3 Media Pembelajaran Yang sering Digunakan Pada Pendidikan Anak Usia Dini

3 Media Pembelajaran Yang tidak jarang Digunakan Pada Pendidikan Anak Usia Dini

1. Media Angka

Pengenal angka adalah sarana yang amat dibutuhkan untuk proses beranggapan karena menunjang pertumbuhan intelektual melewati pengalaman yang memperkaya cara beranggapan anak-anak. Berdasarkan keterangan dari Depdiknas (2007:1) mengaku bahwa: ”Kemampuan anak terhadap angka umumnya paling besar”. Di selama lingkungan kehidupan anak seringkali didatangi berbagai format angka, misalnya: pada jam dinding, uang, dan lain-lain.


Berdasarkan keterangan dari Mutiah (2010:162): Manfaat angka ialah akan meransang kesadaran anak terhadap angka-angka. Sehingga andai angka-angka dipelajari sebagai unsur rutinitas, maka anak bakal terbiasa dengan hitung menghitung ketika bermain”. Pembelajaran angka mempunyai sifat hierakis, dengan demikian pekerjaan pengembangan keterampilan konsep angka di TK pun perlu dilaksanakan secara bertahap. Hal ini mencoba mengindikasikan pentingnya konsep angka ini mulai diperkenalkan pada anak umur 4-5 tahun. Pengembangan ini yang seringkali yang dinamakan sebagai stimulasi konsep angka permulaan di TK.

Media Angka Pembelajaran Anak Usia Dini
Oleh sebab itu, dapat diputuskan bahwa: angka sudah menjadi unsur dalam kehidupan sehari-hari, maka pada ketika ini paling tepat sekali untuk memperkenalkan konsep angka atau matematika dasar untuk anak. Pengenalan konsep angka usahakan dilaksanakan melalui pemakaian benda-benda konkrit.

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menurut kitab pedoman pembelajaran di Taman Kanak-kanak (Depdiknas, 2007: 52-54) antara lain: a) mengenal angka 1-10 secara bertahap, b) menghitung benda 1 hingga 10, c) mengenal hitungan melewati lagu, d) mencocokkan besar kecilnya nilai angka, e) mencatat dan menebalkan angka, f) operasi hitungan 1-5, g) melafalkan angka secara berurutan 1-5 atau kebalikannya 5-1.

Guru memperkenalkan angka 1-10 secara bertahap dengan menunjukkan gambar yang jumlahnya sama dengan artikel angka di bawahnya. Kemudian guru menyuruh anak guna menghitung jumlah gambar itu dan mengindikasikan angka yang cocok dengan jumlah gambar. Kemudian anak disuruh menghitung 1-10 seraya menunjuk benda/gambar. Ajak anak guna mengulangi bilamana masih salah. Jika anak telah bisa, jumlah benda boleh ditingkatkan. Guru dapat memperkenalkan hitungan melewati lagu yakni dengan menyuruh anak mendendangkan lagu yang terdapat bilangan seraya memperagakannya.

Untuk mencocokkan besar kecilnya nilai angka, guru menunjukkan kedua gambar yang setiap jumlahnya berbeda. Kemudian guru mengerjakan tanya jawab dengan anak mengenai jumlah gambar tersebut. Kegiatan ini diulangi sejumlah kali supaya anak mengetahui perbedaan nilai angka tersebut. Anak disuruh untuk menyambung titik-titik yang berbentuk angka. Kemudian disuruh untuk menulis emblem bilangan dari jumlah benda yang ditunjuk,pekerjaan ini dilaksanakan untuk pembelajaran dalam mencatat dan menebalkan angka. Anak juga disuruh untuk mengenal operasi hitungan 1-5 melalui pekerjaan pembelajaran dalam enumerasi dan pengurangan 1-5 dengan memakai benda, gambar atau jari tangan. Untuk melafalkan angka secara berurutan 1-5 atau kebalikannya 5-1, anak disuruh menyebut angka 1,2,3,4,5 atau sebaliknya 5,4,3,2,1.

Kegiatan pembelajaran mengenal hitungan dan angka merupakan pekerjaan persiapan guna belajar berhitung. Kegiatan pembelajaran dicocokkan dengan tahap pertumbuhan anak. Pada umur dini/anak umur TK ialah masa yang paling strategis untuk memperkenalkan berhitung, sebab usia TKpaling peka terhadap stimulasi yang diterima dari lingkungan.

Langkah-langkah pembelajaran keterampilan membilang anak TK (Sudaryanti, 2006: 5-17) dapat dilaksanakan dengan cara: a) menghitung dengan jari, b) menghitung benda-benda, c) berhitung seraya berolahraga, d) berhitungseraya bernyanyi, e) menghitung diatas sepuluh, f) mencatat angka, g) memasangkan angka, h) mencocokkan angka.

2. Media Balok

Eliyawati (2005:65), mengungkapkan media balok adalah sebuah perangkat permainan meliki jenis-jenis perangkat permainan edukatif guna anakumur dini diantaranya:
a. Alat permainan edukatif untuk keterampilan berbahasa Peabody
b. Alat permainan edukatif ciptaan Montessory
c. Balok Cuisenaire
d. Alat permainan edukatif ciptaan Froebel.

Dari deskripsi yang sudah diuraikan menurut keterangan dari eliyawati tentang alat permainan edukatif, saya dan anda bisa mengetahui bahwa Balok tergolong ke dalam media pembelajaran perangkat permainan edukatif atau APE. Disebut perangkat permainan edukatif sebab balok cuisenaire adalah media yang dapat menambah aspek-aspek pertumbuhan anak umur dini, terutama pada aspek keterampilan berhitung atau kognitif.
Eliyawati, C (2005:91) perangkat permainan edukatif bermanfaat sebagai perangkat untuk menolong dan menyokong proses edukasi dan pekerjaan pembelajaran anak umur dini dalam mengembangkan keterampilan berhitung anak, pengenalan bilangan dan

untuk peningkatan kemampuan anak dalam berpikir supaya lebih baik, menarik, dan bisa mengembangkan semua aspek pertumbuhan anak. Memberi peluang pada anak umur dini untuk mendapat  pengetahuan baru dan memperkaya pengalamannya dengan sekian banyak  alat permainan serta memberi peluang pada anak umur dini guna mengenali lingkungan sampai-sampai mengajarkan pada anak untuk memahami kekuatan dirinya.


Media Balok Pembelajaran Anak Usia Dini

Bentuk Balok
Sudono, A (2010:20) menyampaikan bahwa media balok dibuat Oleh George Cuisenaire Dari Belgia, sebab ia meneliti sulitnya pemahaman matematika pada anak. Eliyawati, C (2005:69) menyampaikan bahwa George Cuisenaire membuat balok Cuisenaire guna mengembangkan keterampilan berhitung anak, pengenalan bilangan dan guna peningkatan kemampuan anak dalam bernalar.

Balok terdiri dari balok-balok yang berukuran:
a) 1 x 1 x 1 cm dengan warna kayu asli/Putih
b) 2 x 1 x 1 cm berwarna merah
c) 3 x 1 x 1 cm berwarna hijau muda
d) 4 x 1 x 1 cm berwarna merah muda
e) 5 x 1 x 1 cm berwarna kuning
f) 6 x 1 x 1 cm berwarna hijau tua
g) 7 x 1 x 1 cm berwarna hitam
h) 8 x 1 x 1 cm berwarna coklat
i) 9 x 1 x 1 cm berwarna biru tua
j) 10 x 1 x 1 cm berwarna jingga

Tahap Penggunaan Media Balok
Sudono, A (2010:21), menyampaikan metode guna lebih mengetahui konsep balok dibuka dengan tahap:
a. Menghitung tanpa mengerti, asal urutannya cocok (root counting).
b. Menghitung dan memadukan satu-satu (one to one correspondence)
c. Menghitung dengan memakai syair-syair simpel yang di dalamnya ada bilangan dan terakhir anak menciptakan karpet segi empat yang kemudiandipakai untuk mengungkapkan sejumlah istilah matematis
d. Menggunakan balok cuisenaire secara bebas dengan memakai bahasa.
e. Anak menciptakan karpet berbentuk segi empat yang kemudian dipakai untuk mengungkapkan sejumlah istilah matematis. Hal ini sangat menolong wawasan beranggapan dan penguasaan bahasa anak.
Media Balok meluangkan model dasar guna angka 1 hingga 10. Balok berwarna kayu atau putih mewakili angka 1 dan merah mewakili angka 2,sebab balok merah memiliki panjang yang sama dengan dua buah balok putih. Balok-balok dari warna hijau muda hingga oranye mewakili nilai dari 3 hingga 10.

3. Media Gambar

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:42), gambar ialah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya). Gambar adalahmedia visual dua demensi di atas bidang yang tidak transparan. Guru dapatmemakai gambar guna memberi cerminan tentang sesuatu sampai-sampai penjelasannya lebih konkret dari pada bila diuraikan dengan kata-kata. Melalui gambar, guru bisa menerjemahkan ide-ide abstrak dalam format yang lebih realistik.

Berdasarkan keterangan dari Farida (2010:12) mengaku bahwa "Alam pikir anak ialah gambar. Dengan ucapan lain, 'bahasa alam pikir anak ialah bahasa gambar. Semua informasi yang dia terima, bakal dia pikirkan di alam pikirannya dalam format konkret, format yang cocok dengan pemikirannya sendiri". Agar menjadi efektif, gambar usahakan ditaruh pada konteks yang bermakna dan murid harus berinteraksi dengan gambar (image) tersebut untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.

Berdasarkan keterangan dari Gerlach dan Ely dalam Sri Anitah (2009:7-8)mengaku bahwa: Gambar tidak melulu bernilai seribu bahasa, tetapi pun seribu tahun atau seribu mil. Melalui gambar dapat diperlihatkan kepada pebelajar sebuah tempat, orang, dan segala sesuatu dari wilayah yang jauh dari cakupan pengalaman pebelajar sendiri. Gambar pun dapat memberikan cerminan dari masa-masa yang sudah lalu atau foto (gambaran) masa yang bakal datang.


Media Gambar Pembelajaran Anak Usia Dini

Manfaat Media Gambar

Berdasarkan keterangan dari Basuki Wibawa (2001:42), Manfaat yangdidapatkan dalam proses belajar menyimak dengan memakai media gambarialah anak dapat mengetahui isi gambar, sampai-sampai anak lebih termotivasi dan lebih tertarik untuk menyimak dan memahami isi kisah bergambar. Dengan demikian membaca untuk anak butuh disediakan media sebagai visualisasi supaya dapat unik minat menyimak sehinggaketerampilan anak bisa lebih bertambah dibanding sebelum memakai media gambar.
Penemuan-penemuan dari penelitian tentang nilai untuk gambar diam tersebut, memiliki sejumlah implikasi untuk pengajaran, yaitu:
a) Bahwa pemakaian gambar dapat memicu minat atau perhatian siswa
b) Gambar yang dipilih dan diadaptasi secara tepat, menolong siswamengetahui dan menilik isi informasi bahan-bahan verbal yang menyertainya.
c) Gambar-gambar dengan garis simpel sering kali bisa lebih efektif sebagai paparan informasi ketimbang gambar dengan bayangan, atau juga gambar forografi yang sebenarnya. Gambar-gambar realisme yang menyeluruh yang memenuhi penonton dengan informasi visual yang terlampau banyak, ternyata tidak cukup baik sebagai perangsang belajar dikomparasikan gambar atau foto yang simpel saja.
d) Warna pada gambar diam seringkali menimbulkan masalah. Sekalipun gambar berwarna lebih memikat perhatian murid dari pada yang hitam putih,tetapi tak tidak jarang kali gambar berwarna adalahpilihan terbaik untuk melatih atau belajar. Suatu studi menyarankan supaya pemakaian warna mestilah realistik dan bukan sebatas demi menggunakan warna saja. Kalau pada sebuah gambar hitam putih ditambahkan melulu satu warna, makabarangkali akan meminimalisir nilai pengajarannya. Tapi, bila yangbakal diajarkan tersebut memang mencantol konsep warna, maka gambar-gambar dengan warna yang realistik memang lebih disukai.
e) Kalau bermaksud melatih konsep yang mencantol soal gerak, suatu gambar diam (termasuk film rangkai) barangkali akan tidak cukup efektifdikomparasikan dengan sepotong film bergerak yang mengindikasikan gaya (action) yang sama. Dalam urusan ini, sebuah urutan gambar diam,laksana yang diciptakan dengan kamera potret 35 mm dapat meminimalisir terlalu banyaknya informasi yang diperlihatkan oleh film bergerak.
f) Isyarat yang mempunyai sifat verbal atau simbol-simbol laksana tanda panah atau pun firasat lainnya pada gambar diam bisa memperjelas ataubarangkali pula merubah pesan yang sebetulnya dimaksudkan guna dikomunikasikan.

Berdasarkan keterangan dari Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001:42)mengaku bahwa: Media visual dalam proses belajar melatih dapatbermanfaat untuk:
(a) Pengembangan keterampilan visual;
(b) Membantu khayalan anak;
(c) Membantu menambah penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak, atau peristiwa yang tidak barangkali dihadirkan di dalam kelas;
(d) Mengembangkan kreativitas siswa.

Bentuk media gambar dapat berupa gambar yang diciptakan dari kertas karton atau semacamnya yang tidak tembus cahaya. Contohnya lukisan, potret, gambar dari majalah atau gambar yang disertai kata atau kalimat. Dengan adanya media gambar dalam proses belajar tersebut diinginkan guru dan murid dapat mengungkapkan isi tentang gambar tersebut sesudah menganalisa dan memikirkan informasi yang terdapat dalam gambar tersebut. Jadi media gambar ialah gambar yang diciptakan pada kertas karton atausemacamnya yang bisa memberikan cerminan tentang segala sesuatulaksana binatang, orang, lokasi atau peristiwa. Foto dilaksanakan jugabisa dijadikan media gambar untuk diperlihatkan kepada murid untukmenggali informasi dan di ajak menyajikan.



Semoga Bermanfaat......

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "3 Media Pembelajaran Yang sering Digunakan Pada Pendidikan Anak Usia Dini"

Post a Comment