Pendidikan Anak Desa VS Pendidikan Anak Kota
Pendidikan Anak Desa VS
Pendidikan Anak Kota
Pendahuluan
Usia edukasi sama
tuanya dengan umur kebudayaan
manusia. Pendidikansudah mulai dilakukan semenjak manusia muncul di muka bumi. Pada mulanya,
tujuan edukasi hanyalah sekadar
mempersiapkan generasi muda untuk dapat
survive di tengah masyarakat luas. Karena itu, bentuknyaialah berupa mewariskan wawasan,
pengetahuan, dan ketrampilan yangdibutuhkan
untuk survival untuk generasi
berikutnya. Pada penghujung abad ke 21 M, pemerintah menerbitkan undang-undang nomor 20 tahun 2003mengenai system edukasi nasional, sebagai pengganti undang-undang nomor 2 tahun
1989. Salah satu isi yang terpenting dalam undang-undang tersebut tersebut ialah pelibatan
masyarakat dalam pengembangan sektor pendidikan, sebagaimana ditegaskan pada
pasal 9 bahwa masyarakat berhak guna berperan
serta dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan penilaian program
pendidikan. Pasal ini adalahkelanjutan
dari pasal 4 ayat 1 bahwa edukasi di
Indonesia diadakan secara
demokratis dan berkeadilan. Beberapa waktukemudian berita di sekian
banyak media diisi dgn diskusi mengenai berapa jumlah orang kurang mampu di Indonesia. Hal ini bermula daripengakuan Presiden SBY yang
mengucapkan data dari BPS bahwa angka penduduk kurang mampu di Indonesia turun menjadi 16,6% yakni sekitar 36,1 juta. Beberapa
pengamat menyaksikan bahwa angka
ini tidak cukup mewakili realita
kemiskinan, sedikitnya sebab ada
tiga hal fundamental yaitu: kesatu, dari pembagian Bantuan Tunai
Langsung saja dilafalkan ada
12,8 juta keluarga kurang mampu dan paling miskin.
Pendidikan Anak Desa VS Pendidikan Anak Kota 2019 |
Masyarakat desa mempunyai
peluang yang sama dengan masyarakat kota untuk mendapat pendidikan.
Peluang pendidikan dimulai oleh
pemerintah sama lebarnya guna masyarakat
desa maupun kota. Bahkan, motivasi juang
masyarakat desa lebih tinggi dari pada masyarakat kota. Karena masyarakat kota berpikir bahwa edukasi di desa tidak begitu maju sebab kekurangannya sarana dan prasarana yang memadai. Karena edukasi di desa dengan dikota bertolak belakang jauh. Masyarakat
desa tersebut apa-apa serba
sulit, bila masih SD barangkali tidak terlalu susah untukmencapai sekolah, namun begitu
SMP telah mulai agak jauh. Dan
SMAhingga mesti melaju lima
kilometer dari desa hingga Kota.
Latar Belakang
Tujuan pembangunan nasional dalam bidang pendidikan ialah uapaya mencerdaskan kehidupan
bangsa dan menambah kualitas
manuasia Indonesia yang beriman , bertaqwa dan berakhlak mulia serta menguasai
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju,
adil, makmur dan beradab berdasarksan pancasila dan UUD 1945. Berbagai upaya
telah dilaksanakan pemerintah
untuk menambah mutu edukasi di Indonesia salah satunya ialah dengan dikeluarkannya UU no 20
tahun 2003mengenai Sistem
Pendidikan nasional dan UU no.14Tahun 2005 mengenai Guru dan Dosen.
Indonesia merdeka 64 tahun dan 100 tahun kebangkitan
nasional, edukasi yang diinginkan tidak tercapai.
Permasalahan edukasi dewasa ini
terushadir seiring upaya guna penyempurnaan sistem edukasi nasional. Permasalahan teranyar yaitu pro dan kontra
terhadap penyelenggaraan Ujian Nasional terlebih dengan adanya praktik
kecurangan yang dilaksanakan siswa
maupun guru yang terjadi diberbagai
wilayah dan jenjang pendidikan. Ini berarti upaya menambah pendidikan
tersebut tidak dilakukan sesuai
dengan harapan. Kesenjangan ini
diakibatkan oleh sekian banyak kendala baik keterbatasan dana, tantangan geografis menilik luasnya negara Indonesia
dengan ribuan pulau sedangkan sarana
komunikasi belum memadai. Di negara yang berkembang laksana Indonesia ini guru memberi konstribusi terhadap prestasi
belajar sebesar 34 % sementara management
22 % masa-masa belajar 18 %
sarana jasmani 26 %. Upaya penambahan mutu edukasi dengan perbaikan kualitas
guru dan menelaah situasi sekolahan terutama Sekolah Dasar di desa
terpencil.
Suatu Sekolah Dasar di wilayah terpencil dan di perbatasan masyarakat didaerah ini terbelakang dalam pembangunan baik tersebut ekonomi, insfratuktur maupun
pendidikan. Disinilah dibutuhkan suatu
terobosan untuk mencapai daerah-daerah itu ikut serta dalam akselerasi
pembangunan nasional. Disuatu wilayah sendiri
masih tidak sedikit SD yang terasing dan mempunyai komposisi masyarakat kurang mampu tinggi sehinggamengakibatkan angka drop out tinggi.
Seharusnya Pemerintah butuh melakukan sekian
banyak upaya untukmenambah mutu edukasi di wilayah terpencil,
kepulauan dan perbatasan degan dalil mendasar yakni :
1. Melaksanankan asas pemerataan pembangunan baik tersebut ekonomi,edukasi dan insfratuktur.
2. Penanggulangan kemiskinan sebab rendahnya bobot sekolah
bertalian erat dengan kemiskinan.
3. Menjalankan prinsip Wawasan Nusantara terutama wilayah perbatasan dan pulau terluar
yang mempunyai kerawanan
politik, kebiasaan dan sosial
dengan negara tetangga yang lebih maju dalam edukasi dan ekonomi.
4. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dengan
indikator utamapenambahan terjamin
kesehatan, mempunyai pendidikan
yang lumayan serta standar hidup
yang memadai.
Tujuan
1. Untuk memahami
pemasalahan fundamental pendidikan
di desa terpencil.
2. Untuk memahami
pentingnya pemerintah memajukan
edukasi di desa terpencil.
3. Untuk memahami
upaya yang dilaksanakan untuk
memajukan edukasi di desa
terpencil.
4. Untuk memahami
tujuan dari pendidikan.
5. Untuk memahami
seberapa maju edukasi di
kota.
Manfaat
1. Secara Teoritis
a. Sebagai literature ekstra yang mempunyai variable nyaris sama, baiktersebut situasi dan kondisinya.
b. Memberikan
semangat dalam dunia pendidikan.
2. Secara Praktis
a. Menjadi masukan
untuk pemerintah guna meningkatan edukasi di desaterasing sebagai upaya mengentaskan
masyarakat dari ketidaktahuan dan
kemiskinan salah satunya dengan
penambahan profesionalisme guru dan pemberian tunjangan desa terpencil.
b. Ikut mendorong
penambahan kualitas Sumber Daya Manusia di Pedesaan.
Tinjauan Teori
Pengertian Pendidikan
Pendidikan ialah hak masing-masing orang. Oleh karena tersebut dalam penyelenggaraan sistem edukasi tidak boleh terdapat disriminasi/memisahkan suku, agama, ras,
kepercayaan. Sistem Pendidikan pun harusdiadakan dengan destinasi untuk mengisi hak masing-masing orang atasedukasi tanpa bermaksud sedikitkan menyerahkan peluang untuk terciptanya diskriminasi/
membeda-bedakan seseorang dalam memperolah pendidikan melulu karena alasasn politik, ekonomi, social, budaya, dan
hukum. Pengakuan hak guna mendapatkan
pendidikan untuk setiap orang
tidak melulu pengakuan hak secara
internasional namun pun pengakuan
yangdiserahkan oleh hukum
positif di Indonesia.
Pada rumusan ini
terdapat empat urusan yang butuh digaris bawahi dan mendapat keterangan lebih lanjut. Dengan
“usaha sadar” dimaksudkan, bahwa pendidikan diadakan menurut rencana yang matang, mantap, jelas, lengkap,
menyeluruh, menurut pemikiran
rasional-objektif. Pendidikan tidakdiadakan
secara tak sengaja, atau
mempunyai sifat insidental dan seenaknya, atau menurut mimpi di siang bolong dan sarat fantastis.
Fungsi pendidikan
ialah menyiapkan peserta didik. “Menyiapkan”ditafsirkan bahwa peserta didik pada hakikatnya belum siap, namun perlu disiapkan dan sedang
menyiapkan dirinya sendiri. Hal ini menunjuk pada proses yang dilangsungkan sebelum peserta didik tersebut siap guna terjun ke kancah kehidupan yang nyata. Penyiapan ini
dikaitkan denganstatus peserta
didik sebagai calon penduduk negara
yang baik, penduduk bangsa dan
calon pembentuk family baru,
serta melaksanakan tugas dan
pekerjaan besok di lantas hari.
Strategi
pengamalan pendidikan
dilaksanakan dalam format kegiatan
bimbingan, pengajaran dan / atau latihan. Bimbingan pada hakikatnya ialah pemberian bantuan, arahan,
motivasi, nasihat dan penyuluhan supaya
siswadapat mengatasi,
memecahkan masalah, menanggulangi
kendala sendiri. Pengajaran
ialah bentuk pekerjaan di
mana terjalin hubungan interaksi dalam proses belajar dan melatih antara tenaga kependidikan
(khususnya guru / pengajar) dan peserta didik guna mengembangkan perilaku cocok dengan destinasi pendidikan.
Pelatihan prinsipnya ialah sama
dengan pengajaran, terutama untuk
mengembangkan kerampilan tertentu.
Produk yang ingin
didapatkan oleh proses pendidikan
ialah berupa alumni yang
memiliki keterampilan melaksanakan
peranan-peranannya guna masa
yang bakal datang. Peranan
bertalian dengan jabatan dan kegiatan tertentu, pastinya bertalian dengan pekerjaan pembangunan di masyarakat.
Pendidikan ialah suatu proses
dalam rangka memprovokasi peserta
didik supaya dapat menyesuaikan
diri sebaik barangkali dengan
lingkungannya, dan dengan begitu akan memunculkan perubahan dalam dirinya
yang memungkinkannya guna berfungai
secara dekat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas menunjukkan proses ini supaya sasaran dan perubahantersebut dapat terjangkau sebagaimana yang diinginkan.
Di Indonesia dikenal tiga jenis edukasi yaitu :
1.
Pendidikan
formal yakni jalur edukasi yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas edukasi anak umur dini, edukasi dasar, edukasi menengah,
dan edukasi tinggi. Pendidikan
di sekolah ini secara microditafsirkan sebagai
kelanjutan edukasi keluarga, sebab tanggung jawab utama family pada segi kehidupan. Sedang makna pendidikan di sekolah secara
macro ialah pendidikan
berwawasan untuk masyarakat dan
negara.
2.
Pendidikan
informal yakni jalur edukasi keluarga dan lingkungan yang
berbentuk pekerjaan belajar
secara mandiri. Hasil edukasi informaldinyatakan sama dengan edukasi formal dan nonformal sesudah peserta didik lulus ujian cocok dengan standar nasional
pendidikan.
3.
Pendidikan
nonformal yakni jalur edukasi di luar edukasi formal yang dapat dilakukan secara terstruktur dan
berjenjang. Hasil edukasi nonformal bisa dihargai setara dengan hasil
program edukasi formal setelah melewati proses evaluasi penyetaraan oleh lembaga
yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan. Pendidikan nonformal mencakup pendidikan
kemampuan hidup, edukasi anak umur dini, edukasi kepemudaan,
edukasi pemberdayaan perempuan,
edukasi keaksaraan, pendidikan
kemampuan dan pelatihan kerja,
edukasi kesetaraan, serta
edukasi lain yang ditujukanguna mengembangkan keterampilan peserta didik.
Mutu Pendidikan
Mutu edukasi tentu ditafsirkan pendidikan yang dapat meghasilkanalumni yang terampil, dapat sesuai dengan tingkat
pendidikannya, jujur dan yang terpenting lagi ialah moralnya baik. Peningkatan mutu edukasi yang lebih berbobot
| berbobot | berkualitas antara lain melewati pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem
evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan pelajaran ajar, serta pelatihanuntuk guru dan tenaga kependidikan
lainnya.
Realita Pendidikan Di
Desa
Di sebuah kampung
terdapat suatu sekolah TK
dan TK tersebut menduduki sebuah
ruang SD dengan bangku berwarna coklat kusam, sedangkan guru mengajarkan membaca, mencatat dan berhitung
laksana layaknya anak SD. Lebih
menyedihkan lagi, guru itu lulusan
dari SMP dan tidak pernah mengenyam edukasi
keguruan. Padahal kehadiran
sebuah Taman Kanak-kanak sangatlah dibutuhkan, sebab pendidikan melewati
TK bermanfaat meletakkan
dasar-dasar yang penting untuk perkembangan
anak seutuhnya. Masa ini adalah‘golden
periode’ untuk proses
pembentukan karakter anak. Paul Meier, seorang psikiater Kristen mengaku bahwa hingga dengan umur 6
thn, 85% karakter anak sudah terbentuk.
Penelitian beda yangdilaksanakan oleh Benyamin S. Bloom
menguatkan pandangan ini. Bloommengaku bahwa
50% potensi anak terbentuk hingga dengan umur 5 thn dan 30% lainnya bakal terbentuk hingga dengan umur 8 thn. Namun bila kita
cermati jumlah Taman Kanak-Kanak yang
terdapat di Indonesia, hanyalah melayani beberapa kecil dari jumlah anak pada umur ini. Sebenarnya masyarakat desa mempunyai peluang yang sama dengan masyarakat kota untukmendapat pendidikan. Peluang pendidikan dimulai oleh pemerintah sama lebarnya guna masyarakat desa maupun kota.
Bahkan, motivasi juang
masyarakat desa lebih tinggi daripada masyarakat kota.
Meskipun
kemudahan di desa tidak cukup memadai,
tetapi sebetulnya jauhnya dari kemudahan itu sendiri menjadi
pembelajaran yang paling bagus untuk anak-anak desa sebab mereka terbiasa dengan kerja
keras, tantangan, dan guna tidak
patah semangat. Itu keuntungannya dari masyarakat desa. Masyarakat desa ingin minder. sebenarnya orang desa mempunyai
kekuatan dan daya tahan yang tinggi terhadap sekian banyak macam persoalan dan goncangan. Jauh lebih
tinggi dari masyarakat kota,harusnya
kelebihan tersebut dimanfaatkan.
Peluang Masyarakat Desa
Terkait dalam
kepandaian ekonomi guna masyarakat
desa, sebenarnyaedukasi sendiri ialah bagian dari pemberdayaan
masyarakat desa. sebab rata-rata
masyarakat yang lumayan berpendidikan bakal lebih responsif dan tanggap
terhadap sekian banyak rangsangan ekonomi yang diserahkan kepada masyarakat itu.
Bayangkan sebuah desa yang
masyarakatnya buta aksara semua, pasti akan
tertinggal. Hal ini akan bertolak
belakang dengan sebuah desa
yang masyarakatnya pintar dan berpendidikan tinggi. Tentu bakal lebih maju yang berpendidikan.
Pendidikan Dan Perubahan
Sosial
Sudah umum
dirasakan bahwa edukasi adalahsarana
yang paling pentinguntuk seseorang untuk berhasil dalam usaha mobilitas
vertikal untukmenjangkau strata
sosial yang lebih tinggi. Sementara
tersebut penyelengaraan edukasi dewasa
ini di manapun di dunia didominasi oleh lembaga raksasa mempunyai nama sekolah. Saking kuatnya kekuasaan itusampai mayoritas
masyarakat merasa sekolah adalahsatu-satunya lokasi yang sangat kredibel untuk orang-orang
muda dalam mendapat ilmu.
Oleh sebab
tersebut sekolah pun mendapat lokasi yang istimewa dalam pemikiran
tiap orang dalam usahanya meraih tangga sosial yang lebih tinggi. Sedemikian
istimewanya sampai sekolah sudah menjadi di antara ritus yang mesti
dijalani orang-orang muda yang
berkeinginan mengganti kedudukannya dalam rangkaian masyarakat. Mudah diperkirakan bahwa jalanbenak
seperti tersebut secara
logis mengekor satu kanal yang
menampungkhayalan mayoritas
mengalir mengarah ke sebuah
muara, yaitu credomengenai sekolah sebagai kawah
condrodimuko lokasi agen-agen evolusi di cetak.
Pandangan di atas sama sekali tidak baru. Juga akan paling berlebihanbila memandang gagasan seperti tersebut sebagai sebuah terobosankarena tak bakal lebih dari botol baru guna kecap yang sama. Dalam konteks Indonesia gagasan tentang sekolah sebagai lokasi dicetaknya agen-agen perubahan ialah pandangan lama yang telah ada minimal pada pengembangan sekolah rakyat. Esensi dari sekolah ialah pendidikan dan pokok perkara
dalam pendidikan ialah belajar.
Oleh sebab tersebut tujuan
sekolah terutama ialah menjadikan masing-masing murid di dalamnya lulus
sebagai orang dengan karakter yang siap
guna terus belajar, bukan tenaga-tenaga yang siap pakai guna kepentingan industri. Dalam arus
globalisasi dewasa ini perubahan-perubahan dilangsungkan dalam tempo yang akan kian sulit diperkirakan. Cakupan evolusi yang dimunculkan juga
akan kian sulit diukur.
Pengaruhnya pada setiap pribadi juga kian mendalam dan takbakal pernah dapat diperkirakan dengan akurat.
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sedemikian
pesat. Ekonomimerasakan pasang
dan surut berganti-ganti susah diprediksi.
Konstelasi kekuatan-kekuatan politik
pun berubah-ubah. Kita tak lagi hidup dengan anggapan lama mengenai dunia yang tertata harmonis. Sebaliknya setiappribadi sekarang menghadapi suatu suasana yang ingin tak teratur. Kecenderungan chaos laksana ini mesti
dihadapi dan melulu dapat
dihadapi oleh orang-orang yang tidak
jarang kali siap guna belajar
hal-hal baru. Bukanlah mereka yang bermental siap gunakan yang bakal dapat
memanfaatkan dan sukses ikut menunjukkan perubahan-perubahan
kontemporertetapi mereka yang
pikirannya tersingkap dan hendak sekali pada hal-hal baru.
Oleh sebab
tersebut sekolah, di tingkat manapun, yang tetap menjalankanedukasi dengan orientasi siap gunakan untuk semua pelajarnya tidak akansukses mengemban tujuan sebagai
agent of changes tetapi sebatas consumers
of changes. Dari sekolah dengan pandangan siap gunakan tidak akan
didapatkan orang-orang muda yang dengan kecerdasannya sukses memperbaiki kedudukannya dalam rangkaian sosial output dari sekolah
semacam itu melulu dua. Pertama,
orang-orang muda yang tercetus berada
dan bakal terus menempati strata sosial tinggi,
Kedua, semua pemuda tak berpunya
yang bakal tetap menelan kecewa sebab ternyata mereka kian sulit naik ke tangga sosial yang
lebih tinggi dari orang tua mereka. Sekolah yang tetap kukuh dengan
prinsip-prinsip pedagogis, metode-metodeedukasi
dan teknik-teknik pengajaran yang
energik siap pakai melulu akan
menjadi lembaga reproduksi sosial bukan lembaga evolusi sosial. Indonesia
butuh perubahan edukasi yang
lebih maju.
Kesimpulan
Jadi sebetulnya pendidikan tersebut sama, tetapi sebab lemahnya pemerintah untuk menanggulangi pendidikan di desa dapat jadi orang yang di desa itu jadi ketinggalan. Oleh sebab tersebut mengapa orang desabanyak sekali merantau ke kota? Karena
di kota segala kemudahan yangdiperlukan selalu ada, dan tidak susah untuk mencarinya. Jadi
pemerintahsebetulnya menjadikan
adil edukasi di semua Indonesia, sebab pendidikan dominan besar bakal maju mundurnya Negara. Karena denganedukasi kita dapat merubahnya
dan dengan edukasi pula kita dapat mengembangkan potensi seseorang
dengan semaksimal.
Saran
Pemerintah
menyerahkan tunjangan eksklusif
untuk guru yang bertugas didaerah khusus.
1.
Tunjangan
khusus diserahkan setara dengan
1 (satu) kali gaji pokok guru yang
diusung oleh satuan edukasi yang diadakan oleh pemerintah atau
pemerintah wilayah pada tingkat,
masa kerja, dan kualifikasi yang sama.
2.
Guru
yang dingkat oleh pemerintah atau pemerintah wilayah di wilayah khusus,
berhak atas lokasi tinggal dinas
yang disediakan oleh pemerintahwilayah sesuai
dengan kewenangan.
0 Response to "Pendidikan Anak Desa VS Pendidikan Anak Kota "
Post a Comment