Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Dengan Model Pembelajarran TPS (Think Pair Share) pada Siswa Kelas

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Dengan Model Pembelajarran TPS (Think Pair Share) pada Siswa Kelas

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah aspek penting interaksi manusia. Dengan bahasa, (baik itu bahasa lisan, tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontrak sosial. Bahasa juga dipandang sebagai cermin kepribadian seseorang karena bahasa diterjemahkan sebagai refleksi rasa, pikiran dan tingkah laku. Adakalanya seorang yang pandai dan penuh dengan ide-ide cemerlang harus terhenti hanya karena dia tidak bisa menyampaikan idenya dalam bahasa yang baik. Oleh karena itu seluruh ide, usulan, dan semua hasil karya pikiran tidak akan diketahui dan dievaluasi orang lain bila tidak dituangkannya dalam bahasa yang baik.
Sumarsono dan Partana (2002:20) mengatakan bahwa bahasa sering dianggap sebagai produk sosial atau produk budaya, yang merupakan wadah aspirasi sosial, kegiatan, perilaku masyarakat, dan penyingkapan budaya termasuk teknologi yang diciptakan oleh masyarakat pemakai bahasa. Bahasa bisa dianggap sebagai "cermin zamannya" artinya bahwa bahasa di dalam suatu masa tertentu memadai apa yang terjadi dalam masyarakat.
Seperti yang dikatakan oleh H.G. Tarigan (dalam Suriamiharja dkk. 1983) bahwa menulis ialah: "menurunkan atau melukiskan lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik tersebut".

Menulis Karangan Narasi
Dasar pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran keterampilan berbahasa yaitu keterampilan-keterampilan yang ditekankan pada keterampilan reseptif: dan keterampilan produktif. Pembelajaran bahasa Indonesia Sekolah Dasar kelas II dengan pembelajaran reseptif. Dengan demikian keterampilan produktif dapat ikut di tingkatkan. Empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup dalam pengajaran bahasa adalah: (1) Keterampilan menyimak (listening skils) (2) Keterampilan berbicara (speaking skills) (3) Keterampilan membaca (reading skills) (4) Keterampilan menulis (writting skills) (Tarigan, dalam Muchlisoh. 1996:257).
Sekolah Dasar (SD) adalah tempat pengalaman pertama yang memberikan dasar pembentuk kepribadian individu. Sehubungan dengan hal itu guru perlu membekali siswanya dengan kepribadian, kemampuan, dan keterampilan dasar yang cukup sebagai landasan untuk mempersiapkan pengalamannya pada jenjang yang lebih tinggi.
Masalah bahasa dalarn dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat penting. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat memhawa serangkaian keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya dengan proses-proses yang mendasari pikiran. Semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jeias pula jalan pikirannya. Menurut Tarigan, dalam Muchlisoh (1996: 257) ada empat aspek keterampilan berbahasa yang  mencakup dalam pengajaran bahasa  adalah : (1) Keterampilan Menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3) keterampilan membaca (reading skills); dan (4) keterampilan menulis (wrilling skills), dan keempat keterampilan tersebut saling berhubungan satu sama lain.
Mengarang pada hakikatnya bukan sekedar menulis simbol-simbol grafis sehingga terbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, akan tetapi mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang merangkai secara utuh, lengkap dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil..
Berdasarkan kenyataan di lapangan Tarigan (1996:186-187) mengemukakan bahwa Pengajaran mengarang belum terlaksana dengan baik di sekolah dasar. Kelemahan terletak pada cara guru mengajar. Umumnya kurang dalam variasi, tidak merangsang dan kurang pula  dalam frekuensi. Pembahasan karangan siswa kurang dilaksanakan oleh guru. Murid sendiri menganggap mengarang tidak penting atau belum mengetahui peranan mengarang bagi kelanjutan studi mereka.
Kesulitan-kesulitan siswa dalam menulis karangan yaitu: 1) Siswa kesulitan memunculkan ide/gagasan dalam mengarang, 2) Siswa kesulitan mengkaitkan antara gagasan dalam mengarang, hal ini terlihat isi karangan dengan judul yang ditulis siswa belum sesuai. Karena kesulitan-kesulitan di atas, maka karangan yang dibuat siswa kurang menarik dan pendek. Berkaitan dengan kesulitan tersebut maka kemampuan siswa dikatakan masih rendah.
Pada kesempatan ini, peneliti (guru) membahas tentang keterampilan menulis khususnya menulis karangan narasi. Selama ini berdasarkan hasil observasi, keterampilan siswa untuk menulis masih sangat terbatas, terlebih lagi untuk dapat menulis karangan deskripsi mereka kesulitan untuk dapat membedakan jenis- jenis karangan. Agar dapat menulis kadang-kadang siswa perlu dipacu dengan menggunakan teknik dan metode yang menarik. Untuk itu guru perlu mencari upaya yang dapat membuat siswa tertarik agar siswa dapat Menulis dengan bailk.
Dalam menulis dibutuhkan adanya ketelitian, kepaduan, keruntutan dan kelogisan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain, antara paragraf dengan paragraf berikutnya sehingga akan membentuk sebuah karangan yang baik dan utuh. Pengajaran menulis, khususnya menulis karangan narasi adalah keterampilan yang bertujuan untuk mengajukan suatu objek atau suatu hal yang sedemikian rupa, sehingga objek itu seolah-olah berada di depan kepala pembaca.
Menulis merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap siswa. Hal tersebut sangat penting untuk menuangkan segala perasaan, pendapat, dan pikiran. Oleh sebab itu, dalam kurikulum SD maupun MIN banyak dituangkan bahasan tentang menulis, baik menulis kalimat atau pun menulis bermacam-macam karangan. Pada kenyataannya, penguasaan materi dan pendekatan yang diterapkan oleh guru masih kurang optimal sehingga hasil yang diperoleh pun kurang optimal. Siswa juga masih merasa kesulitan untuk menulis. Meskipun bisa menulis, mereka melakukannya tanpa mengerti dan memahami jenis dan ciri-ciri karangan yang ditulis.
Melalui penelitian ini. peneliti mencoba satu pembaharuan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi yaitu melalui model pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share ini sebagai alternatif pembelajaran menulis karangan narasi sehingga diharapkan siswa akan lebih tertarik untuk menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan dan diharapkan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam pembelajaran menulis. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi pembelajaran yang baru agar dapat memberdayakan siswa. Strategi pembelajaran itu antara lain pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share).
Pembelajaran kooperatif tipe think pair share memungkinkan siswa Sekolah Dasar dapat belajar dengan bermakna. Pembelajaran kooperatif tipe TPS (think Pair Share) diharapkan dapat mendorong siswa agar menyadari dan menggunakan pemahamannya untuk mengembangkan diri dan penyelesaian berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pembelajaran kooperatif tipe think pair share yang demikian diharapkan siswa dapat mengerti makna belajar, manfaat belajar, status mereka, serta bagaimana mereka mencapai semua itu. Mereka akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari akan berguna bagi hidupnya nanti.
Model pembelajaran kooperati tipe TPS (Think Pair Share) diharapkan dapat mengenalkan atau menunjukkan, memotivasi, dan menarik minat siswa kelas V SD Negeri 1 Jeunib Kabupaten Bireuen dalam menulis paragraf deskripsi, dan diharapkan keterampilan menulis karangan narasi akan meningkat.
Peneliti bersama guru mencoba untuk menerapkan sebuah model pembelajaran untuk mengatasi rendahnya kemampuan siswa dalam hal penguasaan kaidah ejaan dalam bahasa tulis (terutama penulisan huruf, kata, dan tanda baca). Model pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran kooperatif Think Pair¬ Share (TPS). Pada penerapan model pembelajaran kooperatif TPS ini proses pembelajaran dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas 2-6 orang. Teknik ini mengutamakan kerja sama dari semua pihak dalam pembelajaran. Siswa dapat lebih aktif dan guru ikut terlibat dengan siswa dalam pembelajaran. Melalui keterlibatan guru tersebut, diharapkan berbagai kesulitan yang dialami siswa sebelumnya dapat diatasi dengan baik.
Ada beberapa pertimbangan dipilihnya model pembelajaran kooperatif TPS untuk diterapkan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Jeunib. Pertama, model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk bekerja sama. Hal ini karena siswa berpasangan sehingga mereka harus saling membantu untuk mencari informasi tentang materi yang diberikan oleh guru. Kedua, siswa dapat saling memberikan pengetahuan dan berinteraksi. Mereka dapat bertukar pengetahuan karena tidak semua siswa memiliki tingkat pengetahuan yang sama. Ketiga, kegiatan penyuntingan dengan menggunakan teknik ini akan mempermudah siswa untuk menemukan kesalahan penulisan ejaan karena tidak harus mencari kesalahan itu sendiri, melainkan dengan bantuan temannya.
Berdasar latar belakang tersebut di atas, peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tindakan kelas tentang "Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Dengan Model Pembelajarran TPS (Think Pair Share) pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Jeunib Kabupaten Bireuen.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1)        Pembelajaran menulis karangan memerlukan metode yang dapat membantu siswa sehingga seseorang tidak dapat melakukan tanpa mempelajarinya.
2)        Kesulitan-kesulitan dalam menulis karangan oleh siswa masih rendahnya.
3)        Guru memerlukan metode yang dapat memberikan solusi dalam belajar menulis karangan.

1.3  Rumusan Masalah
Dalam setiap penelitian suatu masalah diperlukan adanya kejelasan dari masalah yang menjadi obyek penelitian. Dalam hal ini diperlukan, rumusan sehingga tidak terjadi kesalahan. Berdasarkan hal tersebut kemudian dirumuskan pokok pembahasan sebagai berikut: bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis karangan narasi dengan model pembelajaran tipe TPS (Think Pair Share) pada siswa kelas V SD Negeri 1 Jeunib Kabupaten Bireuen?

1.4 Tujuan Penelitian
Adapun berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mendiskripsikan peningkatan kemampuan menulis karangan narasi dengan model pembelajaran tipe TPS (Think Pair Share) pada siswa kelas V SD Negeri I Jeunib Kabupaten Bireuen.

1.5 Manfaat Penelitian
1)        Manfaat Teoretis
Digunakan sebagai metode alternatif dalam pelajaran Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan materi menulis dan menambah wawasan baru pengembangan teori menulis sebagai upaya meningkatkan pemahaman dalam menulis khususnya menulis karangan.
2)        Manfaat Praktis
a)         Bagi Guru, dapat memperlancar proses pembelajaran bahasa khususnya keterampilan menulis dan memberikan pengalaman bahwa penerapan pembelajaran pemberian motivasi itu sangat bermanfaat ketika proses pembelajaran berlangsung.
b)        Bagi Siswa, dapat menumbuhkan minat menulis siswa dan dapat meningkatkan basil belajar serta kemaunpuan menulis siswa.
c)         Bagi Sekolah, dengan adanya penelitian tindakan kelas ini diharapkan adanya inovasi dalan: pembelajaran sehingga memberikan kontribusi dalam meningkatkan kwalitas pembelajaran di tingkat lembaga.

1.6 Definisi Operasional
Definisi Operasional ini adalah: peningkatan kemampuan menulis karangan narasi dengan model pembelajaran tipe TPS (Think Pair Share) pada siswa kelas V SD Negeri I Jeunib Kabupaten Bireuen. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)        Peningkatan adalah memberikan dorongan atau memberikan motivasi kepada anak tentang pembelajaran menulis karangan.
2)        Kemampuan adalah tingkat penguasaan, tingkat kemahiran, kompetensi siswa dalam materi.
3)        Menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa tulisan.
4)        Karangan adalah Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami,
5)        Narasi adalah bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman.
6)        Siswa adalah murid atau pelajar, terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah.

7)        Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share) adalah merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas

LINK UNDUH:

BAB I-III  : Download

BAB IV-V :Download

SEMOGA BERMANFAAT, SILAHKAN COMENT DAN SHARE KEPADA TEMAN-TEMAN LAIN.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Dengan Model Pembelajarran TPS (Think Pair Share) pada Siswa Kelas "

Post a Comment