Landasan Psikologi Pendidikan Anak Sekolah Dasar
Landasan
Psikologi Pendidikan Anak Sekolah Dasar
A. Pengertian Psikologi
Pendidikan
Atan Long (1976) menguraikan
psikologi edukasi sebagai ilmu
yang mengkaji tingkah laku pelajar dalam
keadaan pembelajaran dalam lingkungan sekolah . Dan menurut keterangan dari Slavin (1991) mengaku psikologi pendidikan merupakan kajian mengenai murid ,pengajaran dan
pembelajaran yang mengfokus proses proses pengetahuan keahlian nilai dan sikapdipindahkan
daripada guru untuk murid
dalam bilik darjah termasuksoftware prinsip-prinsip
psikologi dalam pengajaran .
B. Ruang Lingkup Psikologi
1. Objek Material ialah sesuatu yang dibahas,
dipelajari atau diselidiki, atau sebuah
unsure yang ditentukan atau sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran,
objek material merangkum apa saja,
baik hal-hal konkret (kerohanian, nilai-nilai, ide-ide). Objeknya yakni manusia.
2. Objek formal ialah cara memandang, teknik meninjau yang dilaksanakan oleh seorang peneliti
terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal
juga dipakai sebagai pembeda
ilmu yang satu dengan ilmu yang beda (psikologi,
antropologi, sosiologi, dan lain-lain). Objeknya yaitu dari sisi tingkah laku manusia, objek tersebutmempunyai sifat empiris atau nyata,
yang bisa diobservasi guna memorediksi, mencerminkan sesuatu yang dilihat.
Caranya menyaksikan gerak gerik
seseorang bagaimana ia mengerjakan sesuatu
dan menyaksikan dari matanya.
Landasan Psikologi Pendidikan Anak Sekolah Dasar |
Psikologi yang berobyekkan insan saat ini dipecah menjadi dua,
yakni :
1) Psikologi Umum
Psikologi umum ialah psikologi yang menginvestigasi dan mempelajari
kegiatan-kegiatan atau aktifitas-aktifitas psikis insan pada lazimnya yang
dewasa, yang normal, dan yang beradab (berkultur).
Macam-macam psikologi umum :
a) Psikologi
perkembangan
Psikolgi
yang merundingkan perkembangan
psikis insan dari masa bayihingga tua yang mencakuo psikologi
anak, psikologi puber atau adolesensi ( psikologi pemuda ), psikologi orang
dewasa, psikologi orang tua.
b) Psikologi
sosial
Psikologi
yang khusus merundingkan tentang
tingkah laku atau aktivitas-aktivitas
insan dalam hubungannya dengan
kondisi sosial.
c) Psikologi
pendidikan
Psikologi
yang eksklusif menguraikan
kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas insan dalam hubungannya dengan kondisi pendidikan,
contohnya bagaimana teknik menarik
perhatian supaya pelajaran bisa dengangampang diterima, bagaimana
teknik belajar dan sebagainya.
d) Psikologi jati diri dan tipologi
Psikologi
yang eksklusif menguraikan mengenai struktur individu manusia, tentang tipe-tipe jati diri manusia.
e) PsikopatologiPsikologi
yang eksklusif menguraikan
mengenai suasana psikis yang
tidak norman atau abnormal
f) Psikologi
Kriminil
Psikologi
yang khusus bersangkutan dengan
soal-soal durjana atau
kriminalitas.
g) Psikologi
perusahaan
Psikologi
yang khusus bersangkutan dengan
soal-soal perusahaan
2) Psikologi Khusus
Psikologi yang menginvestigasi dan mempelajari
segi-segi kekhususan dari aktivitas-aktivitas psikis manusia. Hal-hal yang eksklusif yang membias dari hal-hal yang umum dirundingkan dalam psikologi khusus.
C. Kesulitan Belajar Siswa
Kesulitan belajar siswa diperlihatkan oleh hambatan-hambatan
tertentu untuk menjangkau hasil
belajar, dan dapat mempunyai sifat psikologis,
sosiologis, maupun fisiologis,
sampai-sampai pada kesudahannya dapatmengakibatkan prestasi belajar yang
dicapainya sedang di bawah
semestinya.
Kesulitan belajar siswa merangkum pengertian yang luas,
diantaranya :
1. Learning Disorder atau
kekacauan belajar ialah keadaan
dimana proses belajar seseorang terganggu sebab timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang merasakan kekacauan belajar, potensi
dasarnya tidak dirugikan, akan namun belajarnya
terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sampai-sampai hasil belajar yang
dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : murid yang telah terbiasa dengan olah raga keras laksana karate, tinju dan sejenisnya, barangkali akan mengalami
kendala dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
2. Learning Disfunction merupakan fenomena dimana proses belajar yangdilaksanakan siswa tidak bermanfaat dengan baik, meskipun sebetulnya siswa itu tidak mengindikasikan adanya subnormalitas mental, gangguanperangkat dria, atau gangguan
psikologis lainnya. Contoh : murid yang
mempunyai postur tubuh yang
tinggi atletis dan sangat sesuai menjadi
atlet bola volley, namun sebab tidak
pernah diajar bermain bola
volley, maka dia tidak bisa menguasai
permainan volley dengan baik.
3. Under Achiever mengacu untuk siswa yang bahwasannya mempunyai tingkat potensi
intelektual yang termasuk di
atas normal, namun prestasi
belajarnya termasuk rendah.
Contoh : murid yang sudah dites kecerdasannya dan mengindikasikan tingkat kepintaran tergolong paling unggul (IQ = 130 – 140), tetapi prestasi belajarnya
biasa-biasa saja ataujusteru sangat
rendah.
4. Slow Learner atau lambat
belajar ialah siswa yang lambat
dalam proses belajar, sampai-sampai ia memerlukan waktu yang lebih lamadikomparasikan sekelompok murid lain yang mempunyai taraf potensi intelektual
yang sama.
5. Learning Disabilities atau
ketidakmampuan belajar mengacu padafenomena
dimana murid tidak dapat belajar atau menghindari
belajar,sampai-sampai hasil
belajar di bawah potensi intelektualnya.
Dari sedikit keterangan diatas, dialami bahwa orangtua butuh mengetahuiformat kesulitan belajar yang dirasakan oleh putra/puteri mereka supaya lebih mengerti format kesulitan yang putera/puteri
mereka hadapi.
D. Karakteristik Siswa Sekolah
Dasar
Karakter menurut keterangan dari Puerwadarminta ialah watak, tabiat atau sifat-sifat kejiwaan. Sedangkan menurut keterangan dari IR
Pedjawijatna menyampaikan karakter
atau watak ialah semua urusan yangterdapat pada diri seseorang (insani).
Jadi dapat diputuskan bahwa karakter siswa ialah watak atau karakter yang terdapat pada diri murid yang
diaplikasikan melewati tingkahlakumurid tersebut dalam pekerjaan sehari-harinya.
1. Senang bermain.
Karakteristik ini menuntut guru
SD guna melaksanakan pekerjaan pendidikan yang bermuatan
permainan lebih – lebih untuk ruang
belajar rendah. Guru sd seyogiyanya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan adanya bagian permainan
di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius namun santai. Penyusunan jadwal latihan hendaknya diselang saling
antara mata latihan serius laksana ipa, matematika, dengan latihan yang berisi bagian permainan seperti edukasi jasmani, atau seni
kebiasaan dan keterampilan
2. Senang bergerak,
Orang dewasa bisa duduk berjam-jam, sementara anak SD bisa duduk dengan tenang sangat lama selama 30 menit. Oleh
sebab itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan
anak beralih atau bergerak.
Menyuruh anak guna duduk apik untuk jangka masa-masa yang lama, dialami anak sebagai siksaan.
3. Anak senang bekerja dalam kelompok.
Dari pergaulanya dengan kumpulan sebaya, anak belajar
aspek-aspek yangurgen dalam
proses sosialisasi, seperti: belajar
mengisi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak
tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab,
belajar berlomba dengan orang beda secara sehat (sportif),
mempelajarai olah raga dan membawa implikasi
bahwa guru mesti merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak
guna bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan
demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi
bahwa guru mestimerancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak
guna bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru bisa meminta murid untuk
membentukkumpulan kecil dengan
anggota 3-4 orang guna mempelajari
ataumenuntaskan suatu tugas
secara kelompok.
4. Senang menikmati atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.
Ditunjau dari teori pertumbuhan kognitif, anak SD menginjak tahap operasional konkret.
Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep
baru dengan konsep-konsep lama. Berdasarempiris
ini, siswa menyusun konsep-konsep mengenai angka, ruang, waktu,
fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Untuk anak SD,keterangan guru mengenai materi latihan akan lebih dicerna jika anakmengemban sendiri, tak berbeda dengan memberi contoh untuk orang dewasa. Dengan demikian
guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak tercebur langsung dalam proses
pembelajaran. Sebagai misal anak bakal lebih mengetahui tentang solat
bilalangsung dengan prakteknya.
E. Pemenuhan Kebutuhan Siswa
Sekolah Dasar
1. Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis
a) Menyediakan
program santap siang yang murah
atau bahkan gratis,
b) Menyediakan
ruangan ruang belajar dengan
kapasitas yang mencukupi dan
temperatur yang tepat,
c) Menyediakan
kamar mandi/toilet dalam jumlah yang seimbang.
d) Menyediakan
ruangan dan lahan guna istirahat untuk siswa yang representatif
2. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman:
a) Sikap
guru menyenangkan, dapat menunjukkan
penerimaan terhadap siswanya, dan tidak
mengindikasikan ancaman atau
mempunyai sifat menghakimi.
b) Adanya
ekspektasi yang konsisten
c) Mengendalikan
perilaku murid di kelas/sekolah
dengan merealisasikan sistem
pendisiplinan murid secara adil.
d) Lebih tidak sedikit memberikan penguatan
perilaku (reinforcement)melewati pujian/
ganjaran atas segala perilaku positif
murid dari pada pemberian hukuman atas perilaku negatif siswa.
3. Pemenuhan Kebutuhan Kasih
Sayang atau Penerimaan:
a.
Hubungan Guru dengan Siswa:
1) Guru
dapat memperlihatkan ciri-ciri jati diri: empatik, peduli dan
intereres terhadap siswa, sabar, adil,
tersingkap serta bisa menjadi
pendengar yang baik.
2) Guru
dapat merealisasikan pembelajaran pribadi dan dapat mengetahui siswanya (kebutuhan,
potensi, minat, ciri khas kepribadian
dan latar belakangnya)
3) Guru
lebih tidak sedikit memberikan
komentar dan umpan balik yang positif dari pada yang negatif.
4) Guru bisa menghargai dan memuliakan setiap pemikiran, pendapat
dan keputusan masing-masing siswanya.
5) Guru bisa menjadi pembantu yang dapat diandalkan
dan memberikankeyakinan terhadap
siswanya.
b.
Hubungan Siswa dengan Siswa:
1) Sekolah
mengembangkan kondisi yang
memungkinkan terciptanya kerja sama mutualistik dan saling percaya salah satu siswa
2) Sekolah
dapat mengadakan class meeting,
melalui sekian banyak forum,laksana olah raga atau kesenian.
3) Sekolah
mengembangkan diskusi ruang belajar yang
tidak melulu untuk kepentingan
pembelajaran.
4) Sekolah
mengembangkan bentuk-bentuk tambahan kurikuler
yang beragam.
4. Pemenuhan Kebutuhan Harga
Diri:
a.
Mengembangkan Harga Diri Siswa
1) Mengembangkan
pengetahuan baru menurut latar
pengetahuan yangdipunyai siswanya
(scaffolding)
2) Mengembangkan
sistem pembelajaran yang cocok dengan keperluan siswa
3) Memfokuskan
pada kekuatan dan aset yang dipunyai setiap
siswa
4) Mengembangkan
strategi pembelajaran yang bervariasi
5) Selalu
siap menyerahkan bantuan bilamana para siswa merasakan kesulitan
6) Melibatkan semua siswa di ruang belajar untuk berpartisipai dan bertanggung jawab.
7) Ketika mesti mendisiplinkan siswa, sedapat
mengkin dilaksanakan secara
pribadi, tidak di depan umum.
b.
Penghargaan dari pihak lain
1) Mengembangkan
iklim ruang belajar dan
pembelajaran kooperatif dimanamasing-masing
siswa bisa saling memuliakan dan mempercayai, tidak
saling mencemoohkan.
2) Mengembangkan
program “star of the week”
3) Mengembangkan
program penghargaan atas pekerjaan, usaha dan prestasi yang didapatkan siswa.
4) Mengembangkan
kurikulum yang dapat mengirimkan setiap
sisiwa guna mempunyai sikap
empatik dan menjadi pendengar yang baik.
5) Berusaha
melibatkan semua siswa dalam
setiap pemungutan keputusan yang berhubungan dengan kepentingan semua siswa tersebut sendiri.
c.
Pengetahuan dan Pemahaman
1) Memberikan
kesempatan untuk para murid untuk mengeksplorasi
bidang-bidang yang hendak diketahuinya.
2) Menyediakan
pembelajaran yang menyerahkan tantangan
intelektual melewati pendekatan
discovery-inquiry
3) Menyediakan
topik-topik pembelajaran dengan sudut pandang yang beragam
d.
Estetik
1) Menata
ruangan ruang belajar secara apik dan menarik
2) Menempelkan
hal-hal yang unik dalam dinding
ruangan, tergolong di dalamnya
memampangkan karya-karya seni murid yang dirasakan menarik.
3) Ruangan
dicat dengan warna-warna yang menyenangkan
4) Memelihara
sarana dan pra sarana yang terdapat di
sekeliling sekolah
5) Ruangan
yang bersih dan wangi
6) Tersedia
taman ruang belajar dan sekolah
yang teratur indah
5. Pemenuhan Kebutuhan
Akatualisasi Diri
1) Memberikan
kesempatan untuk para murid untuk mengerjakan hal yang terbaiknya
2) Memberikan kemerdekaan kepada murid untuk mencari dan menjelajah keterampilan
dan potensi yang dimilikinya
3) Menciptakan
pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan nyata.
4) Perencanaan
dan proses pembelajaran yang melibatkan
kegiatan meta kognitif siswa.
0 Response to "Landasan Psikologi Pendidikan Anak Sekolah Dasar"
Post a Comment