Makalah Dampak Global Warming Terhadap Kehidupan

Makalah Dampak Global Warming Terhadap Kehidupan

BAB I
PENDAHULUAN

Pada unsur ini diulas secara spesifik tentang (1) latar belakang pemilihan judul dan (2) konsentrasi pembahasan. Kedua urusan tersebutdiulas melalui sub-subbab inilah ini.

1.1 Latar Belakang

Global warming (pemanasan global) ialah meningkatnya temperatur suhu rata-rata di atmosfer, minyak bumi (yang diubah menjadi bensin, minyak tanah, avtur, pelumas oli) dan gas alam semacamnya yang tidak bisa diperbaharui. Pembakaran dari bahan bakar fosil ini mencungkil karbondioksida dan gas-gas lainya yang dikenal sebagai gas lokasi tinggal kaca ke atmosfer bumi. Ketika atmosfer semakin kaya bakal gaslokasi tinggal kaca, ia semakin menjadi insulator yang menyangga lebihtidak sedikit panas dari matahari yang dipancarkan ke bumi (Rusbiantoro, 2008).

Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) yang terangkum dalam Fourt Assement Report (AR4) 2007 melafalkan bahwa akselerasi emisi CO2 semenjak tahun 2000 mengalami eskalasi lebih dari 3% masing-masing tahun atau lebih dari 2 ppm per tahun.

Makalah Dampak Global Warming Terhadap Kehidupan

Apabila level gas lokasi tinggal kaca itu diperbandingkan lebih jauhsemenjak jaman revolusi industri hingga masa sekarang maka eskalasi karbondioksida menjangkau 38,21, metana naik 149,29%, nitrous oksidameningkat 16,30% dan CFC naik menyeluruh dari 0 sampai 533 ppt, dan itumelulu terjadi dalam masa-masa 260 tahun (Sejati, 2011).

Pemanasan global ini bisa terjadi sebab pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat negara-negara unsur utara yang sepuluh kali lipat lebih tinggi dari warga negara unsur selatan yang kebanyakan ialah negara berkembang. Meskipun kontribusinya pada pemanasan global tidak setinggi negara-negara industri, negara-negara berkembang pun ikut menghasilkan karbondioksida dengan bertambahnya industri-industri dan perusahaan tambang (dengan bahan baku migas, batu bara, dan yang khususnya berbahan baku fosil).

Di samping itu, negara laksana indonesia pun ikut memiliki andil dalam pemanasan global, sebab menyumbangkan kehancuran hutan yang terdaftar dalam rekor dunia Guinnes Record of Book sebagai negara yang sangat cepat dalam merusak hutannya (Rusbiantoro, 2008)

Dalam majalah National Geographic memperhitungkan dampak pemanasan global ini yang diukur dari penambahan temperatur bumi sebagai berikut: temperatur rata-rata ketika ini diseluruh dunia selama 14.50 (580F). Pengaruh pemanasan global ialah peningkatan curah hujan yang lumayan deras didaerah tropis yang basah dan garis lintang atas, sehinggamengakibatkan banjir baik didaerah basah maupun kering. Peningkatan kekeringan dan penurunan suplai air digaris lintang tengah dan garis lintang bawah. Dari segi kesehatan bertambahnya penyakit dan kematiandisebabkan gelombang panas, badai, banjir, kekeringan, kebakaran, dan munculnya kelemahan gizi. Ekosistem bumi bakal terjadi evolusi sepertitidak sedikit binatang dan tanaman yang terdoorong beralih ke garis lintang yang lebiih atas atau didaerah yang lebih tinggi.

1.2 Fokus Pembahasan
Berdasarkan latar belakang yang telah diajukan pada subbab sebelumnya,sebagai berikut dipaparkan secara rinci sejumlah hal yang menjadikonsentrasi pembahasan dalam makalah.
1) Pengertian global warming;
2) Penyebab terjadinya global warming;
3) Dampak yang barangkali terjadi dari permasalahan global warming;
4) Solusi yang dapat diusung untuk mengatasi permasalahan global warming.

BAB II
PEMBAHASAN

Informasi yang diulas secara spesifik pada unsur ini mencakup (1) Pengertian global warming, (2) Penyebab terjadinya global warming, (3) Dampak yang barangkali terjadi dari permasalahan global warming, dan (4) Solusi yang dapat diusung untuk mengatasi permasalahan global warming. Keempat informasi tersebut cocok dengan konsentrasi pembahasan yangsudah ditentukan.

3.1 Pengertian Global Warming

Global Warming (pemanasan global) ialah meningkatnya temperatur suhu rata-rata di atmosfer, minyak bumi (yang diubah menjadi bensin, minyak tanah, avtur, pelumas oli) dan gas alam semacamnya yang tidak bisa diperbaharui (Rusbiantoro, 2008).

3.2 Penyebab Terjadinya Global Warming

Efek lokasi tinggal kaca, pemanasan global, dan evolusi iklim adalahtiga urusan yang saling bertautan. Efek lokasi tinggal kacaialah proses absorbsi dan pengasingan radiasi inframerah oleh beragam gas di atmosfer. Gas-gas itu antara beda karbondioksida, metana, dan nitous oksida. Gas-gas yang menyelimuti bumi ini mengakibatkan radiasi matahari terperangkap didalamnya, sampai-sampai planet bumi menjadi hangat. Tanpanya, suhu bumi bakal lebih dingin 330 C (590 F) dari pada sekarang. Suhu hangat laksana ini yang memungkinkan adanya makhluk hidup.

Efek lokasi tinggal kaca kesatu kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, adalahproses pemanasan permukaan suhu benda langit (terutama planet/satelit) yang diakibatkan oleh komposisi dan suasana atmosfernya. Efek lokasi tinggal kaca dapat dipakai untuk merujuk dua hal bertolak belakang : efek lokasi tinggal kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek lokasi tinggal kaca dinaikkan yang terjadi dampak manusia. Efek lokasi tinggal kaca diakibatkan karena naiknya fokus gas karbondioksida dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan fokus gas dioksida ini diakibatkan oleh eskalasi pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang mendahului kemmapuan tumbuhan-tumbuhan dan laut guna menyerapnya. Energi yang masuk ke bumi ini mencakup :
1.         25% dipantulkan oleh awan atau partikel beda di atmosfer
2.         25% diserap awan
3.         45% diserap permukaan bumi
4.         10% dipantulkan pulang kepermukaan bumi.

Sebelum era industri, fokus gas-gas itu relatif konstan. Namun sekarang telah terjadi eskalasi konsentrasi gas lokasi tinggal kaca secara signifikan yang timbul dari faktor kegiatan manusia (antropogenik) seperti pemakaian bahan bakar fosil, emisi karbon, dan deforestasi.

Peningkatan jumlah emisi gas lokasi tinggal kaca mendorong terjadinya pemanasan global. Pemanasan global ialah naiknya suhu rata-rata di semua permukaan bumi dampak emisi gas lokasi tinggal kaca dalam jumlah tidak sedikit membuat energi panas matahari terperangkap di atmosfer. Bumijuga menjadi lebih panas dari pada sebelumnya (Sejati, 2011)

Penghasil terbesar dari pemanasan global ini ialah negara-negara industrilaksana Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Kanada, Jepang, China, dan lain-lain yang sedang di belahan bumi utara. Pemanasan global ini bisa terjadi sebab pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat negara-negaraunsur utara yang 10 kali lipat lebih tinggi dari yang kebanyakan ialah negara berkembang. Meskipun kontribunsinya pada pemanasan global tidak setinggi negara-negara industri, negara-negara berkembang pun ikut menghasilkan karbondioksida dengan bertambahnya industri-industri dan perusahaan tambang (Rusbiantoro, 2008)

Penyebab yang lainnya yaitu, polusi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Berbagai polusi (tanah, air, udara, dan antariksa) terjadi karena kegiatan manusi, antara beda :
1.         Kebakaran hutan dampak membuka lahan baru.
2.         Polusi air sebab tumpukan sampah, limbah industri, limbah nuklir yang di timbun di dasar lautan, pengeboran lepas pantai, kemalangan kapal laut, logam riskan dari kulit kapal yang semakin turun kualitasnya, pencucian dan pengosongan tanker, drainase pembuangan, limbah lokasi tinggal tangga, septictank, penyimpanan minyak bawah tanah yang bocor.
3.         Kendaraan bermotor menerbitkan gas karbonmonoksida, nitrogenoksida, sulfur dioksida, dan hidrokarbon, sampai-sampai menyumbang 1/3 dari total gas pencemar udara (Rusbiantoro, 2008).

3.3 Dampak Global Warming

Para ilmuwan memakai model komputer dari suhu, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer guna mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, semua ilmuwan sudah membuat sejumlah prakiraan mengenaiakibat pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan fauna liar dan kesehatan manusia.

• Iklim mulai tidak stabil
Para ilmuwan memperkirakan bahwa sekitar pemanasan global, wilayah bagian Utara dari belahan Bumi unsur utara (Northern Hemisphere) bakal memanas lebih dari daerah-daerah beda di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es bakal mencair dan daratan bakal mengecil. Akan lebih tidak banyak es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnyamerasakan salju ringan, barangkali tidak bakal mengalaminya lagi. Pada pegunungan di wilayah subtropis, unsur yang ditutupi salju bakal semakin tidak banyak serta bakal lebih cepat mencair. Musim tanam bakal lebih panjang di sejumlah area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan ingin untuk meningkat. Daerah hangat bakal menjadi lebih lembapsebab lebih tidak sedikit air yang menguap dari lautan. Para ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembapan tersebut justeru akan menambah atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini diakibatkan karena uap air adalahgas lokasi tinggal kaca, sampai-sampai keberadaannya akanmenambah efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebihtidak sedikit juga akan menyusun awan yang lebih banyak, sampai-sampai akan memantulkan cahaya Matahari pulang ke antariksa luar, dimanaurusan ini bakal menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembapan yang tinggi akan menambah curah hujan, secara rata-rata,selama 1 persen untuk masing-masing derajat Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di semua dunia sudah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini[22]. Badai bakal menjadi lebih sering. Di samping itu, air bakal lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya sejumlah daerahbakal menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin bakal bertiup lebih kencang dan barangkali dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang mendapat  kekuatannya dari penguapan air, bakal menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, sejumlah periode yangpaling dingin barangkali akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem.

• Peningkatan permukaan laut

Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari wilayah dengan lingkungan yang stabil secara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan pun akan menghangat, sampai-sampai volumenya bakal membesar dan mendongkrak tinggi permukaan laut. Pemanasan pun akan mencairkan tidak sedikit es di kutub, khususnya sekitar Greenland, yang lebih menggandakan volume air di laut. Tinggi muka laut di semua duniasudah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10 inchi) sekitar abad ke-20, dan semua ilmuwan IPCC menebak peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inci) pada abad ke-21. Perubahan tinggi muka laut akan paling memengaruhi kehidupan di wilayah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan membenamkan 6 persen wilayah Belanda, 17,5 persen wilayah Bangladesh, dan tidak sedikit pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir bakal meningkat. Ketika tinggi lautan menjangkau muara sungai, banjir dampak air pasang bakal meningkat di daratan. Negara-negara kaya bakal menghabiskan duit yang sangat besar guna melindungi wilayah pantainya,sementara negara-negara kurang mampu mungkin melulu dapat melakukanpengungsian dari wilayah pantai. Bahkan sedikit eskalasi tinggi muka laut akan paling memengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan membenamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru pun akan terbentuk, namun tidak di lokasi perkotaan danwilayah yang telah dibangun. Kenaikan muka laut ini bakal menutupimayoritas dari Everglades, Florida.

• Suhu global ingin meningkat
Orang mungkin berpikir bahwa Bumi yang hangat bakal menghasilkan lebihtidak sedikit makanan dari sebelumnya, namun hal ini sebetulnya tidak sama di sejumlah tempat. Bagian unsur selatan Kanada, sebagai contoh,barangkali akan mendapat deviden dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di beda pihak, lahan pertanian tropis semi kering di sejumlah bagian Afrika barangkali tidak bisa tumbuh. Daerah pertanian gurun yang memakai air irigasi dari gunung-gunung yang jauhbisa menderita andai snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yangbermanfaat sebagai reservoir alami, bakal mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat merasakan serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

• Gangguan ekologis

Hewan dan tanaman menjadi makhluk hidup yang sulit mengelak dari efek pemanasan ini sebab sebagian besar lahan sudah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan ingin untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengolah arah pertumbuhannya, mencari wilayah baru sebab habitat lamanya menjadi terlampau hangat. Akan tetapi, pembangunan insan akan merintangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke unsur utara atau unsur selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian barangkali akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak dapat secara cepat beralih menuju kutub mungkin pun akan musnah.

• Dampak sosial dan politik

Perubahan cuaca dan lautan dapat menyebabkan munculnya penyakit-penyakit yang bersangkutan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas pun dapat mengakibatkan gagal panen sampai-sampai akanhadir kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang fanatik danpenambahan permukaan air laut dampak mencairnya es di kutub unsur utara dapat mengakibatkan penyakit-penyakit yang bersangkutan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian dampak trauma. Timbulnya bencana alam seringkali disertai dengan perpindahan warga ke tempat-tempat evakuasi dimana sering hadir penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.

Pergeseran ekosistem bisa memberi akibat pada penyebaran penyakitmelewati air (waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melewati vektor (vector-borne diseases). Seperti bertambahnya kejadian demam berdarah sebab munculnya ruang (ekosistem) baru guna nyamuk ini berkembang biak. Dengan adanya evolusi iklim ini maka ada sejumlah spesies vektor penyakit (eq aedes aegypti), virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya ialah organisme tersebut. Di samping itu dapat diprediksi kan bahwa adasejumlah spesies yang secara alamiah bakal terseleksi ataupun punahdisebabkan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. urusan ini pun akandominan  perubahan iklim (climate change) yang bisa dominan  kepada peningkatan permasalahan penyakit tertentu laksana ISPA (kemarau panjang/kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu).

Gradasi Lingkungan yang diakibatkan oleh perusakan limbah pada sungaipun berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya bakal berkontribusi terhadap penyakit-penyakitdrainase pernapasan laksana asma, alergi, coccidioidomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.

• Pengendalian pemanasan global

Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia bertambah sebesar 1 persen per-tahun. Langkah-langkah yang dilaksanakan atau yang sedang diskusikanketika ini tidak terdapat yang dapat menangkal pemanasan global pada masa depan. Tantangan yang ada ketika ini ialah mengatasi efek yang timbul sambil mengerjakan langkah-langkah untuk menangkal semakin berubahnya iklim pada masa depan.

Kerusakan yang parah dapat di tanggulangi dengan sekian banyak  cara. Daerah pantai dapat dibentengi dengan dinding dan penghalang untukmenangkal masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat menolong populasi di pantai guna pindah ke wilayah yang lebih tinggi. Beberapa negara, laksana Amerika Serikat, dapat mengamankan tumbuhan dan fauna dengan tetap mengawal koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum di bina dari unsur selatan ke utara. Spesies-spesies bisa secara perlahan-lahan beralih sepanjang koridor ini untuk mengarah ke ke habitat yang lebih dingin.

Ada dua pendekatan utama guna memperlambat semakin meningkatnya gaslokasi tinggal kaca. Pertama, menangkal karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas itu atau komponen karbon-nya di lokasi lain. Cara ini dinamakan carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, meminimalisir produksi gas lokasi tinggal kaca.

• Menghilangkan karbon

Cara yang paling gampang untuk menghilangkan karbon dioksida di udaraialah dengan merawat pepohonan dan menempatkan pohon lebih tidak sedikit lagi. Pohon, khususnya yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang paling banyak, memecahnya melewati fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di semua dunia, tingkat perambahan hutan telah menjangkau level yang mengkhawatirkan. Di tidak sedikit area, tumbuhan yang tumbuh kembali tidak banyak sekali sebab tanah kehilangan kesuburannya ketika diolah untuk manfaat yang lain,laksana untuk lahan pertanian atau pembangunan lokasi tinggal tinggal. Langkah untuk menanggulangi hal ini ialah dengan penghutanan pulang yang berperan dalam meminimalisir semakin meningkatnya gas lokasi tinggal kaca.

Gas karbon dioksida pun dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas itu ke sumur-sumur minyak guna mendorong supaya minyak bumi terbit ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga dapat dilakukan guna mengisolasi gas ini di bawah tanah laksana dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilaksanakan di di antara anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, dimana karbon dioksida yang terbawa ke permukaan bareng gas alam diciduk dan diinjeksikan pulang ke aquifer sampai-sampai tidakbisa kembali ke permukaan.
Salah satu sumber donatur karbon dioksida ialah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai bertambah pesat semenjak revolusi industri pada abad ke-18. Pada ketika itu, batubara menjadi sumber energi berpengaruh untuk lantas digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa dipakai di dunia sebagai sumber energi. Perubahan tren pemakaian bahan bakar fosil ini sebetulnya secara tidak langsung telah meminimalisir jumlah karbon dioksida yang dilepas ke udara, sebab gas mencungkil karbon dioksida lebih tidak banyak bila dikomparasikan dengan minyak lagipula bila dikomparasikan dengan batubara. Walaupun demikian, pemakaian energi terbaharui dan energi nuklir lebih meminimalisir pelepasan karbon dioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial karena dalil keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, namun tidak melepas karbon dioksida sama sekali.


3.4 Solusi Bagi Mengatasi Global Warming

1. Bike To Work
Bike To Work yaitu mengolah gaya hidup anda yang selalu menggunakan kendaraan bermotor atau mobil masing-masing kita berangkat kerja atau ke kampus dengan bersepeda. Kendaraan ialah penghasil gas-gas lokasi tinggal kaca yang paling besar. Setiap gerak kendaraan bermotor akanmenerbitkan emisi gas lokasi tinggal kaca. Oleh karena tersebut ada baiknya anda mulai mengefisienkan pemakaian kendaraan bermotor. Misalnya, andai perjalanan tersebut tidak terlampau jauh terdapat baiknya anda memilih memakai sepeda atau jalan kaki. Sesekali memakai kendaraan umum dari pada kendaraan individu jika melulu memuat satu atau dua orang penumpang. Sebaiknya pilihlah kendaraan yang irit bahan bakar dan menghasilkan gas buangan yang rendah.

Di samping berolahraga dan menyehatkan tubuh, bersepeda ialah aktifitas yang menerbitkan karbon netral atau menghasilkan karbon dengan titik 0.titik ketika ini gerakan bike to work telah menjadi gaya hidup baruuntuk eksekutif di Jakarta. Gerakan ini berawal dari kumpulan penggemar sepeda MTB (mountain bike) di Jakarta yang punya semangat, usulan danasa terwujudnya udara bersih diperkotaan terutama Jakarta, maka lahirlah komunitas pekerja bersepeda (bike to work community). Komunitas ini bercita-cita guna mengkampanyekan pemakaian sepeda sebagai alternative mode transportasi utamanya ketempat kerja (bike to work). Tujuan merekamenyusun komunitas ini ialah mereka hendak bersepeda dengan aman dan nyaman tidak lagi suatu khayalan belaka, sampai-sampai semakin tidak sedikit masyarakat yang mau memakai sepeda sebagai sarana transportasinya dan menangkal polusi, menghemat BBM, meminimalisir angka kemacetan di kemudian lintas dan menyehatkan tubuh supaya menjadi bugar dalam beraktifitas.

Sayangnya gerakan bike to work ini belum didukung infrastruktur yangmencukupi seperti kemudahan bersepeda yang memadai, yaitu lokasi parker sepeda yang layak, kemudahan mandi umum yang cukup, dan jalur perioritas sepeda. Oleh sebab itu, gerakan bike to work ini bisa tecapai bilamana pemerintah, mengelola perkantoran, pengelola kemudahan umum, dan masyarakat memiliki komitmen bersama-sama untuk menyerahkan infrastruktur dan jalur bersepeda dari lokasi tinggal sampai ke kantor dengan aman dan nyaman. Jika tidak, maka usaha positif yang telahdilaksanakan ini bakal mendapat tantangan sangat berat.

2. Mendaur ulang kertas, plastik, dan logam

Mendaur ulang kertas, plastik, dan logam sangat berfungsi untuk lingkungan, guna menangkal terjadinya polusi air dan tanah, sebab kebanyakan masyarakat di kota-kota besar melemparkan sambah di sembaranglokasi dan tidak menyadari bahwa tindakannya tersebut paling merugikan lingkungan yang mengakibatkan terjadinya polusi air dan tanah, maka daritersebut perlunya mendaur ulang kertas, plastik, dan logam yang tidakdapat di uraikan oleh tanah, selain tersebut manfaat dari daur ulangialah meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Seperti membiasakankebiasaan 3R (Reduce, Recycle, Reuse). Budaya 3R ialah tindakan positif yang dilaksanakan dari diri sendiri tetapi memiliki akibat besar dan luas untuk lingkungan. 3R itu yaitu:
a.         Reduce (mengurangi) yaitu perbuatan untuk meminimalisir pemakaiandagangan yang sekali pakai. Terutama dagangan yang diproduksi dengan bahan baku kayu atau tumbuhan hutan laksana kertas, tisu dan, sejenisnya. Dengan meminimalisir pemakaian barang itu berarti anda telah meminimalisir jumlah penebangan pohon.
b.         Recycle (daur ulang) perbuatan untuk mendaur ulang sampah organic atau anorganik yang terdapat di lingkugan kita. Hal ini guna menghindari tindakan menghanguskan sampah yang bisa menghasilkan gas-gas lokasi tinggal kaca. Misalnya dengan memakai kembali botol, plastic, kaleng dansemacamnya untuk lokasi penyimpanan atau dekorasi ruang.
c.          Reuse (menggunakan kembali) barang-barang laksana ember, plastic,lokasi sabun cair dapat digunakan kembali. Misalnya ember dapat digunakan menjadi pot, plastik menjadi lokasi untuk membawa barang belanjaan, sabun cair dapat diisi ulang kembali. Artinya tidak boleh buru-buru melemparkan barang bekas yang dapat dimanfaatkan.

3. Penghijauan lingkungan
Saat ini dunia sedang dalam bahaya oleh pemanasan global dan evolusi iklim yang paling cepat, guna menecegahnya anda tidak perlu menantikan orang lain guna bergerak, namun kita dapat mulai dari diri kita. Salah satu misal pelopor lingkungan hidup yang terkenal ialah professor Wanagari Maatai dari Kenya. Saat dia menyaksikan perubahan vegetasi secara luas dan evolusi iklim yang tidak menentu, hilangnya hutan, dan tanah di Kenya yang menjadi tidak subur lagi, dia bareng perempuan beda membentuk kumpulan lingkungan yang mempunyai nama gerakan sabuk hijau dan mendorong masyarakat Kenya untuk menempatkan pohon. Saat ini telah 40 juta pohon yang di tanam untuk menangkal erosi tanah dan menyerahkan kayu bakar guna memasak.

Sebagai seorang gubernur provinsi papua, Barnabas Suebu menghadapipermasalahan yang paling pelik dengan demikian banyaknya pembalakan hutan dan illegal logging. Sejak tahun 2006 dia tidak lagi menyerahkan ijin untuk pengusa HPH guna melakukan pemerasan hutan di bumi Papua, dia tidak mengizinkan ekspor kayu gelondongan dan nantinya perusahaan kayu di Papua diharuskan mempunyai pabrik pengolahan kayu sendiri.
Permasalahan di kota-kota besar ialah kurangnya lahan penghijauan yangmengakibatkan tidak terserapnya karbonmonoksida yang berasal dari asap kendaraan bermotor, asap rokok, dan lain-lain, sampai-sampai menyebabkanbertambahnya polusi udara. Dari urusan itu di perlukan tindakanpendahuluan lahan peghijauan atau penanaman pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan supaya karbonmonoksida bisa di serap oleh pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan dan menghasilkan oksigen yang sehat.

4. Pemanasan Global

Salah satu usaha untuk meminimalisir efek pemanasan global ialah melakukan reforestasi atau menghijaukan hutan yang gundul dan memanam pohon yang bisa menyerap karondioksida, khususnya penghijauan pulang hutan tropis sebagai paru-paru bumi. Contohnya penanaman pohon di Taman Nasional Gunung Elgon, di unsur timur Uganda. Dengan di dukung oleh perusahaan dari Belanda guna mewujudkan usaha perniagaan karbon, merekamengerjakan reforetasi hutan di Taman Nasional dan menginvestasikan $ 4 juta guna memanan 3,4 juta pohon di lahan seluas 130 mil yang masih kosong.

Usaha reforestasi ini sepertinya ialah sebuah gagasan yang sangatberkilauan sampai terdapat masalah dengan petani yang bermukim di Taman Nasional. Sekitar 1,5 juta pohon dari face pondation yang di Taman Nasional Gunung Elgon itu di tebang oleh semua petani. Akhirnya muncullah konflik antara petani dan semua militer sebagai otoritas kehutanan di Uganda.
Selama ini sudah tidak sedikit sekali illegal logging yang di kerjakan baik oleh warga yang tinggal di dekat hutan dan perusahaan swasta disemua Taman Nasional Indonesia yang belum teratasi.

5. Pemakain Lampu Hemat Energi.

Alat listrik yang sangat umum dipakai ialah lampu, keperluan akan lampu listrik ialah hal yang tidak dapat ditawar lagi. Meskipun lebih mahal, rata-rata mereka lebih powerful 8 kali dan lebih irit hingga 80% dari lampu pijar. Semakin banyaknya lampu listrik yang digunakan, maka semakintidak sedikit pula bisa jadi untuk dilaksanakan pengehamatan. Pengehamatan itu dapat dilaksanakan dengan teknik :
• Ganti lampu bohlam/pijar dengan lampu neon irit energi
• Pilih kekuatan daya lampu cocok dengan titik yang bakal di pasang
• Matikan lampu yang tidak terpakai
• Atur saklar dan penyinaran sesuai kebutuhan
• Memanfaatkan cahaya matahari
• Memakai energi listrik yang berasal dari panel surya.

6. Hemat Listrik
Setelah diterangkan sebelumnya bahwa gas lokasi tinggal kaca tersebut didominasi dari karbon dioksida. Sebagian dari CO2 didapatkan dari pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil. Dengan demikian, andai kita berhemat listrik santap secara tidak langsung kita meminimalisir kadar CO2 di atmosfer. Energi alam sebenarnya lumayan berlimpah dan dapat dimanfaatkan guna membantu kegiatan kita sehari-hari. Misalnya dipakai energy matahari guna mengeringkan cucian. Manfaatkan angin guna menyejukkan ruangan dengan membukan jendela lokasi tinggal lebar-lebar. Jadi, anda tidak perlu lagi memakai pendingin ruangan yang bisa meningkatkan fokus gas lokasi tinggal kaca di atmosfer. Gunakan pencahaan matahari guna menerangi ruangan di siang hari. Dalam skala yang lebih luas, pemnafaatan energi alam ini paling besar dampaknya dalam mengehemat energi fosi. Teruatam andai dimanfaatkan pada pembangkit listrik, sampai-sampai selain dapat mengatasi kelangkaan bahan bakar fosil anda juga dapat menyelamatkan bumi dari pemanasan global.

7. Persetujuan internasional
Kerjasama internasional dibutuhkan untuk mensukseskan pengurangan gas-gaslokasi tinggal kaca. Pada tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil, 150 negara berikrar guna menghadapi masalah gas lokasi tinggal kaca dan setuju guna menterjemahkan maksud ini dalam sebuah perjanjian yang mengikat.
Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara merumuskan persetujuan yang lebihpowerful yang dikenal dengan Protokol Kyoto.
Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan untuk 38 negara-negara industri yang memegang persentase sangat besar dalam mencungkil gas-gas lokasi tinggal kaca untuk mencukur emisi mereka ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun 1990. Pengurangan ini mesti dapat dijangkau paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, Amerika Serikat mengemukakan diri untuk mengerjakan pemotongan yang lebih ambisius, menjanjikan pengurangan emisi sampai 7 persen di bawah tingkat 1990; Uni Eropa, yangmengharapkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan Jepang 6 persen. Sisa 122 negara lainnya, mayoritas negara berkembang, tidak diminta guna berkomitmen dalam pengurangan emisi gas.
Akan tetapi, pada tahun 2001, Presiden Amerika Serikat yang baru terpilih, George W. Bush memberitahukan bahwa perjanjian guna pengurangan karbon dioksida itu menelan ongkos yang paling besar. Ia pun menyangkal dengan mengaku bahwa negara-negara berkembang tidak diberi beban dengan persyaratan pengurangan karbon dioksida ini. Protokol Kyoto tidak berpengaruh bilamana negara-negara industri yang bertanggung jawab menyumbang 55 persen dari emisi gas lokasi tinggal kaca pada tahun 1990 tidak meratifikasinya. Persyaratan itu sukses dipenuhi saat tahun 2004, Presiden Rusia Vladimir Putin meratifikasi perjanjian ini, menyerahkan jalan guna berlakunya perjanjian ini mulai 16 Februari 2005.
Banyak orang mengkritik Protokol Kyoto terlampau lemah. Bahkan andai perjanjian ini dilakukan segera, ia melulu akan sedikit meminimalisir bertambahnya fokus gas-gas lokasi tinggal kaca di atmosfer. Suatuperbuatan yang keras akan dibutuhkan nanti, terutama sebab negara-negara berkembang yang dikecualikan dari perjanjian ini bakal menghasilkan setengah dari emisi gas lokasi tinggal kaca pada 2035. Penentang protokol ini mempunyai posisi yang paling kuat. Penolakan terhadap perjanjian ini di Amerika Serikat terutama diajukan oleh industri minyak, industri batubara dan perusahaan-perusahaan lainnya yang produksinya tergantung pada bahan bakar fosil. Para pembangkang ini mengklaim bahwa ongkos ekonomi yang dibutuhkan untuk mengemban Protokol Kyoto bisa menjapai 300 miliar dollar AS, terutama diakibatkan olehongkos energi. Sebaliknya penyokong Protokol Kyoto percaya bahwa ongkos yang dibutuhkan hanya sebesar 88 miliar dollar AS dan bisa lebih tidak cukup lagi serta dibalikkan dalam format penghematan duit setelahmengolah ke peralatan, kendaraan, dan proses industri yang lebih effisien.
Pada sebuah negara dengan kepandaian lingkungan yang ketat, ekonominyabisa terus tumbuh walaupun sekian banyak  macam polusi sudah dikurangi. Akan tetapi memberi batas emisi karbon dioksida terbukti susah dilakukan. Sebagai contoh, Belanda, negara industrialis besar yang pun pelopor lingkungan, telah sukses mengatasi sekian banyak  macam polusinamun gagal untuk mengisi targetnya dalam meminimalisir produksi karbon dioksida.
Setelah tahun 1997, semua perwakilan dari penandatangan Protokol Kyoto bertemu secara reguler guna menegoisasikan isu-isu yang belum terselesaikan laksana peraturan, cara dan pinalti yang mesti diterapkan pada masing-masing negara guna memperlambat emisi gas lokasi tinggal kaca. Para negoisator merancang sistem dimana sebuah negara yang mempunyai program pembersihan yang berhasil dapat memungut keuntungan dengan memasarkan hak polusi yang tidak dipakai ke negara lain. Sistem ini disebut perniagaan karbon. Sebagai contoh, negara yang sulitmenambah lagi hasilnya, laksana Belanda, dapat melakukan pembelian kredit polusi di pasar, yang dapat didapatkan dengan ongkos yang lebih rendah. Rusia, adalahnegara yang mendapat  keuntungan bila sistem ini diterapkan. Pada tahun 1990, ekonomi Rusia paling payah dan emisi gaslokasi tinggal kacanya paling tinggi. Karena lantas Rusia sukses memotong emisinya lebih dari 5 persen di bawah tingkat 1990, ia berada dalam posisi untuk memasarkan kredit emisi ke negara-negara industri lainnya, khususnya mereka yang terdapat di Uni Eropa..

BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Global Warming (pemanasan global) ialah meningkatnya temperature suhu rata-rata di atmosfer, minyak bumi (yang diubah menjadi bensin, minyak tanah, avtur, pelumas oli) dan gas alam semacamnya yang tidak bisa diperbarui.
2. Penyebab Global Warming itu ialah efek lokasi tinggal kaca, kebakaran hutan dampak membuka lahan baru, polusi air yang diakibatkan oleh sejumlah hal laksana : tumpukan sampmah, limbah industri, limbah nuklir, limbahrumah tangga, penggundulan hutan yang tidak ditanami kembali, banyaknya kendaraan bermotor dan lain-lain.
3. Dampak dari Global Warming ialah perubahan iklim dan cuaca, eskalasi permukaan laut, suhu global ingin meningkat, gangguan ekoistem, wabah penyakit, lambatnya perkembangan sehingga berkurangnya persediaan makanan.
4. Solusi yang dapat kita kerjakan dari pamaparan diatas ialah bike to work, memdaur ulang kertas, plastic dan logam dengan teknik membudayakan 3R Reduce (mengurangi) Recycle (daur ulang) Reuse (menggunakan kembali), reboisasi, mengurangi pemakaian alat-alat elektronik guna menghemat listrik, dan memakai lampu irit energi.

4.2 Saran
Setelah kita memahami sebab dampak dan penyelesaian dalam persoalan Global Warming, betapa indahnya satu urusan yang sangat urgen di samping solusi-solusi yang dapat saya dan anda lakukan di atas ialah keinginan dan motivasi anda sendiri untuk berubah. Saran-saran di atas tidak bakal berarti bila melulu menjadi bahan bacaan tanpa perbuatan yang nyata. Kita mesti benar-benar mulai mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kita tidak butuh mengambil tahapan ekstrim guna langsung berubah melulu dalam semalam bila urusan tersebut terlalu berat untuk kita. Lakukanlah secara bertahap namun konsisten dengan komitmen kita.
Jadilah misal nyata untuk lingkungan dan orang-orang di sektar kita. Contoh dan praktek yang anda berikan sangat urgen untuk menginspirasitidak sedikit orang lainnya guna berubah pula. Berikanlah informasiuntuk orang-orang di dekat kita sehingga mereka bisa mengerti tentang konsekuensi dari pola hidup mereka. Berilah mereka desakan untukmengupayakan pola hidup mulia yang akan mengamankan planet kitatersayang ini.

DAFTAR PUSTAKA

Dwi Susilo, Rachmad K. Sosiologi Lingkungan dan Sumber Daya Alam. Yogyakarta. Ar- Ruzz Media. 2012.
Fandeli Chafid. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar dan Penampanannya Dalam Pembangunan. Yogyakarta. Liberty Yogyakarta. 2001
Hamzah, Syukri. Pendidikan Lingkungan. Bandung. PT Refika Aditama. 2013.
Rusbiantoro, Dadang. Global warming For Beginner. Yogyakarta. O2. 2008
Sabarudin, Laode. Agroklimatologi Aspek-Aspek Klimatik Bagi Sistem Budidaya Tanaman. Bandung. Alfabeta. 20012
Sejati, Kuncoro. Global Warming, Food, And Water Problem, Solution, and The Change of World Geopolitical Constellation. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. 2011.
Soegianto, Agous. Ilmu Lingkungan. Surabaya. Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair (AUP). 2010.
Wisesa, Hendra. Serba-serbi Bumi Enslikopedia Mini Lengkap dan Detail. Yogyakarta. Lilis. 2010.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Dampak Global Warming Terhadap Kehidupan"

Post a Comment