Makalah Fisologi Hewan Akuatik


Fisologi Hewan Akuatik

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Hewan adalah organisme heterotrof yang dapat hidup di lingkungan terestrial maupun lingkungan perairan. Hewan air adalah mahluk hidup yang habitatnya di lingkungan perairan dan merupakan organisme heterotrof yang tidak dapat memanfaatkan secara langsung zat-zat anorganik yang terdapat di lingkungan hidupnya. Hewan air tersebut mendapatkan makanannya dari mikroba, tumbuhan atau organisme lain yang hidup di sekitarnya. Untuk mencerna makanan tersebut agar menjadi energi, perlu diadakan oksidasi makanan. Proses tersebut biasanya dinamakan dengan metabolisme.
Dalam proses metabolisme dibutuhkan suatu anggaran energi untuk melakukan pembakaran. Pencernaan merupakan proses pemecahan pakan menjadi senyawa sederhana baik melalui peristiwa fisik maupun kimiawi dengan bantuan enzim dan selanjutnya senyawa pakan tersebut diabsorpsi untuk didistribusikan ke sel-sel dalam tubuh. Pemasokan oksigen ke sel-sel dalam tubuh memungkinkan terjadinya suatu oksidasi molekul pakan untuk menghasilkan energi yang bermanfaat bagi kehidupan hewan air seperti untuk kontraksi otot dan kerja syaraf, sintesis struktur tubuh, pemeliharaan tubuh dan homeostatis. Metabolisme terbagi dua menjadi katabolisme dan anabolisme.
Katabolisme adalah reaksi enzimatik yang mengkonversi energi dari senyawa pakan dalam sel ini dan menghasilkan energi. Sebaliknya anabolisme adalah sintesis molekul kompleks seperti pati, glikogen, lemak dan protein dari molekul sederhana dengan menggunakan ATP sebagai sumber energi. Anggaran energi adalah suatu perhitungan mengenai pemanfaatan energi yang diperoleh dari pakan yang dikonsumsi oleh hewan. Energi tersebut dipergunakan untuk aktivitas metabolik, pertumbuhan, dan sebagian hilang dalam bentuk feses dan sampah metabolik yang diekskresikan. Pemanfaatan energi pada ikan karnivora tidak sama dengan ikan omnivora maupun herbivora. Pada pembahasan kali ini kami akan mengulas tentang metabolisme dan anggaran energi pada ikan omnivora.

Fisologi Hewan Akuatik

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metabolisme?
2. Apa yang dimaksud dengan anggaran energi?  

  
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Metabolisme Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dalam kelompok monosex jantan menghabiskan lebih banyak energi dan memiliki otot yang kencang. Sebaliknya ikan Nila betina harus bersaing terhadap sumber daya reproduksi yang berbeda. Kompetisi agresif pada ikan teritorialuntuk bersaingdalam mendapatkan sumber daya lingkungan dapat menghabiskan cadangan energi dari ikan, yang dapat mengakibatkan depensasi pertumbuhan(Volpato and Fernandes, 1994)., peningkatan konsumsi O2dan ventilasi rate(Alvarenga and Volpato, 1995),, dan gangguan metabolik(Haller and Wittenberger, 1988). Ikan Nila memiliki intensitas energi yang tergantung pada agresivitas tingkat interaksi(Alvarenga and Volpato, 1995)., interaksi yang lebih agresif lebih cepat menghabiskan energi. Kompetisi lebih intens dalam kompetisi untuk sumber daya langka. Dalam kompetisi ini tubuh ikan melakukan metabolisme. Konsumsi O2 ikan Nila menurut jenis kelaminnya berbeda-beda, berdasarkan interaksi yang dilakukannya. Sistem metabolisme terjadi ketika adanya kompetisi dari pesaing.Antisipasi terhadap proses metabolisme yang berlebihan yaitu dengan menyediakan jenis yang seimbang agar terjadi reproduksi yang lengkap antara jantan dan betina, dengan membangun sarang agar terjadi pemijahan. Ikan jantan lebih aktif terhadap ikan betina dalam proses memijah, ikan jantan melakukan interaksi terhadap ikan betina dalam proses pemijahan sementara ikan betina dalam hal ini anggaran energi akan digunakan untuk kegiatan metabolisme. Kompetisi ditandai dengan adanya interaksi berupa serangan agresif yang lebih tinggi dari jantan dengan jantan dari pada jantan dengan betina Metabolisme tinggi ketika adanya kompetisi karena bayak mengeluarkan energi untuk bertarung memepertahankan eksistensi kekuasaan di wilayahnya. Selain itu juga proses pemijahan banyak mengeluarkan energi untuk dapat mengeluarkan sel kelamin masing-masing.

2.2 Anggaran Energi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Anggaran energi adalah energi yang digunakan utuk melakukan interaksi antara satu individu dengan individu lainnya, terkait dengan kompetisi maupun pemijahan. Anggaran energi ikan Nila (Oreochromis niloticus) jantan dan betina cenderung dihabiskan untuk memijah, sementara jantan dan betina dalam area yang sama anggaran energi digunakan dalam kompetisi memperebutkan ruang, makanan, lawan jenis dan lain-lain. Konsumsi O2 ikan Nila menurut jenis kelaminnya berbeda-beda, berdasarkan interaksi yang dilakukannya. Anggaran energi disimpan ketika tidak terjadi kompetisi dan komposisi jenis kelamin pasangan seimbang. Semakin tinggi interaksi ikan terhadap lingkungan maka akan semakin tinggi O2 yang dibutuhkan. Sebagian besar konsumsi O2 terjadi saat proses pemijahan, dibandingkan saat ikan melakukan pergerakan melawan arus.
Pada umumnya interaksi yang dilakukan ikan membutuhkan anggaran energi yang tinggi untuk melakukan proses yang berkaitan dengan metabolisme yang terjadi didalam tubuhnya. Ikan jantan lebih tinggi menggunakan anggaran energinya dari pada ikan betina, karena ikan jantan lebih aktif sehingga sistem metabolisme bekerja lebih efektif. Pada proses metabolisme ikan Nila (Oreochromis niloticus) diperkirakan memiliki efek toksik dari malathion insektisida pada konsumsi oksigen dan beberapa karakteristik biokimia yaitu total protein, karbohidrat dan kolesterol di hati, ginjal otot, dan insang. Tingkat konsumsi oksigen menurun selama periode eksposur dan parameter biokimia yang ditemukan menurun pada jaringan kontrol. Insektisida malathion bersifat racun. Industrialisasi yang terus meningkat membuat manusia terus mengganggu relung ekologi terutama ekosistem perairan. Pestisida adalah senyawa organik terutama sintetis yang sengaja diperkenalkan ke lingkungan untuk mengendalikan organisme yang dipilih. Insektisida organofosfat yang digunakan seluruh dunia untuk pengendalian hama serangga pertanian dan domestik.
 Organofosfat insektisida bekerja dalam bidang kedokteran dan industri, karena ketekunan mereka relatif rendah karena biodegradabilitas(mudah diuraikan oleh alam). Pada dasarnya malathion adalah insektisida organofosfat, yang digunakan untuk mengontrol serangga pada buah dan sayuran serta tanaman lainnya. Namun pencarian pestisida selalu diabaikan, pada akhirnya akan larut ke dalam perairan dan bermuara di laut. Ikan merupakan makanan yang bergizi, mudah dicerna dan banyak dikonsumsi. Nilai gizi ikan tersebut tergantung pada komposisi biokimia dan polusi air tempat ikan itu hidup. Perubahan pendukung komponen biokimia dapat direspon berakibat pada stres terhadap lingkungan yang ditempatinya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh malathion pada beberapa aspek biokimia Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang dapat digunakan sebagai biologis lingkungan indikator polusi. Stres lingkungan dan kimia dapat mengganggu fungsi fisiologis dan biokimia seperti pertumbuhan, perkembangan, reproduksi dan sistem peredaran darah pada ikan. Sejumlah indeks biokimia dari stres dijadikan untuk menilai kesehatan dari organisme non-target terkena bahan kimia beracun dalam ekosistem perairan. Peptisida toksik tersebut dapat merusak jaringan saraf, pmbuluh darah, hati dan insang.
Tingkat konsumsi oksigen (ml / g / jam) ikan nila (Oreochromis niloticus) terkena konsentrasi subletal malathion untuk waktu paparan yang berbeda, tingkat konsumsi oksigen ditolak diseluruh periode eksposur. Gangguan dalam metabolisme oksidatif menyebabkan perubahan oksigen terlarut untuk hewan dikonsumsi spesies ikan yang berbeda pada perairan yang tercemar pestisida. Konsumsi oksigen total adalah salah satu indikator dari ikan untuk menilai keadaan fisiologis dari organisme lainnya.
Aktivitas pernafasan ikan merupakan respon fisiologis pertama yang dipengaruhi oleh kehadiran polutan diperairan. Sistem biologis memantau gerakan normal dari opercular sebagai indikator pernapasan, pengukuran terhadap tingkatan stres, memerlukan kuantifikasi oksigen yang dikonsumsi oleh ikan. Perubahan parameter biokimia seperti karbohidrat, protein dan lipid penting untuk menunjukkan kerentanan sistem organ terhadap polutan, yang ditunjukkan oleh Protein dan zat organik penting yang dibutuhkan oleh organisme dalam membangun jaringan dan proses metabolisme energi. Protein terlibat dalam mekanisme kompensasi dari stres organisme.
 Saat ikan terkena malathion (0,5 ppm) kandungan protein yang ditemukan mengalami penurunan di jaringan hati. Penurunan protein mungkin karena proteolisis dan metabolisme meningkat bawah tekanan racun. Penurunan kadar protein disebabkan karena pemanfaatannya untuk mengurangi anggaran energi saat ikan stres. Penurunan signifikan dalam kandungan karbohidrat di semua jaringan, penurunan karbohidrat dapat menyebabkan penurunan metabolisme karena efek toksik. Pengurangan karbohidrat menunjukkan kemungkinan aktif glikogenolisis dan jalur glikolisis untuk memberikan kelebihan energi dalam kondisi stres.
Kolesterol adalah unsur penting tubuh normal yang digunakan dalam struktur membran sel, sintesis asam empedu dan sintesis hormon steroid. Menyebabkan penurunan kolesterol dalam jaringan ikan nila (Oreochromis niloticus). Penurunan juga terjadi di insang dan kurang di otot. Umumnya, penurunan kolesterol dalam semua jaringan berdasarkan waktu tertentu. Tingkat kolesterol berkurang karena hambatan biosintesis kolesterol dalam hati atau karena penyerapan mengurangi kolesterol dietry. penurunan kolesterol mungkin karena pemanfaatan dposites lemak bukan glukosa untuk tujuan energi. Penipisan kadar lemak dalam hati dan otot terjadi saat terkena malathion dianalisis, menunjukkan penurunan yang signifikan dalam kadar kolesterol dalam jaringan nila yang disebabkan oleh sifat beracun dari malathion insektisida.  



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metabolisme ikan Nila (Oreochromis niloticus) tinggi ketika adanya kompetisi karena bayak mengeluarkan energi utuk bertarung mempertahankan eksistensi kekuasaan di wilayahnya. Selain itu juga proses pemijahan banyak mengeluarkan energi untuk dapat mengeluarkan sel kelamin masing-masing. Anggaran energi adalah energi yang digunakan utuk melakukan interaksi antara satu individu dengan individu lainnya, terkait dengan kompetisi maupun pemijahan. Konsumsi oksigen total adalah salah satu indikator dari ikan untuk menilai keadaan fisiologis dari organisme lainnya. Aktivitas pernafasan ikan merupakan respon fisiologis pertama yang dipengaruhi oleh kehadiran polutan diperairan.


DAFTAR PUSTAKA
Carvalho, TB. and Gonçalves-de-Freitas, E.*. 2008. Sex group composition, social interaction, and metabolism in the fish Nile tilapia. Universidade Estadual Paulista – UNESP. Brazil. Gehan H. Fahmy. 2011. Some Metabolic Activities in Tilapia Fish (Oreochromis Niloticus) as Affected by The Insecticide Malathion. International Conference on Biology, Environment and Chemistry. King Faisal University, Saudi Arabia Yuwono E, dan Purnama S. 2001. Fisiologi Hewan Air . UPT UNSOED. Purwokerto.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Fisologi Hewan Akuatik"

Post a Comment