Psikologi Pendidikan mengenai Metode Belajar dan Usia Anak
Psikologi Pendidikan mengenai Metode
Belajar dan Usia Anak
Setiap anak mempunyai tahap-tahap pertumbuhan yang mesti dijangkau dalam masing-masing rentang usianya.
Pendidikan dan psikologis berperanurgen
dalam menolong mencapai
tahap-tahap pertumbuhan anak.
Interaksi antara tenaga pendidik dan anak akan menyusun pola belajar pada anak tersebut. Oleh sebab itu dibutuhkan metode belajar yang bertolak belakang pada
masing-masing anak, bertolak
belakang usianya makabertolak
belakang pula teknik mengajarnya.
Indonesia mempunyai 4 Jenjang
Pendidikan, yaitu: PG/TK, SD, SMP, dan SMA.
Psikologi Pendidikan mengenai Metode Belajar dan Usia Anak |
A. MASA PRA-SEKOLAH (PG/TK)
Taman kanak-kanak (bahasa
Inggris: kindergarten), disingkat TK,
ialah jenjang edukasi anak umur dini (usia 6 tahun atau di
bawahnya) dalamformat pendidikan
formal. Kurikulum TK ditekankan pada pemberian rangsangan edukasi untuk menolong pertumbuhan dan
pertumbuhan jasmani dan rohani
supaya anak mempunyai kesiapan
dalam menginjak pendidikan lebih
lanjut. Lama masa belajar seorang siswa
di TK seringkali tergantung
pada tingkat kecerdasannya yang dinilai dari rapor per semester. Secara umum guna lulus dari tingkat program di TK sekitar 2 (dua) tahun, yaitu:
1. TK 0 (nol) Besar (TK besar) sekitar 1 (satu) tahun
Setelah lulus dari TK, atau edukasi sekolah dan edukasi luar sekolah lainnya yang
sederajat, murid lantas melanjutkan
ke jenjang edukasi lebih tinggi
di atasnya, yakni Sekolah Dasar
atau yang sederajat. Di Indonesia, seseorang tidak diharuskan untuk menempuh
edukasi di TK. Usia Taman kanak-kanak (Pra sekolah) adalahfase pekembangan pribadi : 2-6 tahun, anak mulai mempunyai kesadaran mengenai dirinya (pria dan wanita),
Pada masa umur dini anak merasakan masa keemasan (the golden
years) yang adalahmasa dimana
anak mulai peka/sensitive guna menerimasekian banyak
rangsangan. Masa peka pada
setiap anak berbeda, seiring dengan laju perkembangan dan
pertumbuhan anak secara individual. Masa peka ialah masa terjadinya kematangan fungsi jasmani dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diserahkan oleh lingkungan.
Berikut Beberapa Aspek-Aspek
Perkembangan Anak Usia Dini :
a. Aspek Perkembangan Kognitif
Tahapan Perkembangan Kognitif cocok dengan teori Piaget merupakan: (1) Tahap sensorimotor, umur 0 – 2 tahun. Pada masa ini keterampilan anak terbatas pada gerak-gerak
refleks, kupas awal, waktu kini dan ruang yang dekat saja; (2)
Tahap pra-operasional, umur 2 –
7 tahun. Masa iniketerampilan menerima
rangsangan yang terbatas. Anak mulai berkembangketerampilan bahasanya, walaupun pemikirannya masih statis dan
belum dapat beranggapan abstrak,
persepsi masa-masa dan lokasi masih terbatas; (3) Tahap
konkret operasional, 7 – 11 tahun.
Pada etape ini anak sudah
dapat menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun,
menderetkan, melipat dan membagi; (4) Tahap formal operasional, umur 11 – 15 tahun. Pada masa ini,
anak sudah dapat berfikir
tingkat tinggi, dapat berfikir
abstrak.
b. Aspek Perkembangan Fisik
Perkembangan motorik adalahperkembangan pengendalian
gerakan jasmaniah melalui pekerjaan pusat
syaraf, urat syaraf dan ototter koordinasi (Hurlock: 1998). Keterampilan
motorik anak terdiri atas kemampuan motorik
kasar dan kemampuan motorik
halus. Keterampilan motorik anak umur 4-5
tahun lebih tidak sedikit berkembang
pada motorik kasar, sesudah usia
5 tahun baru terjadi pertumbuhan motorik
halus.
Pada umur 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan simpel seperti berjingkrak-jingkrak,
melompat, dan berlari kesana kemari,
melulu demi kegiatan tersebut sendiri namun mereka telah berani memungut resiko.
Walaupun mereka telah dapat mendaki tangga dengan satu kaki pada masing-masing tiang anak tangga untuk sejumlah lama, mereka baru saja mulaibisa turun dengan teknik yang sama.
Pada umur 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani memungut resikodikomparasikan ketika mereka berusia 4
tahun. Mereka lebih percaya dirimengerjakan
ketangkasan yang mencekam seperti mendaki suatu obyek, berlari kencang
dan suka bersaing dengan rekan sebayanya bahkan orangtuanya
(Santrock,1995: 225)
c. Aspek Perkembangan Bahasa
Hart & Risley (Morrow,
1993) menuliskan umur 2 tahun,
anak-anak memproduksi rata-rata dari 338
perkataan yang bisa dimengerti
dalammasing-masing jam, jangkauan lebih luas ialah antara rentangan 42hingga 672. 2 tahun lebih tua
anak-anak bisa mengunakan
kira-kira 134ucapan-ucapan pada
jam yang berbeda, dengan rentangan 18
guna 286.
Membaca dan mencatat adalahbagian dari belajar
bahasa. Untuk dapat membaca dan
menulis, anak butuh mengenal sejumlah kata dan beranjakmengetahui kalimat. Dengan menyimak anak pun semakin tidak sedikit
menambah kosa kata. Anak bisa belajar
bahasa melalaui membaca kitab cerita
dengan nyaring. Hal ini dilaksanakan untuk
mengajarkan anakmengenai bunyi
bahasa.
d. Aspek Perkembangan
Sosio-Emosional
Masa TK adalahmasa kanak-kanak awal. Pola perilaku
sosial yang tampak pada masa
kanak-kanak awal, laksana yang
diungkap oleh Hurlock (1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati,
hasrat bakal penerimaan sosial,
simpati, empati, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri,
meniru, perilaku kelekatan. Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370
seorang berpengalaman psiko
analisis mengidentifikasi pertumbuhan sosial
anak: (1) Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), umur 0-2 tahun. Dalam etape ini bila dalam merespon rangsangan, anak mendapat empiris yang mengasyikkan akan tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya empiris yang tidak cukup menyenangkan akan memunculkan rasa curiga; (2) Tahap 2 : Autonomy vs Shame &
Doubt (mandiri vs ragu), umur 2-3
tahun. Anak sudah dapat menguasai pekerjaan meregang atau melemaskan semua otot-otot tubuhnya.
Anak pada masa ini bila telah merasa dapat menguasai anggota tubuhnyabisa meimbulkan rasa otonomi, kebalikannya bila lingkungan tidak memberkeyakinan atau terlalu
tidak sedikit bertindak guna anak
akanmemunculkan rasa malu dan
ragu-ragu; (3) Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), umur 4-5 tahun.
Pada masa ini anak dapat mengindikasikan sikap mulai lepas
dari ikatan orang tua, anak bisa bergerak
bebas dan berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua memunculkan rasa guna berinisiatif, kebalikannya dapat memunculkan rasa bersalah; (4) Tahap
4 : industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), umur 6 tahun – pubertas.
Anak sudah dapat mengemban tugas-tugas pertumbuhan untuk menyiapkan diri menginjak masa dewasa. Perlu mempunyai suatu kemampuan tertentu. Bila anak dapat menguasai suatu
kemampuan tertentu dapat
memunculkan rasa berhasil,
kebalikannya bila tidak menguasai, memunculkan rasa rendah diri.
2. Metode Belajar yang Tepat guna PG/TK
Anak-anak pada umur prasekolah mempunyai cirri khas yakni bermain. Metode pembelajaran melewati bermain ialah metode belajar yang sangat tepat dipakai untuk PG/TK. Bermain merupakan keperluan anak. Bermain merupakan kegiatan yang positif
untuk anak, sebab terkandung
bermacam-macam faedah dalam
pengembangan keterampilan fisik,
motorik, intelektual, bahasa, emosi, dan sosial.
Untuk mengembangkan stimulasi
kreativitas pada anak, tenaga pendidik dapatmenyerahkan waktu luang pada anak. Biarkan anak memakai imajinasinyaguna mengeksplorasi dunia kecilnya.
Untuk mengendalikan emosi
anak, tenaga pendidik dapat
merundingkan ketakutan anak itu, memberinya rasa aman, serta menolong anak dalam mengendalikan
emosinya.
Untuk mengendalikan sosial
anak, tenaga pendidik bisa melibatkan
anak dalam suatu kumpulan sehingga
anak bisa berinteraksi dengan
anak-anak lain, belajar bekerja sama, dan melatih keterampilan sosialnya dalammengetahui apa yang benar dan apa yang salah serta mengetahui sudut pandang orang lain.
Untuk pemahaman gender, tenaga
pendidik mesti menyerahkan pendekatanuntuk anak mengenai perbedaan biologis anak wanita dengan anak laki-laki.
3. Strategi pembelajaran guna anak PG/TK
Tenaga pendidik dapat mengerjakan hal-hal inilah ini dalam melatih anak-anak:
Belajar melewati bernyanyi, dengan
berdendang dapat menolong mengembangkan
rasa percaya diri pada anak, mengembangkan daya ingat anak, dan keterampilan bahasa anak.
Belajar melewati bercerita, tenaga pendidik bisa memanfaatkan nilai-nilai positif dari kisah untuk mengembangkan pengetahuan sosial anak,meningkatkan nilai moral dan empiris belajar guna mendengarkan.
B. MASA SEKOLAH DASAR (SD)
Sekolah dasar (disingkat SD) ialah jenjang sangat dasar pada edukasi
formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam masa-masa 6 tahun, mulai dari ruang belajar 1 sampai
ruang belajar 6. Saat ini murid
ruang belajar 6 diharuskan mengikuti
Ujian Nasional (Ebtanas) yangmemprovokasi
kelulusan siswa. Lulusan sekolah dasar bisa melanjutkanedukasi ke
tingkat SLTP.
Pelajar sekolah dasar lazimnya berusia 7-12 tahun (masa
kanak-kanak akhir). Di Indonesia,
masing-masing warga negara berusia 7-15 tahun wajibmengekor pendidikan dasar, yaitu sekolah dasar (atau sederajat)
6 tahun dan sekolah menengah kesatu
(atau sederajat) 3 tahun. Sehubungan dengan rentang umur tersebut, adapun
sejumlah ciri peserta didik pada
langkah ini (kanak-kanak akhir)
ialah sebagai berikut:
1. PERKEMBANGAN FISIK
a. Tinggi dan Berat
Anak-anak tumbuh selama 5-8 cm tiap tahunnya antara umur 6 dan 11 tahun dan berat badan bertambah kira-kira dua kali lipat sekitar pada masa ini. Anak perempuan menjaga sedikit lebih tidak sedikit lapisan lemak daripada
anak laki-laki, suatu ciri khas yang bakal bertahan hingga masa dewasa.
b. Otak
Merupakan pertumbuhan yang terpenting dalam perkembangan danpertumbuhan anak. Otak dan kepala adalahbagian yang tumbuh sangat cepat. Meningkatnya ukuran
otak diakibatkan oleh penambahan jumlah dan ukuran
syaraf-syaraf dalam, dan diantaranya bagian-bagian otak. Peningkatan ukuran
otak diakibatkan oleh penambahan mielinisasi yakni proses dimana sel-sel syaraf
dilapisi dan diisolasi oleh suatu lapisan
sel-sel lemak, efeknya dapat menambah kecepatan
dan ketepatan distribusi informasi melewati system syaraf. Mielinisasi
penting untuk pendewasaan anak, penambahan kematangan otak digabungkan
untuk mendapat pengalaman dan pemunculan keterampilan kognitif.
c. Perkembangan Motorik Kasar
Contohnya seperti keterampilan anak guna duduk, berlari, dan melompat.
Otot-otot besar dan beberapa atau semua anggota tubuh dipakai oleh anak untuk mengerjakan gerakan tubuh.
Perkembangan motorik kasar diprovokasi oleh
proses kematangan anak. Karena proses kematangan masing-masing anak berbeda, maka laju pertumbuhan seorang anak
dapat saja bertolak belakang dengan
anak lainnya.
d. Perkembangan Motorik Halus
Adapun pertumbuhan motorik halus adalahperkembangan
gerakan anak yangmemakai otot-otot
kecil atau beberapa anggota
tubuh tertentu. Perkembangan pada aspek ini diprovokasi oleh peluang anak guna belajar dan berlatih. Kemampuan
menulis, menggunting, dan merangkai balok,
termasuk misal gerakan motorik
halus.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Berdasarkan keterangan dari Piaget (1952) masa kanak-kanak ialah masa pra operasional. Anak-anak
prasekolah menyusun konsep yang
stabil, dan mereka memulainya dari akal, tetapi benak mereka rusak sebab egosentris
dan sistem keyakinan magis.
PENDEKATAN PIAGET: OPERASIONAL
KONKRET
Terbentuk kira-kira pada umur 7-11 tahun. Pada etape ini, anak-anak dapat mengerjakan operasi konkrit, dan beranggapan secara logikasekitar dapat diaplikasikan secara
spesifik ataupun misal yang
spesifik. Ingat bahwa operasi ialah tindakan
mental yang mempunyai sifat reversibel,
dan operational concrete bisa diaplikasikan
secara nyata, benda-benda konkrit.
Anak yang telah menjangkau tahap concrete operational pun mampu dalam seriation, dimana keterampilan tersebut dapat menstimulasi sepanjang dimensi
kuantitatif (contohnya panjang). Seperti contoh, seorang gurumenempatkan 8 buah tongkat dalam
ukuran panjang yang bertolak belakang dan
guru meminta mereka guna mengurutkannya.
Namun, anak–anak mengurutkannya menurut
ukuran ‘besar’ dan ‘kecil’ daripada mengurutkannyacocok ukuran. Seharusnya pengurutannya menurut dari pendek ke panjang.
3. PERKEMBANGAN BAHASA
Bahasa ialah sebuah sistem komunikasi yang terdiri atas ucapan-ucapan dan simbol-simbol yang
digabungkan dalam sebuah aturan
dan dipakai untuk menghasilkan
pesan dalam jumlah tak terbatas Anak-anak dapat memakai bahasa untuk
memprovokasi perilaku orang lain,
guna mengeksplorasi dan belajar
mengenai lingkungan mereka, dan
guna diri dari fakta dengan
menggunakan khayalan mereka.Bahasa menolong anak untuk menata persepsi dan pemikiran,
mengendalikan perbuatan mereka,
dan bahkan guna memodifikasi
emosi mereka. Salah satu unsur terpenting
dalam proses belajar pada pertumbuhan anak ialah pengembangan komunikasi
komunikatif dimana anak-anak mengalami
keterampilan dalam mengucapkan pikiran,
perasaan, dan niat dalam teknik yang
berarti dan budaya. Komunikasi didefinisikan ke dalam dua proses yakni kita mengirim dan menerima
pesanuntuk orang lain.
Metode Belajar Bagi Anak SD (Anak-AnakAkhir)
Berdasarkan pertumbuhan usia anak-anak akhir itu maka anda harus memilah cara mana
saja yang tepat guna usia 6-11
tahun tersebut, diantaranya :
a. Metode “chungking”
Metode chungking ialah metode yang mempermudah siswa dalam menilik sesuatu. Misalnya menilik sederet kata: sapi, rumput,
lapangan, tennis, air, anjing, danau. Dalam urusan ini siswa dapat mempergunakan cara chunking untuk menilik kata tersebut, yakni : “SAPI terlihat santap RUMPUT disamping LAPANGAN
TENIS. Setelah tersebut ia
meminum AIR yang tidak jauh dari ANJING yang sedang memandang DANAU di seberang.”
Cara yang efektif dalam cara ini ialah banyak bertanya. Apabila guru sudah tidak sedikit memberikan instruksi untuk siswa guna menghafal
sesuatu, murid harus diberi
pertanyaan yang tidak sedikit
bersangkutandengan pelajaran yang
dipelajari. Ini dilaksanakan untuk memahami letakkendala siswa dalam menghafal sampai-sampai guru dapat langsungmenolong permasalahannya tersebut.
b. Metode Belajar Kolaboratif
Metode belajar kolaboratif ini ialah kegiatan belajar dimana murid SDdipecah dalam sejumlah kelompok
dan berkolaborasi dalam menuntaskan masalah guna menempuh sebuah tujuan. Metode belajar kumpulan ini jugaberfungsi
dalam mengasah keterampilan sosial
anak, berkolaborasi denganrekan yang lain, dan menjadi pemimpin
dalam suatu kelompok. Metode ini
dapat pun mengasah keterampilan komunikasi komunikatif
anak.
c. Metode Alat Peraga dan Contoh Konkret
Mengacu pada Piaget, bahwa
anak umur 6-11 tahun berada
dalam etape operasional konkret
bahwa anak akan menciduk objek
secara nyata dan benda-benda konkret maka memakai alat peraga dan simbol ialah alattolong yang
baik untuk mengetahui materi
pembelajaran yang dikatakan guru.
Misalnya, dengan mempraktikkan gaya pegas dengan langsung membawa ketapel, atau menghitung enumerasi dan pengurangan dengan
sempoa.
C. Masa SMP (Sekolah Menengah
Pertama)
Sekolah menengah kesatu (disingkat SMP, bahasa Inggris:
junior high school) ialah jenjang edukasi dasar pada edukasi formal di Indonesiasesudah lulus sekolah dasar (atau
sederajat). Sekolah menengah kesatuditempuh
dalam masa-masa 3 tahun, mulai
dari ruang belajar 7 sampairuang belajar 9. Murid ruang belajar 9 diharuskan mengikuti Ujian Nasional
(dahulu Ebtanas) yang memengaruhi kelulusan siswa. Lulusan sekolah menengah kesatu bisa melanjutkan edukasi ke sekolah menengah atas atau
sekolah menengah kejuruan (atau sederajat).
Pelajar sekolah menengah kesatu lazimnya berusia 13-15 tahun.
Di Indonesia, masing-masing warga
negara berusia 7-15 tahun tahun wajibmengekor
pendidikan dasar, yaitu sekolah
dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah kesatu (atau sederajat) 3 tahun. Dengan kata beda peserta didik pada jenjang ini ialah kalangan remaja, khususnya remaja awal.
Remaja atau adolescence bersal
dari bahasa latin “adolescence” yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan
yang dimaksud ialah bukanmelulu kematangan jasmani saja, tetapi pun kematangan sosial dan psikologis.
Remaja pun dapat didefinisikan
sebagai tahap pertumbuhan transisi
yang membawa pribadi dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Ada dua pandangan teoritis mengenai remaja. Berdasarkan
keterangan dari pandangan teoritis kesatu yang dilahirkan oleh
Psikolog G.Stanley Hall : Adolescence is atime of “strom and stess”. Artinya,
remaja ialah masa yang sarat dengan “badai dan desakan jiwa”, yakni masa dimana terjadievolusi
besar secara fisik, intelektual dan emossional pada seseorang yang mengakibatkan kesedihan dan kecemasan (konflik) pada yang
bersangkutan, serta dapat memunculkan konflik
dengan lingkungannya. Dalamurusan ini
Sigmund freud dan Erikson mempercayai bahwa pertumbuhan pada masa remaja sarat dengan konflik. Berdasarkan keterangan dari teoritis
yang kedua, masa remaja bukanlah masa yang sarat dengan konflik. Berdasarkan
keterangan dari hurlock (1964) remaja mula (12/13 tahun-17/18 tahun), remaja akhir (17/18 tahun-21/22
tahun).
Ciri-ciri Remaja Awal (10-14
tahun).
1) Ciri fisik:
a. Laju pertumbuhan secara
umum dilangsungkan sangat
cepat/pesat.
b. Proporsi ukuran tinggi dan berat badan tidak jarang kali tidak cukup seimbang.
c. Munculnya ciri-ciri sekunder (tumbuh bulu pada pubic
region, otot mengembang pada bagian-bagian tertentu), disertai mulai aktifnya
sekresi kelenjar jenis kelamin (menstruasi pada perempuan dan day dreaming pada laki-laki).
2) Ciri Psikomotor :
a. Gerak-gerik
terlihat canggung dan tidak
cukup terkoordinasikan.
b. Aktif dalam
sekian banyak jenis cabang
permainan.
3) Ciri Bahasa:
a. Berkembangnya
pemakaian bahasa sandi dan mulai tertarik mempelajari bahasa asing.
b. Menggemari literatur yang bernafaskan dan berisi segi erotik, fantastik, dan
estetik.
Ciri-ciri Perkembangan Remaja
Perkembangan remaja tampak dengan ciri-ciri inilah ini :
A. Perkembangan Biologis
Perubahan jasmani seperti pubertas adalahhasil kegiatan hormonal dibawah pengaruh sistem saraf pusat. Perubahan jasmani yang paling jelasterlihat pada perkembangan peningkatan jasmani dan pada penampakan serta
perkembangan ciri khas seks
sekunder.
B. Perkembangan Psikologis
Teori psikososial tradisional memandang bahwa kritis pertumbuhan pada masa remaja
menghasilkan terbentuknya identitas. Pada masa remaja mereka mulai menyaksikan dirinya sebagai pribadi yang lain.
C. Perkembangan Kognitif
Berfikir kognitif menjangkau puncaknya pada keterampilan berfikir abstrak. Remaja
tidak lagi diberi batas dengan fakta dan aktual yang adalahciri periode konkret, remaja pun memerhatikan terhadap bisa jadi tentang urusan yang bakal terjadi. Proses berfikir sudah dapat mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal
(asosiasi,diferensiasi, komparasi, kausalitas) yang mempunyai sifat abstrak, meskipun relatif terbatas. Kecakapan
dasar intelektual menjalani laju
pertumbuhan yang terpesat dan cepat. Kecakapan dasar eksklusif (bakat) mulaimengindikasikan kecenderungan-kecenderungan
yang lebih jelas.
D. Perkembangan Moral
Adanya ambivalensi antara kemauan bebas dari kekuasaan pengaruh orang tua dengan keperluan dan pertolongan dari orang tua. Dengan sikapnya danteknik berfikirnya yang kritis seorang
remaja mulai mengiuji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan prakteknya dalam perilakukeseharian oleh semua pendukungnya.
E. Perkembangan Spiritual
Seorang remaja dapat memahami konsep abstrak dan
menginterpirasikan analogi serta simbol-simbol. Mereka dapat berempati, berfilosofi, dan berfikir secara logis. Kemudian
mengenai keberadaan dan sifat
kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertakan secara kritis dan skeptis.
Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilaksanakan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang
memaksa dari luar dirinya. Dan masih
menggali danmengupayakan menemukan
pegangan hidup.
F. Perkembangan Sosial
Remaja mesti dapat membebaskan diri mereka dari kekuasaan keluarga danmemutuskan
sebuah identitas yang berdikari dari
kewenangan keluarga. Masa remaja ialah masa
dengan keterampilan bersosialisasi
yang powerful terhadap rekan dekat dan rekan sebaya.
Ciri Konatif, Emosi, Afektif,
dam Kepribadian remaja :
1. Lima keperluan dasar ( fisiologis,rasa
aman, kasih sayang, harga diri, dan aktualisasi diri) mulai mengindikasikan arah
kecenderungannya.
2. Reaksi-reaksi
dan ekspresi emosionalnya masih labih dan belum terkendali seperti pengakuan marah, gembira atau
kesedihannya masih bisa berubah-ubah
dan silih berganti dalam masa-masa yang
cepat.
3. Kecenderungan-kecenderunganarah
sikap nilai mulai terlihat (teoritis,
ekonomis, estetis, sosial, politis, dan religius), walau masih dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba.
4. Merupakan
masa kritis dalam rangka menghadapi kritis identitanya yang sangat diprovokasi oleh situasi psikososialnya, yang akan menyusun kepribadiannya.
Macam Metode Pembelajaran
untuk murid SMP
Siswa SMP ialah siswa yang rata- rata berumur
remaja yang menurutberpengalaman perkembangan
erik erikson berada dalam masa menggali
identitas.jadi menurut
keterangan dari pendapat
berpengalaman tersebutbisa ditarik sejumlah metode yang sesuai digunakan untuk murid smp
Metode pembelajaran
memungkinkan komunikasi 2 arah terjadi
laksana gurumenyerahkan materi
berupa ceramah,kemudian guru
menyerahkan kesempatanuntuk siswa guna bertanya.,jika tidak ada murid yang bertanya maka gurubisa memberikan desakan dengan membuatnya menjadi tertarik guna bertanya
Metode pembelajaran kumpulan
Rata rata remaja umur smp suka berkelompok dengan rekan teman sebayanya,jadi
naluriberkelompok itu dapat dipakai oleh guru guna menunjang pembelajaran
Metode pembelajaran menurut masalah yang berkembang lantas guru dapat mengajak muridnya untuk menuntaskan permasalahan secara
bersama-sama
MASA SMA (SEKOLAH MENENGAH
DASAR)
Masa SMA ialah masa transisi dari umur remaja mengarah ke kedewasaan awal, sampai-sampai logika orang dewasa untuk anak umur SMA telah masuk dalam frame berpikirnya.
Di ketika yang sama pada umur SMA, seorang remaja masih belum
punya beban dan desakan sebagaimana
layaknya orang dewasa. Adapun sejumlah ciri
seseorang pada langkah ini ialah:
1. Seorang murid SMA biasaya terdapat pada etape Remaja Akhir ( 16-19 tahun)
2. Manunjukkan
pengungkapan kemerdekaan diri
3. Lebih
selektif menggali teman
4. Memiliki
citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya
5.
Mulai
bisa mewujudkan perasaan cinta
6. Berpikiran
abstrak
Di samping ciri umum diatas, maka dapat diputuskan bahwa pada masa ini terdapat sejumlah perkembangan
eksklusif pada remaja, antaralain:
1. Perkembangan
Biologis
Perubahan jasmani (pubertas) sebagai hasil kegiatan hormonal dibawah pengaruh
sistem saraf pusat. Perubahan jasmani tampak
pada perkembangan peningkatan jasmani serta perkembangan ciri khas seks sekunder.
2. Perkembangan
Psikologis
Sifat
kritis sebagai format perkembangan
pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Pada masa ini mereka
mulai menyaksikan dirinya
sebagai pribadi yang lain.
3. Perkembangan
Kognitif
Kemampuan
berfikir abstrak menjangkau puncaknya.
Remaja tidak diberi batas lagi
dengan fakta dan aktual yang
konkret, remaja pun memerhatikan bisa jadi yang bakal terjadi.
4. Perkembangan
Moral
Dalam mendapat
autonomi dari orang dewasa, remaja mesti menggantikan seperangkat moral dan nilai mereka sendiri.
5. Perkembangan
Sosial
Remaja mesti melepaskan diri mereka dari kekuasaan keluarga danmemutuskan sebuah identitas yang berdikari dari kewenangan keluarga.
Masa remaja ialah masa dengan keterampilan bersosialisasi yang powerful terhadap rekan dekat dan rekan sebaya.
6. Perkembangan
Seksual
Peserta
didik pada umur sekolah menengah
(masa remaja) berjuang secara
total mengejar satu identitas,
berupa perwujudan orientasi seksual yangterlukis
dari hasrat seksual, emosional, romantis, dan atraksi kasih sayang untuk anggota jenis kelamin yang sama
atau bertolak belakang atau
keduanya. Seseorang peserta didik yang tertarik pada anggota jenis kelaminbeda disebut heteroseksual.
Sebaliknya, seseorang yang terterik pada anggota jenis kelamin yang sama dinamakan homoseksual
MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang di
maksud ialah bentuk pembelajaran
yang terdeskripsikan dari mula sampai
akhir yang disajikan secara eksklusif oleh
tenaga pendidik, yang adalahbingkai
dari penerapan sebuah pendekatan,
metode, dan kiat pembelajaran.
Ada tidak sedikit model
pembelajaran dan sejumlah yang dianjurkan pada etape / jenjang edukasi SMA, tetapi diantaranya yang belakangan ini lumayan menarik yang sempat adalahkurikulum pengajaran SMA tahun 2013 silam, ialah sebagai berikut:
Inquiry Based Learning
1. Observasi/Pengamatan
2. Mengajukan
pertanyaan
3. Mengajukan
hipotesis/dugaan, mengasosiasi atau
mengerjakan penalaran.
4. Mengumpulkan
data yang terakait dengan hipotesa atau pertanyaan yang diajukan/memprediksi
dugaan
5. Merumuskan
kesimpulan-kesimpulan menurut
data yang telah diubah atau
dianalisis, mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.
6. Discovery
Based Learning
7. Stimulation
(memberi stimulus); bacaan, atau gambar, atau situasi, cocok dengan pelajaran pembelajaran/topik/tema.
8. Problem
Statement (mengidentifikasi masalah);
mengejar permasalahan menanya,
menggali informasi, dan merumuskan masalah.
9. Data
Collecting (mengumpulkan data);
menggali dan mengoleksi data/informasi, mengajar ketelitian, akurasi, dan
kejujuran, menggali atau
merumuskan berbagai pilihan pemecahan
masalah
10. Data
Processing (mengolah data);
mengupayakan dan mengeksplorasi pengetahuan konseptualnya, melatih kemampuan berfikir logis dan
aplikatif.
11. Verification
(memferifikasi); memeriksa kebenaran
atau keabsahan hasil pengolahan data,
menggali sumber yang relevan baik dari kitab atau media, mengasosiasikannya menjadi sebuah kesimpulan.
12. Generalization
(menyimpulkan); mengajar pengetahuan
metakognisi peserta didik.
Problem Based Learning
1. Orientasi
pada masalah; masalah yang menjadi objek pembelajaran yang diamati.
2. Melakukan
pengorganisasian pekerjaan pembelajaran;
menyampaikan sekian banyak pertanyaan terhadap masalah kajian.
3. Penyelidikan
secara berdikari maupun
kelompok; mengerjakan percobaan
untuk mendapat data dalam menuntaskan masalah yang dikaji.
4. Pengembangan
dan Penyajian hasil; mengasosiasi data yang ditemukan dengansekian banyak
data beda dari sekian banyak sumber.
5. Analisis
dan penilaian proses solusi masalah;
6. Project
Based Learning
7. Menyiapkan
pertanyaan atau penugasan proyek
8. Mendesain
perencanaan proyek
9. Menyusun
jadwal sebgai tahapan nyata dari suatu proyek.
10. Memonitor pekerjaan dan pertumbuhan proyek
11. Menguji
hasil
12. Mengevaluasi
kegiatan/pengalaman
METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran ialah cara yang dipakai untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah dibentuk dalam format kegiatan nyata dan praktis
untuk menjangkau tujuan pembelajaran.
Berdasarkan model pembelajaran diatas,
sejumlah metode yang dapat
dipakai adalah:
1. Diskusi
2. Eksperimen
3. Demonstrasi
4. Simulasi
0 Response to "Psikologi Pendidikan mengenai Metode Belajar dan Usia Anak"
Post a Comment