Transformasi Pertanian Dan Pembangunan Daerah Pedesaan
Transformasi Pertanian Dan Pembangunan Pedesaan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu negara dapat
disebutkan sebagai negara yang baik ialah jika negara tersebut
dapat menyeimbangkan, menyelaraskan, serta mengoptimalkan seluruh sektor-sektor urgen dan strategis yang mereka
miliki sampai-sampai sektor-sektor itu dapat menyerahkan hasil yang
bermanfaat untuk tatanan perekonomian nasional negara yang
bersangkutan.Sudah tidak sedikit negara
yang dapat memajukan
perekonomian mereka dengan mengoptimalkan dan menyelaraskan seluruh sektor yang mereka miliki laksana negara-negara di Eropa.Tetapi tidak sedikit pula negara-negara yang
belum dapat memajukan
perekonomiannya sebab negara itu belum dapat menyelaraskan dan mengoptimalkan sektor-sektor yang mereka
miliki.
Setiap negara mempunyai
sumber daya yang bertolak
belakang satu sama lain
sampai-sampai sektor-sektor yang
dirasakan strategis telah barang pasti akan bertolak belakang satu sama lain. Bagi negara yang memiliki
lahan lumayan luas dan memiliki letak geografis serta iklim
yang menguntungkan maka sektor pertanian
bakal adalah sektor yang paling strategis untuk negara tersebut.
Salah satu teknik
untuk membina perekonomian
nasional sebuah negara ialah dengan teknik membangun sektor pertanian dan wilayah pedesaan tersebut dengan
baik. Tidak bisa dipungkiri
bahwa sektor pertanian dan pedesaan dapat menolong meningkatkan perekonomian nasional.Secara tradisional,
peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi hanya di anggap pasif dan sebagai bagian penunjang semata.Berdasarkan
keterangan dari histori di negara-negara barat, pembangunan ekonomi
identik dengan transformasi struktural yang cepat terhadap perekonomian yaitu dari perekonomian yang bertumpu
pada pekerjaan pertanian menjadi
industri canggih dan pelayanan
masyarakat yang lebih kompleks. Maka peran utama pertanian hanya dirasakan sebagai sumber tenaga kerja
dan bahan-bahan pangan yang murah demi berkembangnya sektor industri yang
dinobatkan sebagai sektor unggulan dinamis dalam strategi pembangunan ekonomi
secara keseluruhan.Berdasarkan
keterangan dari model pembangunan Lewis (dua sektor) bahwa pembangunan
yang menitikberatkan pada pengembangan sektor industri secara cepat, dimana
sektor pertanian hanya di anggap sebagai
pelengkap atau penunjang yakni sebagai
sumber tenaga kerja dan bahan pangan yang murah.
Transformasi Pertanian Dan Pembangunan Pedesaan |
Para ekonom mulai menyadari bahwa wilayah pedesaan pada
lazimnya dan sektor pertanian pada terutama ternyata tidak hanya mempunyai sifat positif
namun jauh lebih urgen dari sebatas penunjang dalam proses
pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Salah satu teknik untuk membina perekonomian
nasional sebuah negara ialah dengan teknik membangun sektor pertanian dan wilayah pedesaan tersebut
dengan baik. Tidak bisa dipungkiri
bahwa sektor pertanian dan pedesaan dapat menolong meningkatkan perekonomian nasional.Hal ini sudah diperlihatkan oleh negara-negara maju laksana USA, Inggris, Kanada, Jepang
dll. Negara-negara tersebut
memperlihatkan bahwa pembangunan sektor pertanian dan pedesaan mereka
dapat menolong perekonomian
nasional mereka dengan menyerahkan kontibusi untuk perekonomian di samping sektor industri yang telah menjadi sektor tumpuan dalam perekonomian mereka.
Berbagai kontribusi yang dapat diberikan mencakup (1) Peningkatan Lapangan
Pekerjaan sampai-sampai secara
otomatis bakal menurunkan
tingkat angka pengangguran (2) Untuk
mengurangi tingginya tingkat urbanisasi di negara tersebut , dan (3) Sebagai penyeimbang dalam perkembangan sektor industri.
Suatu urusan yang
sangatlah tepat bila hendak memperbaiki
tatanan ekonomi yang terdapat di
negara-negara yang memiliki wilayah pertanian
yang luas ialah dengan membangun wilayah tersebut yang nantinya tentu akan ikut berperan serta dalam membetulkan struktur tatanan ekonomi
di negara yang bersangkutan.
B. Tujuan dan Manfaat
• Mengetahui
lebih jauh mengenai sektor
Pertanian
• Mengetahui
struktur sistem Pertanian (Agraria) dunia
• Mengetahui
apa penyebab semakin memburuknya kinerja pertanian pada negara berkembang.
• Mengetahui
peran kaun perempuan dalam
pertanian
• Mengetahui
bagaimana teknik membangun wilayah pedesaan, kebijakan-kebijakan
pendukungnya, serta keterpaduan antara
destinasi pendukung
• Mencari penyelesaian yang mesti dilaksanakan oleh negara
berkembangguna menciptakan wilayah pertanian dan pedesaan
sebagai di antara sektor yang dapat diandalkan
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan keterangan dari analisis pembangunan ekonomi wilayah yang dipaparkan neoklasik,
sangat menyerahkan konsep urgen dalam pembangunan ekonomi
daerah.Namun peranan teori ekonomi Neoklasik tidak terlampau besar dalam
meneliti pembangunan wilayah (regional).Tetapi
teori inimenyerahkan dua konsep
pokok dalam pembangunan ekonomi wilayah
yaituekuilibrium dan
mobilitas hal produksi. Artinya,
sistem perekonomianbakal mencapai ekuilibrium alamiahnya andai modal dapat mengalir tanpa restriksi (pembatasan). Oleh sebab itu, modal bakal mengalir dariwilayah yang berupah tinggi mengarah ke ke wilayah yang berupah rendah. Jika diciptakan secara ringkas :
Pembangunan
wilayah = f (SDA, Tenaga kerja, Investasi, Entrepreneurship,
Transprotasi, Komunikasi, Komposisi industri, Teknologi, Luas daerah, Pasar
ekspor, Situasi ekonomi internasional, Kapasitas pemerintah daerah, Pengeluaran
pemerintah, dan pertolongan pembangunan).
Suatu strategi pembangunan ekonomi yang dilandaskan pada
prioritas pertanian dan ketenagakerjaan
sangat tidak membutuhkan tiga bagian pelengkap dasar, yakni:
1) Percepatan
perkembangan output melewati serangkaian
penyesuaian teknologi, institusional, dan insentif harga yang eksklusif dirancang untuk menambah produktivitas semua petani kecil.
2) Peningkatan permintaan dalam negeri terhadap output pertanian yangdidapatkan dari strategi pembangunan
perkotaan yang berorientasikan pada upaya pembinaan ketenagakerjaan.
3) Diversifikasi
pekerjaan pembangunan wilayah pedesaan
yang mempunyai sifat padat
karya, yakni nonpertanian, yang
secara langsung dan tidak langsung
bakal menunjang dan ditunjang oleh masyarakat pertanian.
Harus dikenang bahwa
tanpa pembangunan wilayah pedesaan
yang integratif,perkembangan industri
tidak bakal berjalan dengan fasih dan kalaupundapat berjalan, perkembangan industri itu
akan menciptakan sekian banyak ketimpangan internal yang paling parah dalam perekonomian
bersangkutan. Pada gilirannya, segenap ketimpangan itu akan memperparah masalah-masalah kemiskinan, ketimpangan
pendapatan, serta pengangguran.
A. Sektor Pertanian
Pertanian adalahsuatu
proses guna menghasilkan bahan
pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan teknik memanfaatkan sumber daya alam yakni sumber daya tanaman
dan sumber daya hewan. Pemanfaatan kedua sumber daya ini usahakan dilaksanakan secara baik dan
efisien, sampai-sampai nantinya
sektor pertanian bisa menghasilkan
output yang berbobot | berbobot |
berkualitas baik dan jumlah dari output tersebut dapat untuk mencukupi
keperluan pangan dalam negeri. Namun demikian, sampaiketika ini masih pun ditemukan kasus-kasus yang paling merugikan untuk perkembangan sektor pertanian
yaitu permasalahan seperti
penangkapan ikan dengan memakai pukat
harimau dan bahan peledak yang nantinya
bisa merusak ekosistem di dasar laut, perburuan fauna di hutan dan penebangan hutan secara ilegal serta timbulnya proyek-proyek kompleks yang dalam pelaksanaannya dilaksanakan dengan teknik mengambil luas lahan sawah dan
hutan yang ada.
Sebenarnya di
antara sektor urgen dalam
perekonomian Indonesia ialah sektor
pertanian yang adalahpenerapan
akal dan karya insan melalui
pengendalian proses buatan biologis
tumbuh-tumbuhan dan hewan, sampai-sampai
lebih bermanfaat untuk manusia.
Tanaman bisa diibaratkan sebagai
pabrik primer sebab dengan menggunakan bahan dasar langsung dari
alambisa menghasilkan bahan
organik yang bermanfaat untuk manusia
baik langsung maupun tidak langsung.
Usaha pertanian mempunyai
dua ciri urgen yaitu :
1. Selalu melibatkan barang dalam volume besar
2. Proses buatan yang
mempunyai resiko yang relatif
tinggi
Dua karakteristik
ini muncul sebab pertanian
melibatkan makhluk hidup dalam satu atau
sejumlah tahapnya dan
membutuhkan ruang guna kegiatantersebut serta jangka masa-masa tertentu dalam proses
produksi. Beberapaformat pertanian canggih (misalnya budidaya alga dan
hidroponika) sudah dapat
mengurangkan ciri-ciri ini tetapi
mayoritas usaha pertanian dunia masih menggunakan format dan teknik pertanian
yang lama.
Dalam rangka
menambah taraf hidup kumpulan masyarakat
yang sangat miskin, upaya yang dilaksanakan harus langsung ditunjukkan kepadakumpulan penduduk yang
bersangkutan.Karena pada lazimnya merekabermukim di pedesaan dan bekerja di
sektor pertanian, maka kunci pengentasan kemiskinan terletak pada pembangunan
sektor pertanian secara sungguh-sungguh.Revolusi hijau paling berperan dalam
menambah jumlaharea garapan
dan mendongkrak output.Sayangnya
, guna yang dihsilkan tidak tidak jarang kali menyebar ke distrik lain atau menyokong pelestarian lingkungan yang
berkelanjutan.
Organisasi Pangan Dunia (FAO), berulang kali sudah memperingatkan bakal adanya bencana kelemahan pangan yang gawat. FAO
baru-baru ini pun memperkirakan
bahwa sebab penyediaan pangan
yang jauh dari mencukupi itu,
lebih dari 270 juta diantara 750 juta jiwa total warga afrika menderita
kelemahan gizi.
Penyebab utama memburuknya kinerja pertanian di negara-negara
dunia ketiga terabaikannya sektor yang sangat urgen ini dalam perumusan prioritas pembangunan oleh pemerintah tersebut sendiri.Diperparah lagi
dengan gagalnya pengamalan investasi
dalam perekonomian industri perkotaan, yang terutama diakibatkan oleh
kekeliruan dalam memlih strategi industrialisasi subtitusi impor dan
penetapan nilai kurs yang telalu tenggi.
B. Struktur Sistem Pertanian (Agraria) Dunia
Jika diacuhkan bahwa situasi pertanian yang ada kini ini padamayoritas negara miskin,
bakal segera disadari bahwa betapa tidak sedikit tugas-tugas yang mesti dilakukan sesegera mungkin. Perbandingan sekilas antara
produktivitas pertanian di negara maju dengan negara berkembang bakal memperjelas cerminan suram tersebut. Sebenarnya,
sistem atau pola pertanian yang
terdapat di dunia ini dapat
dipecah menjadi 2 pola yang
bertolak belakang yaitu :
• Pola pertanian di negara-negara maju yang mempunyai tingkat efisiensi tinggi,
dengan kapasitas buatan dan
rasio output per tenaga kerja yangpun tinggi, sampai-sampai jumlah petani yang tidak banyak dapatmeluangkan bahan pangan untuk seluruh penduduk.
• Pola pertanian yang tidak atau tidak cukup berkembang yang terjadi di negara-negara
berkembang.Tingkat produktivitasnya begitu rendah sampai-sampai hasil yang
didapatkan acapkali tidak bisa memenuhi keperluan para petaninya
sendiri.Jangankan guna mencukupi keperluan pangan penduduk wilayah perkotaan, untuk kebutuhan sehari-hari semua petanitersebut saja, hasil-hasil pertanian yang terdapat tidak mencukupi.
Di sebanyak negara-negara
yang berkembang, pertaniannya mempunyai
sifat subsisten.Jangankan guna mencukupi keperluan pangan wilayah perkotaan untuk kebutuhan sehari-hari semua petani tersebut saja tidak memadai. Sedangkan di negara-negara maju perkembangan output pertanian yang
mantap telah dilangsungkan sejak
pertengahan abad ke-18. Laju
perkembangan tersebut dipacu oleh
pertumbuhan teknologi dan pengetahuan biologi, yangdapat menghasilkan tingkat
produktivitas tenaga kerja dan lahan yang lebih tinggi lagi.
Gambaran buatan pertanian
tersebut bertolak belakang sekali
dengan yangdirasakan oleh
negara-negara dunia ketiga.Di negara-negara miskin, metodebuatan pertanian dari masa-masa ke masa-masa tidak merasakan
perubahan berarti.Sampai sekarang, semua petani di negara-negara berkembang masihtidak sedikit yang memakai metode buatan yang telah dipraktekkansemenjak ratusan yang lampau. Dengan
teknologi pertanian dan pemakaian masukan
(input) tradisional diluar tenaga kerja
insan yang sama, kitamemahami dari
prinsip pendapatan hasil yang
semakin berkurang (diminishing returns) bahwa andai semakin tidak
sedikit orang yangmenggarap sebidang
lahan maka tingkat produktivitas marjinal bakal semakin menurun sebagai hasil kesudahannya standar hidup petani pedesaan di negara-negara dunia
ketiga terus memburuk.
Sehingga antara negara maju dan negara berkembang hadir suatu kesenjangan yang dinamakan sebagai kesenjangan
produktivitas. Pada tahun 2000 kesenjangan produktivitas ini bertambah menjadi lebih dari 50
banding 1, dimana negara-negara yang berpendapatan rendah (produktivitasnya
rendah) nilai tambah per pekerja sektor pertanian ialah 346 dolar sementara
di negara maju laksana Inggris,
Swedia, Jepang masing-masing ialah 34.730
dolar, 34.285 dolar, dan 30.620 dolar. Dari urusan ini dapat
disaksikan dan diperlihatkan bahwa
tingkat kesenjangan produktifitas antara negara maju dengan negara berkembang lumayan tinggi dan urusan ini adalahsebuah suasana yang paling memprihatinkan.
C. Penyebab-Penyebab Semakin Memburuknya Kinerja
Pertanian di Negara Berkembang
Penyebab semakin memburuknya kinerja pertanian di negara
berkembang ialah karena tidak sedikit negara berkembang yang
memiliki wilayah pertanian yang lumayan luas tetapi tidak dapat memanfaatkan keunggulan luas lahan pertanian yang
mereka miliki. Negara itu masih
terpengaruh olehsemua teoritisi
barat bahwa yang didengung-dengungkan
ialah bagaimanateknik membangun
dan memajukan perekonomian sebuah bangsa yakni denganteknik mengganti perekonomian agraris menjadi perekonomian
industri, dantidak sedikit negara
berkembang yang menempatkan dasar
pemikirantersebut dalam struktur
tatanan perekonomian mereka. Ternyata strategi tersebut paling tidak sesuai untuk
diterapkan di negara-negara tersebut.Hal ini terjadi sebab memang infrastruktur pembangunan industri di negara itu memang belum terdapat secara lengkap. Maka salah
satudampak yang dimunculkan dari masalah ini ialah tingginya angka migrasisemua penduduk dari desa ke kota yang
sebenarnya wilayah perkotaantelah terlampau padat untuk para warga sementara lahan garapan pertanian yang terdapat di desa ditinggalkan dan
tidak terdapat generasi penerus
yang bakal mengelola sebab para pemuda dan pemudi desa
memilih untuk mengerjakan migrasi
ke kota supaya bisa bekerja di
perkantoran atau di sektor industri
beda dengan harapan mendapat standar hidup yang lebih baik. Dari
kejadian ini maka karena dan
masalah yang dimunculkan di
negara tersebut ialah :
• Lapangan
kegiatan di kota semakin sedikit. Hal ini disebabkan karena banyaknya tenaga kerja yang menggali pekerjaan disana sampai-sampai terjadi kompetisi yang paling ketat antara semua
pencari kerja.
• Lahan garapan pertanian di desa mulai terbengkelai. Hal
ini disebabkan karena semua pemuda dan pemudi desa mengerjakan migrasi ke kota untukmenggali pekerjaan disana sampai-sampai orangtua mereka di desa
yangtelah berumur tua kerepotan guna mengelola lahan petaniannya yang
luas. Sehingga produktivitas mereka berangsur-angsur turun seiring bertambahnyaumur mereka.
• Semakin sedikitnya tenaga kerja yang ada guna mengelola lahan pertanian yang
luas di wilayah pedesaan maka
produktivitas sektor pertanian tersebut
pun akan turun. Dampaknya pun akan dialami oleh negara itu yaitu dimana negara-negara yang mempunyai lahan pertanian yang luastelah mulai mengimpor bahan pangan
untuk mengawal kestabilan pangan
nasional mereka misal yang sangat jelas ialah di negara anda sendiri.
Hal ini pasti sangat menyedihkan mengingat negara kita memiliki lahan pertanian yang lumayan luas namun negara anda harus
mengimpor bahan pangan dari negara yang luas lahan pertaniannya lebih kecil
dari negara kita.Sebenarnya andai lahan
pertanian negara anda dikelola
dengan baik maka negara anda tidak perlu
mengimpor bahan pangan bahkan negara kitadapat menjadi negara pengekspor bahan pangan.
• Hal yang pun menjadi
penyebab utama dari semakin memburuknya kinerja pertanian ialah terabaikannya sektor yang
sangat urgen dalam perumusan
prioritas pembangunan oleh pemerintahan negara yang bersangkutan.Terabaikannya
sektor pertanian itu diperparah
lagi dengan gagalnya pengamalan investasi
dalam perekonomian industri perkotaan, yang terutama diakibatkan oleh
kekeliruan dalam memilih strategi industrialisasi substitusi impor dan
penetapan nilai kurs yang terlampau tinggi.
D. Peran Penting Kaum Wanita
Kaum perempuan
adalahsumber tenaga kerja ekstra
guna mengurusitumbuhan pangan,
mengurus konsumsi keluarga, merawat ternak,
menekuni industri lokasi tinggal tangga
untuk menggali sedikit tambahanpendapatan keluarga, mengoleksi kayu bakar dan air,
memasak, sertamenggarap segala
urusan lokasi tinggal tangga.
Fungsi itu praktismenguras seluruh waktu, sampai-sampai jam kerja semua wanita lebih panjang dan lebih
berat bila dikomparasikan dengan
jam kerja kaum pria. Kini jelaslah bahwa
sebab kaum wanita paling berjasa
dalam menyumbangkansebanyak besar
output pertanian, maka masing-masing program
reformasi pertanian melulu akan sukses jika mengakui dan melibatkan upaya
pembinaan terhadap produktivitas mereka.
Ilmu Ekonomi Pembagunan Sektor Pertanian: Transisi dari
Pola Pertanian Subsisten ke PolaPertanian Komersial yang Terspesialisasi
TIGA TAHAP POKOK DALAM EVOLUSI POLA PRODUKSI PERTANIAN
1. Pola
Primitif
Usaha tani subsisten murni yang berskala kecil (petani melulu bertani) dengan tingkat buatan yang rendah.
2. Pola
Pertanian Keluarga Campuran
Sebagian hasil pertanianya di untuk untuk konsumsi
individu dan sebagiannya di jual di pasar.
3. Pola
Pertanian Modern
Yang secara khusus
telah mengara pada usaha-usaha
perniagaan dengan tingkat produktivitas yang tinggi sudah terspesialisai.
Pertanian Subsisten: Pencegahan Risiko, Ketidakpastian,
dan Upaya menjaga Kelangsungan
Hidup
Sebagian output dikonsumsi sendiri oleh family petani, (hanya beberapakecil sisahnya yang di jual
atau di perdagangkan di pasar – pasar lokal). Produk adalannya ialah beberapa jenis biji-bijian
bahan pangan pokoklaksana gandum,
padi, jagung, barley, dan sorgum. Tingkat output produktifitasnya rendah karena melulu menggunakan metode buatan sertaperlengkapan tradisional yang sederhana. Salah satu hal produksinya yang utama ialah lahan dan tenaga kerja. Sampai ketika inipola pertanian dimayoritas negara-negara berkembang
masih berada pada etape subsisten.
Teori-teori
buatan dua-faktor tradisional neoklasik memandang lahan (dan mungkin pun modal) mempunyai
sifat tetap, tenaga kerja adalahsatu-satunya
input variabel, dan laba maksimum memberika sejumlah masukan kedalam ekonomi pertanian subsisten. Secara
lebih spesifik, faktor-faktor tersebut
meluangkan dasar pemikiran ekonomi guna menyoroti rendahnya tingkat produktivitas pertanian
tradisional di negara-negara berkembang dalam format hukum produktivitas marjinal yang semakin menurun (law of
diminishing marginal productivity).
Pertanian subsisten memiliki risiko yang
paling tinggi dan sarat tidak
kepastian. Dalam kenyataannya, pada
sejumlah kasus tertentu, kehidupaninsan (para petani) bahkan turut dipertaruhkan.
Upaya pencegahan risiko yang dilaksanakan oleh semua petani
denganteknik memilih teknologi
dan jenis tumbuhan pangan
tradisional yang hasil rata-ratanya (mean) relatif rendah dengan varians
(variance) risiko yang pun rendah
(tidak jauh dari nilai mean atau angka rata-ratanya), bukanya teknologi tumbuhan yang hasil rata-ratanya
lebih tinggi, namun varians
risikonya pun lebih tinggi.
Pertanian Untuk Hasil
dan Pasar-pasar Faktor Produksi yang Saling Berkaitan
Kecenderungan
semua petani kecil guna menghindari
risiko pun membantu menjelaskan kenapa praktik pertanian untuk hasil (sharecropping) terusdilangsungkan di area Asia dan Amerika Latin. Petani untuk hasiltersebut terjadi andai seorang
petani kecil mengerjakan sebidang
lahankepunyaan tuan tanah.
Sebagai imbalanya, ia berhak menemukan sekian
persen atas hasil panenya nanti,
contohnya separuh gandum atau padi yang ditanamnya. Pembagian tersebut pun bervariasi.
Sejak dulu semua ekonom
mengangap praktik untuk hasil
ini sebagai satupekerjaan ekonomi
yang tidak efisien. Menutur observasi Alfret Marshall, praktik tersebut membuat semua petani melulu menerima separuhpenghasilan
hari produk marjinalnya, sehinga
semangat kerja merekamelulu sekedarnya.
Transisi Menuju Pertanian Campuran dan Terdiversifikasi
Pada etape ini, tumbuhan pokok tidak mendominasi
hasil-hasil pertaniansebab para
petani telah mulai menanan
jenis-jenis tumbuhan perdangangan
yang baru dan relatif mudah dipasarkan seperti
buah- buahan, sayur-sayuran, kopi, teh, dan produk usaha peternakan lainnya.
Usaha-usahalaksana ini paling cocok untuk negara–negara berkembang untuk memanfaatkan jumlah tenaga kerja yang belimpah secara lebih
baik dan efisien. Pola pertanian yang terdiversifikasi ini pun dapat mengurangiakibat negatif atas terjadinta
kegagalan panen tumbuhan pokok
danmenyerahkan semacam garansi arus penghasilan minimal untuk
para petani.
Dari Divergensi ke Spesialisasi : Pertanian Komersial
Modern
Dalam pola pertanian terspesialisai atau pertanian eksklusif pengadaan bahan pangan guna keluarga dan sebanyak surplus yang bisa di jual bukan lagi adalahtujuan pokok disini yang menjadi kriteria keberhasilanialah besar atau kecilnya kenuntungan
komersial dan hasil maksimum perhektar lahan yang di upayakan dengan sekian banyak metode produksicanggih (pemakain sistem irigasi yang efisien, bibit-bibit ungul
yang terbaik, dan pemakaian peptisida
yang ampuh dan aman.
Beberapa krakteristik umum dari pertanian yang
terspesialisasi diantaranya
ü Penggunaan
jenis tumbuhan tertentu
ü Pemakaian
modal secara intensif
ü Penggunaan
teknik-teknik produksi canggih yang irit tenaga kerja
ü Pengembangan
skala ekonomi yang besar untuk
meminimalisir unit-unitongkos dan
memaksimalkan keuntungan.
E. Pembangunan Daerah Pedesaan, Kebijakan-kebijakan
Pendukungnya, Serta Keterpaduan Antara Tujuan Pendukung
Di wilayah pedesaan
pada mayoritas negara berkembang
umumnya memiliki luas lahan yang
sempit, modal relatif kecil, sementara jumlah
tenaga kerja yang terdapat melimpah.
Dalam situasi tersebut yang adalahmasalahkenapa pembangunan di pedesaan tidak cocok dengan harapan, dimanadestinasi utama pembangunan pertanian dan wilayah pedesaan di negara berkembang ialah untuk membetulkan taraf
hidup masyarakat di pedesaanmelewati peningkatan
pendapatan, total buatan atau
output, dan produktifitas petani kecil sehingga dibutuhkan syarat-syarat
untuk terlaksananya pembangunan
wilayah pedesaan. Syarat-syarat terlaksananyasebuah pembangunan wilayah
pedesaan antara beda melalui kepandaian Land Reform.
Struktur usaha tani dan pola kepemilikan lahan mesti dicocokkan dengandestinasi utama yang berisikan ganda,
yaitu penambahan produksi bahan
pangan, serta pemerataan segala guna atau
keuntungan-keuntunganperadaban pertanian
pada sisi lain.
Pembagian sektor pertanian dan pedesaan melulu akan sukses membawa manfaat
andai ada usaha bareng antara
pemerintah dengan seluruh petani,tidak saja dengan petani besar saja.
Program Land Reform seringkali meliputi redistribusi hak-hak kepemilikan lahan dan
pembebasan pemakaian lahan yang terlampau luas oleh semua tuan tanah lantas membagikannya untuk para petani kecil yang lahannyaterlampau sempit. Pelaksanaannya
melalui sejumlah cara yakni :
1. Mengalihkan
kepemilikan lahan untuk para
penyewa
2. Penggarap
/ petani untuk hasil yang secara
langsung menggarap lahan yang
dimaksud
3. Mengalihkan
lahan perkebunan besar pada petani kecil
4. Pembentukan
koperasi pedesaan
5. Dekrit
pemerintah yang mengaku bahwa seluruh lahan pertanian ialah milik pemerintah dan untuk para petani yang hendak memberdayakan lahanitu usahakan diberikan sekian banyak akses dan fasilitas untukmengerjakan
lahan tersebut.
Semua guna dari
pembangunan pertanian berskala kecil tidak bakal dapat direalisir secara nyata tanpa didukung oleh
serangkaian kepandaian pemerintah
yang secara sengaja dibuat untuk menyerahkan rangsangan atau insentif, peluang atau kesempatan ekonomi, dan sekian
banyak kemudahan yang dibutuhkan untuk menemukan segenap input utama untuk memungkinkansemua petani kecil menambah tingkat output dan
produktifitas mereka. Berbagai
kepandaian yang usahakan
diserahkan pemerintah demi terlaksananya proses pembangunan wilayah pedesaan antara lain ialah :
• Adanya
perkiraan dari pemerintah pusat
untuk pembangunan infrastrukturwilayah
pedesaan sampai-sampai arus
transportasi dan pengangkutan dari desa ke kota atau kebalikannya akan lancar. Diharapkan dengan infrastruktur yang mencukupi maka masyarakat bakal semakin fasih untukmengerjakan proses perniagaan sehingga urusan ini pun akan dapatmenambah kesejahteraan
masyarakat yang bersangkutan.
• Pendirian Koperasi Unit Desa (KUD).
Dengan adanya KUD maka masyarakat di pedesaan bakal merasa paling terbantu sebab masyarakat dapat menjualkan hasil-hasil
pertanian kesana disamping tersebut di
KUD masyarakat pedesaan juga dapat membeli
pupuk dan sekian banyak kebutuhan pertanian disana dengan harga
yang relatif lebih murah bila
dikomparasikan jika mereka mesti
melakukan pembelian di lokasi lain.
• Pendirian Koperasi Simpan Pinjam.
Keberadaan Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) di anggap sebagai di antara hal yang butuh ada di dalam wilayah pedesaan, sehingga bilamana masyarakat pedesaan memerlukan dana atau ongkos baik untuk meningkatkan modal lahan pertanian
mereka ataupun guna memenuhi keperluan sehari-hari masyarakat
pedesaan tidak butuh meminjam
uang melewati lintah darat atau
usaha perkreditan swasta lainnya yang nantinya akan dapat menjadi boomerang
untuk masyarakat pedesaan
tersebut sendiri sebab jumlah
bunga yang diserahkan sangat
tinggi. Maka dengan adanya koperasi simpan pinjam ini masyarakat bisa merasa terbantu dalam mendapat pinjaman dana baik untuk meningkatkan modal ataupun guna memenuhi ongkos kebutuhan yang sifatnya mendesak. Tentunya koperasi simpan
pinjam yang didirikan di pedesaan usahakan
tidak mempunyai sifat profit
motif tetapi lebihmempunyai sifat persaudaraan dan
kekeluargaan dengan merealisasikan pemberian
pinjaman dengan bunga yang lunak, dan
bakal lebih baik lagibilamana koperasi
simpan pinjam ini dikelola oleh masyarakat desatersebut sendiri
sampai-sampai rasa persaudaraan dan kekeluargaan di dalamnya bakal lebih terasa.
• Pemberian Pelatihan Untuk Masyarakat Pedesaan Secara Konsisten
Maksud dari pemberian pelatihan ini ialah untuk meningkatkan wawasan dankemampuan
masyarakat pedesaan terhadap bidang usaha yang mereka jalaniyakni bidang pertanian dan
perdagangan. Diharapkan dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan
masyarakat pedesaan akan perniagaan dan
pertanian sampai-sampai muncullah sekian banyak output dalam bidang pertanian yang
kualitasnya meningkat baik dari
tahun ke tahun. Selain tersebut dengan
adanya pelatihan perniagaan maka urusan ini diinginkan akan
meningkatkan pengetahuan mereka
bakal perdagangan. Maka dengan adanya pemberian pelatihan untuk masyarakat pedesaan ini bakal sangat menolong menambah pengetahuan masyarakat pedesaan bakal bidang usaha yang mereka
jalankan.
Keberhasilan pembangunan pedesaan, selain paling bergantung padaperadaban petani kecil, pun ditentukan oleh hal-hal urgen lainnyamencakup :
1. Upaya
untuk menambah pendapatan riil
pedesaan, baik di sektor pertanian maupun non pertanian.
2. Penanggulangan
masalah ketimpangan penyaluran pendapatan
di wilayah pedesaan serta
ketidakseimbangan penghasilan dan peluang ekonomi antarawilayah pedesaan dengan perkotaan.
3. Pengembangan
kapasitas sektor / wilayah pedesaan tersebut sendiri dalam rangka
menopang dan memperlancar langkah-langkah perbaikan itu darimasa-masa ke
waktu.
F. Solusi Yang Harus DilakukanOleh Negara Berkembang Bagi Menciptakan Daerah Pertanian dan
Pedesaan Sebagai Salah Satu Sektor Yang Bisa Diandalkan
Dari bebagai masalah dan dampak yang dimunculkan maka
perludilaksanakan suatu perbuatan untuk mengamankan tata perekonomian
negara-negara tersebut. Cara yang mesti
dilaksanakan oleh pemerintah negara-negara tersebut ialah dengan menyerahkan perhatian
untuk sektor pertanian yang
dapat dijadikan sektor tumpuan bagi
negara itu dansemua penduduk pun sudah mesti
mulai mengelola lahan ini sebaik mungkin, sehingga diinginkan ada sebuah ikatan
yang baik antara pemerintah dan warga negara
yang terkaitdimana pemerintah menyerahkan akses dan fasilitas dalam pengelolaan lahan
pertanian baik tersebut akses
pasar maupun fasilitas dalam
berbagai format seperti dalam
penyediaan hal produksi dan
pendanaan guna pengelolaan lahan
pertanian dan warga negara yang
bersangkutan pun ikut mengelola
lahan pertaniannya dengan baik, serius dan dilaksanakan dengan sarat
tanggung jawab. Pembangunan sektor pertanian dan wilayah pedesaan kini
dipercayai sebagai intisari pembangunan nasional secara borongan oleh tidak sedikit pihak. Harus
dikenang bahwa tanpa pembangunan
wilayah pedesaan yang integratif
perkembangan industri tidak
bakal berjalan dengan lancar, dan kalaupun dapat berjalan,
perkembangan industri itu menciptakan sekian banyak ketimpangan internal yang paling parah untuk perekonomian negara yang bersangkutan.
Apabila destinasi
utama pembangunan pertanian dan
wilayah pedesaan di negara-negara berkembang ialah untuk membetulkan taraf
hidup masyarakat di pedesaan melewati peningkatan
pendapatan, total buatan (output),
dan produktivitas petani kecil, maka kesatu-tama
pemerintahan negara-negara berkembang
itu harus mengidentifikasi sumber-sumber pokok peradaban pertanian dan kondisi-kondisi dasar yang seandainya akan mepengaruhi
keberhasilan pencapaian destinasi utama.
Sehingga untuk mengarah ke pertanian
dan pedesaan yang andal perlu dicerna apa
saja yang menjadi sumber kemajuan,
kriteria-syarat guna maju,
dan kepandaian pendukung apa
yang diperlukan.
Sumber-sumber Kemajuan Pertanian Berskala Kecil
a. Kemajuan teknologi dan inovasi.
b. Kebijakan ekonomi pemerintah yang tepat.
c. Kelembagaan sosial yang menunjang.
Syarat Umum untuk
Kemajuan Pedesaan
a. Modernisasi
struktur usaha tani dalam rangka
mengisi bahan pangan yang terus meningkat.
b. Penciptaan
sistem penunjang yang efektif.
c. Perubahan situasi sosial pedesaan guna membetulkan taraf hidup masyarakat
pedesaan.
Strategi pembangunan ekonomi yang dilandaskan pada
prioritas pertanian dan ketenagakerjaan
sangat tidak memerlukan tiga bagian yaitu :
• Percepatan perkembangan output melewati serangkaian penyesuaian
teknologi, institusional, dan insentif harga yang eksklusif dirancang untuk
menambah produktivitas semua petani
kecil.
• Peningkatan
permintaan dalam negeri terhadap
output pertanian yangdidapatkan dari
strategi pembangunan perkotaan yang berorientasikan pada upaya pembinaan
ketenagakerjaan
• Diversifikasi pekerjaan pembangunan wilayah pedesaan yang mempunyai sifat padat karya, yakni non pertanian yang secara
langsung dan tidak langsung bakal menujang
dan ditunjang oleh masyarakat pertanian.
Ada tiga alasan pokok
yang adalahsyarat-syarat
terpenting yang mestisegera diisi atau dilakukan dalam rangka
menerapkan setiap strategi pengembangan sektor-sektor pertanian dan
pembangunan daerah-daerah pedesaan yang berorientasikan pada kepentingan rakyat
banyak.
Land Reform
Dalil 1: Struktur usaha tani dan pola kepemilikan lahan mesti dicocokkan dengan destinasi utama yang bersisi ganda,
yaitu penambahan produksi bahan
pangan, serta pemerataan segala guna atau
keuntungan-keuntunganperadaban pertanian
pada sisi yang lain. Pembangunan sektor pertanian dan pedesaan melulu akan sukses membawa guna atau
keuntungan untuk orang banyak bilamana ada usaha bareng antara pihak pemerintah dan seluruh petani (bukan melulu petani-petani besar saja).
Langkah yang mestidilakukan ialah pemberian dan perbaikan hak
kepemilikan atau pemakaian lahan untuk masing-masing petani.
Oleh karena
tersebut program land reform mesti
dijalankan demi membuat kondisi mula bagi terselenggaranya
pembangunan pertanian yang mantap disekian
banyak negara-negara berkembang.
Program land reform seringkali meliputi
redistribusi hak-hak kepemilikan lahan dan/atau pembatasanpemakaian lahan yang terlampau luas oleh tuan-tuan tanah,
serta membagikannya untuk petani
kecil yang lahannya terlampau sempit
atau tidak mempunyai lahan sama
sekali.
Semua land reform pada dasarnya dimaksudkan untuk mengemban suatu faedah sentral: memindahkan hak kepemilikan atau
pemanfaatan lahan secara langsung atau tidak langsung pada orang-orang yang
nantiny benar-benarmengerjakan lahan
tersebut.
Kebijakan-kebijakan Pendukung
Dalil 2: semua
guna dari pembangunan pertanian berskala kecil tidakbakal dapat direalisir secara nyata
tanpa didukung oleh serangakaiankepandaian
pemerintah yang secara sengaja
dibuat untuk menyerahkan rangsangan
atau intensif, peluang atau
peluang-peluang ekonomi dan sekian
banyak kemudahan yang dibutuhkan untuk menemukan segenap input utamauntuk memungkinkan semua petani kecil menambah tingkat output dan
produktivitas mereka.
Keterpaduan Tujuan-tujuan Pembangunan
Dalil 3: keberhasilan pembangunan pedesaan, selain paling tergantung pada
kemajuan-kemajuan petani kecil, pun ditentukan
oleh hal-hal urgen lainnya yang
meliputi: (1) upaya-upaya untuk
menambah pendapatan riil pedesaan, baik di sektor pertanian maupun
nonpertanian, melewati penciptaan
lapangan kerja, industrialisasi di pedesaan, pembenahan pendidikan, kesehatan
dan gizi penduduk, serta penyediaan
sekian banyak bidang pelayanan
sosial dan kesejahteraan lainnya. (2) penanggulangan masalah ketimpangan penyaluran pendapatan di wilayah pedesaan serta ketidakseimbangan penghasilan dan peluang ekonomi antara wilayah pedesaan dengan perkotaan.
(3) pengembangan kapasitas sektor atau
wilayah pedesaan tersebut sendiri
dalam rangka menopang dan memperlancar langkah-langkah perbaikan itu dari masa-masa ke waktu.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari sekian
banyak hal yang telah dibicarakan pada hal-hal sebelumnya
ternyata tidak bisa dipungkiri
bahwa sektor pertanian dan pedesaan pun
dapat menolong meningkatkan
perekonomian nasional.Contohnya ialah di
negara-negara maju (USA, Inggris, Kanada, Jepang dll).Negara-negara tersebut memperlihatkan bahwa pembangunan
sektor pertanian dan pedesaan mereka dapat menolong perekonomian nasional mereka dengan menyerahkan kontribusi untuk perekonomian di samping sektor industri yang telah menjadi sektor tumpuan dalam perekonomian mereka.
Berbagai kontribusi yang dapat diberikan mencakup (1) Peningkatan Lapangan
Pekerjaan sampai-sampai secara
otomatis bakal menurunkan
tingkat angka pengangguran (2) Untuk
mengurangi tingginya tingkat urbanisasi di negara tersebut , dan (3) Sebagai penyeimbang dalam perkembangan sektor industri. Suatu urusan yang sangatlah tepat bila hendak memperbaiki tatanan
ekonomi yangterdapat di
negara-negara yang memiliki wilayah pertanian
yang luasialah dengan membangun wilayah tersebut yang nantinya tentu akan ikut berperan serta dalam membetulkan struktur tatanan ekonomi
di negara yang besangkutan.
Dengan dibangunnya sektor pertanian yang baik maka urusan ini pun akandominan baik untuk daerah pedesaan
sebab sektor pertanian adalahsektor
yang paling berpengaruh untuk daerah pedesaan dalam halguna mendapatkan penghasilan riil pedesaan. Jika
sektor pertanian yangterdapat di
desa bisa terus maju dan
berkembang maka penghasilan riil
pedesaan pun pasti bakal naik. Jika penghasilan riil semakin bertambah maka desa itu dapat melakukan pembangunan desa yang
bersangkutan laksana pembangunan
jalan dan infrastruktur lainnya yang
dapat memajukan desa tersebut. Dengan demikian andai transformasi pertanian dan lingkungan pedesaan bisa terlaksana dengan baik, maka
perekonomian nasional negara yang bersangkutan tentu akan berlangsung ke
arah yang lebih baik dimanapenyaluran pendapatan
di negara yang bersangkutan tersebut dapat
terlaksana.
B. SARAN
Sebaiknya andai negara
berkembang hendak melakukan penambahan perekonomian nasionalnya melewati proses pembangunan sektor
pertanian dan pedesaan janganlah meniru
sekian banyak metode yang sudah dilaksanakan oleh sekian banyak negara maju dalam membina sektor ini sebab apa landasan dan dasar yang
mereka kerjakan dalam struktur
perekonomian negara mereka tersebut belum
tentu sesuai terhadap situasi atausuasana internal negara berkembang. Negara berkembang boleh saja
mempelajari sekian banyak cara yang dilaksanakan oleh negara maju dalam memajukan perekonomian mereka melewati pembangunan sektor pertanian
dan pedesaan ini, sesudah mempelajari urusan itu kemudian negara berkembangdapat menilai apa saja hal-hal yang dapat mereka misal dan merekakerjakan pada
negara mereka sendiri. Sehingga tidak
boleh sampai negara berkembang meniru semua teknik yang dilaksanakan oleh
negara maju sebab kondisi
internal tiap negara itu bertolak belakang
dan dikhawatirkanandai salah
satu negara meniru suatu metode
yang dilaksanakan oleh negara beda dapat mengakibatkan sebuah
kekeliruan yang disebabkan tidak
cocoknya sebuah strategi yang dilaksanakan dengan situasi internal yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Todaro, Michael P. 2006. Pembangunan Ekonomi.Edisi
kesembilan.Jakarta: Penerbit Erlangga.
0 Response to "Transformasi Pertanian Dan Pembangunan Daerah Pedesaan"
Post a Comment