Psikologi Pendidikan mengenai Metode Belajar dan Usia Anak

Psikologi Pendidikan mengenai Metode Belajar dan Usia Anak

Setiap anak mempunyai tahap-tahap pertumbuhan yang mesti dijangkau dalam masing-masing rentang usianya. Pendidikan dan psikologis berperanurgen dalam menolong mencapai tahap-tahap pertumbuhan anak. Interaksi antara tenaga pendidik dan anak akan menyusun pola belajar pada anak tersebut. Oleh sebab itu dibutuhkan metode belajar yang bertolak belakang pada masing-masing anak, bertolak belakang usianya makabertolak belakang pula teknik mengajarnya. Indonesia mempunyai 4 Jenjang Pendidikan, yaitu: PG/TK, SD, SMP, dan SMA.

Psikologi Pendidikan mengenai Metode Belajar dan Usia Anak

A. MASA PRA-SEKOLAH (PG/TK)

Taman kanak-kanak (bahasa Inggris: kindergarten), disingkat TK, ialah jenjang edukasi anak umur dini (usia 6 tahun atau di bawahnya) dalamformat pendidikan formal. Kurikulum TK ditekankan pada pemberian rangsangan edukasi untuk menolong pertumbuhan dan pertumbuhan jasmani dan rohani supaya anak mempunyai kesiapan dalam menginjak pendidikan lebih lanjut. Lama masa belajar seorang siswa di TK seringkali tergantung pada tingkat kecerdasannya yang dinilai dari rapor per semester. Secara umum guna lulus dari tingkat program di TK sekitar 2 (dua) tahun, yaitu:

1. TK 0 (nol) Besar (TK besar) sekitar 1 (satu) tahun

Setelah lulus dari TK, atau edukasi sekolah dan edukasi luar sekolah lainnya yang sederajat, murid lantas melanjutkan ke jenjang edukasi lebih tinggi di atasnya, yakni Sekolah Dasar atau yang sederajat. Di Indonesia, seseorang tidak diharuskan untuk menempuh edukasi di TK. Usia Taman kanak-kanak (Pra sekolah) adalahfase pekembangan pribadi : 2-6 tahun, anak mulai mempunyai kesadaran mengenai dirinya (pria dan wanita), Pada masa umur dini anak merasakan masa keemasan (the golden years) yang adalahmasa dimana anak mulai peka/sensitive guna menerimasekian banyak  rangsangan. Masa peka pada setiap anak berbeda, seiring dengan laju perkembangan dan pertumbuhan anak secara individual. Masa peka ialah masa terjadinya kematangan fungsi jasmani dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diserahkan oleh lingkungan.

Berikut Beberapa Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini :

a. Aspek Perkembangan Kognitif

Tahapan Perkembangan Kognitif cocok dengan teori Piaget merupakan: (1) Tahap sensorimotor, umur 0 – 2 tahun. Pada masa ini keterampilan anak terbatas pada gerak-gerak refleks, kupas awal, waktu kini dan ruang yang dekat saja; (2) Tahap pra-operasional, umur 2 – 7 tahun. Masa iniketerampilan menerima rangsangan yang terbatas. Anak mulai berkembangketerampilan bahasanya, walaupun pemikirannya masih statis dan belum dapat beranggapan abstrak, persepsi masa-masa dan lokasi masih terbatas; (3) Tahap konkret operasional, 7 – 11 tahun.

Pada etape ini anak sudah dapat menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat dan membagi; (4) Tahap formal operasional, umur 11 – 15 tahun. Pada masa ini, anak sudah dapat berfikir tingkat tinggi, dapat berfikir abstrak.

b. Aspek Perkembangan Fisik

Perkembangan motorik adalahperkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui pekerjaan pusat syaraf, urat syaraf dan ototter koordinasi (Hurlock: 1998). Keterampilan motorik anak terdiri atas kemampuan motorik kasar dan kemampuan motorik halus. Keterampilan motorik anak umur 4-5 tahun lebih tidak sedikit berkembang pada motorik kasar, sesudah usia 5 tahun baru terjadi pertumbuhan motorik halus.

Pada umur 4 tahun anak-anak masih suka jenis gerakan simpel seperti berjingkrak-jingkrak, melompat, dan berlari kesana kemari, melulu demi kegiatan tersebut sendiri namun mereka telah berani memungut resiko. Walaupun mereka telah dapat mendaki tangga dengan satu kaki pada masing-masing tiang anak tangga untuk sejumlah lama, mereka baru saja mulaibisa turun dengan teknik yang sama.

Pada umur 5 tahun, anak-anak bahkan lebih berani memungut resikodikomparasikan ketika mereka berusia 4 tahun. Mereka lebih percaya dirimengerjakan ketangkasan yang mencekam seperti mendaki suatu obyek, berlari kencang dan suka bersaing dengan rekan sebayanya bahkan orangtuanya (Santrock,1995: 225)

c. Aspek Perkembangan Bahasa

Hart & Risley (Morrow, 1993) menuliskan umur 2 tahun, anak-anak memproduksi rata-rata dari 338 perkataan yang bisa dimengerti dalammasing-masing jam, jangkauan lebih luas ialah antara rentangan 42hingga 672. 2 tahun lebih tua anak-anak bisa mengunakan kira-kira 134ucapan-ucapan pada jam yang berbeda, dengan rentangan 18 guna 286.

Membaca dan mencatat adalahbagian dari belajar bahasa. Untuk dapat membaca dan menulis, anak butuh mengenal sejumlah kata dan beranjakmengetahui kalimat. Dengan menyimak anak pun semakin tidak sedikit menambah kosa kata. Anak bisa belajar bahasa melalaui membaca kitab cerita dengan nyaring. Hal ini dilaksanakan untuk mengajarkan anakmengenai bunyi bahasa.

d. Aspek Perkembangan Sosio-Emosional

Masa TK adalahmasa kanak-kanak awal. Pola perilaku sosial yang tampak pada masa kanak-kanak awal, laksana yang diungkap oleh Hurlock (1998:252) yaitu: kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat bakal penerimaan sosial, simpati, empati, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri sendiri, meniru, perilaku kelekatan. Erik Erikson (1950) dalam Papalia dan Old, 2008:370 seorang berpengalaman psiko analisis mengidentifikasi pertumbuhan sosial anak: (1) Tahap 1: Basic Trust vs Mistrust (percaya vs curiga), umur 0-2 tahun. Dalam etape ini bila dalam merespon rangsangan, anak mendapat empiris yang mengasyikkan akan tumbuh rasa percaya diri, sebaliknya empiris yang tidak cukup menyenangkan akan memunculkan rasa curiga; (2) Tahap 2 : Autonomy vs Shame & Doubt (mandiri vs ragu), umur 2-3 tahun. Anak sudah dapat menguasai pekerjaan meregang atau melemaskan semua otot-otot tubuhnya.

Anak pada masa ini bila telah merasa dapat menguasai anggota tubuhnyabisa meimbulkan rasa otonomi, kebalikannya bila lingkungan tidak memberkeyakinan atau terlalu tidak sedikit bertindak guna anak akanmemunculkan rasa malu dan ragu-ragu; (3) Tahap 3 : Initiative vs Guilt (berinisiatif vs bersalah), umur 4-5 tahun.

Pada masa ini anak dapat mengindikasikan sikap mulai lepas dari ikatan orang tua, anak bisa bergerak bebas dan berinteraksi dengan lingkungannya. Kondisi lepas dari orang tua memunculkan rasa guna berinisiatif, kebalikannya dapat memunculkan rasa bersalah; (4) Tahap 4 : industry vs inferiority (percaya diri vs rasa rendah diri), umur 6 tahun – pubertas.
Anak sudah dapat mengemban tugas-tugas pertumbuhan untuk menyiapkan diri menginjak masa dewasa. Perlu mempunyai suatu kemampuan tertentu. Bila anak dapat menguasai suatu kemampuan tertentu dapat memunculkan rasa berhasil, kebalikannya bila tidak menguasai, memunculkan rasa rendah diri.

2. Metode Belajar yang Tepat guna PG/TK

Anak-anak pada umur prasekolah mempunyai cirri khas yakni bermain. Metode pembelajaran melewati bermain ialah metode belajar yang sangat tepat dipakai untuk PG/TK. Bermain merupakan keperluan anak. Bermain merupakan kegiatan yang positif untuk anak, sebab terkandung bermacam-macam faedah dalam pengembangan keterampilan fisik, motorik, intelektual, bahasa, emosi, dan sosial.

Untuk mengembangkan stimulasi kreativitas pada anak, tenaga pendidik dapatmenyerahkan waktu luang pada anak. Biarkan anak memakai imajinasinyaguna mengeksplorasi dunia kecilnya.

Untuk mengendalikan emosi anak, tenaga pendidik dapat merundingkan ketakutan anak itu, memberinya rasa aman, serta menolong anak dalam mengendalikan emosinya.
Untuk mengendalikan sosial anak, tenaga pendidik bisa melibatkan anak dalam suatu kumpulan sehingga anak bisa berinteraksi dengan anak-anak lain, belajar bekerja sama, dan melatih keterampilan sosialnya dalammengetahui apa yang benar dan apa yang salah serta mengetahui sudut pandang orang lain.

Untuk pemahaman gender, tenaga pendidik mesti menyerahkan pendekatanuntuk anak mengenai perbedaan biologis anak wanita dengan anak laki-laki.

3. Strategi pembelajaran guna anak PG/TK

Tenaga pendidik dapat mengerjakan hal-hal inilah ini dalam melatih anak-anak:
Belajar melewati bernyanyi, dengan berdendang dapat menolong mengembangkan rasa percaya diri pada anak, mengembangkan daya ingat anak, dan keterampilan bahasa anak.
Belajar melewati bercerita, tenaga pendidik bisa memanfaatkan nilai-nilai positif dari kisah untuk mengembangkan pengetahuan sosial anak,meningkatkan nilai moral dan empiris belajar guna mendengarkan.


B. MASA SEKOLAH DASAR (SD)

Sekolah dasar (disingkat SD) ialah jenjang sangat dasar pada edukasi formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam masa-masa 6 tahun, mulai dari ruang belajar 1 sampai ruang belajar 6. Saat ini murid ruang belajar 6 diharuskan mengikuti Ujian Nasional (Ebtanas) yangmemprovokasi kelulusan siswa. Lulusan sekolah dasar bisa melanjutkanedukasi ke tingkat SLTP.
Pelajar sekolah dasar lazimnya berusia 7-12 tahun (masa kanak-kanak akhir). Di Indonesia, masing-masing warga negara berusia 7-15 tahun wajibmengekor pendidikan dasar, yaitu sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah kesatu (atau sederajat) 3 tahun. Sehubungan dengan rentang umur tersebut, adapun sejumlah ciri peserta didik pada langkah ini (kanak-kanak akhir) ialah sebagai berikut:

1. PERKEMBANGAN FISIK

a.            Tinggi dan Berat
Anak-anak tumbuh selama 5-8 cm tiap tahunnya antara umur 6 dan 11 tahun dan berat badan bertambah kira-kira dua kali lipat sekitar pada masa ini. Anak perempuan menjaga sedikit lebih tidak sedikit lapisan lemak daripada anak laki-laki, suatu ciri khas yang bakal bertahan hingga masa dewasa.
b.            Otak
Merupakan pertumbuhan yang terpenting dalam perkembangan danpertumbuhan anak. Otak dan kepala adalahbagian yang tumbuh sangat cepat. Meningkatnya ukuran otak diakibatkan oleh penambahan jumlah dan ukuran syaraf-syaraf dalam, dan diantaranya bagian-bagian otak. Peningkatan ukuran otak diakibatkan oleh penambahan mielinisasi yakni proses dimana sel-sel syaraf dilapisi dan diisolasi oleh suatu lapisan sel-sel lemak, efeknya dapat menambah kecepatan dan ketepatan distribusi informasi melewati system syaraf. Mielinisasi penting untuk pendewasaan anak, penambahan kematangan otak digabungkan  untuk mendapat  pengalaman dan pemunculan keterampilan kognitif.
c.             Perkembangan Motorik Kasar
Contohnya seperti keterampilan anak guna duduk, berlari, dan melompat. Otot-otot besar dan beberapa atau semua anggota tubuh dipakai oleh anak untuk mengerjakan gerakan tubuh. Perkembangan motorik kasar diprovokasi oleh proses kematangan anak. Karena proses kematangan masing-masing anak berbeda, maka laju pertumbuhan seorang anak dapat saja bertolak belakang dengan anak lainnya.
d.            Perkembangan Motorik Halus
Adapun pertumbuhan motorik halus adalahperkembangan gerakan anak yangmemakai otot-otot kecil atau beberapa anggota tubuh tertentu. Perkembangan pada aspek ini diprovokasi oleh peluang anak guna belajar dan berlatih. Kemampuan menulis, menggunting, dan merangkai balok, termasuk misal gerakan motorik halus.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF

Berdasarkan keterangan dari Piaget (1952) masa kanak-kanak ialah masa pra operasional. Anak-anak prasekolah menyusun konsep yang stabil, dan mereka memulainya dari akal, tetapi benak mereka rusak sebab egosentris dan sistem keyakinan magis.

PENDEKATAN PIAGET: OPERASIONAL KONKRET

Terbentuk kira-kira pada umur 7-11 tahun. Pada etape ini, anak-anak dapat mengerjakan operasi konkrit, dan beranggapan secara logikasekitar dapat diaplikasikan secara spesifik ataupun misal yang spesifik. Ingat bahwa operasi ialah tindakan mental yang mempunyai sifat reversibel, dan operational concrete bisa diaplikasikan secara nyata, benda-benda konkrit.

Anak yang telah menjangkau tahap concrete operational pun mampu dalam seriation, dimana keterampilan tersebut dapat menstimulasi sepanjang dimensi kuantitatif (contohnya panjang). Seperti contoh, seorang gurumenempatkan 8 buah tongkat dalam ukuran panjang yang bertolak belakang dan guru meminta mereka guna mengurutkannya. Namun, anak–anak mengurutkannya menurut ukuran ‘besar’ dan ‘kecil’ daripada mengurutkannyacocok ukuran. Seharusnya pengurutannya menurut dari pendek ke panjang.

3. PERKEMBANGAN BAHASA

Bahasa ialah sebuah sistem komunikasi yang terdiri atas ucapan-ucapan dan simbol-simbol yang digabungkan dalam sebuah aturan dan dipakai untuk menghasilkan pesan dalam jumlah tak terbatas Anak-anak dapat memakai bahasa untuk memprovokasi perilaku orang lain, guna mengeksplorasi dan belajar mengenai lingkungan mereka, dan guna diri dari fakta dengan menggunakan khayalan mereka.Bahasa menolong anak untuk menata persepsi dan pemikiran, mengendalikan perbuatan mereka, dan bahkan guna memodifikasi emosi mereka. Salah satu unsur terpenting dalam proses belajar pada pertumbuhan anak ialah pengembangan komunikasi komunikatif dimana anak-anak mengalami keterampilan dalam mengucapkan pikiran, perasaan, dan niat dalam teknik yang berarti dan budaya. Komunikasi didefinisikan ke dalam dua proses yakni kita mengirim dan menerima pesanuntuk orang lain.

Metode Belajar Bagi Anak SD (Anak-AnakAkhir)

Berdasarkan pertumbuhan usia anak-anak akhir itu maka anda harus memilah cara mana saja yang tepat guna usia 6-11 tahun tersebut, diantaranya :

a.            Metode “chungking”
Metode chungking ialah metode yang mempermudah siswa dalam menilik sesuatu. Misalnya menilik sederet kata: sapi, rumput, lapangan, tennis, air, anjing, danau. Dalam urusan ini siswa dapat mempergunakan cara chunking untuk menilik kata tersebut, yakni : “SAPI terlihat santap RUMPUT disamping LAPANGAN TENIS. Setelah tersebut ia meminum AIR yang tidak jauh dari ANJING yang sedang memandang DANAU di seberang.”
Cara yang efektif dalam cara ini ialah banyak bertanya. Apabila guru sudah tidak sedikit memberikan instruksi untuk siswa guna menghafal sesuatu, murid harus diberi pertanyaan yang tidak sedikit bersangkutandengan pelajaran yang dipelajari. Ini dilaksanakan untuk memahami letakkendala siswa dalam menghafal sampai-sampai guru dapat langsungmenolong permasalahannya tersebut.
b.            Metode Belajar Kolaboratif
Metode belajar kolaboratif ini ialah kegiatan belajar dimana murid SDdipecah dalam sejumlah kelompok dan berkolaborasi dalam menuntaskan masalah guna menempuh sebuah tujuan. Metode belajar kumpulan ini jugaberfungsi dalam mengasah keterampilan sosial anak, berkolaborasi denganrekan yang lain, dan menjadi pemimpin dalam suatu kelompok. Metode ini dapat pun mengasah keterampilan komunikasi komunikatif anak.
c.             Metode Alat Peraga dan Contoh Konkret
Mengacu pada Piaget, bahwa anak umur 6-11 tahun berada dalam etape operasional konkret bahwa anak akan menciduk objek secara nyata dan benda-benda konkret maka memakai alat peraga dan simbol ialah alattolong yang baik untuk mengetahui materi pembelajaran yang dikatakan guru. Misalnya, dengan mempraktikkan gaya pegas dengan langsung membawa ketapel, atau menghitung enumerasi dan pengurangan dengan sempoa.

C. Masa SMP (Sekolah Menengah Pertama)

Sekolah menengah kesatu (disingkat SMP, bahasa Inggris: junior high school) ialah jenjang edukasi dasar pada edukasi formal di Indonesiasesudah lulus sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah kesatuditempuh dalam masa-masa 3 tahun, mulai dari ruang belajar 7 sampairuang belajar 9. Murid ruang belajar 9 diharuskan mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang memengaruhi kelulusan siswa. Lulusan sekolah menengah kesatu bisa melanjutkan edukasi ke sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan (atau sederajat).

Pelajar sekolah menengah kesatu lazimnya berusia 13-15 tahun. Di Indonesia, masing-masing warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajibmengekor pendidikan dasar, yaitu sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah kesatu (atau sederajat) 3 tahun. Dengan kata beda peserta didik pada jenjang ini ialah kalangan remaja, khususnya remaja awal.

Remaja atau adolescence bersal dari bahasa latin “adolescence” yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud ialah bukanmelulu kematangan jasmani saja, tetapi pun kematangan sosial dan psikologis. Remaja pun dapat didefinisikan sebagai tahap pertumbuhan transisi yang membawa pribadi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Ada dua pandangan teoritis mengenai remaja. Berdasarkan keterangan dari pandangan teoritis kesatu yang dilahirkan oleh Psikolog G.Stanley Hall : Adolescence is atime of “strom and stess”. Artinya, remaja ialah masa yang sarat dengan “badai dan desakan jiwa”, yakni masa dimana terjadievolusi besar secara fisik, intelektual dan emossional pada seseorang yang mengakibatkan kesedihan dan kecemasan (konflik) pada yang bersangkutan, serta dapat memunculkan konflik dengan lingkungannya. Dalamurusan ini Sigmund freud dan Erikson mempercayai bahwa pertumbuhan pada masa remaja sarat dengan konflik. Berdasarkan keterangan dari teoritis yang kedua, masa remaja bukanlah masa yang sarat dengan konflik. Berdasarkan keterangan dari hurlock (1964) remaja mula (12/13 tahun-17/18 tahun), remaja akhir (17/18 tahun-21/22 tahun).

Ciri-ciri Remaja Awal (10-14 tahun).

1) Ciri fisik:
a.            Laju pertumbuhan secara umum dilangsungkan sangat cepat/pesat.
b.            Proporsi ukuran tinggi dan berat badan tidak jarang kali tidak cukup seimbang.
c.             Munculnya ciri-ciri sekunder (tumbuh bulu pada pubic region, otot mengembang pada bagian-bagian tertentu), disertai mulai aktifnya sekresi kelenjar jenis kelamin (menstruasi pada perempuan dan day dreaming pada laki-laki).

2) Ciri Psikomotor :
a.            Gerak-gerik terlihat canggung dan tidak cukup terkoordinasikan.
b.            Aktif dalam sekian banyak  jenis cabang permainan.

3) Ciri Bahasa:
a.            Berkembangnya pemakaian bahasa sandi dan mulai tertarik mempelajari bahasa asing.
b.            Menggemari literatur yang bernafaskan dan berisi segi erotik, fantastik, dan estetik.

Ciri-ciri Perkembangan Remaja

Perkembangan remaja tampak dengan ciri-ciri inilah ini :

A. Perkembangan Biologis          

Perubahan jasmani seperti pubertas adalahhasil kegiatan hormonal dibawah pengaruh sistem saraf pusat. Perubahan jasmani yang paling jelasterlihat pada perkembangan peningkatan jasmani dan pada penampakan serta perkembangan ciri khas seks sekunder.

B. Perkembangan Psikologis

Teori psikososial tradisional memandang bahwa kritis pertumbuhan pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Pada masa remaja mereka mulai menyaksikan dirinya sebagai pribadi yang lain.

C. Perkembangan Kognitif

Berfikir kognitif menjangkau puncaknya pada keterampilan berfikir abstrak. Remaja tidak lagi diberi batas dengan fakta dan aktual yang adalahciri periode konkret, remaja pun memerhatikan terhadap bisa jadi tentang urusan yang bakal terjadi. Proses berfikir sudah dapat mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (asosiasi,diferensiasi, komparasi, kausalitas) yang mempunyai sifat abstrak, meskipun relatif terbatas. Kecakapan dasar intelektual menjalani laju pertumbuhan yang terpesat dan cepat. Kecakapan dasar eksklusif (bakat) mulaimengindikasikan kecenderungan-kecenderungan yang lebih jelas.

D. Perkembangan Moral

Adanya ambivalensi antara kemauan bebas dari kekuasaan pengaruh orang tua dengan keperluan dan pertolongan dari orang tua. Dengan sikapnya danteknik berfikirnya yang kritis seorang remaja mulai mengiuji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan prakteknya dalam perilakukeseharian oleh semua pendukungnya.

E. Perkembangan Spiritual

Seorang remaja dapat memahami konsep abstrak dan menginterpirasikan analogi serta simbol-simbol. Mereka dapat berempati, berfilosofi, dan berfikir secara logis. Kemudian mengenai keberadaan dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertakan secara kritis dan skeptis. Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilaksanakan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya. Dan masih menggali danmengupayakan menemukan pegangan hidup.

F. Perkembangan Sosial

Remaja mesti dapat membebaskan diri mereka dari kekuasaan keluarga danmemutuskan sebuah identitas yang berdikari dari kewenangan keluarga. Masa remaja ialah masa dengan keterampilan bersosialisasi yang powerful terhadap rekan dekat dan rekan sebaya.

Ciri Konatif, Emosi, Afektif, dam Kepribadian remaja :

1.       Lima keperluan dasar ( fisiologis,rasa aman, kasih sayang, harga diri, dan aktualisasi diri) mulai mengindikasikan arah kecenderungannya.
2.       Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labih dan belum terkendali seperti pengakuan marah, gembira atau kesedihannya masih bisa berubah-ubah dan silih berganti dalam masa-masa yang cepat.
3.       Kecenderungan-kecenderunganarah sikap nilai mulai terlihat (teoritis, ekonomis, estetis, sosial, politis, dan religius), walau masih dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba.
4.       Merupakan masa kritis dalam rangka menghadapi kritis identitanya yang sangat diprovokasi oleh situasi psikososialnya, yang akan menyusun kepribadiannya.

Macam Metode Pembelajaran untuk murid SMP
Siswa SMP ialah siswa yang rata- rata berumur remaja yang menurutberpengalaman perkembangan erik erikson berada dalam masa menggali identitas.jadi menurut keterangan dari pendapat berpengalaman tersebutbisa ditarik sejumlah metode yang sesuai digunakan untuk murid smp
Metode pembelajaran memungkinkan komunikasi 2 arah terjadi laksana gurumenyerahkan materi berupa ceramah,kemudian guru menyerahkan kesempatanuntuk siswa guna bertanya.,jika tidak ada murid yang bertanya maka gurubisa memberikan desakan dengan membuatnya menjadi tertarik guna bertanya

Metode pembelajaran kumpulan
Rata rata remaja umur smp suka berkelompok dengan rekan teman sebayanya,jadi naluriberkelompok itu dapat dipakai oleh guru guna menunjang pembelajaran
Metode pembelajaran menurut masalah yang berkembang lantas guru dapat mengajak muridnya untuk menuntaskan permasalahan secara bersama-sama

MASA SMA (SEKOLAH MENENGAH DASAR)

Masa SMA ialah masa transisi dari umur remaja mengarah ke kedewasaan awal, sampai-sampai logika orang dewasa untuk anak umur SMA telah masuk dalam frame berpikirnya. Di ketika yang sama pada umur SMA, seorang remaja masih belum punya beban dan desakan sebagaimana layaknya orang dewasa. Adapun sejumlah ciri seseorang pada langkah ini ialah:
1.       Seorang murid SMA biasaya terdapat pada etape Remaja Akhir ( 16-19 tahun)
2.       Manunjukkan pengungkapan kemerdekaan diri
3.       Lebih selektif menggali teman
4.       Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya
5.       Mulai bisa mewujudkan perasaan cinta
6.       Berpikiran abstrak
Di samping ciri umum diatas, maka dapat diputuskan bahwa pada masa ini terdapat sejumlah perkembangan eksklusif pada remaja, antaralain:

1.       Perkembangan Biologis
Perubahan jasmani (pubertas) sebagai hasil kegiatan hormonal dibawah pengaruh sistem saraf pusat. Perubahan jasmani tampak pada perkembangan peningkatan jasmani serta perkembangan ciri khas seks sekunder.
2.       Perkembangan Psikologis
Sifat kritis sebagai format perkembangan pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Pada masa ini mereka mulai menyaksikan dirinya sebagai pribadi yang lain.
3.       Perkembangan Kognitif
Kemampuan berfikir abstrak menjangkau puncaknya. Remaja tidak diberi batas lagi dengan fakta dan aktual yang konkret, remaja pun memerhatikan bisa jadi yang bakal terjadi.
4.       Perkembangan Moral
Dalam mendapat  autonomi dari orang dewasa, remaja mesti menggantikan seperangkat moral dan nilai mereka sendiri.
5.       Perkembangan Sosial
Remaja mesti melepaskan diri mereka dari kekuasaan keluarga danmemutuskan sebuah identitas yang berdikari dari kewenangan keluarga. Masa remaja ialah masa dengan keterampilan bersosialisasi yang powerful terhadap rekan dekat dan rekan sebaya.
6.       Perkembangan Seksual
Peserta didik pada umur sekolah menengah (masa remaja) berjuang secara total mengejar satu identitas, berupa perwujudan orientasi seksual yangterlukis dari hasrat seksual, emosional, romantis, dan atraksi kasih sayang untuk anggota jenis kelamin yang sama atau bertolak belakang atau keduanya. Seseorang peserta didik yang tertarik pada anggota jenis kelaminbeda disebut heteroseksual. Sebaliknya, seseorang yang terterik pada anggota jenis kelamin yang sama dinamakan homoseksual

MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran yang di maksud ialah bentuk pembelajaran yang terdeskripsikan dari mula sampai akhir yang disajikan secara eksklusif oleh tenaga pendidik, yang adalahbingkai dari penerapan sebuah pendekatan, metode, dan kiat pembelajaran. Ada tidak sedikit model pembelajaran dan sejumlah yang dianjurkan pada etape / jenjang edukasi SMA, tetapi diantaranya yang belakangan ini lumayan menarik yang sempat adalahkurikulum pengajaran SMA tahun 2013 silam, ialah sebagai berikut:

Inquiry Based Learning
1.       Observasi/Pengamatan
2.       Mengajukan pertanyaan
3.       Mengajukan hipotesis/dugaan, mengasosiasi atau mengerjakan penalaran.
4.       Mengumpulkan data yang terakait dengan hipotesa atau pertanyaan yang diajukan/memprediksi dugaan
5.       Merumuskan kesimpulan-kesimpulan menurut data yang telah diubah atau dianalisis, mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.
6.       Discovery Based Learning
7.       Stimulation (memberi stimulus); bacaan, atau gambar, atau situasi, cocok dengan pelajaran pembelajaran/topik/tema.
8.       Problem Statement (mengidentifikasi masalah); mengejar permasalahan menanya, menggali informasi, dan merumuskan masalah.
9.       Data Collecting (mengumpulkan data); menggali dan mengoleksi data/informasi, mengajar ketelitian, akurasi, dan kejujuran, menggali atau merumuskan berbagai pilihan pemecahan masalah
10.   Data Processing (mengolah data); mengupayakan dan mengeksplorasi pengetahuan konseptualnya, melatih kemampuan berfikir logis dan aplikatif.
11.   Verification (memferifikasi); memeriksa kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, menggali sumber yang relevan baik dari kitab atau media, mengasosiasikannya menjadi sebuah kesimpulan.
12.   Generalization (menyimpulkan); mengajar pengetahuan metakognisi peserta didik.

Problem Based Learning
1.       Orientasi pada masalah; masalah yang menjadi objek pembelajaran yang diamati.
2.       Melakukan pengorganisasian pekerjaan pembelajaran; menyampaikan sekian banyak  pertanyaan terhadap masalah kajian.
3.       Penyelidikan secara berdikari maupun kelompok; mengerjakan percobaan untuk mendapat  data dalam menuntaskan masalah yang dikaji.
4.       Pengembangan dan Penyajian hasil; mengasosiasi data yang ditemukan dengansekian banyak  data beda dari sekian banyak  sumber.
5.       Analisis dan penilaian proses solusi masalah;
6.       Project Based Learning
7.       Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek
8.       Mendesain perencanaan proyek
9.       Menyusun jadwal sebgai tahapan nyata dari suatu proyek.
10.   Memonitor pekerjaan dan pertumbuhan proyek
11.   Menguji hasil
12.   Mengevaluasi kegiatan/pengalaman

METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran ialah cara yang dipakai untuk mengimplementasikan rencana yang sudah dibentuk dalam format kegiatan nyata dan praktis untuk menjangkau tujuan pembelajaran. Berdasarkan model pembelajaran diatas, sejumlah metode yang dapat dipakai adalah:
1.       Diskusi
2.       Eksperimen
3.       Demonstrasi
4.       Simulasi


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Psikologi Pendidikan mengenai Metode Belajar dan Usia Anak"

Post a Comment