makalah geomorfologi-nusa-tenggara


Makalah Geomorfologi-nusa-tenggara

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Mempelajari tentang geologi Indonesia dan kaitannya dengan geomorfologi Kepulauan Indonesia, garis besar geomorfologi Kepulauan Indonesia,analisis geomorfologi guna identifikasi masalah lingkungan fisikal dan pengembangan distrik Indonesia. Wilayah Indonesia terletak pada wilayah tropis dan adalah kesatuan distrik laut yang ditebari pulau-pulau atau kepulauan. Jarak terjauh Barat - Timur 5.110 Km. dan jarak terjauh Utara Selatan 1.118 Km. ini berarti panjang kepulauan Indonesia menempati + 1/8 equator.

Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terletak di unsur selatan katulistiwa pada posisi 80 -120 Lintang Selatan dan 1180 - 1250 Bujur Timur adalahsalah satu propinsi yang terdiri dari kepulauan dengan 566 pulau, 432 pulau sudah memiliki nama dan sisanya sampai ketika ini belum memiliki nama dan dari semua pulau yang ada, 42 pulau sudah berpenghuni sementara sisanya belum berpenghuni. Terdapat tiga pulau besar di propinsi Nusa Tenggara Timur, yakni pulau Flores, Sumba dan Timor, selebihnya ialah pulau-pulau kecil yang letaknya tersebar pada perairan dengan luas tidak cukup lebih 200.000 km2. Kabupaten Sikka sendiri yang terletak salah satu 800 22' - 80 50' derajat lintang unsur selatan dan 1210 55'40" - 1220 41'30" bujur unsur timur adalah salah satu kabupaten diantara sembilan kabupaten lainnya di Pulau Flores yang masing masing wilayah masing-masing kabupaten terdapat yang berada dalam satu daratan Pulau Flores dan terdapat pula yang distrik kabupatennya merangkum pulau - pulau yang letaknya berada disekitar Pulau Flores tersebut sendiri.
 
Makalah Geomorfologi Nusa Tenggara


Nusa Tenggara Barat ialah sebuah provinsi di Indonesia. Sesuai dengan namanya, provinsi ini mencakup bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara. Dua pulau terbesar di provinsi ini ialah Lombok yang terletak di barat dan Sumbawa yang terletak di timur. Ibu kota provinsi ini ialah Kota Mataram yang sedang di Pulau Lombok. Sebagian besar dari warga Lombok berasal dari suku Sasak, sedangkan suku Bima dan Sumbawa merupakan kumpulan etnis terbesar di Pulau Sumbawa. Mayoritas warga Nusa Tenggara Barat beragama Islam (96%).

Kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara merupakan gugusan pulau di sebelah unsur timur Pulau Jawa, dari Pulau Bali di sebelah barat sampai-sampai Pulau Timor di sebelah timur. Kepulauan Sunda Kecil tergolong wilayah negara Indonesia kecuali bagian unsur timur Pulau Timor yang tergolong wilayah negara Timor Timur. Di Indonesia, kepulauan ini terdiri dari tiga buah provinsi, yakni (berturut-turut dari barat): Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Sunda kecil pun memiliki kisah geologi laksana halnya pulau-pulau lainnya. Secara goelogis Sunda kecil memeiliki ciri khas yang khas sebab terdiri dari pulau-pulau kecil yang tersebar dibuka dari Pulau Bali sampai Pulau Timor. Sunda kecil adalahhasil bentukan dari lempeng Samudra Hindia yang bergerak kearah unsur utara dan mendesak lempeng Eurasia. Pulau-pulau di distrik Sunda Kecil memiliki tidak sedikit gunung api yang masih aktif, gunung api ini adalahjaluran dari pegunungan Busur Sunda (Jaluran Pegunungan Mediteran).


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Geomorfologi

Pulau-pulau di Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geantiklinal, yang adalahperluasan busur Randa di sebelah barat. Geantiklinal yang terbaring dari unsur timur sampai pulau-pulau Romang, Wetar, Kambing, Alor, Pantar, Lomblen, Solor, Adonara, Flores, Rinca, Komodo, Sumbawa, Lombok dan Bali. Sedangkan dibagian selatan disusun oleh pulau-pulau Timor, Roti, Sawu, Raijua dan Dana. Punggungan geantiklinal tersebut berbelah di wilayah Sawu. Salah satu cabangnya menyusun sebuah ambang yang turun ke laut melalui Raijua dan Dana, selesai ke arah punggungan bawah laut di unsur selatan Jawa. Cabang beda adalahrantai penghubung dengan busur dalam yang melintasi wilayah dekat Sunda.

Palung Belakang

Di sebelah unsur timur Flores disusun oleh unsur barat basin Randa selatan. Di sebelah unsur utara Flores dan Sumbawa terbentang laut Flores, yang dipisahkan menjadi tiga bagian, yaitu: Laut Flores Barat laut, berupa dataran (platform) yang luas dan dangkal, yang menghubungkan lengan unsur selatan Sulawesi dengan dangkalan Sunda. Basin Flores Tengah, berbentuk segitiga dengan puncak terletak di sebelah unsur selatan volkan Lompobatang, yang bersangkutan dengan depresi Walanae. Sedangkan dasarnya terletak di sepanjang pantai unsur utara Flores, yang adalahbagian terdalam (-5140). Laut Flores Timur terdiri dari punggungan dan palung diantaranya, yang menghubungkan lengan unsur selatan Sulawesi dengan punggungan bawah laut Batu Tara.

Di sebelah unsur utara Bali dan Lombok palung belakang ini disusun oleh Laut Bali (lebar 100 km dan dalam 1500 m) ke arah barat dasarnya berangsur-angsur terangkat sampai estafet dengan laut dangkal di selat Madura.

Busur Dalam

Busur dalam Nusa Tenggara adalahkelanjutan dari Jawa mengarah ke Busur Dalam Randa. Di Nusa Tenggara adalahpunggungan geantiklinal. Selat diantara pulau di unsur barat dangkal dan menjadi lebih dalam ke arah timur. Struktur umum Lombok di sebelah unsur utara adalahzone volkanis dengan volkan aktif Rinjani (zone Solo), dataran rendah Mataram (subzone Blitar). Di unsur selatan berupa pegunungan unsur selatan dengan pelajaran kapur Tertier dan breksi volkanis.

Bali diceraikan oleh selat Bali terhadap Jawa. Zone di Bali sama dengan Jawa. Raglan unsur utara adalahbagian terluas terdiri dari volkan-volkan. Kuarter yang masih aktif, mengindikasikan kelanjutan perumahan volkan muda di Jawa. Dataran Denpasar yang menghampar pada kaki unsur selatan volkan tergolong sub zone Blitar di Jawa. Dataran ini dihubungkan oleh tanah genting yang menyempit dengan bukit-bukit kapur Tertier Ulu Watu (213 m) yang dapat dikomparasikan dengan semenanjung Blambangan. Pulau Nusa Panida (529 m) antara Bali dan Lombok pun terdiri dari kapur Tertier ini.

Fisiografi Sumbawa yang khas ialah adanya depresi yang mengasingkan geantiklinal menjadi sejumlah bagian, diantaranya berupa teluk di unsur timur. Teluk tersebut diceraikan dari laut oleh pulau Mojo yang menyerahkan sifat khas dari depresi antar pegunungan pada puncak geantiklinal. Sisi unsur utara ditumbuhi oleh sejumlah volkan muda. Volkan Ngenges, Tambora dan Soromandi menghasilkan batuan leucit. Sedimen tertier dan batuan kapur alkali disebarkan secara luas di pulau Sumbawa. Hal ini memberikan cerminan bahwa zone pegunungan Selatan Jawa ada di semua pulau Sumbawa dan depresi menengah yang dinamakan zone Solo. Teluk Saleh adalahsebuah depressi terasing dari zone Solo.

Pulau Flores diceraikan dari Sumba oleh selat Sape. Komodo dan Rinca tergolong ke dalam puncak geantiklinal Flores Tengah, yang terdiri dari batuan volkanis lebih tua (Tertier) dan intrusi magmatis yang dapat dikomparasikan dengan Pegunungan Selatan Jawa. Volkan-volkan yang lebih muda hadir di sepanjang pantai unsur selatan Flores Barat. Di Flores Timur geantiklinal tersebut berupa sumbu yang tenggelam sampai-sampai batuan volkanis yang lebih tua dan intrusi granodiorit tidak begitu banyak, serta melulu ada volkan muda yang hadir dibagian puncaknya. Geantiklinal itu estafet disepanjang Solor, Adonara, Lomblen dan Pantar, dimana pulau-pulau itu terdiri dari volkan yang aktif. Sumbu tersebut kemudian melewati Alor, Kambing, Wetar dan Romang. Di unsur ini busur dalam tidak mempunyai volkan aktif. Pulau-pulau itu tersusun dari endapan volkanis Tertier akhir yang beberapa ada di bawah permukaan laut.

Palung Antara dengan Sumba

Palung ini berada salah satu busur dalam volkanis Jawa-Bali-Lombok dan punggungan dasar laut sebelah unsur selatan Jawa. Raglan terdalam ada di unsur selatan Lombok, berbelah dua ke arah unsur timur menjadi dua cabang yakni sebelah unsur utara dan unsur selatan Sumba. Cabang-cabang ini adalahpenghubung antara palung sebelah unsur selatan Jawa dan Basin Sawu antara Flores unsur timur dan Roti. Lereng yang curam pada Wetar dan basin Sawu serta dasar laut yang datar mengindikasikan adanya penurunan permukaan bumi. Sedangkan ujung unsur timur dan baratnya diberi batas oleh pelantikan seperti sembul (horst) di Kisar dan Sumba. Kedua pulau itu secara morfologis tergolong zone palung antara.

Busur Luar

Pulau-pulau di nusa tenggara yang tergolong busur luar merupakan: Dana, Raijua, Sawu, Roti, Seman dan Timor. Punggungan dasar laut dari unsur selatan Jawa hadir sampai 1200 m dibawah permukaan laut, selanjutnya turun ke arah unsur timur sampai 4000 m. Palung antara itu sebagian terangkat. Selanjutnya sumbu geantiklinal tersebut naik lagi hingga ke pulau-pulau Sawu, Dana, Raijua, dan Sawu.

Pulau sawu memiliki terumbu karang yang tingginya 300 m dpl dan mengelilingi pulau ini yang tersusun dari batuan pre-tertier. Punggungan dana-Raijua-Sawu serong terhadap punggungan Roti-Timor, dari lokasi itu diceraikan oleh selat Daong. Pulau Roti tersusun dari sedimen terlipat powerful dan tertutup oleh batu karang kuater yang tingginya 430 m dpl. Timor adalahbasil geantiklinal yang lebar. Disamping tersebut ada depressi memanjang di puncaknya, melewati Teluk Kupang hingga perbatasan Timor Leste dan selesai di muara sungai Lois.

e) Palung Depan

Antar pulau Chrismast dan punggungan bawah laut di unsur selatan Jawa ada cekungan dalam utama yang terbaring arah timur-barat, kedalamannya 7450 m. Palung depan Jawa dari sistem pegunungan Sunda tersebut membentang ke arah timur. Sampai di Sumba kedalamannya berkurang dan di sebelah unsur selatan Sawu melengkung ke unsur timur laut sejajar dengan Timor. Sampai di pulau Roti diceraikan oleh punggungan (1940 m) terhadap palung Timor. Palung di unsur selatan Jawa tersebut di unsur selatan diberi batas oleh pelantikan dasar laut yang tidak jelas batasnya melewati Pulau Chrismast mengarah ke dasar laut yang dalamnya 3000-4000 m. bagian unsur timur palung Timor ini diberi batas oleh dangkalan Australia atau dangkalan Sahul.

2.2 Geomorfologi Pulau-pulau di Nusa Tenggara Barat dan Timur

Berdasarkan keterangan dari Umhgrove, pulau-pulau Nusa Tenggara Barat dan Timur adalahhasil pelipatan pada miosen, bersamaan dengan pembentukan geantiklin Jawa Selatan. Pelipatan pada miosen yang sangat intensif ada dilrian dibagian unsur utara kepala burung lantas masuk ke unsur tengah Irian Jaya. Secara garis besar pulau-pulau di NTB dan NTT bisa dikelompokkan kedalam dua kumpulan yang setiap mengarah dari unsur timur ke barat Barisan Utara: terdiri dari P. Kambing, P. Alor, P. Pentar, P. Lomblen, P.Solor, P. Andonara, P. Flores, P. Rinca, P. Komodo, P. Sumba, P. Lombok, dan P.Bali. Sedangkan deretan selatan terdiri dari : P. Timor, P. Semau, P. Roti, P. Sawu,P. Raijua, P. Dana. Diantara deretan utara dan unsur selatan ada P. Sumba yang menurut keterangan dari Van Bemmelen adalahpenghubung dua deretan tersebut.

Pembagian fisiografis di P. Bali serupa dengan di P. Jawa, dimana dibagian unsur selatan P. Bali merupakan wilayah kapur dan dibagian unsur utara merupakan wilayah vulkanis dengan sejumlah puncaknya sebagai berikut: G. Bratan, Batukau, Batur, dan G. Agung. Begitu halnya dengan P. Lombok dimana bagian unsur utara berupa wilayah vulkanis dan dibagian unsur selatan berupa wilayah kapur. P. Sumbawa mempunyai format yang agak berlainan, disini teluk saleh nyaris memotong pulau itu menjadi dua bagian. Vulkan pun ada dibagian utara laksana G. Tambora. Kemudian guna P. Flores posisinya mengarah kebarat daya-timur laut dengan sejumlah vulkan yang menempati bagian unsur utara maupun selatan.



Dapat anda lihat bahwa di kedua pulau ini ada dua mountain land (southern dan northern) yang terbentuk : gunung api Mio-Pliosen yang kini tererosi etape tua menyusun pematang-pematang sempit tertoreh dalam, dan gunung berapi aktif Kuarter muda yang bentuknya masih kerucut. Ini menggambarkan perkembangan busur volkanik unsur dalam seiring dengan bergeraknya zone subduksi ke utara. Di Lombok dan Sumbawa jalur volkanik tua terdapat di sebelah selatan. Sisa-sisa gunung api tua andesitik-basaltik ini contohnya Gunung Mareje (716 m) di sekitar Mataram Lombok atau Gunung Sepakat dan Gunung Dinding di Sumbawa selatan. Di selama gunung ini bisa dipelajari dengan baik bagaimana asal dan sekuen gunung ini dalam hubungannya dengan batuan sediment yang terbuka di sekitarnya, apakah intrusi magmatik yang menerobos batuan sediment lebih tua, apakah gunungapi tuayang di pinggirnya ditumbuhi terumbu karang, dsb.

Pengangkatan Resen terjadi paling kuat di sebelah unsur selatan Lombok-Sumbawa. Batu gamping dan konglomerat dari gunung api tua terangkat menyusun tebing pantai, misalnya di sekitar Kuta dan Blongas di Lombok unsur selatan (bandingkan dengan pantai Uluwatu, Bali unsur selatan - urusan yang sama juga). Dataran tinggi sebelah unsur selatan Taliwang di Sumbawa baratdaya, pun adalahuplifted coral limestones yang dulunya tumbuh menumpu (onlap) gunungapi andesitik ke sebelah unsur selatan dan tenggaranya.

Telah anda ketahui bahwa Sunda Kecil yang akan anda pelajari disini adalahsuatu kepulaun di sebelah unsur timur Pulau Jawa yang terdiri dari sejumlah pulau besar contohnya Bali, Lombok, Sumbawa, dan Flores. Kondisi geologi distrik NTB dengan batuan tertua berumur Tersier dan yang termuda berumur Kuarter, didominasi oleh Batuan Gunungapi serta Aluvium (recent). Batuan Tersier di Pulau Lombok terdiri dari perselingan batupasir kuarsa, batulempung, breksi, lava, tufa dengan lensa-lensa batugamping, batugamping dan dasit.

Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari lava, breksi, tufa, andesit, batupasir tufaan, batulempung, dasit, tonalit, tufa dasitan, batugamping berlapis, batugamping tufaan dan lempung tufaan. Batuan Kuarter di Pulau Lombok terdiri dari perselingan breksi gampingan dan lava, breksi, lava, tufa, batuapung dan breksi lahar. Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari terumbu koral terangkat, epiklastik (konglomerat), basil gunungapi tanah merah, gunungapi tua, gunungapi Sangeangapi, gunungapi Tambora, gunung api muda dan batugamping koral. Aluvium dan endapan pantai lumayan luas ada di Pulau Sumbawa dan Lombok.

Data geologi yang disajikan guna Pulau Lombok dari basil pengamatan, maka bisa dikerhukakan jenis batuan yang terdapat di Pulau Lombok. Terdapat dua bagian geologi utama di Pulau Lombok yakni lingkaran gunung berapi di sebelah unsur utara dan lingkaran rendah yang telah tua di sebelah selatan. Diantara kedua unsur ini ada lembah yang merupakah peralihan. Gunung berapi dilapisan unsur atasnya dan pegunungan tua di lapisan bawah dan yang sangat berpengaruh ialah Gunung Rinjani, Gunung Punikan dan Gunung Nangi disusun oleh tidak banyak beresia dan larya, yang disebarkan oleh Bresia Rinjani ke arah barat
dan timur.

Struktur geologi regional Bali dibuka dengan adanya pekerjaan di lautan sekitar kala Miosen Bawah yang menghasilkan batuan lava bantal dan breksi yang disisipi oleh batu gamping. Di bagian unsur selatan terjadi pengendapan oleh batu gamping yang lantas membentuk Formasi Selatan. Di jalur yang berbatasan dengan tepi utaranya terjadi pengendapan sedimen yang lebih halus. Pada akhir kala Pliosen, seluruh wilayah pengendapan tersebut muncul di atas permukaan laut. Bersamaan dengan pengangkatan, terjadi pergeseran yang menyebabkan sekian banyak  bagian tersesarkan satu terhadap yang lainnya. Umumnya sesar ini tenggelam oleh bahan batuan organik atau endapan yang lebih muda.

Selama kala Pliosen, di lautan sebelah unsur utara terjadi endapan berupa bahan yang berasal dari endapan yang lantas menghasilkan Formasi Asah. Di barat laut beberapa dari batuan hadir ke atas permukaan laut. Sementara ini semakin ke barat pengendapan batuan karbonat lebih dominan. Seluruh jalur tersebut pada akhir Pliosen terangkat dan tersesarkan.

Kegiatan gunung api lebih tidak sedikit terjadi di daratan, yang menghasilkan gunung api dari barat ke timur. Seiring dengan terjadinya dua kaldera, yaitu terdahulu kaldera Buyan-Bratan dan lantas kaldera Batur, Pulau Bali masih merasakan gerakan yang mengakibatkan pengangkatan di unsur utara. Akibatnya, Formasi Palasari terangkat ke permukaan laut dan Pulau Bali pada umumnya memiliki penampang Utara-Selatan yang tidak simetris. Raglan unsur selatan lebih landai dari unsur Utara.


BAB
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kepulauan Nusa Tenggara terletak di Indonesia unsur tengah yang tersebar sepanjang 2.850 km dari barat ke unsur timur (1150 49' BT hingga 134054' BT) dan 1.450 km dari unsur utara ke unsur selatan (2036' LU hingga IIOLS). Nusa tenggara berada diantara bagian unsur timur pulau Jawa dan kepulauan Randa tediri dari pulau-pulalu kecil dan lembah sungai. Secara fisik, dibagian unsur utara berbatasan dengan pulau Jawa, unsur timur diberi batas oleh kepulauan Randa, unsur utara diberi batas oleh laut Flores dan unsur selatan diberi batas oleh Samudra Hindia Terdapat lima pulau besar yakni Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, dan Sumba. Selain tersebut ada pulau-pulau kecil lainnya.

Kondisi jasmani Nusa Tenggara sangat bertolak belakang dengan area lainnya di Indonesia. Kepulauan ini terdiri dari pulau-pulau vulkanis dan susunan terumbu karang yang tersebar di sepanjang lautan yang terdalam di dunia, dan tidak mempunyai pulau besar, laksana Jawa dan Sumatera. Asal-usul kepulauan ini dan proses-proses yang dirasakan dalam pembentukan pulau-pulau yang sampai kini masih terjadi sangat memprovokasi posisi, ukuran, dan format pulau. Sebagian besar pulau-pulau di area ini, secara geologis, masih paling muda, umurnya berkisar antara 1-15 tahun dan tidak pernah adalahbagian dari massa daratan beda yang lebih besar. Kerumitan situasi geologi Nusa Tenggara diakibatkan oleh posisinya di percabangan tiga lempeng geologis yakni lempeng Asia, lempeng Australia, lempeng Pasifik dan dua benua yakni Asia dan Australia.

Secara geologi nusa tenggara berada pada busur Randa. Rangkaian pulau ini disusun oleh pegunungan vulkanik muda. Pada teori lempeng tektonik, barisan pegunungan di nusa tenggara di bina tepat di zona subduksi indo-australia pada kerak samudra dan bisa di interpretasikan kedalaman magmanya kira-kira menjangkau 165-200 km cocok dengan peta tektonik Hamilton (1979).

Pulau-pulau di Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geantiklinal, yang adalahperluasan busur Randa di sebelah barat. Geantiklinal yang terbaring dari unsur timur sampai pulau-pulau Romang, Wetar, Kambing, Alor, Pantar, Lomblen, Solor, Adonara, Flores, Rinca, Komodo, Sumbawa, Lombok dan Bali.

Kondisi iklim di Nusa tenggara barat maupun unsur timur tidak memiliki berbedaan yang mencolok, urusan ini tampak dengan adanya situasi alam yang nyaris sama di distrik tersebut, contohnya terdapatnya padang rumput yang luas sehingga memprovokasi iklim yang ada. Selain tersebut juga sebab wilayah nusa tenggara yang berbentuk pulau-pulau sempit pun mempengaruhi iklim yang terdapat disana. Nusa tenggara termasuk beriklim kering, yang antara beda ditandai dengan jumlah curah hujan yang sedikit, dan tidak terbagi merata. Selain tersebut pada wilayah dengan iklim kering ditandai dengan luasnya padang rumput.

Berdasarkan penyebarannya, maka prosentasi jenis-jenis tanah di distrik Nusa Tenggara Timur antara beda terdiri dari tanah Mediteran 51%; tanah-tanah perumahan 32,25%; Latosol 9,72%; Grumusol 3,25% Andosol 1,93%; Regosol 0,19% dan jenis tanah Aluvial 1,66% (Sumber Rencana Umum Kehutanan Propinsi Dati I Nusa Tenggara Timur tahun 1987).

Nusa Tenggara adalahkepulauan yang dikelilingi laut dan terletak di pesisir pantai, urusan ini pun akan mempengaruhi situasi hidrologi. Secara umum suasana hidrologi Nusa Tengara paling bergantung pada curah hujan setempat. Wilayah perairan laut Nusa Tenggara Barat tergolong pada perairan laut dalam dengan dasar perairan yang terdiri dari batu karang dan pasir.Meskipun curah hujan di kabupaten lombok barat relatif rendah, di distrik kota ini mengalir 4 buah sungai yang lumayan besar dan potensial sebagai sumber mata air permukaan. Sungai yang ada di Propinsi Nusa Tenggara Timur pada lazimnya mempunyai ketidaktetapan aliran air yang lumayan tinggi, pada musim penghujan berair dan banjir, sementara pada musim kemarau berkurang bahkan terdapat yang tidak berair sama sekali.

Pemanfaatan lahan guna pengembangan potensi distrik kepulauan Nusa Tenggara berbeda-beda. Hal ini diakibatkan oleh adanya perbedaan kondisi jasmani lahan yang bervariasi dalam urusan topografi, kelerengan, kesuburan tanah dan pasang surut air. Adapun pemanfaatan lahan di Nusa Tenggara antara lain guna pertanian, perhutanan, pertambangan, perkebunan, perternakan, perikanan, dan pariwisata.

Semoga Bermamfaat......

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "makalah geomorfologi-nusa-tenggara"

Post a Comment