makalah geomorfologi-nusa-tenggara
Makalah Geomorfologi-nusa-tenggara
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Mempelajari tentang geologi Indonesia dan kaitannya dengan
geomorfologi Kepulauan Indonesia, garis besar geomorfologi Kepulauan
Indonesia,analisis geomorfologi guna identifikasi masalah lingkungan fisikal
dan pengembangan distrik Indonesia. Wilayah Indonesia terletak pada wilayah
tropis dan adalah kesatuan distrik laut yang ditebari pulau-pulau atau
kepulauan. Jarak terjauh Barat - Timur 5.110 Km. dan jarak terjauh Utara
Selatan 1.118 Km. ini berarti panjang kepulauan Indonesia menempati + 1/8
equator.
Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terletak di unsur selatan
katulistiwa pada posisi 80 -120 Lintang Selatan dan 1180 - 1250 Bujur Timur
adalahsalah satu propinsi yang terdiri dari kepulauan dengan 566 pulau, 432
pulau sudah memiliki nama dan sisanya sampai ketika ini belum memiliki nama dan
dari semua pulau yang ada, 42 pulau sudah berpenghuni sementara sisanya belum
berpenghuni. Terdapat tiga pulau besar di propinsi Nusa Tenggara Timur, yakni
pulau Flores, Sumba dan Timor, selebihnya ialah pulau-pulau kecil yang letaknya
tersebar pada perairan dengan luas tidak cukup lebih 200.000 km2. Kabupaten
Sikka sendiri yang terletak salah satu 800 22' - 80 50' derajat lintang unsur
selatan dan 1210 55'40" - 1220 41'30" bujur unsur timur adalah salah
satu kabupaten diantara sembilan kabupaten lainnya di Pulau Flores yang masing
masing wilayah masing-masing kabupaten terdapat yang berada dalam satu daratan
Pulau Flores dan terdapat pula yang distrik kabupatennya merangkum pulau -
pulau yang letaknya berada disekitar Pulau Flores tersebut sendiri.
Nusa Tenggara Barat ialah sebuah provinsi di Indonesia. Sesuai
dengan namanya, provinsi ini mencakup bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara. Dua
pulau terbesar di provinsi ini ialah Lombok yang terletak di barat dan Sumbawa
yang terletak di timur. Ibu kota provinsi ini ialah Kota Mataram yang sedang di
Pulau Lombok. Sebagian besar dari warga Lombok berasal dari suku Sasak,
sedangkan suku Bima dan Sumbawa merupakan kumpulan etnis terbesar di Pulau
Sumbawa. Mayoritas warga Nusa Tenggara Barat beragama Islam (96%).
Kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara merupakan gugusan pulau
di sebelah unsur timur Pulau Jawa, dari Pulau Bali di sebelah barat
sampai-sampai Pulau Timor di sebelah timur. Kepulauan Sunda Kecil tergolong
wilayah negara Indonesia kecuali bagian unsur timur Pulau Timor yang tergolong
wilayah negara Timor Timur. Di Indonesia, kepulauan ini terdiri dari tiga buah
provinsi, yakni (berturut-turut dari barat): Bali, Nusa Tenggara Barat, dan
Nusa Tenggara Timur.
Sunda kecil pun memiliki kisah geologi laksana halnya pulau-pulau
lainnya. Secara goelogis Sunda kecil memeiliki ciri khas yang khas sebab
terdiri dari pulau-pulau kecil yang tersebar dibuka dari Pulau Bali sampai
Pulau Timor. Sunda kecil adalahhasil bentukan dari lempeng Samudra Hindia yang
bergerak kearah unsur utara dan mendesak lempeng Eurasia. Pulau-pulau di
distrik Sunda Kecil memiliki tidak sedikit gunung api yang masih aktif, gunung
api ini adalahjaluran dari pegunungan Busur Sunda (Jaluran Pegunungan Mediteran).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kondisi Geomorfologi
Pulau-pulau di Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geantiklinal,
yang adalahperluasan busur Randa di sebelah barat. Geantiklinal yang terbaring
dari unsur timur sampai pulau-pulau Romang, Wetar, Kambing, Alor, Pantar,
Lomblen, Solor, Adonara, Flores, Rinca, Komodo, Sumbawa, Lombok dan Bali.
Sedangkan dibagian selatan disusun oleh pulau-pulau Timor, Roti, Sawu, Raijua
dan Dana. Punggungan geantiklinal tersebut berbelah di wilayah Sawu. Salah satu
cabangnya menyusun sebuah ambang yang turun ke laut melalui Raijua dan Dana,
selesai ke arah punggungan bawah laut di unsur selatan Jawa. Cabang beda adalahrantai
penghubung dengan busur dalam yang melintasi wilayah dekat Sunda.
Palung Belakang
Di sebelah unsur timur Flores disusun oleh unsur barat basin Randa
selatan. Di sebelah unsur utara Flores dan Sumbawa terbentang laut Flores, yang
dipisahkan menjadi tiga bagian, yaitu: Laut Flores Barat laut, berupa dataran
(platform) yang luas dan dangkal, yang menghubungkan lengan unsur selatan
Sulawesi dengan dangkalan Sunda. Basin Flores Tengah, berbentuk segitiga dengan
puncak terletak di sebelah unsur selatan volkan Lompobatang, yang bersangkutan
dengan depresi Walanae. Sedangkan dasarnya terletak di sepanjang pantai unsur
utara Flores, yang adalahbagian terdalam (-5140). Laut Flores Timur terdiri
dari punggungan dan palung diantaranya, yang menghubungkan lengan unsur selatan
Sulawesi dengan punggungan bawah laut Batu Tara.
Di sebelah unsur utara Bali dan Lombok palung belakang ini disusun
oleh Laut Bali (lebar 100 km dan dalam 1500 m) ke arah barat dasarnya
berangsur-angsur terangkat sampai estafet dengan laut dangkal di selat Madura.
Busur Dalam
Busur dalam Nusa Tenggara adalahkelanjutan dari Jawa mengarah ke
Busur Dalam Randa. Di Nusa Tenggara adalahpunggungan geantiklinal. Selat
diantara pulau di unsur barat dangkal dan menjadi lebih dalam ke arah timur.
Struktur umum Lombok di sebelah unsur utara adalahzone volkanis dengan volkan
aktif Rinjani (zone Solo), dataran rendah Mataram (subzone Blitar). Di unsur
selatan berupa pegunungan unsur selatan dengan pelajaran kapur Tertier dan
breksi volkanis.
Bali diceraikan oleh selat Bali terhadap Jawa. Zone di Bali sama
dengan Jawa. Raglan unsur utara adalahbagian terluas terdiri dari
volkan-volkan. Kuarter yang masih aktif, mengindikasikan kelanjutan perumahan
volkan muda di Jawa. Dataran Denpasar yang menghampar pada kaki unsur selatan
volkan tergolong sub zone Blitar di Jawa. Dataran ini dihubungkan oleh tanah
genting yang menyempit dengan bukit-bukit kapur Tertier Ulu Watu (213 m) yang
dapat dikomparasikan dengan semenanjung Blambangan. Pulau Nusa Panida (529 m)
antara Bali dan Lombok pun terdiri dari kapur Tertier ini.
Fisiografi Sumbawa yang khas ialah adanya depresi yang
mengasingkan geantiklinal menjadi sejumlah bagian, diantaranya berupa teluk di
unsur timur. Teluk tersebut diceraikan dari laut oleh pulau Mojo yang
menyerahkan sifat khas dari depresi antar pegunungan pada puncak geantiklinal.
Sisi unsur utara ditumbuhi oleh sejumlah volkan muda. Volkan Ngenges, Tambora
dan Soromandi menghasilkan batuan leucit. Sedimen tertier dan batuan kapur
alkali disebarkan secara luas di pulau Sumbawa. Hal ini memberikan cerminan
bahwa zone pegunungan Selatan Jawa ada di semua pulau Sumbawa dan depresi
menengah yang dinamakan zone Solo. Teluk Saleh adalahsebuah depressi terasing
dari zone Solo.
Pulau Flores diceraikan dari Sumba oleh selat Sape. Komodo dan
Rinca tergolong ke dalam puncak geantiklinal Flores Tengah, yang terdiri dari
batuan volkanis lebih tua (Tertier) dan intrusi magmatis yang dapat
dikomparasikan dengan Pegunungan Selatan Jawa. Volkan-volkan yang lebih muda
hadir di sepanjang pantai unsur selatan Flores Barat. Di Flores Timur
geantiklinal tersebut berupa sumbu yang tenggelam sampai-sampai batuan volkanis
yang lebih tua dan intrusi granodiorit tidak begitu banyak, serta melulu ada
volkan muda yang hadir dibagian puncaknya. Geantiklinal itu estafet disepanjang
Solor, Adonara, Lomblen dan Pantar, dimana pulau-pulau itu terdiri dari volkan
yang aktif. Sumbu tersebut kemudian melewati Alor, Kambing, Wetar dan Romang.
Di unsur ini busur dalam tidak mempunyai volkan aktif. Pulau-pulau itu tersusun
dari endapan volkanis Tertier akhir yang beberapa ada di bawah permukaan laut.
Palung Antara dengan Sumba
Palung ini berada salah satu busur dalam volkanis Jawa-Bali-Lombok
dan punggungan dasar laut sebelah unsur selatan Jawa. Raglan terdalam ada di
unsur selatan Lombok, berbelah dua ke arah unsur timur menjadi dua cabang yakni
sebelah unsur utara dan unsur selatan Sumba. Cabang-cabang ini adalahpenghubung
antara palung sebelah unsur selatan Jawa dan Basin Sawu antara Flores unsur
timur dan Roti. Lereng yang curam pada Wetar dan basin Sawu serta dasar laut
yang datar mengindikasikan adanya penurunan permukaan bumi. Sedangkan ujung
unsur timur dan baratnya diberi batas oleh pelantikan seperti sembul (horst) di
Kisar dan Sumba. Kedua pulau itu secara morfologis tergolong zone palung
antara.
Busur Luar
Pulau-pulau di nusa tenggara yang tergolong busur luar merupakan:
Dana, Raijua, Sawu, Roti, Seman dan Timor. Punggungan dasar laut dari unsur
selatan Jawa hadir sampai 1200 m dibawah permukaan laut, selanjutnya turun ke
arah unsur timur sampai 4000 m. Palung antara itu sebagian terangkat.
Selanjutnya sumbu geantiklinal tersebut naik lagi hingga ke pulau-pulau Sawu,
Dana, Raijua, dan Sawu.
Pulau sawu memiliki terumbu karang yang tingginya 300 m dpl dan
mengelilingi pulau ini yang tersusun dari batuan pre-tertier. Punggungan dana-Raijua-Sawu
serong terhadap punggungan Roti-Timor, dari lokasi itu diceraikan oleh selat
Daong. Pulau Roti tersusun dari sedimen terlipat powerful dan tertutup oleh
batu karang kuater yang tingginya 430 m dpl. Timor adalahbasil geantiklinal
yang lebar. Disamping tersebut ada depressi memanjang di puncaknya, melewati
Teluk Kupang hingga perbatasan Timor Leste dan selesai di muara sungai Lois.
e) Palung Depan
Antar pulau Chrismast dan punggungan bawah laut di unsur selatan
Jawa ada cekungan dalam utama yang terbaring arah timur-barat, kedalamannya
7450 m. Palung depan Jawa dari sistem pegunungan Sunda tersebut membentang ke
arah timur. Sampai di Sumba kedalamannya berkurang dan di sebelah unsur selatan
Sawu melengkung ke unsur timur laut sejajar dengan Timor. Sampai di pulau Roti
diceraikan oleh punggungan (1940 m) terhadap palung Timor. Palung di unsur
selatan Jawa tersebut di unsur selatan diberi batas oleh pelantikan dasar laut
yang tidak jelas batasnya melewati Pulau Chrismast mengarah ke dasar laut yang
dalamnya 3000-4000 m. bagian unsur timur palung Timor ini diberi batas oleh
dangkalan Australia atau dangkalan Sahul.
2.2 Geomorfologi Pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat dan Timur
Berdasarkan keterangan dari Umhgrove, pulau-pulau Nusa Tenggara
Barat dan Timur adalahhasil pelipatan pada miosen, bersamaan dengan pembentukan
geantiklin Jawa Selatan. Pelipatan pada miosen yang sangat intensif ada dilrian
dibagian unsur utara kepala burung lantas masuk ke unsur tengah Irian Jaya.
Secara garis besar pulau-pulau di NTB dan NTT bisa dikelompokkan kedalam dua
kumpulan yang setiap mengarah dari unsur timur ke barat Barisan Utara: terdiri
dari P. Kambing, P. Alor, P. Pentar, P. Lomblen, P.Solor, P. Andonara, P.
Flores, P. Rinca, P. Komodo, P. Sumba, P. Lombok, dan P.Bali. Sedangkan deretan
selatan terdiri dari : P. Timor, P. Semau, P. Roti, P. Sawu,P. Raijua, P. Dana.
Diantara deretan utara dan unsur selatan ada P. Sumba yang menurut keterangan
dari Van Bemmelen adalahpenghubung dua deretan tersebut.
Pembagian fisiografis di P. Bali serupa dengan di P. Jawa, dimana
dibagian unsur selatan P. Bali merupakan wilayah kapur dan dibagian unsur utara
merupakan wilayah vulkanis dengan sejumlah puncaknya sebagai berikut: G.
Bratan, Batukau, Batur, dan G. Agung. Begitu halnya dengan P. Lombok dimana
bagian unsur utara berupa wilayah vulkanis dan dibagian unsur selatan berupa
wilayah kapur. P. Sumbawa mempunyai format yang agak berlainan, disini teluk
saleh nyaris memotong pulau itu menjadi dua bagian. Vulkan pun ada dibagian
utara laksana G. Tambora. Kemudian guna P. Flores posisinya mengarah kebarat
daya-timur laut dengan sejumlah vulkan yang menempati bagian unsur utara maupun
selatan.
Dapat anda lihat bahwa di kedua pulau ini ada dua mountain land
(southern dan northern) yang terbentuk : gunung api Mio-Pliosen yang kini
tererosi etape tua menyusun pematang-pematang sempit tertoreh dalam, dan gunung
berapi aktif Kuarter muda yang bentuknya masih kerucut. Ini menggambarkan
perkembangan busur volkanik unsur dalam seiring dengan bergeraknya zone
subduksi ke utara. Di Lombok dan Sumbawa jalur volkanik tua terdapat di sebelah
selatan. Sisa-sisa gunung api tua andesitik-basaltik ini contohnya Gunung
Mareje (716 m) di sekitar Mataram Lombok atau Gunung Sepakat dan Gunung Dinding
di Sumbawa selatan. Di selama gunung ini bisa dipelajari dengan baik bagaimana
asal dan sekuen gunung ini dalam hubungannya dengan batuan sediment yang
terbuka di sekitarnya, apakah intrusi magmatik yang menerobos batuan sediment
lebih tua, apakah gunungapi tuayang di pinggirnya ditumbuhi terumbu karang,
dsb.
Pengangkatan Resen terjadi paling kuat di sebelah unsur selatan
Lombok-Sumbawa. Batu gamping dan konglomerat dari gunung api tua terangkat
menyusun tebing pantai, misalnya di sekitar Kuta dan Blongas di Lombok unsur
selatan (bandingkan dengan pantai Uluwatu, Bali unsur selatan - urusan yang
sama juga). Dataran tinggi sebelah unsur selatan Taliwang di Sumbawa baratdaya,
pun adalahuplifted coral limestones yang dulunya tumbuh menumpu (onlap)
gunungapi andesitik ke sebelah unsur selatan dan tenggaranya.
Telah anda ketahui bahwa Sunda Kecil yang akan anda pelajari
disini adalahsuatu kepulaun di sebelah unsur timur Pulau Jawa yang terdiri dari
sejumlah pulau besar contohnya Bali, Lombok, Sumbawa, dan Flores. Kondisi
geologi distrik NTB dengan batuan tertua berumur Tersier dan yang termuda
berumur Kuarter, didominasi oleh Batuan Gunungapi serta Aluvium (recent).
Batuan Tersier di Pulau Lombok terdiri dari perselingan batupasir kuarsa,
batulempung, breksi, lava, tufa dengan lensa-lensa batugamping, batugamping dan
dasit.
Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari lava, breksi, tufa,
andesit, batupasir tufaan, batulempung, dasit, tonalit, tufa dasitan,
batugamping berlapis, batugamping tufaan dan lempung tufaan. Batuan Kuarter di
Pulau Lombok terdiri dari perselingan breksi gampingan dan lava, breksi, lava,
tufa, batuapung dan breksi lahar. Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari
terumbu koral terangkat, epiklastik (konglomerat), basil gunungapi tanah merah,
gunungapi tua, gunungapi Sangeangapi, gunungapi Tambora, gunung api muda dan
batugamping koral. Aluvium dan endapan pantai lumayan luas ada di Pulau Sumbawa
dan Lombok.
Data geologi yang disajikan guna Pulau Lombok dari basil
pengamatan, maka bisa dikerhukakan jenis batuan yang terdapat di Pulau Lombok.
Terdapat dua bagian geologi utama di Pulau Lombok yakni lingkaran gunung berapi
di sebelah unsur utara dan lingkaran rendah yang telah tua di sebelah selatan.
Diantara kedua unsur ini ada lembah yang merupakah peralihan. Gunung berapi
dilapisan unsur atasnya dan pegunungan tua di lapisan bawah dan yang sangat
berpengaruh ialah Gunung Rinjani, Gunung Punikan dan Gunung Nangi disusun oleh
tidak banyak beresia dan larya, yang disebarkan oleh Bresia Rinjani ke arah
barat
dan timur.
Struktur geologi regional Bali dibuka dengan adanya pekerjaan di
lautan sekitar kala Miosen Bawah yang menghasilkan batuan lava bantal dan
breksi yang disisipi oleh batu gamping. Di bagian unsur selatan terjadi
pengendapan oleh batu gamping yang lantas membentuk Formasi Selatan. Di jalur
yang berbatasan dengan tepi utaranya terjadi pengendapan sedimen yang lebih
halus. Pada akhir kala Pliosen, seluruh wilayah pengendapan tersebut muncul di
atas permukaan laut. Bersamaan dengan pengangkatan, terjadi pergeseran yang
menyebabkan sekian banyak bagian
tersesarkan satu terhadap yang lainnya. Umumnya sesar ini tenggelam oleh bahan batuan
organik atau endapan yang lebih muda.
Selama kala Pliosen, di lautan sebelah unsur utara terjadi endapan
berupa bahan yang berasal dari endapan yang lantas menghasilkan Formasi Asah.
Di barat laut beberapa dari batuan hadir ke atas permukaan laut. Sementara ini
semakin ke barat pengendapan batuan karbonat lebih dominan. Seluruh jalur
tersebut pada akhir Pliosen terangkat dan tersesarkan.
Kegiatan gunung api lebih tidak sedikit terjadi di daratan, yang
menghasilkan gunung api dari barat ke timur. Seiring dengan terjadinya dua
kaldera, yaitu terdahulu kaldera Buyan-Bratan dan lantas kaldera Batur, Pulau
Bali masih merasakan gerakan yang mengakibatkan pengangkatan di unsur utara.
Akibatnya, Formasi Palasari terangkat ke permukaan laut dan Pulau Bali pada
umumnya memiliki penampang Utara-Selatan yang tidak simetris. Raglan unsur
selatan lebih landai dari unsur Utara.
BAB
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepulauan Nusa Tenggara terletak di Indonesia unsur tengah yang
tersebar sepanjang 2.850 km dari barat ke unsur timur (1150 49' BT hingga
134054' BT) dan 1.450 km dari unsur utara ke unsur selatan (2036' LU hingga
IIOLS). Nusa tenggara berada diantara bagian unsur timur pulau Jawa dan
kepulauan Randa tediri dari pulau-pulalu kecil dan lembah sungai. Secara fisik,
dibagian unsur utara berbatasan dengan pulau Jawa, unsur timur diberi batas
oleh kepulauan Randa, unsur utara diberi batas oleh laut Flores dan unsur
selatan diberi batas oleh Samudra Hindia Terdapat lima pulau besar yakni Bali,
Lombok, Sumbawa, Flores, dan Sumba. Selain tersebut ada pulau-pulau kecil
lainnya.
Kondisi jasmani Nusa Tenggara sangat bertolak belakang dengan area
lainnya di Indonesia. Kepulauan ini terdiri dari pulau-pulau vulkanis dan
susunan terumbu karang yang tersebar di sepanjang lautan yang terdalam di
dunia, dan tidak mempunyai pulau besar, laksana Jawa dan Sumatera. Asal-usul
kepulauan ini dan proses-proses yang dirasakan dalam pembentukan pulau-pulau
yang sampai kini masih terjadi sangat memprovokasi posisi, ukuran, dan format
pulau. Sebagian besar pulau-pulau di area ini, secara geologis, masih paling
muda, umurnya berkisar antara 1-15 tahun dan tidak pernah adalahbagian dari
massa daratan beda yang lebih besar. Kerumitan situasi geologi Nusa Tenggara
diakibatkan oleh posisinya di percabangan tiga lempeng geologis yakni lempeng
Asia, lempeng Australia, lempeng Pasifik dan dua benua yakni Asia dan
Australia.
Secara geologi nusa tenggara berada pada busur Randa. Rangkaian
pulau ini disusun oleh pegunungan vulkanik muda. Pada teori lempeng tektonik,
barisan pegunungan di nusa tenggara di bina tepat di zona subduksi
indo-australia pada kerak samudra dan bisa di interpretasikan kedalaman
magmanya kira-kira menjangkau 165-200 km cocok dengan peta tektonik Hamilton
(1979).
Pulau-pulau di Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geantiklinal,
yang adalahperluasan busur Randa di sebelah barat. Geantiklinal yang terbaring
dari unsur timur sampai pulau-pulau Romang, Wetar, Kambing, Alor, Pantar,
Lomblen, Solor, Adonara, Flores, Rinca, Komodo, Sumbawa, Lombok dan Bali.
Kondisi iklim di Nusa tenggara barat maupun unsur timur tidak
memiliki berbedaan yang mencolok, urusan ini tampak dengan adanya situasi alam
yang nyaris sama di distrik tersebut, contohnya terdapatnya padang rumput yang
luas sehingga memprovokasi iklim yang ada. Selain tersebut juga sebab wilayah
nusa tenggara yang berbentuk pulau-pulau sempit pun mempengaruhi iklim yang
terdapat disana. Nusa tenggara termasuk beriklim kering, yang antara beda
ditandai dengan jumlah curah hujan yang sedikit, dan tidak terbagi merata.
Selain tersebut pada wilayah dengan iklim kering ditandai dengan luasnya padang
rumput.
Berdasarkan penyebarannya, maka prosentasi jenis-jenis tanah di
distrik Nusa Tenggara Timur antara beda terdiri dari tanah Mediteran 51%;
tanah-tanah perumahan 32,25%; Latosol 9,72%; Grumusol 3,25% Andosol 1,93%;
Regosol 0,19% dan jenis tanah Aluvial 1,66% (Sumber Rencana Umum Kehutanan
Propinsi Dati I Nusa Tenggara Timur tahun 1987).
Nusa Tenggara adalahkepulauan yang dikelilingi laut dan terletak
di pesisir pantai, urusan ini pun akan mempengaruhi situasi hidrologi. Secara
umum suasana hidrologi Nusa Tengara paling bergantung pada curah hujan
setempat. Wilayah perairan laut Nusa Tenggara Barat tergolong pada perairan
laut dalam dengan dasar perairan yang terdiri dari batu karang dan
pasir.Meskipun curah hujan di kabupaten lombok barat relatif rendah, di distrik
kota ini mengalir 4 buah sungai yang lumayan besar dan potensial sebagai sumber
mata air permukaan. Sungai yang ada di Propinsi Nusa Tenggara Timur pada
lazimnya mempunyai ketidaktetapan aliran air yang lumayan tinggi, pada musim
penghujan berair dan banjir, sementara pada musim kemarau berkurang bahkan
terdapat yang tidak berair sama sekali.
Pemanfaatan lahan guna pengembangan potensi distrik kepulauan Nusa
Tenggara berbeda-beda. Hal ini diakibatkan oleh adanya perbedaan kondisi
jasmani lahan yang bervariasi dalam urusan topografi, kelerengan, kesuburan
tanah dan pasang surut air. Adapun pemanfaatan lahan di Nusa Tenggara antara
lain guna pertanian, perhutanan, pertambangan, perkebunan, perternakan,
perikanan, dan pariwisata.
Semoga Bermamfaat......
0 Response to "makalah geomorfologi-nusa-tenggara"
Post a Comment