Makalah Pendidikan Anak Berbakat

Makalah Pendidikan Anak Berbakat

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perhatian terhadap edukasi anak berbakat sebetulnya sudah dikenalsemenjak 2000 tahun yang lalu. Pengembangan sumber daya manusia berbobot | berbobot | berkualitas yang dapat mengantar Indonesia ke posisi terkemuka, atau sangat tidak sejajar dengan negara-negara beda pada hakikatnya menuntut komitmen bakal dua hal, yaitu: 1) Penemukenalan dan pengembangan bakat-bakat unggul dalam sekian banyak  bidang, dan 2) penumpukan dan pengembangan kreativitas yang pada dasarnya dipunyai setiap orang- tapi butuh ditemukenali dan dipicu sejak umur dini.

Seorang anak disebutkan anak luar biasa sebab ia bertolak belakang dengan anak-anak lainnya. Perbedaan terletak pada adanya ciri-ciri yang khas yang mengindikasikan pada kelebihan dirinya. Namun, ‘keunggulan’itu di samping menjadi suatu kekuatan dalam dirinya sekaligus menjadi ‘kelemahan’. Yang dimaksud sebagai kekurangan di sini ialah diabaikannya ia sebagai pribadi yang mempunyai hak sama dalam mendapatkan edukasi yang cocok dengan keperluan dirinya.

Makalah Pendidikan Anak Berbakat

Banyak sekolah yang merealisasikan sistem loncat ruang belajar ataubisa naik ke ruang belajar berikutnya lebih cepat meskipun masa-masa kenaikan ruang belajar belum saatnya. Perhatian yang lebih serius dan formal tersurat dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989 bahwa peserta didik yang memiliki keterampilan dan kepintaran luar biasa berhak mendapat  pendidikan khusus guna mengembangkan potensi anak-anak itu secara optimal.

Anak berbakat tidak merasakan kecacatan, laksana anak tunanetra, tunarungu, dan tunagrahita. Walaupun salah satu anak berbakat terdapat yang menyandang kelainan, namun kelainan tersebut bukan pada terhambatnya kecerdasan. Agar anak berbakat yang memiliki potensi unggulitu dapat mengembangkan potensinya diperlukan program dan layananedukasi secara khusus. Mereka bermunculan dengan membawa potensispektakuler yang berarti telah membawa kebermaknaan hidup. Oleh sebab itu, tugas pendidikan ialah mengembangkan kebermaknaan itu secara optimal sehingga mereka bisa berkiprah dalam memajukan bangsa dan negara. Maka dalam makalah ini akan membicarakan tentang edukasi anak berbakat.

B. Rumusan Masalah
1.         Apakah definisi anak berbakat?
2.         Apa saja ciri-ciri anak berbakat?
3.         Bagaimana teknik identifikasi anak berbakat?
4.         Apa saja faktor-faktor terwujudnya bakat?
5.         Apa saja jenis-jenis bakat?
6.         Bagaimana strategi, model, dan penilaian pendidikan anak berbakat?
7.         Apa saja persoalan yang bisa terjadi pada anak berbakat?
8.         Apa saja prinsip penyelenggaraan edukasi anak berbakat?
9.         Siapa saja pihak yang berperan pada anak berbakat?

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan supaya mahasiswa bisa :
1.         Mengetahui definisi anak berbakat.
2.         Mengetahui ciri-ciri anak berbakat.
3.         Memahami teknik identifikasi anak berbakat.
4.         Mengetahui faktor-faktor terwujudnya bakat.
5.         Mengetahui jenis-jenis bakat.
6.         Memahami strategi, model, dan penilaian pendidikan anak berbakat.
7.         Memahami persoalan yang bisa terjadi pada anak berbakat
8.         Mengetahui prinsip penyelenggaraan edukasi anak berbakat
9.         Mengetahui pihak yang berperan pada anak berbakat


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bakat

Pengertian bakat atau aptitude bertolak belakang dengan keterampilan (ability) dan prestasi (achervement). Bakat ditafsirkan sebagaiketerampilan bawaan yang adalahpotensi yang masih butuh dikembangkan atau dilatih supaya dapat terwujud. (Munandar dalam Psikologi Umum,180). Bakat ialah kemapuan alamiah untuk mendapat  pengetahuan atau ketermapilan yang relative bisa mempunyai sifat umum ataupun khusus. (Alex Sobur,181)
Kemampuan ialah daya untuk mengerjakan suatu perbuatan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan mengindikasikan bahwa sebuah tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuanmengindikasikan bahwa sebuah tindakan dapat dilakukan sekarang dan dikembangkan dimasa mendatang bilamana kondisi pelajaran dikemukanan secara optimal sementara bakat memerlukan pelajaran dan pendidikansupaya suatu perbuatan dapat dilaksanakan di masa yang bakal datang.

Bakat menilai prestasi sesorang. Misalnya orang yang mempunyai bakat matematika dan diduga akan dapat mencapai prestasi tinggi dalam bidang itu. Jadi prestasi adalahperwujudan dari bakat dan kemapuan. Prestasi yang paling menonjol dalam di antara bidang, menggambarkan bakat yang unggul dalam bidang tertentu.

Anak berbakat anak-anak yang diidentifikasi oleh orang-orang profesional, yang sebab kemampuannya yang paling menonjol, dapat menyerahkan prestasi yang tinggi.

Syamsu Yusuf dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, 158 menuliskan bahwa anak berbakat ialah mereka yang tingkat integelensinya jauh diatas rata-rata anggota kelompoknya, yakni IQ diatas 120. Ahli beda yang memakai IQ sebagai kriteria dalam menilai anak berbakat merupakan, Terman yang konsepnya tentang keberbakatan nyaris sekitar separuh abad mendominasi psikologi dan pendidikan. Torrance mengadukan hasil studinya mengenaiketerampilan berfikir kreatif dalam kaitannya dengan keberbakatan. Iamenyampaikan bahwa bilamana keberbakatan semata-mata diidentifikasi menurut taraf intelegensi, maka selama 70% anak-anak yang tinggi kreatifitasnya tidak akan tergolong ke dalam kumpulan mereka yangdinamakan anak berbakat.

Munandar dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan menyampaikan anak berbakattersebut lebih mengacu untuk anak yang menunjukkan keterampilan unjuk kerja yang tinggi dalam aspek intelektual, kreativitas, seni, kepemimpianan atau bidang akademik tertentu.

Dari sejumlah pendapat berpengalaman maka anak berbakat ialah anak yang memiliki keterampilan yang lebih menonjol dari aspek intelektual, kreatif, seni, kepemimpianan atau bidang akademik tertentu yang menghasilkan prestasi tinggi.

Istilah yang melukiskan anak-anak berbakat, cerdas atau berkilauan yaitu genius, talented, gipted dan bright atau superior. Persamaan dari istilah-istilah tersebut ialah penyimpangan ke atas dari rata-rata. Sedangkan perbedaannya merupakan:
1.      Genius dipakai pada mereka yang memiliki keterampilan unggul sukses mencapai prestasi yang luar biasa, menyerahkan sumbangan yang orisinal dan bermutu, serta memiliki makna yang universal atau mantap.
2.      Talented sebuah bakat eksklusif yang tidak tidak jarang kali menghasilkan prestasi yang luar biasa, tidak butuh orsini atau akibat yang universal.
3.      Gipted atau berbakat mempunyai keserupaan dengan genius, sebab keduanya sehubungan dengan kualitas intelektual, tetapi berbakat belumpasti terwujud dalam sebuah karya unggul yang mendapat pernyataan universal. Jadi tidak seluruh anak berbakat adalahanak genius.
4.      Bright atau superior merujuk pada ciri khas seseorang yang mempunyai intelegensi yang tinggi.

Berdasarkan keterangan dari Marland dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, anak berbakat ialah anak yang memiliki keterampilan tinggi dalam aspek:
1.      Kemampuan umum yang tinggi, yakni kecerdasan pribadi yang berada pada posisi di atas rata-rata.
2.      Bakat akademik khusus, yakni kemampuan pribadi dalam bidang-bidang tertentu seoerti bahasa dan matematika.
3.      Kreatif dan berfikir produktif, yakni kemempuan yang menghasilkanusulan baru dengan memadukan elmen-elmen yang seringkali dianggap sebagai sebuah yang terpisah-pisah atau tdak sejenis dan keampuan mengembangkan keterampialan baru yang berisi nilai-nilai sosial.
4.      Kepemimpianan, yaitu keterampilan untuk menunjukkan individu-individu atau kumpulan untuk memungut keputusan, memetapkan tindakan bareng ataumenjangkau tujuan tertentu.
5.      Eampuan dalam bidang seni, yakni mempunyai bakat eksklusif dalam bidang seni rupa, musik, tari, lukis, drama dan lainnya.

Sementara menurut keterangan dari Renzulli dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan menyampaikan bahwa terdapat tiga dimensi yang menandai keberbakatan, yaitu:
1.      Kecerdasan, keterampilan umum yang seringkali diukur dengan tes intelegensi di atas rata-rata.
2.      Kreativitas, keterampilan memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam solusi masalah
3.      Komitmen terhadap tugas, tanggung jawab, semangat, atau semangat yang tinggi untuk menuntaskan suatu tugas.
4.      Kebersangkutanan antara tiga ciri keberbakatan tersebut dapatdicerminkan menggunakan diagram.

B. Ciri-ciri Anak Berbakat

Anak berbakat tersebut memiliki ciri khas yang menonjol dalam aspek-aspek kesiagaan mental, keterampilan pengamatan, kemauan untuk belajar, daya konsentrasi, daya nalar, keterampilan membaca, ungkapan verbal,keterampilan menulis, keterampilan mengajukan pertanyaan yang baik, menunjukan minat yang luas, berambisi untuk menjangkau prestasi yang lebih tinggi, berdikari dalam menyerahkan pertimbangan, dapatmenyerahkan jawaban yang tepat dan langsung kesasaran, memiliki rasa humor yang tinggi, melibatkan diri sepenuhnya dan ulet menghadapi tugas yang diminati.

Berdasarkan keterangan dari Balitbang Depdiknas (1986) mengungkapkan ciri-ciri keberbakatan peserta didik disaksikan dari aspek kecerdasan, kreativitas, dan komitmen terhadap tugas:
1. Lancar berbahasa ( dapat mengutarakan pikirannya)
2. Memiliki rasa hendak tahu yang besar terhadap ilmu pengetahuan
3. Memiliki keterampilan yang tinggi dalam beranggapan logis dan kritis
4. Mampu belajar/bekerja secara mandiri
5. Ulet menghadapi kendala (tidak lekas putus asa)
6. Mempunyai destinasi yang jelas dalam tiap pekerjaan atau perbuatannya
7. Cermat atau teliti dalam mengamati
8. Memiliki keterampilan memikirkan sejumlah macam solusi masalah;
9. Mempunyai minat yang luas;
10. Mempunyai daya khayalan yang tinggi;
11. Belajar dengan cepat
12. Mampu menyampaikan dan menjaga pendapat;
13. Mampu berkonsentrasi
14. Tidak memerukan desakan (motivasi) dari luar.

Selanjutnya Utami Munandar, 2004 menyampaikan karaktersistik atau ciri-ciri anak berbakat tersebut sebagai berikut:

Aspek/ Ciri-ciri
A. Belajar
Mudah menciduk pelajaran, memori baik, perbendaharaan kata luas, penalaran tajam, daya fokus baik, ungkapan diri fasih dan jelas,seksama dalam pengamatan, memacahkan masalah dan cepat dalam mengejar kesalahan.

B. Kreativitas
Dorongan hendak tahu besar sering mengemukakan pertanyaan yang baik, memberikan tidak sedikit usulan atau gagasn terhadap sebuah maslah, bebas dalam mengucapkan pendapat, menonjol dalam di antara bidang seni,memiliki pendapat sendiri dan bisa mengungkapkannya, tidak gampang terpengaruh oleh orang lain, daya khayalan kuat, orisinalitas tinggidan senang mengupayakan hal-hal yang baru.

C. Motivasi
Tekun menghadapi tugas, ulet dalam menghadapi kesulitan, tidak memerlukandesakan dari luar guna berprestasi, hendak mendalami pengetahuan yang dipelajari didalam kelas, selalu berjuang untuk berprestasi sebaik mungkin, dapat menjaga pendapatnya, tidak mudah mencungkil hal yangdipercayai dan senang menggali dan memecahkan soal-soal.

D. Psikososial
Senang dipilih menjadi pemimpin atau ketua, disenangi oleh rekan sekelas,bisa bekerja sama, dapat memprovokasi teman-temannya, memiliki inisiatif, rasa tanggung jawab besar, percaya pada diri sendiri, gampang menyesuaikan diri terhadap kondisi di sekolah, aktif berpartisipasi dalampekerjaan social di sekolah dan senag menolong orang lain.

Berdasarkan keterangan dari Dedi Supriadi, anak berbakat memiliki ciri khas yang bertolak belakang dengan anak-anak normal, ciri khas anak berbakat meliputi:
1. Memiliki keunggulan yang menonjol dalam kosa kata
2. Memiliki informasi yang kaya
3. Cepat menguasai bahan pelajaran
4. Cepat dalam mengetahui hubungan antar fakta
5. Mudah mengetahui dalil-dalil atau formula-formula
6. Memiliki ketajaman dalam meneliti sesuatu
7. Gemar membaca
8. Peka terhadap kondisi yang terjadi di sekelilingnya
9. Bersifat kritis
10. Memiliki rasa hendak tahu yang paling besar

Karakteristik dan perilaku yang positif anak berbakat, yakni sebagai berikut:
Karakteristik
Tingkah laku yang
1. Belajar dengan cepat/ mudah
2. Dapat Membaca secara insentif
3. Memiliki perbendaharaan kata yang luas
4. Memiliki tidak sedikit informasi
5. Memiliki perhatian yang lumayan lama
6. Memiliki rasa hendak tahu atau interes terhadap sekian banyak  hal
7. Bekerja secara mandiri
8. Senang mengamati
9. Memiliki rasa humor
10. Mengerti atau mengenal hubungan-hubungan
11. Memiliki prestasi akademik yang tinggi
12. Lancar dalam berbahasa
13. Individualistik
14. Memiliki motif intrinsik
1. Mengingat dan menguasai fakta-fakta secara cepat
2. Membaca tidak sedikit buku dan memakai perpustakaan pribadi
3. Dapat mengkomunikasikan sekian banyak  gagasan dengan baik
4. Cepat memingat dan merespon
5. Menyelesaikan tugas-tugas
6. Banyak mengemukakan pertanyaan, atau memperoleh sekian banyak  gagasan
7. Merancang sesuatu diluar tugasnya
8. Mengenal masalah
9. Dapat menertawakan diri sendiri
10. Dapat memecahkan masalah-masalah sosial sendiri
11. Dapat menggarap tugas-tugas sekolah dengan baik
12. Memiliki perbendaharaan kata yang luas, dan dapat menunjukkan teman sebaya dengan teknik yang positif
13. Senang menjaga pendapat sendiri, dan mempunyai sedikit teman
14. Memerlukan sedikit pertolongan guru.

Pada lazimnya anak-anak berbakat berkembang lebih cepat atau bahkanpaling cepat bila dikomparasikan dengan ukuran pertumbuhan yang normal. Hal ini diakibatkan anak berbakat mempunyai superioritas intelektual,dapat dengan cepat mengerjakan analisis, dan dalam irama pertumbuhan yang mantap. Bahkan dalam berfikir mereka tidak jarang meloncat dari ukuran berfikir yang normal. Di samping potensi intelektual anak-anak berbakat memiliki kelebihan pada aspek psikologis, yang lain, yakni emosi. Anak-anak berbakat mempunyai stabilitas emosi yang mantap sampai-sampai mereka akan dapat mengendalikan masalah-maslah personal. Rasa tanggung jawab mereka yang tinggi serta memiliki cita rasa humor yang tinggi pula.
Jadi ciri-ciri anak berbakat ialah anak yang bertolak belakang dari anak normal dari aspek kecerdasan, pemahaman dalam belajar, kreativitas, motivasi, komitmen terhadap tugas, dan psikososial.

C. Identifikasi Anak Berbakat

Untuk mengidentifikasi anak berbakat bisa ditempuh dengan sejumlah carayakni tes prestasi belajar, tes kecerdasan, tes kreativitas, dan nominasi (oleh guru, orang tua, rekan sebaya dan diri sendiri)

Cara beda mengidentifikasi anak berbakat yaitu memakai strategi yang dikenal dengan The Generic Gipted Identification Strategy. Melalui strategi ini Clark mengerjakan dua tahap yakni penjaringan dan identifikasi. Pada etape penjaringan dilaksanakan melalui nominasi (guru, orang tua, teman kolega dan dirinya sendiri, laporan keterampilan siswa, hasil karya siswa, kegiatan siswa, observasi, skala/ interior atau tes integelensi kelompok). Sedangkan etape identifikasi memakai tes intelegensi individual, tes prestasi, tes kreativitas, tes bakat seni dan lain-lain.
Di Indonesia identifikasi anak berbakat dilaksanakan untuk merekrut mereka menjadi peserta program akselarasi, atau percepatan belajar. Bagi menjaring murid yang berkemampuan unggulan ini, Depdiknas menilaikriterianya.

D. Faktor-faktor Terwujudnya Bakat

Beberapa hasil riset menunjukan bahwa anak-anak berbakat mempunyai potensi yang unggul. Potensi ini dapat diakibatkan oleh hal keturunan, yang dilaksanakan oleh berpengalaman terhadap tingkat keceradasan. Keberbakatan anak dalam proses perkembangannya membutuhkan sentuhan dari lingkungan, berupa perawatan, pengasuhan dan pendidikan.

Lingkungan merupan hal yang pun mempengaruhi pertumbuhan keberbakaan anak. Melalui lingkungan anak mendapat  apa yang dibutuhkannya,tergolong peluang-peluang yang menyokong teraktualisasikan potensi yang dimilikinya. Faktor lingkungan ini diantaranya mencantol aspek nutrisi yang dikonsumsi anak dan kenyamanan hidupnya, yang mempengaryhipertumbuhan keberbakatan itu, disamping aspek yang mempunyai sifat fisik, pun kondisi lingkungan yang mempunyai sifat psikologis.

Terdapat faktor-faktor yang memprovokasi bakat seseorang terwujud yaitu:
1. Keadaan lingkungan seseorang. Seperti, kesempatan, sarana dan prasarana yang tersedia, sokongan dan desakan orang tua, taraf sosial, pedesaan, dan sebagainya.
2. Keadaan dalam diri sendiri. Seperti, minatnya terhadap sebuah bidang, keinginannya guna berprestasi, dan keuletannya guna mengatasi kendala atau rintangan yang barangkali timbul.

E. Jenis-jenis Bakat

Yoesoef Noesyirwan dalam Psikologi Umum menggolongkan jenis bakat atauketerampilan menurut faedah atau aspek-aspek yang tercebur dan menurutketerangan dari prestasinya. Berdasarkan faedah atau aspek jiwa raga yang tercebur dalam sekian banyak  macam prestasi, bakat dapatdipisahkan dalam :

1. Bakat yang lebih menurut psikofisik
Bakat jenis ini ialah kemampuan yang berakar pada jasmaniah sebagai dasar dan fundamen bakat, seperti keterampilan pengindraan, ketangkasan atau ketajaman panca indra, keterampilan motoriik, kekuatan badan, kelincahan jasmani, kemampuan jari-jemari, tangan dan anggota badan.

2. Bakat kejiwaan yang mempunyai sifat umum
Yang dimaksud dengan bakat jenis ini merupakan kemampuan memori dayaimpian | fantasi | angan-angan | fiksi | khayal atau khayalan dan intelegensi. Daya ingat ialah kemampuan menyimpan isi kesadaran pada satuketika dan membawanya pulang ke permukaan pada ketika yang lain. Dalam ingatan, jiwa kita mempunyai sifat menerima dan reproduktif. Daya impian | fantasi | angan-angan | fiksi | khayal adalahisi kesadaran yang berasala dari dunia dalam anda sendiri, berupa gambar imajinasi dan ide-ide kreatif, sampai-sampai jiwa kita mempunyai sifat spontan dan produktif. Adapun intelegensi ialah kemampuan menyesuaikan diri padasuasana dengan memakai alat pemikiran yang bertolak belakang dengan penyesuaian diri sebab kebiasaan atau sebagai dampak latihan (drill) dan coba-coba (trial and error). Penyesuaian diri sebab kebiasaan, drill, dan trial and error, mempunyai sifat mekanis, kadang-kadang secara kebetulan memerlukan tidak sedikit waktu. Peneyesuaian diri dengan pemikiran terjadi sebab pengertian, pendapat pemahaman, penelusuran makna dan hubungannya yang terlihat dalam solusi dan penguasaan suasana baru darikendala yang dihadapinya. Intelegensi bisa diuraikan sebagaiketerampilan menangkap, memahami, menjelaskan, menguraikan, memadukan dan menyimpulkan makna hubungan dan sangkut paut makna. Tiap orang mempunyai isi, proses, dan teknik berfikir yang bertolak belakang satu dengan yang lainnya.

3. Bakat-bakat kejiwaan yang khas dan majemuk
Bakat-bakat yang khas atau bakat dalam definisi yang sempit merupakan bakat yang sejak mula sudah terdapat dan terarah pada sebuah lapangan yang terbatas, laksana bakat bahasa, bakat melukis, bakat music, bakat seni, bakat ilmu dan lain-lain. Adapun bakat majemuk yang berkembang lambatlaun dari bakat produktif kea rah yang paling bergantung dalamsuasana di dalam dan di luar individu, laksana bakat filsafat, bakat hukum, bakat pendidik, bakat psikologi, bakat kedokteran, bakat ekonomi, bakat politik dan lain-lain.

4. Bakat yang lebih menurut pada alam perasaan dan kemampuan
Bakat ini bersangkutan dengan watak, seperti keterampilan untukmenyelenggarakan kontak sosial, keterampilan mengasihi, keterampilan merasakan atau menghayati, perasaan orang lain.

Berdasarkan sifat prestasinya, bakat bisa digolongkan dalam :
1.      Bakat Reproduktif merupakan kemampuan guna memprodusir hasilkegiatan orang beda dan menguraikan pulang dengan tepat pengalaman-pengalaman sendiri. Bakat ini bersangkutan erat dengan daya ingat.
2.      Bakat Aplikatif merupakan kemampuan memiliki, mengamalkan, mengolah dan menjelaskan pendapat, buah benak yang berasal dari orang lain.
3.      Bakat Interpretatif merupakan bakat menjelaskan dan menciduk hasilkegiatan orang lain, sampai-sampai disamping cocok dengan maksud penciptanya, dalam penjelasan tersebut juga tampil pendapat atau pendirian pribadi.
4.      Bakat produktif merupakan kemampuan membuat hal-hal yang aru berupadonasi dalam ilmu pengetahuan, pembangunan, dan lapangan kehidupan yangbeda yang berharga.

Berdasarkan keterangan dari Howard Gardner dalam teori-kecerdasan-ganda-dan-penerapannya-dalam-kegiatan-pembelajaran/ , keberbakatan meliputi:

1. Kecerdasan Bahasa (Linguistic)

Kecerdasan linguistic ialah kemampuan seseorang untuk memakai bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan dalam berbagai format yangbertolak belakang untuk mengekspresikan gagasan/ pemikirannya. Kecerdasan bahasa berisi keterampilan untuk berfikir dengan ucapan-ucapan danmemakai bahasa guna mengekspresikan makna yang kompleks.

Anak-anak dengan kepintaran linguistic yang tinggi seringkali sudahdapat dikenali semenjak kecil (usia di bawah 4 tahun), misalnya berkata seperi orang dewasa, tertarik pada buku, gampang mengenali symbol berupaucapan-ucapan (misalnya HONDA, SURYA, KIJANG, dsb), menguasai tidak sedikit kata-kata. Dalam pertumbuhan berikutnya, anak-anak ini menyenangi pekerjaan yang sehubungan dengan pemakaian bahasa, seperti: membaca, mencatat karangan, mencatat puisi, menyusun ucapan-ucapan mutiara, pengarang, penyair, wartawan, pembicara, atau pembaca berita. dsb.

2. Kecerdasan Matematis/Logis

Kecerdasan logis matematis memungkinkan seseorang terampil dalammengerjakan hitungan, penghitungan atau kuantifikasi, menyampaikan proposisi dan hipotesis dan mengerjakan operasi matematis yang kompleks. Contoh – misal orang yang memiliki kepintaran matematis logis ialah ilmuwan, matematikawan, akuntan, insinyur, dan pemrogram computer

3. Kecerdasan Spasial

Orang yang memiliki kepintaran spasial ialah orang yang mempunyai kapasitas dalam berfikir secara tiga dimensi. Contoh – misal orang yang memiliki kepintaran spasial ialah pelaut, pilot, pematung, pelukis daan arsitek. Kecerdasan spasial memungkinkan pribadi dapat mempersepsikan gambar-gambar baik internal maupun eksternal dan menafsirkan atau mengkomunikasikan informasi grafis.

4. Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan kinestetik tubuh merupakankecerdasan yang memungkinkan seorang memanipulasi objek dan cakap melakukan kegiatan fisik. Contoh-contoh orang yang memiliki kepintaran kinestetik yakni atlet, penari, berpengalaman bedah, dan pengrajin.

5. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal diperlihatkan dengan adanya rasa sensitif terhadap nada, melodi, irama musik. Orang-orang yang memilki kepintaran musikal yang baik antara beda ; komposer, konduktor, musisi, kritikus musik, pembuat instrumen dan orang-orang sensitif terhadap bagian suara.

6. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal ialah kapasitas yang dipunyai oleh seseorangguna dapat mengetahui dan dapat mengerjakan interaksi secara fektif dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal bakal dapat disaksikan darisejumlah oranng seperti; guru yang sukses, pekerja sosial, aktor, politisi. Saat ini orang mulai menyadari bahwa kepintaran interpersonal adalahsalah satu hal yang paling kesuksesan seseorang.

7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal ditunjukkan dalam format kemampuan dalammembina persepsi yang akurat mengenai diri sendiri dan menggunakanketerampilan tersebut dalam menciptakan rencana dan menunjukkan orang lain.

8. Kecerdasan Naturalis
Keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies-flora dan hewan di lingkungannya. Para penyuka alam ialah contoh orang termasuk sebagai orang – orang yang memiliki kepintaran ini.

Gardner pun mengelompokkan ketujuh kepintaran manusia menjadi tigakumpulan yaitu:
1.      Kelompok kepintaran yang berhubungan dengan objek (object related)yakni objek yang dihadapi.
2.      Kelompok kepintaran bebas objek (object free) yakni kelompokkepintaran yang tidak diprovokasi oleh objek, tapi diprovokasi oleh sistem bahasa dan musik yang didengar.
3.      Kelompok kepintaran yang diprovokasi hubungan dengan orang beda (person related) yaitu kumpulan yang bertalian dengan interaksi dengan orang lain.

F. Strategi, Model, dan Evaluasi Pendidikan Anak Berbakat

Pendidikan anak berbakat bertujuan supaya anak menguasai sistem konseptual dalam sekian banyak  mata pelajaran, anak dapat mengembangkankemampuan dan strategi yang memungkinkan mereka menjadi lebih mandiri, keatif dan mengisi kebutuhannya sendiri, anak mesti mengembangkan suatukesukaan dan gairah belajar yang akan membawa mereka untuk kerja keras.
Berdasarkan keterangan dari Depdiknas dalam Syamsu Yusuf destinasi pendidikan untuk anak berbakat ialah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum
a. Memenuhi keperluan peserta didik yang mempunyai karakterisitik spesifik dari sisi perkembangan kognitif dan afektif.
b. Memenuhi hak asasi peserta didik yang cocok dengn keperluan pendidikan untuk dirinya sendiri.
c. Memenuhi minat intelektual dan perspektif masa mendatang peserta didik
d. Memenuhi keperluan aktualisai diri pesera didik
e. Menimbang peran peserta didik sebagai aset masyarakat dan keperluan masyarakat guna pengisian peran
f. Menyiapkan peserta didik sebagai pemimin masa depan.

2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pengarahan guna dapat menuntaskan program edukasi secara cepat cocok dengan potensinya.
b. Meningkatkan tepat guna dan efektivitas proses pembelajaran peserta didik.
c. Mencegah rasa jenuh terhadap iklim yang jelas tidak cukup mendukung berkembangnya potensi kelebihan peserta didik secara optimal
d. Memacu murid untuk meningkatkan kepintaran intelektual, spiritulal dan emosionalnya secara seimbang.

1. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran yang cocok dengan keperluan anak berbakat paling mendorong anak itu untuk berprestasi. Beberapa urusan yang perludiacuhkan dalam menilai strategi pembelajaran ialah sebagai berikut.
a. Pembelajaran anak berbakat mesti diwarnai dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas yang lebih cocok dengan kemampuannya yang lebih tinggi dari anak normal.
b. Pembelajaran pada anak berbakat bukan hanya mengembangkan kepintaran intelektual semata, namun pengembangan kepintaran emosional pun patut mendapat perhatian.
c. Pembelajaran anak berbakat berorientasi pada modifikasi proses, isi/content, dan produk.
Sehubungan dengan itu, M. Soleh YAI (1996) menyampaikan 3 jenis modifikasi sebagai berikut. Modifikasi proses ialahmetodologi atau teknik guru melatih termasuk teknik mempresentasikan isi pelajaran untuk murid yang berorientasi untuk beranggapan tingkat tinggi, tidak sedikit pilihan, mencoba penemuan, menyokong penalaran atau argumentasi, kemerdekaan memilih, interaksi kumpulan dan simulasi, serta kecepatan dan variasi proses. Modifikasi isi ialah modifikasi dalampelajaran pembelajaran baik berupa ide, konsep maupun fakta. Pembelajarandibuka dari urusan yang konkret, mengarah ke ke urusan yang kompleks, abstrak dan bervariasi. Modifikasi produk atau hasil ialah produk kurikulum yang tidak bisa diceraikan dari isi pelajaran dan proses pembelajaran yang dikembangkan dan adalah hasil dari proses yang dievaluasi guna menilai efektivitas satu program.

2. Model Pembelajaran
Pendidikan untuk anak berbakat dapat dilakukan dengan sekian banyak  model, laksana akselarasi, pengayaan dan pengelompokan menurutkemampuan.
a. Model Akselarasi atau percepatan
Akselarasi tidah melulu diartikian sebagai teknik untuk mempercepatsolusi studi supaya lulus lebih awal, namun lebih menekankan kepadakeperluan belajar murid berbakat supaya meningkatkan produktivitas, efisiensi dan evektivitas belajar mereka, percepatan yang terjadi dalam belajar tanpa intervensi edukasi dan mengurangi kejemuan atau kejenuhan dalam belajar.
Model akselarasi dapat dilakukan dalam sekian banyak  bentuk, meliputi:


1) Loncat kelas
Usia mental semua anak berbakat lebih tinggi dari umur sebenarnya, makagampang timbul perasaan tidak puas belajar bareng dengan anak-anak seumurnya. Meskipun tidak sedikit aspek pertumbuhan lain pada anak ternyata memang lebih maju daripada anak-anak seumurnya contoh aspek sosial. Akan tetapi teknik percepatan dengan meloncat anak pada kelas-kelas yang lebih tinggi dirasakan kurang baik, antara lain sebab mempermudah munculnya masalah-masalah penyesuaian, baik di sekolah, dirumah maupun dilingkungan sosialnya. Kecuali norma yang dipakai ialah norma yang dibuntuti bukan norma dari anak berbakat tersebut sendiri.

2) Percepatan melewati pelayanan individual

Cara ini tergolong teknik yang baik karena diserahkan menurut keadaan,keperluan dan keterampilan anak tersebut sendiri. Kesulitannyamerupakan pengaturan andsminitrasi sekolah yang mencakup pengaturan-pengaturan tenaga pengajar karena melulu memberikan latihan secara individual untuk anak. Pada anak sendiri dikhawatirkan bakal timbulkendala dalam penyesuai diri, baik sosial maupun emosional sebab terbatasnya hubungan-hubungan sosial dengan teman-teman sebaya.

3) Mengikuti pembelajaran di ruang belajar yang lebih tinggi
Siswa mempunyai peluang untuk mengekor mata latihan tertentu yang diprogramkan di ruang belajar yang lebih tinggi. Pelung yang diserahkan itu bisa mempercepat solusi studi siswa.

b. Model Pengayaan
Melayani murid yang memiliki keterampilan unggul, dapat dilaksanakan dengan program pengayaan yaitu menyerahkan tugas-tugas ekstra yang relevan dengan bidang studi yang diterimanya. Model pengayaan ini dapatmengisi harapan atau keperluan siswa dalam mengembangkan keterampilan intelektualnya, dengan tidak mengasingkan mereka dari teman-teman sekelasnya.

c. Model Pengelompokan Berdasarkan Kemampuan
Siswa yang diidentifikasi berbakat dari seluruh tingkat ruang belajar yang sama disuatu sekolah dikelompokan ke dalam satu kelas. Kelompok itu ada lima atau delapan anak. Jika lebih dari delapan anak usahakan mereka dikelompokan menjadi dua kelompok. Setiap kelompok dituntun oleh guru yang memiliki keterampilan atau kemampuan khusus untuk melatih ataumenuntun para murid yang berkemampuan luar biasa.

Terdapat pula model atau sistem penyelenggaraan pendidikan untuk anak berbakat atau berkilauan adalah:

a. Sekolah khusus
Dari sudut administrasi sekolah gampang diatur. Namun dari sudut anaktidak sedikit kerugiannya sebab dengan mengekor pendidikan khusus, anak terlempar jauh dari lingkungan sosialnya dan menjadi anggota kumpulan sosial eksklusif dan istimewa. Perkembangan aspek jati diri sangat mengkhawatirkan sebab kurangnya bisa jadi anak guna mendefinisikan aspek-aspek jati diri seluas-luasnya. Dalam urusan ini dapat dicapai melaui pergaulan, nilai sebagai anggota masyarakat, ia akan gampang merasa sebagai anggota masyarakat dengan ruang belajar dan tingkatan.

b. Kelas khusus

Pada model ini kurikulum diciptakan khusus begitu pula dengan guru-gurunya. Keuntungannya merupakan mudah menata pelaksanaannya dan padasiswa sendiri merasa ada kompetisi dengan teman-temannya yang sebanding kemampuannya dan jumlah latihan serta kecepatan dalam menyelesaiakansebuah mata pelajaran dapat disesuaikan dengan suasana dan keperluan anak. Kerugia bakal terjadi pada anak-ana normal yang sebaya, sampai-sampai proses sosialisasi di sekolah menjadi berkurang. Perlakuan istimewa oleh pihak sekolah dan guru-guru memunculkan perasaan harga diri yang berlebihan. Karena dalam prakteknya dia berada dalam ruang belajar yang eksekutif, tersendiri dan susah menyesuaikan diri.

c. Kelas terintegrasi

Cara ini dapat dilakukan di masing-masing sekolah sebab anak berbakatmengekor secara sarat acara di sekolah dan setelah tersebut memperolehlatihan tambahan dikelas khusus.
Waktu belajarnya meningkat dan mata latihan dasar atau yangbersangkutan dengan keterampilan khusus ditambah. Permasalahan yanghadir dalam penyelenggaraan edukasi model terintegrasi atau inklusiialah bagaimana menyerahkan perhatian untuk setiap pribadi anak dalam setting ruang belajar yang relatif pelbagai kemampuannya. Implikasi dari penerapan model ini ialah perlunya kurikulu yang luwes atau berdiferensi, yang dapat mengakomodasi anak-anak normal maupun berbakat, dan guru-guru mempunyai kesiapan atau keterampilan untuk melayani murid yang mempunyai keragaman karakterisitik tersebut.

Kerugian yang mungkin dirasakan anak:
1) Berkurangnya waktu guna melakukan pekerjaan lain yang dibutuhkan untuk meperkembangkan aspek kpribadiannya, contoh pergaulan, olah raga dan kesenian.
2) Pada masa-masa anak mengikuti ruang belajar biasa, ia merasa jenuh dan pada anak-anak yang masih kecil, bisa jadi mengganggu teman-temannya bertambah.
3) Dikelas biasa anak tidak terlatih berlomba dan bekerja keras untukmenjangkau hasil yang sebaik-baiknya.

Pada model ini anak mengikuti ruang belajar biasa namun tidak seluruhnya dan diperbanyak dengan mengikuti ruang belajar khusus. Jumlah jamlatihan tetap dan urusan ini menguntungkan anak sampai-sampai ia masihmemiliki waktu guna mengembangkan aspek-aspek kepribadiannya. Keuntunganbeda jumlah jam belajar yang lumayan lama di ruang belajar khusus masihmendapat  kesempatan berlomba dengan teman-temannya yang memiliki potensi berbeda.

Ohio Association for Gifed Children mengemukakan beberapa pilihan tentang program edukasi anak berbakat, sebagai berikut:
a. Akselarasi
b. Loncat kelas
c. Pengelompokan khusus
d. Curriculum Compating
e. Kurikulum Berdiferensi
f. Pengayaan
g. Post-Scondary Enrollment Option
h. Pull out program
i. Resource Room/ Area
j. Selft Containned Classroom

Alternatif mengenai program edukasi anak berbakat ialah sebagai berikut:
a. Akselarasi (acceleration)
b. Loncat ruang belajar (advanced Placement)
c. Pengelompokan khusus
d. Curriculum Chompacting
e. Kurikulum berdiferensi
f. Pengayaan
g. Post-Secondary Enrollment
h. Pull-out Program
i. Resource room/ Area
j. Selft-Contained Classroom

3. Evaluasi Pembelajaran
Proses penilaian pada anak berbakat tidak bertolak belakang dengan anak pada umumnya, tetapi sebab kurikulum atau program latihan anak berbakatbertolak belakang dalam jangkauan dan tujuannya maka diperlukan penerapan penilaian yang cocok dengan suasana tersebut.
Tujuan evaluasi ialah untuk memahami ketuntasan belajar anak berbakat. Sehubungan dengan urusan tersebut Conny Semiawan, 1992 dalam menyampaikan bahwa instrumen dan formalitas yang dipakai mengacu pada ketuntasan belajar ialah pengejawantahan dari kekhususan layanan edukasi anak berbakat, hasil umpan balik untuk kebutuhan tertentu, pemantulan tingkat kemantapan penguasaan sebuah materi cocok dengan sifat, keterampilan, dan keterampilan maupun kecepatan belajar seseorang. Model pengukuran laksana tersebut di atas ialah pengukuran acuan kriteria(criterion-reference). Sebaliknya terdapat pengukuran acuan norma yangmencocokkan keberbakatan seseorang dengan temannya. Kedua teknik tersebut tidak tidak jarang kali menunjuk hasil akhir yang diinginkan,tetapi adalahpetunjuk bidang mana yang telah dikuasai pribadi sehingga memberikan penjelasan mengenai taraf keterampilan yang dijangkau tanpa tergantung pada kinerja temannya.

G. Permasalahan yang Dapat Terjadi pada Anak Berbakat

Kerentanan (vulnerability) anak berbarkat terletak dalam tingkat bisa jadi yang lebih tinggi bakal ketegangan emosional dan konflik sosial yang membutuhkan tingkat adaptasi yang tinggi supaya tidak mengganggu kesehatan mental dan berfungsinya secara umum. Kerentanan ini terlihat pada seluruh anak berbakat, tetapi banyak sekali dari mereka dapat menggunakan kekuatan intelektual unggul mereka guna penyesuaian diri secara efektif. Namun, beberapa dari mereka kurang sukses dalam penyesuaian diri ini diakibatkan oleh konflik yang mereka alami.
Berdasarkan keterangan dari Utami Munandar, 2009 mengemukaakn terdapat tiga hal yang mengakibatkan anak berbakat dalam suasana rentan adalahciri jati diri yang dapat memunculkan kesulitan, mengakibatkan ketegangan untuk anak berbakat yaitu:

1. Karakteristik jati diri yang mengakibatkan kerentanan anak berbakat ialah:

a. Perfeksionisme
Dorongan dalam untuk menjangkau kesempurnaan menciptakan siswa berbakat tidak putus harapan dengan prestasinya yang tidak dapat mengisi tujuan-tujuan pribadinya. Dorongan bakal kesempurnaan ini dapat mengakibatkan anak berbakat melulu mau memilih pekerjaan tertentu andai ia yakin akandapat berhasil. Kritik terhadap diri sendiri yang berlebih dan taraf aspirasi yang tidak realitis membuat tidak sedikit anak berbakat diliputi rasa tidak mampu.
b. Kepekaan yang berlebihan (supersensitivity)
Sistem saraf yang super sensitif dari anak berbakat membuatnya lebih peka dalam pengamatan, menanggapi dirinya dan lingkungannya secara analitis dan kritis, sampai-sampai ia menjadi gampang tersinggung dan diliputi perasaan laksana dikucilkan. Anak kecil yang berbakat sering dicerminkan sebgai anak yang hiperraktif dan perhatiannya gampang beralih
c. Kurang kemampuan sosial
ada anak berbakat yang susah menyesuaikan dirinya dengan lingkungn sosialnya, mereka lebih tidak sedikit menyendiri dan bisa dihinggapi rasa kesendirian dn kesunyian. Di beda pihak terdapat pula anak berbakat yang hendak populer dan menjadi pimpinan, urusan ini bisa mengarah kekecenderungan guna mendominasi kelompoknya.
Sosialisasi dini dari anak berbakat sagat penting untuk perkembangan mereka sebagai pemimpin masa depan. Mereka memerlukan tuntunan orang dewasa untuk menolong mereka belajar bagaimana berperanserta sebagai anggota kelompok, disamping pun memenuhi keperluan pribadi mereka.

2. Kondisi lingkungan yang bisa menyulitkan anak berbakat ialah:

a. Isolasi sosial
Karena tidak cukup memahami ciri-ciri dan keperluan anak berbakat, orang dewasa dalam sikap dan perilaku mereka dapat mengindikasikan sentimen atau penolakan terhadap anak berbakat.
Demikian pula kumpulan sebaya bisa memberi desakan terhadap anggota kelompokyang membias dari mayoritas, yang kreatif dan berbakat. Kondisi ini dapat mengakibatkan anak berbakat merasakan isolasi sosial.

b. Harapan yang tidak realistis
Harapan atau tuntutan yang tidak realistis terhadap anak berbakat dari pihak orang tua atau orang dewasa lainnya bisa terjadi sebab dua hal:
1) Kecenderungan guna menggeneralisasi sampai-sampai anak berbakat diharapkan/dituntut menonjol dalam seluruh bidang.
2) Pelibtan ego orang tua atau guru terhadap keberhasilan anak (ingin merasa bangga atas prestasi anak)

c. Tidak terdapat pelayanan edukasi yang sesuai
Ketidakpedulian terhadap keperluan anak berbakat dan penolakan terhadap hak-hak mereka mengakibatkan masyarakat tidak cukup memberikan peluang pendidikan yang sesuai untuk anak berbakat. Akibat dari keterlantaran inimerupakan bahwa murid berbakat mesti menuntaskan pendidikan formal mereka dalam sekolah yang lebih menekankan konformitas terhadap “yang rata-rata”. Dalam iklim sosial ini anak “berbeda”, urusan ini bisa mempunyai akibat negatif terhadap kesehatan mentalnya maupun terhadapperkembangan dan perkembangannya secara menyeluruh.

Dapat pula dikategorikan menjadi 2, yakni internal problem dan eksternal problem.
Internal Problems
1. Univen Development
2. Perr Relations
3. Excessive Self-Criticsm
4. Perfectionism
5. Avoidance of risk-Taking
6. Multipotentiality
7. Gifted Children with Disabilities

Exsternal Problems
1. School culture and Norms
2. Expectation by Others
3. Perr Relations
4. Depression
5. Family Relations

Terkait dengan masalah anak berbakat Ohio’s State Board of Education telahmengerjakan penelitian, yang hasilnya mengindikasikan bahwa
1. tidak sedikit anak berbakat merasakan “drop out” dari sekolah, sebab tidak mendapat  layanan akademik atau pembelajaran yang dibutuhkan,
2. anak berbakat yang tidak menemukan tantangan, atau stimulasi yangbisa mengembangkan potensinya ingin kurang siap menerima tantangan, tugas-tugas sekolah yang lebih tinggi
3. 85% anak berbakat merasakan “underaciver” sebab mereka tidak mendapat  layanan edukasi yang diharapkan, dan
4. Mereka sering merasakan rasa bosan, tidak cukup bersemangat, frustasi, rasa marah, dan merasa tidak cukup berharga.

Terdapat pula persoalan anak berbakat yaitu:
1. Kemampuan beranggapan kritis dapat menuju arah sikap
2. Meragukan (skeptis), baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain;
3. Pemberian Label/ sebutan pada anak berbakat bahwa dirinya berbakat dapat memunculkan harapan terhadap keterampilan anak dan dapatmemunculkan beban mental pada dirinya dan kadang menyebabkan frustasi.
4. Resiko dan desakan yang menyertai potensi intelegensi tinggi dan sering menunjukkan anak yang berpotensi tinggi guna menjadi anak yang bersikap defensif.
5. Kemampuan kreatif dan minat untuk mengerjakan hal-hal yang baru,dapat menyebabkan mereka tidak menyenangi atau lekas jenuh terhadap tugas-tugas rutin;
6. Perilaku yang ulet dan terarah pada tujuan, bisa menjurus ke kemauan untuk memaksakan atau menjaga pendapatnya;
7. Kepekaan yang tinggi, dapat menciptakan mereka menjadi gampang tersinggung atau peka terhadap kritik;
8. Semangat, kesiagaan mental, dan inisiatifnya yang tinggi, bisa membuattidak cukup sabar dan tidak cukup tenggang rasa andai tidak adapekerjaan atau andai kurang tampak peradaban dalam pekerjaan yang sedang berlangsung;
9. Dengan keterampilan dan minatnya yang berbagai ragam, merekamemerlukan keluwesan serta sokongan untuk bisa menjajaki dan mengembangkan minatnya;
10. Keinginan mereka untuk berdikari dalam belajar dan bekerja, serta kebutuhannya bakal kebebasan, dapat memunculkan konflik sebab tidakgampang menyesuaikan diri atau tunduk terhadap desakan dari orang tua, sekolah, atau temantemannya.
11. Ia juga dapat merasa ditampik atau tidak cukup dimengerti oleh lingkungannya;
12. Sikap acuh tak acuh dan malas, bisa timbul sebab pengajaran yangdiserahkan di sekolah tidak cukup mengundang kendala baginya.

H. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Anak Berbakat

1. Penerapan Kurikulum Berdiferensi

Penerapan model edukasi siswa berbakat yang terintegrasi dalam ruang belajar yang reguler/ normal disamping memiliki tidak sedikit keuntunganuntuk perkembangan psikologi dan sosial anak, tetapi pun menghadapiurusan yang rumit, yakni perlunya menyerahkan perhatian secara bertolak belakang melalui “pengajaran yang diindividualisasikan” yakni settingruang belajar tetapi perhatian diserahkan kepada setiap pribadi anak.

Implikasi dari situasi tersebut guna penyelenggaraan murid berbakatdibutuhkan penerapan kurikulum berdiferensi, yang bisa mengakomodasisemua siswa yang normal maupun yang cemerlang. Dengan demikian, kurikulumedukasi seyogyanya bisa mengakomodasi dimensi vertikal maupun horisontal. Secara vertikal, anak-anak cerdas mesti dimungkinkan untukmenuntaskan pendiikannya lebih cepat. Secara horisontal, disediakan program pengayaan dimana siswa berkilauan dimungkinkan guna mendapatkanpelajaran tambahan, baik dengan tugas-tugas maupun sumber-sumber belajar tambahan.

Berdasarkan keterangan dari Conny S ada sejumlah materi yang mestimenjadi landasan utama dalam mengembangkan kurikulum berdiferensi yangberkaitan dengan materi, keterampilan, pengembangan pikiran, dan sikap yang mesti dicapai.

Mengenai materi, isi kurikulum mesti mempusatkan dan mengkoordinasigagasan dan masalah serta tema yang lebih luas, rumit dan mendalam, yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan secara melintang dengan sistem pemikiran.

a. Keterampilan Mental
1.      Pengembangan kurikulum mesti menyerahkan pengalaman belajar sampai-sampai anak mempunyai pikiran yang terorganisasikan. Caranya merupakan dengan memasukan konsep generalisasi, prinsip dan teori yang berarti, yangsehubungan dengan maslah aktual yang menarik untuk dirinya ke dalam proses berfikir.
2.      Pengembangan kurikulm mesti menampilkan gagasan dan teori masa lalu, masa yang bakal datang serta masa sekarang untuk memperluas pemahaman yang lebih mendalam terhadap sekian banyak  sistem dan nilai, cocok dengan tingkat pertumbuhan kognitif dan afektif yang lebih tinggi.
3.      Pengembangan kurikulum mesti merealisasikan pengetahuan pada tingkat ganda dan definisi dalam sekian banyak  situasi dan kejadian secara beragam. Memperluas teknik berfikir, menggali jawaban terhadap sekian banyak  kejadian mesti diadakan dalam empiris belajar.
4.      Pengembangan kurikulum mesti memberikan peluang untuk mendapat  danmerealisasikan belajar secara mendasar.
5.      Kondisi lingkungan mesti menumbuhkan ilham turunan orisinal terhadapsekian banyak  masalah.
6.      Kesempatan untuk merealisasikan ilmu pengetahuan yang diulas dari disiplin yang satu ke bidang beda harus diselenggarakan dalam sekian banyak  situasi belajar dengan sekian banyak  kemungkinan yang terbuka.

b. Penerapan berfikir produktif
1.      Memberikan kesempatan untuk anak guna mengkonseptualkan pengetahuan dan pengembangan kemampuan ke dalam format inovatif dengan perspektif bermakna dalam sekian banyak  mata pelajaran. Guru mesti mempersiapkan bahan pemerkaya peserta didik.
2.      Pengembangan kemampuan berbagai format berkomunikasi.

c. Pengembangan sikap

1) Kesempatan mengembara rintisan ilmu pengetahuan dengan bisa jadi menyatakan pendapatnya melalui sekian banyak  media.
2) Kesempatan pengembangan cara dan kemampuan musyawarah serta konsesus terhadap perbedaan, penjabaran masalah melalui sekian banyak  kemungkinan.
3) Memahami peranan persepsi dalam pengartian isu dan teknik pengembangan pendapat individu serta pernyataannya dalam hal-hal yang dalam program eksklusif harus diserahkan peluang guna ditumbuhkan.

2. Penciptaan Lingkungan yang Kondusif
Penyelenggaraan edukasi anak berbakat butuh didukung oleh pembuatan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi dn menyerahkan peluang-peluang untuk anak dalam mengembangkan potensinya. Gallagher mengemukakan sejumlah hal yang berhubungan dengan upaya membuat lingkungan belajar yang kondusif untuk anak barbakat, yaitu:
a. Memberikan program pengayaan
b. Menugaskan “guru konsultan”
c. Menyediakan ruang sumber
d. Menggunakan mentor
e. Memberikan latihan untuk anak untuk mengerjakan studi mandiri
f. Menyediakan kelas-kelas eksklusif terhadap minat siswa

3. Penempatan guru yang kualified
Salah satu hal yang paling berarti untuk keberhasilan penyelengaraedukasi anak berbakat ialah guru. Guru yang di anggap cocok untuk pendidikan anak berbakat, ialah yang mempunyai karakeristik sebagai berikut:
a. Memiliki keterampilan berfikir logis, rasional dan produktif
b. Memiliki kreativitas yang tinggi
c. Memiliki empiris belajar yang bermakna
d. Memiliki keterampilan berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tulis
e. Memiliki pemahaman konsep mengenai kebermaknaan
f. Memiliki kemampuan dalam menerapkan sekian banyak  metode pembelajaran secara efektif
g. Memiliki wawasan yang luas tentang sekian banyak  aspek kehidupan,khususnya yang berhubungan dengan materi-materi yang diajarkan untuk anak
h. Memiliki komitmen yang powerful terhadap tugas yang diembannya
i. Memiliki keterampilan untuk mengembangkan dan mengevaluasi programedukasi anak berbakat
j. Memiliki pemahaman mengenai kurikulum berdiferensi dan langkah-langkah pengembangannya
k. Memiliki pemahaman mengenai konsep bimbingandan dapat menerapkannya
l. Menguasai teknologi inforasi yang menunjang tugasnya dalam melatih anak berbakat.

I. Pihak yang Berperan pada Anak Berbakat

1. Peran Guru
a.       Pertama-tama guru perlu mengetahui diri sendiri, sebab anak yang belajar tidak hanya diprovokasi oleh apa yang dilaksanakan guru, tetapipun bagaimana guru melakukannya, guru pun butuh mempunyai pengertianmengenai keterbakatan.
b.      Guru hendaknya mengusahakan sebuah lingkungan belajar cocok denganpertumbuhan yang unggul dari kemampuan-kemampuan anak.
c.       Guru anak berbakat hendaknya lebih tidak sedikit memberikan kendala daripada tekanan
d.      Guru anak berbakat tidak melulu memperhatikan produk atau hasil belajar siswa, namun lebih-lebih proses belajar.
e.       Guru anak berbakat lebih baik menyerahkan umpan balik daripada penilaian
f.        Guru anak berbakat mesti meluangkan beberapa pilihan strategi belajar
g.       Guru hendaknya dapat membuat suasana di dalam ruang belajar yang menunjang rasa harga diri anak serta dimana anak merasa aman dan beranimemungut resiko dalam menilai pendapat dan keputusan.

2. Peran Orang Tua
Orang tua memegang peranan yang paling penting untuk tumbuh kembang anak berbakat istimewa :
a.       Memahami konsep keberbakatan istimewa
b.      Perlu dicerna bahwa anak yang mempunyai potensi berbakat istimewa memerlukan desakan psikologis maupun materil yang bertolak belakang maka pengasuhannya diinginkan disesuaikan dengan ciri khas yang dimilikinya.
c.       Membuat komunikasi dengan pihak sekolah dalam mengembangkan pendidikanuntuk anaknya.
d.      Mengembangkan lingkungan yang kondusif dalam proses edukasi anak berbakat istimewa.

3. Masyarakat
Suatu masyarakat yang menurut pada hukum yang adil, yang memungkinkansituasi ekonomi dan psikologis baik untuk warga negaranya, adalahlingkungan yang kondusif untuk perkembangan kreatifitas. Terdapat sembilan hal sosiokultural yang kreatif.
a.       Tersedianya sarana kebudayaan
b.      Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan
c.       Penekanan pada “becoming” (menjadi) bukan sekedar melulu pada “being” (sekedar ada)
d.      Memberikan peluang bebas terhadap media kebudayaan untuk semuapenduduk negara, tanpa diskriminasi
e.       Timbulnya kemerdekaan setelah empiris tekanan dan perbuatan keras
f.        Keterbukaan terhadap kebudayaan yang berbeda, bahkan yang kontras.
g.       Toleransi dan minat terhadap pandangan yang divergen
h.      Adanya interaksi antara individu-individu yang berpengaruh
i.         Adanya insentif, penghargaan, atau hadiah
Selain tersebut sangat diperlukan kerjasama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keluarga dan sekolah dapt bersama-sama mengusahakan pelayanan pendidikan untuk anak berbakat, contohnya dengan beri panduan dan memupuk minat anak. Perlu diselenggarakan pertemuan rutin antara guru-guru yang menuntun anak berbakat dengan orangtua anak berbakat guna bersama-sama merundingkan dan mambahas masalah-masalah yang timbulsehubungan dengan keberbakatan anak.
Program-program pekerjaan yang diadakan oleh masyarakat dapat dimanfaatkan guna mengembangkan bakat anak, misalnya: belajar musik, menari, drama, ilmu, dan sebagainya.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1.      Pengertian anak berbakat ialah anak yang memiliki keterampilan yang lebih menonjol dari aspek intelektual, kreatif, seni, kepemimpianan atau bidang akademik tertentu yang menghasilkan prestasi tinggi.
2.      Ciri-ciri anak berbakat ialah anak yang bertolak belakang dari anak normal dari aspek kecerdasan, pemahaman dalam belajar, kreativitas, motivasi, komitmen terhadap tugas, dan psikososial.
3.      Mengidentifikasi anak berbakat bisa ditempuh dengan sejumlah carayakni tes prestasi belajar, tes kecerdasan, tes kreativitas, dan nominasi (oleh guru, orang tua, rekan sebaya dan diri sendiri)
4.      Faktor –faktor yang memprovokasi terwujudnya bakat yaitu suasana lingkungan dan suasana diri sendiri.
5.      Jenis-jenis Kecerdasan yakni kelompok kepintaran yang berhubungan dengan objek (object related), kumpulan kepintaran bebas objek (object free) yakni kelompok kepintaran yang tidak diprovokasi oleh objek, dan kelompok kepintaran yang diprovokasi hubungan dengan orang beda (person related).
6.      Strategi pembelajaran dicocokkan dengan anak berbakat, model edukasi anak berbakat antara beda akselarasi atau percepatan, model pengayaan, model pengelompokan menurut kemampuan, sekolah khusus, ruang belajar khusus, dan ruang belajar terintegrasi, dan penilaian melalui acuan criteria serta acuan norma.
7.      Beberapa persoalan yang bisa terjadi pada anak berbakat istimewa
8.      Prinsip penyelenggaraan edukasi anak berbakat ialah penerapan kurikulum berdiferensi, pembuatan lingkungan yang kondusif, dan penempatan guru yang kualified.
9.      Pihak yang berperan pada anak berbakat ialah peran guru dan peran orang tua dan masyarakat.
B. Saran
Anak berbakat adalahpotensi lebih yang dipunyai oleh anak yang butuh dikembangkan. Pengembangan anak berbakat perlu dilaksanakan oleh duniaedukasi yang lebih bermutu supaya potensi-potensi spektakuler dapat tergali secara maksimal.


Daftar Pustaka

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Pendidikan Anak Berbakat"

Post a Comment