Pengertian Etika, Pemerintahan dan Politik
makalah Etika Pemerintahan dan Politik,
Pengertian Etika,
pengertian Pemerintahan,
pengertian Politik
Edit
Makalah Etika Pemerintahan dan Politik
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kata etika adalah kata yang tidak asing lagi bagi telinga
kita, dan mungkin sering kali kita mendengar kata ini keluar dari mulut
orang-orang di sekitar kita. Etika dapat diartikan kebiasaan dan juga susila.
Dari arti tersebut, maka, kita dapat mengartika etika tersebut sebagai
penilaian terhadap tingkah laku maupun tutur kata seseorang. Jika seseorang
mempunyai tutur kata dan tingkah laku yang baik, maka bisa dikatakan etika
seseorang tesebut baik, sebaliknya, jika tingkah laku dan tutur kata seseorang
kurang bagus, maka, bisa dikatakan etika dari seorang tersebut juga tidak baik.
Dalam berbagai kegiatan yang kita lakukan dalam sehari-hari,
kita selalu menggunakan etika, baik etika terhadap orang tua, etika dalam
belajar-mengajar dalam lingkungan pendidikan, maupun etika dalam bisnis. Etika
yang diperlihatkan seseorang dalam berbagai kegiatan, mencerminkan pribadi dari
diri seorang tersebut. Etika yang baik akan membuahkan penghormatan bagi pihak
lain kepada diri kita sendiri, sehingga, jika kita beretika yang baik, kita
akan mendapat perlakuan yang baik juga dari orang lain, baik yang mengenal
kita, maupun yang tidak kenal.
Dewasa ini, etika bagai barang baru dalam kehidupan. Banyak
orang dengan berbagai cara demi mengejar keuntungan atau materi semata
mengorbankan etikanya. Ini mengakibatkan banyaknya tindak kriminal. Karena
tidak adanya etika yang baik, maka bisa mendorong seseorang untuk melakukan hal
yang tidak sesuai dengan hati nuraninya. Mereka lebih mementingkan dirinya
sendiri dibandingkan dengan kepentingan orang lain. Mengejar keuntungan bagi
diri sendiri walaupun bisa berdampak buruk bagi orang lain. Maka, etika sangat
perlu bagi setiap orang. Penting bagi kita untuk memiliki etika yang baik dalam
segala hal.
Pengertian Etika Pemerintahan dan Politik |
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Etika Pemerintahan dan Politik
A. Etika
Etika merupakan suatu pemikiran kritis yang mendasar
tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah suatu ilmu
yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral
terentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab
berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987). Etika termasuk kelompok
filsafat praktis dan dibagi menjadi etika khusus yaitu etika yang membahas prinsip
dalam berbagai aspek kehidupan manusia sedangkan etika umum yaitu
mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia
(Suseno, 1987).
Menurut Kattsoff, 1986 etika lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan dengan tingkah laku manusia, dan juga berkaitan dengan dasar filosofis dalam hubungan dengan tingkah laku manusia.
Menurut Kattsoff, 1986 etika lebih banyak bersangkutan dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan dengan tingkah laku manusia, dan juga berkaitan dengan dasar filosofis dalam hubungan dengan tingkah laku manusia.
B. Pemerintahan
Pengertian
Pemerintah
dapat dibedakan
pemerintah
sebagaiorgan
Negara yang menjalankan tugas dan
pemerintah sebagai fungsidari pemerintah.
Pemerintah
dalam arti sempit dimaksudkan khususkekuasan
eksekutif sedangkan dalam
arti luas kekuasaan eksekutif,legeslatif,
dan yudikatif. Pemerintah dalam arti sempit berdasarkan UUDyang pernah berlaku
di Indonesia, yaitu UUD 1945, UUDS 1950, danUUD
Konstitusi RIS 1949.
Selanjutnya
dalam pengertian
luas, alatperengkapan
negara dapat didasarkan atas UUD 1945, Konstitusi RIS1949, UUDS 1950
C. Politik
Pengertian politik berasal dari kosa kata ‘Politics’ yang
memiliki makna bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau negara.
Yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan daari sistem itu dan diikuti
dengan pelaksanaan tujuan-tujuan itu. Pengambilan keputusan atau Decisionmaking
mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi
antara beberapa alternatif dan penyusunan skala perioritas dari tujuan-tujuan
yang telah dipilih.
Untuk melaksanakan tujuan itu perlu ditentukan
kebijaksanaan-kebijaksanaan umum atau public policies. Yang menyangkut
pengaturan dan pemabgian atau distributions dari suber-sumber yang ada. Untuk
melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan itu diperlukan suatu kekuasaan (Power)
dan kewenangan (authority) yang akan dipakai baik untuk membina kerjasama
maupun menyelesaikan konflik yang mungkin timbul dalam proses ini. Cara-cara
yang dipakai dapat bersifat Persuasi, dan jika perlu dilakukan pemaksaan
(Coercion). Tanpa adanya suatu paksaan kebijaksanaan ini hanya merupakan
perumusan keinginan belaka (Statement of intent) yang tidak akan pernah
terwujud.
Politik selalu menyangkut tujuan-tujuan dari seluruh
masyarakat (public goals) dan bukan tujuan pribadi seseorang (privat goals).
Selain itu politik kegiatan berbagai kelompok termasuk paratai politik, lembaga
masyarakat maupu perseorangan. Berdasarkan pengertian-pengertian pokok tentang
politik maka secara operasional bidang politik menyangkut konsep-konsep pokok
yang berkaitan dengan negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan
(decionmaking), kebijaksanaan (policy), pembagian (allocation). (Budiardjo,
1981: 8,9)
2.2 Etika Politik
Secara subtantif pengertian etika politik tidak dapat
dipisahkan dengan subyek sebagai pelaku etika yaitu manusia. Oleh karena itu
etika politik berkait erat dengan bidang pembahasan moral. Hal ini berdasarkan
kenyataan bahwa pengertian moral senantiasa menunjuk kepada manusia sebagai
subyek etika. Maka kewajiban moral dibedakan dengan pengertian
kewajiban-kewajiban lainya, karena yang dimaksud adalah kewajiban manusia
sebagai manusia. Walaupun dalam hubunganya dengan masyarakat bangsa maupun
negara, Etika politik tetap meletakkan dasar fundamental manusia sebagai
manusia. Dasar ini lebih meneguhkan akar etika politik bahwa kebaikan
senantiasa didasarkan kepada hakikat manusia sebagai makhluk yang beradab dan
berbudaya. Berdasarkan suatu kenyataan bahwa masyarakat, bangsa maupun negara
bisa berkembang kearah keadaan yang tidak baik dalam arti moral.Aktualisasi
etika politik harus senantiasa mendasarkan kepada ukuran harkat dan martabat
manusia sebagai manusia, (Lihat suseno, 1987: 15)
Sejak
abad ke-17 filsafat mengembangkan pokok-pokok etika politik seperti :
1. Perpisahan
antara kekuasaan gereja dan kekuasaan negra (John Locke)
2. Kebebasan
berfikir dan beragama (Locke)
3. Pembagian
kekuasaan (Locke, Montesque)
4. Kedaulatan
rakyat (Roesseau)
5. Negara
hukum demokratis/repulikan (Kant)
6. Hak-hak
asasi manusia (Locke, dsb)
7. Keadilan
social
2.3 Etika
Pemerintahan
Prinsip
etika bersifat author yang bersifat perintah menjadi suatuperintah. Dalam etika
pemerintahan, apa yang dianjurkan merupakanpaksaan yang dalam kehidupan
sehari-hari dapat menimbulkan kesulita.Etika digantungkan dengan authori y
menghendaki orang harus tundukpada perintah. Pemerintah tidak dapat
melaksanakan perintahsekehendaknya yang bertentangan dengan nilai etika
masyarakat. Kebijakan sebagai prinsip etika memang baik, tetati tidak
memberikansuatu kepastian. Sedangkan dalam masyarkat perlu adanya tindakanyang
praktis yang dapat membawa kearah perbaikan.Agama sebagai unsure perkembangan
adalah subjek dalam EtikaPemerintahan.
Agama sebagai subjek, adalah agent of change
dan agent bmodernization. Etika itu sebenarnya didalam suatu
jenjkang dariusaha manusia untuk menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan
apayang dikehendaki. Dalam kehidupan terdapat dua keadaan, di satupihak manusia
menghendaki kesempurnaan untuk dirinya sendiri dandi lain
pihak manusia ingin bersama-sama masyarakat untuk mencapaikesempurnaan, ini m
otif agama. Oleh karena itu motif agama tidakdapat dilepaskan dari segala aktivitas keduniawian.
Manusiamengetahui ketentuan peraturan ajaran agama untuk mengetahuihakiki kebenaran menimbulkan keyakinan dalam hati dan secara mantap tanpa rasa paksaan mendekatkan diri pada pencipta. Caratersebut harus dicapai kesempurnaan dirinya dan mendekatkan diridengan Tuhan. Tanpa melalui jenjangan tersebut maka tidak
dibenarkandapat secara langsung mencapai kesempurnaan diri dan dekat dengan Tuhan. Suatu kebiasaan diikatkan dengan ukuran-ukuran yang
bersifatdan ukuran-ukuran yang
bersifat pancaindera, hal yang
bersifat fisiktersebut disebut
estetika. Pelanggaran estetika akan
memperolehhukuman. Dalam agama ada
jenjang tindakan terhadap manusia untukmencapai kesempurnaan. Karena
kesempurnaan demikian tinggi makamanusia hanya berusaha mendekati,
tidak menyatu. Filsafat samasekali dikerjakan oleh rasio, dengan teknik yang demikian
sempurna,sehingga orang mingkin tidak dapat ada kesalahan. Sedangkan agamatidak terlepas dari etika dan kesempurnaan. Dalam mencapaikesempurnaan manusia harus dapat melaksanakan tindakan-tindakandan nilai-nilai yang riilkepada
nilai-nilai ideal. Kesempurnaan
adalahrelative, karenanya hany dapat ditafsirkan secar analogi. Untukmencapai tingkatan yang leih tinggi ia harus mengetahui tingkatanyang lebih rendah, menyangkut conduct, custom,
agama.
Etika Pemerintahan, di dalam mencapai kesempurnaan
harus adaadjustment dengan politik negara, den gan memperhatikan nilai-nilaimoral,
etik sesuai
dengan
nilai-nilai. Etika pemerintahan
harusmempunyai
adjustment dan penyesuaian segala sesuatu
yang tidak adabatasnya. Pemerintahan selalu
berubah menurut power yang berkuasa.Etika
pemerintahan
harus berpegang
pada power, authority
danotoritas.
adanya power setelah adanya authority.
Adanya power danauthority
tersebut yang penting
adalah penggunaannya.
Powerberhubungan
dengan factor wibawa. Dalam negara
modern orang yangdiberi
hak dan
kewajiban
harus
ada
partisipasi.
Dalam
etikapemerintahan
harus
ada partisipasi
yang
intensive
denganmasyarakat.pengintensivan
partisipasi
sangat penting karena yangdiperhatikan
bukan yang memimpin tetapi yang dipimpin.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Etika
politik termasuk lingkup etika sosial yang berkaiatan dengan bidang kehidupan
politik, politik juga memiliki makna bermacam-macam kegiatan dalam sistem
politik negara dan menyangkut proses penentuaan tujuan dari sebuah sitem yang
diikuti oleh pelaksananya, yang menyangkut kepentingan masyarakat (publikols)
dan bukan tujuan pribadi.
Dalam
hubungan dengan etika politik pengertian politik harus dipahami dalam
pengertian yang lebih luas yaitu menyangkut seluruh unsur yang membentuk
sesuatu persekutuan hidup yang disebut masyarakat negara. Dalam kapasitas moral
kebebasan manusia menentukan tindakan yang harus dilakukan dan yang tidak
dilakukan dengan cara mengambil sikap terhadap alam dan dan masyarakat
sekelilingnya untuk penyesuaian diri.
Sifat
serta ciri khas kebangsaan dan kenegaraan indonesia bukanlah totalitas
individualistis ataupun sosialistis melainkan monodualistis sehingga segala
keputusan kebijaksanaan serta arah dari tujuan harus dapat dikembalikan secara
moral tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
http://wiyantoa86.wordpress.com/2009/04/06/etika-politik/
http://www.scribd.com/doc/26203735/Tugas-Etika-Pemerintahan-Terbaru
0 Response to "Pengertian Etika, Pemerintahan dan Politik"
Post a Comment