Makalah Prosedur Penulisan Penelitian
Makalah Prosedur Penulisan Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
pembahasan makalah ini, kami akan membahas bagaimana menyusun suatu masalah
dengan latar belakang yang sesuai dengan prosedur penggunaan serta aturan yang
ada dalam pembuatan suatu makalah. Kami merumuskan suatu masalah untuk dapat
kamu teliti kejalasan masalah yang akan kami bahas.
B. Tujuan penulisan
Agar kami
mahasiswa mengetahui bagaimana cara membuat suatu penelitian dengan dasar harus merumuskan masalah dan latar belakang
masalah yang dapat dipecahkan dengan berbagai macam solusi dan teori-teori
dasar pendidikan.
Makalah Prosedur Penulisan Penelitian |
BAB II
MASALAH PENELITIAN
Penelitian
yang sistematis di awali dengan suatu persoalan. John De Way menyebutkan bahwa
langkah pertama dalam metode ilmiah ialah pengakuan akan adanya kesulitan,
hambatan atau masalah yang membingungkan peneliti.
Pemilihan dan
perumusan masalah adalah salah satu aspek yang paling penting dalam pelaksanaan
penilitian di bidang apa saja. Para peneliti pemula sering terkejut melihat
bahwa tahap permulaan ini kerap kali
memakan sebagian besar waktu yang mereka
sediakan untuk proyek penelitian mereka. Penelitian tidak dapat dilakukan
sebelum suatu masalah diidentifikasi, dipikirkan secara tuntas dan dirumuskan
dengan baik.
Seorang
peneliti mula-mula harus menentukan pokok persoalan penyelidikan yang bersifat
umum. Pilihan seperti itu selalu bersifat sangat pribadi, tetapi hendaknya mengarah
kepada suatu bidang yang sangat menarik atau yang benar-benar diketahui. Kalau
tidak, mungkin akan sulit mengerahkan motivasi untuk melaksanakan penelitian
itu sampai selesai. Pengetahuan, pengalaman dan lingkungan peneliti sendiri
biasanya menentukan pilihan itu. Seorang guru Sekolah Dasar mungkin merasakan
perlunya meneliti beberapa aspek pengajaran membaca; atau seorang guru SMP
mungkin tertarik untuk mengetahui keefektifan program-program multi media dalam
pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Setelah
dipilih, pokok persoalan yang masih bersifat umum itu kemudian dipersempit
sampai menjadi persoalan yang sangat khusus. Peneliti harus menentukan
pertanyaan yang harus di jawab. Ia juga harus menyatakan dengan tepat apa yang
akan dilakukan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan itu.
Peneliti pemula
menganggap bahwa pekerjaan merumuskan persoalan atau pertanyaan yang dapat
diteliti sebagai hal yang sulit. Kesulitan itu bukanlah disebabkan oleh
kurangnya persoalan yang dapat diteliti dibidang pendidikan. Kesulitan yang
lazim dihadapi ialah bahwa suatu persoalan harus dipilih, dan pertanyaannya
dirumuskan pada kesempatan yang sangat dini.
Meskipun
tampaknya tidak mungkin, setelah suatu masalah dipilih dan dipertanyakan dapat
dirumuskan dengan jelas, maka selesailah salah satu tahapan yang paling sulit
dalam proses penelitian.
2.1. HAKEKAT MASALAH PENELITIAN
Persoalan-persoalan
penelitian dibidang pendidikan adalah pertanyaan-pertanyaan tentang keadaan di
lapangan. Penelitian eksperimental dan
ex post facto menyangkut pertanyaan tentang hubungan yang ada antara dua
variabel atau lebih. Suatu persoalan khas dalam penelitian eksperimental
mempertanyakan tentang hubungan antara metode pengajaran dan pengusaan suatu
kecakapan.
Penelitian
deskriftif mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang sifat, timbulnya, atau
penyebaran variabel-variabel pendidikan.
2.2. SUMBER MASALAH PENELITIAN
Pertanyaan pertama yang diajukan
oleh kebanyakan mahasiswa adalah “bagaimana saya dapat menemukan suatu
persoalan penelitian?”. Meskipun tidak
ada kaidah yang pasti untuk menemukan suatu persoalan, ada beberapa saran yang
telah terbukti bermamfaat. Tiga sumber persoalan penelitian yang penting adalah
pengalaman, deduksi dari teori, dan literatur yang ada kaitannya.
2.2.1. Pengalaman
Sumber-sumber
yang paling berguna bagi para peneliti
pemula adalah pengalaman mereka sendiri sebagai praktisi kependidikan. Banyak
keputusan yang harus di ambil setiap hari tentang kemungkinan pengaruh
praktek-praktek kependidikan terhadap tingkah laku murid. Apabila ingin agar
keputusan ini mantap, para pendidik harus melakukan penelitian yang kritis
tentang validitas asumsi mereka mengenai hubungan antara pengalaman belajar dan
perubahan siswa.
Ada beberapa
keputusan tentang metode pengajaran yang harus diambil. Metode pengajaran
memang peka terhadap penelitian ilmiah dan memerlukannya. Pendekatan ilmiah
terhadap praktek kependidikan menetapkan bahwa keputusan tentang bagaimana melakukan
sesuatu dibidang pendidikan hendaknya di dasarkan pada bukti-bukti empiris,
bukan pada firasat, kesan, perasaan, atau dogma.
Pengalaman
sehari-hari para pendidik dapat memberikan persoalan-persoalan yang berharga
untuk diselidiki, dan bahkan sebagian besar gagasan penelitian yang
dikembangkan oleh para pemula di bidang penelitian pendidikan cenderung berasal
dari pengalaman-pengalaman pribadi mereka. Mereka mungkin mempunyai firasat
tentang hubungan-hubungan baru atau tentang cara-cara lain untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu. Dengan demikian, melalui semacam proses intuitif,
mereka sampai pada gagasan-gagasan yang dapat diteliti. Studi seperti itu
kebanyakan merupakan jenis penelitian yang mengarah pada pemecahan persoalan
yang dihadapi secara langsung.
2.2.2. Deduksi Dari Teori
Deduksi yang dapat
ditarik dari berbagai teori pendidikan dan teori tingkah laku yang sudah
dikenal oleh peneliti merupakan sumber permasalahan yang baik sekali. Teori
menyangkut prinsip-prinsip umum, yang kelayakannya untuk diterapkan pada
persoalan-persoalan pendidikan masih belum terbukti, sebelum prinsip tersebut
dikukuhkan secara empiris.
Dari
suatu teori, peneliti dapat membuat hipotesis yang menyatakan hasil penelitian
yang di harapkan dalam suatu situasi praktis tertentu.
Ada
beberapa teori belajar, teori kepribadian, teori sosiologi, teori perkembangan
sosial dan teori-teori lain, yang validitas, ruang lingkup dan kepraktisannya
mungkin bermamfaat kalau diuji dalam situasi-situasi pendidikan. Teori reinforcement mungkin dapat menjadi
titik mula yang sangat berguna bagi penelitian didalam kelas. Yang dapat
ditarik dari suatu postulat saja dalam teori itu, yaitu bahwa penguatan (reinforcement) terhadap respons
menyebabkan peningkatan kecepatan dan kekuatan reaksi (respons) tersebut.
2.2.3. Literatur Yang Berkaitan
Sumber
permasalahan lain yang berharga ialah literature dalam bidang yang menarik
perhatian peneliti.
Salah satu
ciri penting penelitian ilmiah ialah bahwa penelitian tersebut harus dapat
ditiru atau diulang (replicable), sehingga hasil-hasilnya dapat dibuktikan.
Sering orang
menyadari akan adanya kesenjangan (gap) yang nyata dalam pengetahuan dalam
suatu bidang. Untuk itu, penelitian dapat direncanakan guna mengisi kesenjangan
itu dan menghasilkan pengetahuan yang lebih dapat diandalkan.
2.2.4. Sumber Non Pendidikan
Pengalaman
dan pengamatan di alam bebas ini, disamping kegiatan profesional kita, dapat
menjadi sumber bagi masalah penelitian yang berguna. Banyak inspirasi bagi
penelitian yang berharga di bidang pendidikan muncul dari sumber-sumber non
pendidikan.
2.3. MENGEVALUASI
MASALAH PENELITIAN
Sesudah
suatu masalah dipilih secara tentatif (sementara), masalah tersebut harus
dievaluasi. Peneliti harus yakin bahwa bidang masalah tersebut cukup penting
untuk diselidiki. Ada beberapa kriteria yang hendaknya digunakan dalam proses
evaluasi terhadap pentingnya masalah ini.
1.
Idealnya, masalah tersebut hendaknya merupakan masalah
yang pemecahannya akan memberikan sumbangan kepada bangunan pengetahuan dibidang
pendidikan.
2.
Persoalan itu hendaknya merupakan persoalan yang akan
membawa kita kepada persoalan-persoalan baru dan dengan demikian juga kepada
penelitian- penelitian berikutnya.
3.
Persoalan tersebut harus merupakan persoalan yang dapat
diteliti. Agar dapat diteliti, suatu persoalan harus berkenaan dengan hubungan
yang ada diantara dua atau lebih variabel yang dapat dirumuskan dan diukur.
Banyak pertanyaan yang menarik dibidang pendidikan tidak dapat diteliti secara
empiris, dan harus diselidiki melalui penelitian filosofis.
4.
Persoalan itu harus sesuai bagi penaliti.
Bebarapa aspek pribadi yang harus diperhatiakan disini
ialah :
a.
Persoalan tersebut hendaknya benar-benar menarik bagi
anda, peneliti dan dapat membuat anda bersemangat.
b.
Persoalan tersebut hendaknya berada dalam bidang yang
dikuasai oleh peneliti.
c.
Persoalan tersebut harus dapat dilaksanakan dalam
situasi ditempat peneliti berada.
d.
Persoalan tersebut harus dapat diteliti serta
diselesaikan dalam waktu yang tersedia.
2.4. MENGEMUKAKAN
MASALAH
Sesudah
masalah dipilih dan signifikansi atau pentingnya masalah itu ditetapkan, maka
tugas berikutnya ialah merumuskan atau mengemukakan persoalan tersebut dalam
bentuk yang dapat diteliti. Penjabaran persoalan yang baik harus :
(1)
Menerangkan dengan jelas apa yang akan diterangkan atau
dipecahkan.
(2)
Membatasi ruang lingkup studi itu pada suatu persoalan
khusus.
2.5. MENGIDENTIFIKASI POPULASI DAN VARIABEL
Suatu strategi
yang baik untuk mengubah masalah yang dirasakan adanya, atau gambaran kabur
tentang apa yang ingin diselidiki menjadi persoalan yang dpapat diteliti, ialah
dengan berpikir berdasarkan populasi dan variabel.
2.6. RINGKASAN
Tugas pertama
yang dihadapi oleh para peneliti ialah pemilihan dan perumusan persoalan.
Persoalan penalitian ialah suatu Persoalan tantang hubungan antara
variabel-variabel. Dalam usaha menemukan masalah yang dapat diteliti, para
peneliti mungkin menoleh pada pengalaman pribadi mereka, pada teori-teori
darimana masalah-masalah dapat ditarik, atau pada tulisan-tulisan yang ada di
bidang tersebut. Mereka harus meniali arti pentingnya calon masalah tersebut
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
BAB III
MERUMUSKAN MASALAH
A. Perlunya Merumuskan Masalah
Perumusan
masalah dapat dilakukan dengan cara merumuskan judul selengkapnya. Namun
demikian walaupun tampaknya masalah sudah dituangkan dalam bentuk judul,
pembaca dapat menafsirkan dengan arti yang berbeda dengan maksud peneliti.
Berbagai jenis
penelitian dari sudut pandangan tujuan,
pendekatan, subjek penelitian, sifat problematic dan sebagainya.
B. Bagaimana Merumuskan Masalah
Sebelum
seorang peneliti memulai kegiatan meneliti, harus memulai membuat rancangan
terlebih dahulu. Rancangan tersebut diberi nama desain penelitian. Ada yang menyebutnya dengan istilah proposal
penelitian atau usulan peneltian. Sebenarnya desain dan proposal tidaklah sama.
Desain (design) penelitian adalah rencana yang
dibuat oleh penelit, sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan.
Didalam
desain penelitian sekurang-kurangnya termuat : Judul penelitian, penegasan
masalah, alasan mengadakan penelitian, tujuan meneliti, kegunaan hasil
penelitian, landasan teori, penalaahan kepustakaan, metodologi (meliputi teknik
sampling, metode pengumpulan data dan metode analisis data), langkah-langkah
jadwal kerja dan pembiayaan.
Proposal atau
usul penelitian di buat oleh peneliti apabila ia membutuhkan bantuan dana. Agar pihak yang akan member
bantuan memahami betul apa yang dilakukan peneliti dan berapa besar mamfaat
hasil penelitian yang diharapkan, maka harus membuat proposal atau usulan
secara lengkap di samping desain, dicantumkan pula perperincian rencana
kebutuhan dan pengguanaan dana.
Adapun
penjelasan tentang permasalahan yang akan diteliti ini meliputi :
1. Penegasan
judul
2. Alasan
pemilihan judul
3. Problematic
4. Tujuan
penelitian
5. Kegunaan
hasil penelitian
Selain di
cantumkan dalam rancangan penelitian juga dituliskan pada permulaan laporan penelitian, yaitu pada bab
pendahuluan.
1.Penegasan Judul
Sehubungan
dengan kurang lengkapnya rumusan judul penelitian, maka mahasiswa melengkapinya
dengan penegasan judul. Dengan demikian menjadi jelas apa yang akan diteliti,
dari mana data diperoleh, bagaimana mengumpulkan data, bagaimana menganalisis
data dan sebagainya.
2. Alasan Pemilihan Judul
Didalam bagian
ini diharapkan peneliti menuliskan sebab-sebab ia memilih judul atas
permasalahan tersebut. Alasan-alasan
yang dapat dikemukakan antara lain :
a.
Pentingnya maslah tersebut diteliti karena akan membawa
pelaksanaan kerja yang lebih efektif misalnya, atau akan dicari pemecahannya
karena berbahaya apabila tidak. Jadi pentingnya dilakukan penelitian.
b.
Menarik minat
peneliti karena dari pengalamannya peneliti mendapatkan gambaran bahwa hal itu
sangat menarik.
c.
Sepanjang pengetahuan peneliti belum ada orang yang
meneliti masalah tersebut.
3. Problematik
Problematik penelitian adalah bagian pokok dari suatu
kegiatan penelitian. Langkahnya disebut perumusan masalah atau perumusan
problematik. Didalam langkah ini peneliti mengajukan pertanyaan terhadap
dirinya tentang hal-hal yang akan dicari jawabnya melalui kegiatan penelitian.
4.
tujuan
penalitian
Apakah
problematik penelitian dikemukakan dalam kalimat pertanyaan, maka tujuan
penelitian dirumuskan dalam kalimat pertanyaan. Tujuan penelitian adalah
rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah
penelitian selesai.
Kesalahan-kesalahan
yang seringkali dilakukan oleh para mahasiswa yang sedang menyusun skripsi atau
tesis adalah rumusan-rumusan sebagai berikut :
1.
Tujuan penelitian adalah untuk memenuhi tugas dalam
mencapai sarjana muda/sarjana.
2.
Tujuan penelitian adalah untuk mencari data.
5.
Kegunaan Hasil Penelitian
Sebenarnya penjelasan tentang
kegunaan hasil penelitian ini tidak mutlak harus ada. Rumusan tentang kegunaan
hasil penelitian adalah kelanjutan dari tujuan penelitian. Apabila peneliti telah selesai mengadakan
penelitian dan memperoleh hasil, ia diharapkan dapat menyumbangkan hasil itu
kepada Negara, atau khususnya kepada bidang yang sedang diteliti.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian
yang sistematis di awali dengan suatu persoalan. John De Way menyebutkan bahwa
langkah pertama dalam metode ilmiah ialah pengakuan akan adanya kesulitan,
hambatan atau masalah yang membingungkan peneliti.
Seorang
peneliti mula-mula harus menentukan pokok persoalan penyelidikan yang bersifat
umum. Pilihan seperti itu selalu bersifat sangat pribadi, tetapi hendaknya
mengarah kepada suatu bidang yang sangat menarik atau yang benar-benar
diketahui. Kalau tidak, mungkin akan sulit mengerahkan motivasi untuk
melaksanakan penelitian itu sampai selesai. Pengetahuan, pengalaman dan
lingkungan peneliti sendiri biasanya menentukan pilihan itu. Seorang guru
Sekolah Dasar mungkin merasakan perlunya meneliti beberapa aspek pengajaran
membaca; atau seorang guru SMP mungkin tertarik untuk mengetahui keefektifan
program-program multimedia dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
B. Saran
Dalam hal ini
kami mengharapkan kepada seluruh mahasiswa agar dapat memberikan kritikan dan
saran yang membangun agar dikemudian hari kami dapat membekukan makalah menjadi
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Suharsimin,
arikunto, Dr. Prof. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta,
Jakarta; 2002
Tim Fkip, Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah.
0 Response to "Makalah Prosedur Penulisan Penelitian"
Post a Comment