual pada 5 wilayah pengumpulan. Sarana pemindahan yang ada berupa bak sampah pasangan batu-bata dan pelat baja sebanyak 32 buah dengan daya tampung 157.5 m3. Saat ini kapasitas penampungan TPS ham mencapai 8 % terhadap total timbunan yang ada. Untuk armada angkutan pengambilan sampah langsung digunakan truk bak terbuka, jumlah pengangkutan yang dilakukan adalah 2 - 3 kali per harinya, sehingga kapasitas pengangkutan baru mencapai 20 %. Sedangkan setiap harinya terdapat 170 m3 timbunan sampah, sehingga jumlah sampah yang telah dikelola dan terangkut sampai ke TPA baru mencapai 120 m3/hari atau sekitar 60 %.

Daerah kota Pekanbaru yang memiliki ketinggian antara 1 sampai 20 meter dengan curah hujan dalam klasiflkasi sedang, yaitu antara 100-200 per bulan. Secara umum permasalahan banjir di kota ini adalah masalah genangan air, baik akibat adanya limpasan dari saluran drainase yang ada maupun akibat terhambatnya pengaliran air. Saluran drainase yang ada saat ini ham mencakup 13.930 Ha, yang terdiri dari sistem drainase besar sepanjang 10.123 meter, system drainase kecil sepanjang 15.456 m dan sistem drainase tersier sepanjang 7.789 m.

Pemerintah kota saat menetapkan pengembangkan kawasan permukiman perkotaan ke arah ke selatan, timur dan barat kota (kecamatan Tampan, kecamatan Marpoyan Damai, kecamatan Bukit Raya, kecamatan Tenayan Raya, dan kecamatan Payung Sekaki). Sedangkan kecamatan Senapelan, kecamatan Sukajadi, kecamatan Sail dan kecamatan Limapuluh sebagai kawasan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan regional dan intemasional, perumahan perkotaan (town house dan apartemen), yang diintegasikan dengan sistem jaringan transportasi massal dan sistem jaringan transportasi regional melalui jalan tol, akses ke bandara dan pelabuhan di Sungai Siak.

Perhubungan
Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.

Bus Trans Metro Pekanbaru
Pekanbaru dihubungkan oleh jaringan jalan yang tersambung dari arah Padang di sebelah barat, Medan di sebelah utara, dan Jambi di sebelah selatan. Terminal Randal Raya Payung Sekaki merupakan pusat pelayanan transportasi antar kota dan antar provinsi, yang telah direncanakan pemerintah setempat menjadi sarana orientasi dan perpindahan antar moda transportasi dengan akses ke sistem jaringan transportasi regional, bandara, dan pelabuhan.

Bandara Sultan Syarif Kasim II menjadi salah satu bandar udara tersibuk di Sumatera dan dicanangkan akan menjadi salah satu bandara intemasional di pulau Sumatera.Berdasarkan data yang diperoleh dari situs Angkasa Pura II pada tahun 2008 penumpang yang melalui bandara ini mencapai angka 1,8 Juta penumpang per tahun, menempatkan bandara ini sebagai bandara tersibuk ketiga di regional Sumatera setelah Bandara Polonia, Medan dan Bandara Hang Nadim, Batam.

Pelabuhan Pekanbaru yang terletak di tepi Sungai Siak dan berjarak 96 mil ke muara sungai, menjadi sarana transportasi untuk komoditi ekspor seperti kelapa sawit. Selain itu, pelabuhan ini juga menghubungkan Pekanbaru dengan kawasan di Kepulauan Riau, seperti Tanjung Pinang dan Batam.

Selain itu, Transmetro Pekanbaru merupakan sarana transportasi massal jalur darat di Kota Pekanbaru, sekaligus sebagai salah satu altematif untuk mengurangi tingkat kemacetan di kota inl.'

Pariwisata
Perayaan Tabuik di Jalan Tuanku Tambusai

Kota Pekanbaru memiliki beberapa bangunan dengan ciri khas arsitektur Melayu diantaranya bangunan Balai Adat Melayu Riau yang terletak di jalan Diponegoro, Bangunan ini terdiri dari dua lantai, di lantai atasnya terpampang beberapa ungkapan adat dan pasal-pasal Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Di kiri dan kanan pintu masuk ruangan utama dapat dibaca pasal I - 4, sedangkan pasal 5 - 12 terdapat di bagian dinding sebelah dalam ruangan utama. Kemudian di jalan Sudirman terdapat Gedung Taman Budaya Riau, gedung ini berfungsi sebagai tempat untuk pagelaran berbagai kegiatan budaya dan seni Melayu Riau dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Sementara bersebelahan dengan gedung ini terdapat museum yang bemama Museum Sang Nila Utama yang memiliki berbagai koleksi benda-benda seni, budaya dan bersejarah propinsi Riau.

Pemerintah Kota Pekanbaru membuka pintu yang seluas-luasnya bagi investor baik yang PMDN maupun PMA untuk menanamkan modalnya di kota ini dengan berbagai bidang kegiatan ekonomi. Untuk tujuan masuknya investasi tersebut, Pemerintah Kota Pekanbaru menerapkan sejumlah kebijakan untuk memberikan insentif/ kemudahan bagi masuknya investasi, yaitu adanya Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) dan Kemudahan di bidang perizinan investasi. Peluang investasi yang sangat prospektif di Kota Pekanbaru antara lain:

1 Pengembangan KIT (Kawasan Industri Tenayan)
Kawasan Industri Tenayan memiliki wilayah dengan luas 1.550 Ha. Kawasan tersebut terletak di Kecamatan Bukit Raya,  14 kilometer dari pusat kota. KIT berada pada posisi yang berdekatan dengan rencana outer ring road timur sehingga memudahkan transportasi bahan baku dan pemasaran basil produksi dengan angkutan darat.
Jenis industri yang dinilai prospek dikembangkan di KIT antara lain industri makanan, industry pengolahan CPO (crude palm oil), industri garmen, industri kayu dan bahan dari kayu, industry kimia dan barang dari bahan kimia, industri minyak bumi, karet dan plastik, serta industri barang galian bukan logam.

2. Pembangunan Terminal Kargo Pekanbaru
Sebagai Ibu Kota Propinsi, Pekanbaru juga salah satu sentra pertumbuhan ekonomi dan jalur perdagangan di Pulau Sumatra. Hingga saat ini Kota Pekanbaru belum didukung dengan fasilitas Terminal Bongkar Muat yang memadai. Pembangunan Terminal Kargo dipandang sangat penting dalam rangka membenahi lancamya aktifitas bisnis dan jalur lalu lintas terutama kendaraan bermuatan berat (kontainer).

Bab III
Penutup

Sebelum tahun 1960 Pekanbaru hanyalah kota dengan luas 16 km2 yang kemudian bertambah menjadi 62.96 km2 dengan 2 kecamatan yaitu kecamatan Senapelan dan kecamatan Limapuluh. Selanjutnya tahun 1965 menjadi 6 kecamatan, tahun 1987 menjadi 8 kecamatan dengan luas wilayah administrasi bertambah menjadi 446,50 km2 dan setelah pematokan ulang menjadi luas sekarang ini. Kemudian pada tahun 2003 jumlah kecamatan dimekarkan menjadi 12 kecamatan.

Kependudukan
Kota Pekanbaru merupakan kota dengan jumlah penduduk paling banyak di provinsi Riau. Etnis Minangkabau merupakan masyarakat terbesar dengan jumlah sekitar 37,7% dari seluruh penduduk kota. Mereka umumnya sebagai pedagang dan telah menempatkan bahasa Minang sebagai pengantar selain bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.

Selain orang-orang Minang, perekonomian kota banyak dijalankan oleh masyarakat Tionghoa. Beberapa perkebunan besar dan perusahaan ekspor-impor banyak dijalankan oleh pengusaha- pengusaha Tionghoa. Sementara etnis Melayu, Jawa dan Batak juga memiliki proporsi yang besar sebagai penghuni kota ini.

DAFTAR PUSTAKA
http://bappeda.pekanbaru.go.id/page/5/investasi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota  Pekanbaru


Jangan lupa, like, share dan comentnya jika ada masalah.. semoga bermanfaat

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Sejarah Kota Pekanbaru Provinsi Riau"

Post a Comment