Peningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Kaleng Indah Di Taman Kanak-kanak
Peningkatkan Kemampuan Berhitung
Anak Melalui Kaleng Indah Di Taman Kanak-kanak
A. Latar Belakang Masalah
Taman Kanak-kanak ialah suatu edukasi jalur formal yang
meluangkan program pendidikan
untuk anak umur 4-6
tahun. Tugas utama TK sebagai lembaga
edukasi prasekolah ialah mempersiapkan
anak dengan mengenalkan pendidikan
prasekolah ialah sikap dan
perilaku, kemampuan dan
intelektual supaya dapat mengerjakan adapatasi dengan pekerjaan belajar yang bahwasannya pada ketika nanti di sekolah dasar (Masitoh,
2005).
Pandangan ini mengisyaratkan
bahwa TK adalah lembaga edukasi pra-akademik. TK tidak mengembangkan
tanggung jawab utama dalam membangun akademik.
Salah satu kompetensi yang mesti
dipunyai oleh peserta didik TK
ialah mampu mengekor pendidikan
selanjutnya dengan kesiapan yang optimal
cocok dengan tuntutan yang berkembang dalam masyarakat (Solehuddin,
2000).
Berhitung di TK tidak melulu bersangkutan dengan keterampilan kognitif saja, tetapi pun kesiapan mental sosial dan
emosional, sebab tersebut dalam
pelaksanaannya mesti dilaksanakan secara
menarik, bervariasi dan menyenangkan. Metode berhitung adalah bagian dari matematika, urusan ini dibutuhkan untuk
menumbuh kembangkan kemampuan berhitung
yang sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya konsep
bilangan yang merupakan pun dasar untuk pengembangan keterampilan matematika maupun
kesiapan untuk mengekor pendidikan
selanjutnya (Depdiknas, 2007:1).
Media Kaleng Indah |
Banyaknya keterampilan anak yang mesti
digali supaya perkembangannya
dapat berlangsung dengan baik menciptakan guru berjuang untuk menambah dan mengembangkan
teknik mengajarnya dan berjuang untuk
memahami setiap karakter tiap
anak yang berbeda-beda. Salah satunya
ialah kemampuan anak dalam konsep bilangan yang mesti digali, sebab dapat disaksikan dari proses belajar melatih (Tedjasaputra, 2001).
Banyak di TK yang senang dalam menyerahkan permainan-permainan yang unik untuk anak didiknya. Namun beda hal nya apa yang ditemukan di TK
Negeri ... Keca...n Muara Batu Kabupaten
.... Kurangnya guru yang masih belum
memanfaatkan dan memakai permainan
yang unik dalam pembelajaran
konsep berhitung. Hal ini disebabkan masih
kurangnya pengetahuan dan wawasan dari guru atau pihak sekolah tentang guna permainan, atau masih ada pemikiran lebih repot meggunakan
permainan dalam pembelajaran (Sutjihat Soemantri, 2004).
Selama ini anak-anak kumpulan B merasa tidak dapat atau memandang pembelajaran matematika tersebut sulit,
sampai-sampai anak saat mendengar
atau juga belajar mengenai matematika pandangan
anak-anak telah lain. Terutama mengenai konsep bilangan melewati permainan kalengestetis masih tidak sedikit anak-anak yang bingung bagaimana anak dapat mengetahui tentang konsep hitungan
tersebut, supaya pembelajaran
konsep bilangan unik dapat dilaksanakan melalui berbagai kegiatan seperti ini, anak bisa mengelompokkan atau
mengklasifikasikan dan menciptakan pola
sendiri melewati permainan.
Kurangnya media dan sumber
belajar ini lebih diakibatkan oleh
minimnya ruangan ruang belajar yang dipunyai oleh TK Negeri ... Keca...n Muara Batu Kabupaten ...,
sampai-sampai kepala sekolah beserta guru merasa kendala mencari tempat
andai menambahkan media dan sumber belajar terlampau banyak. Permasalahan beda yang terjadi di TK Negeri ... Keca...n Muara Batu Kabupaten ...
ialah metode yangdipakai oleh
guru masih memakai sederhana.
Berhitung adalah salah satu unsur dari
matematika yang sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya konsep
bilangan yang adalah dasar untuk pengembangan keterampilan matematika. Yusuf dalam
Hanmetan (2011)mengaku bahwa
berhitung ialah salah satu
cabang dari matematika, ilmu hitung
ialah suatu bahasa yang dipakai untuk menyatakan hubungan antara sekian banyak proyek, kejadian, dan waktu.
Kemampuan berhitung sebagai dasar
pengembangan matematika guna menyiapkan
anak secara mental dapat mengikuti
pembelajaran matematika lebih lanjut disekolah dasar, laksana pengenalan konsep bilangan, dan emblem bilangan melalui
sekian banyak jenis media dalam pekerjaan bermain yang menyenangkan.
Berhitung juga dibutuhkan untuk menyusun sikap logis, kritis, cermat,
disiplin pada diri anak (Depdiknas, 2008;1).
Berdasarkan hasil pemantauan yang dilaksanakan pada kumpulan B TK Negeri ... Keca...n Muara Batu Kabupaten ..., dimana masih rendahnya keterampilan anak dalam mengetahui konsep berhitung yaituketerampilan dalam mengenal konsep
bilangan dan emblem bilangan.
Dari 20 anak yang ada di kumpulan B TK Negeri ... Keca...n Muara Batu Kabupaten ..., yang bisa mengenal emblem bilangan
dari 1-20melulu 7 orang.
Berdasarkan temuan Solehudin
(1997), masing-masing pembelajaran
kurangsukses dikarenakan tidak cukup menariknya cara yang dipakai guruketika mengajar,
media yang dipakai juga paling terbatas, dalam mengajarkan
berhitung guru seringkali menyebutkan
angka-angka di papan tulis dan anak-anak meniru artikel tersebut. Hal ini
mengakibatkan konsep berhitung
tidak cukup diserap dengan baik oleh anak didik. danpun saat mengajarkan berhitung anak mencatat langsung di kitab .
Mengenai pemakaian kaleng estetis dalam
berhitung dominan positif dalam penambahan dalam mengenal huruf
dan berhitung di TK Negeri ...
Keca...n Muara Batu Kabupaten ....
Pembelajaran guna anakumur dini ialah pembelajaran bermain
seraya belajar yang beroreintasi pada keperluan anak
sampai-sampai media kaleng
estetis sangat sesuai diterapkan
dalam pembelajaran guna anak umur dini khususnya dalam berhitung.
Berdasarkan persoalan di atas pengarang tertarik untuk menganalisis secara langsung
pemanfaatan kaleng estetis di TK
Negeri ... Keca...n Muara Batu Kabupaten
... sebagai salah satu teknik meningkatkan keterampilan berhitung dan bisa memperbaiki situasi pembelajaran anak didik.
Dengan demikian penulis memungut judul “Peningkatkan
Kemampuan Berhitung pada Anak Melalui Kaleng Indah di TK Negeri Anyeum ... Keca...n
Muara Batu Kabupaten ...”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka dirumuskan masalah ialah bagaimanakah
peningkatkan keterampilan berhitung
pada anak melewati kaleng estetis di TK Negeri ... Keca...n Muara Batu Kabupaten ...?
C. Tujuan Penelitian
Adapun destinasi dari riset ini ialah peningkatkan keterampilan berhitung pada anak melewati kaleng estetis di TK Negeri ... Keca...n Muara Batu Kabupaten ....
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diinginkan dapat menyerahkan manfaat untuk pihak-pihak yang berhubungan diantaranya:
1) Manfaat Teoritis
Mendapatkan wawasan serta
pengetahuan dan informasi dalam meningkatkan keterampilan berhitung
melewati permainan kaleng
estetis pada kumpulan B
TK Negeri Anyeum ... Keca...n Muara Batu Kabupaten ....
2) Manfaat Praktis
a) Untuk Peneliti, hasil
riset ini bisa memperkarya
wawasan dan pengetahuan mengenai pelaksanaan
proses pembelajaran memakai permainan
kaleng estetis untuk
meningkatkan keterampilan berhitung
anak umur dini..
b) Untuk Guru, bisa menigkatkan
kualitas proses pekerjaan pembelajaran
dengan melewati permainan kaleng estetis serta menjadi masukan untuk menyimak media yang dipakai untuk meningkatkan keterampilan berhitung.
c) Untuk Kepala Sekolah, hasil
riset dapat dipakai sebagai
dasar untuk membetulkan proses
pembelajaran yang bisa meningkatkan keterampilan konsep bilangan dalam memakai permainan kaleng estetis di sekolah tersebut.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman
pembaca dalam penulisan ini, makapengarang
merasa butuh menjelaskan sejumlah istilah yang bersangkutan dengan judul riset ini. Adapun istilah-istilah
tersebut ialah sebagai berikut:
1) Peningkatkan ialah segala format usaha untuk membetulkan
proses belajar dengan memberikan
desakan atau menyerahkan motivasi untuk anakmengenai pembelajaran.
2) Kemampuan ialah kesanggupan, kecakupan murid dalam menuntaskan tugas yang
diserahkan kepada anak didik.
3) Berhitung ialah kemampuan meningkatkan dan mengurang
(Suriaumantri, 2011).
Adapun yang dimaksud dengan
berhitung dalam riset ini ialah untuk melatih keterampilan menambah dan mengurang
Di TK Negeri ... Keca...n Muara Batu
Kabupaten ...
4) Kaleng Indah ialah sebuat perangkat permainan juga
dapat digunakan sebagai media memotivasi murid yang memainkan.
F. LANDASAN TEORITIS
1. Pengertian Berhitung
Berhitung menurut keterangan dari Suyanto (2005:158), menghitung yakni menghubungkan antara benda
dengan konsep bilangan, dibuka dari
angka satu. Jika telah mahir
anak bisa melanjutkan menghitung
kelipatan,contohnya kelipatan
dua, lima, atau sepuluh. Mengingat begitu pentingnyaketerampilan berhitung
untuk manusia, maka keterampilan
berhitung inibutuh diajarkan semenjak dini, dengan sekian banyak media dan cara yang tepat tidak
boleh sampai bisa merusak
pola pertumbuhan anak.
Berdasarkan
keterangan dari Sujiono (2004:112)
tidak sedikit pendapat tentang
pengertian berhitung dari sekian
banyak sumber rujukan,
diantaranya menurut keterangan dari pusat
pembinaan dan pengembangan bahasa berhitung ialah ilmu mengenai bilangan-bilangan,
hubungan antar bilangan dan formalitas operasional
yang dipakai dalam solusi persoalantentang bilangan.
Sedangkan menurut keterangan dari Suriaumantri (2011:98) berhitungialah bahasa yang menggambarkan serangkaian arti dari pengakuan yanghendak disampaikan. Lambang-lambang
matematika mempunyai sifat artificial,
baru memiliki makna setelah suatu makna diserahkan kepanya tanpa
tersebut matematika melulu sebuah kelompok rumus-rumus yang mati.
Dari pendapat yang sudah diuraikan dapat diputuskan bahwa berhitung adalahsesuatu yang berkaitan dengan ide-ide atau konsep guna melatihkepintaran dan kemampuan anak
dalam solusi soal-soal yang membutuhkan pecahan.
2. Manfaat Berhitung
Melihat penyampaian di atas maka peneliti dapat memutuskan bahwa adanya minat anak guna belajar permainan
melewati berhitung. Berdasarkan
keterangan dari Sisdiknas (2000: 2) berhitung mempunyai manfaat supaya anak
dapat memahami dasar-dasar
pembelajarannya sebagai berikut;
a) Dapat beranggapan logis dan sistematis semenjak dini,
b) Dapat menyesuaikan dan
melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat,
c) Memiliki ketelitian, fokus dan daya apresiasi yang tinggi,
d) Memiliki kreatifitas dan khayalan dalam membuat sesuatu secara spontan.
Pembelajaran pada anak menurut konsep berhitung yang benar.
Manfaat pembelajaran berhitung meliputi: a) Menghindari ketakutan anak pada
metematika semenjak awal; b)
Membantu anak belajar matematika secara alami melalui pekerjaan bermain anak menurut
konsep matematika yang benar.
Dari uraian sekian banyak pendapat dapat diputuskan bahwa guna berhitung
antara lain: a) Anak dapat berfikir
logis; b) Memiliki ketelitian, fokus dan
daya apresiasi yang tinggi; c) Menghindari ketakutan anak pada metematika semenjak awal.
Permainan berhitung yang diserahkan pada anak umur dini pada pekerjaan belajar di TK
berfungsi antara beda untuk:
a. Membelajarkan anak menurut konsep berhitung yang benar, unik dan menyenangkan.
b. Menghindari ketakutan terhadap
matematika berhitung semenjak awal.
c. Membantu anak belajar
matematika berhitung secara alami melaluipekerjaan bermain.
3. Tahap-tahap Berhitung
Berdasarkan
keterangan dari Depdiknas, (2000:6), etape yangdilaksanakan untuk menolong mempercepat menguasaan
berhitung anak umur dini melewati tiga etape yaitu:
a) Tahap Konsep
Pemahaman dan definisi tentang sesuatu dengan memakai benda dan peristiwa kongrit,
contoh: pengenalan warna, format dan
menghitung.
b) Tahap transmisi/peralihan
Proses berfikir adalahmasa pergantian dari pemahaman kongrit mengarah ke pengenalan
emblem yang abstrak, di mana benda kongrit tersebut masihterdapat dan
mulai dikenalkan format lambangnya.
Hal ini mestidilaksanakan guru
secara bertahap cocok dengan
laju dan kecepatanketerampilan anak
secara individual berbeda.
c) Tahap lambang
Merupakan visualisasi dari sekian banyak konsep. Misalanya emblem 7 untuk mencerminkan konsep bilangan tujuh, merah untuk mencerminkan konsep warna, besar
untuk mencerminkan konsep ruang.
Contoh: pengenalanemblem angka
disertai gambar jumlahnya.
Sedangkan menurut keterangan dari Reys dalam Susanto (2011:101)menyampaikan lima langkah dalam berhitung, lima langkah ini yaitu:
a) Permainan bebas (free play)
Permainan yang aktivitasnya tidak
berstruktur dan tidak diarahkan, tetapi
anak bisa belajar konsep,
anak bisa belajar konsep format dari konsep yang dibuatnya.
b) Generalisasi (generalization)
Ialah anak mulai menganalisis pola-pola dan
keteraturan yang ada pada konsep
tertentu, mencari keserupaan sifat
dalam sebuah permainan.
c) Representasi (representation)
Anak mencari keserupaan sifat dari sejumlah situasi sejenis.
d) Simbolisasi (symbolization)
Anak mesti merumuskan represtasi dari masing-masing konsep denganmemakai symbol matematika atau melewati perumusan verbal.
e) Formalisasi (formalization)
Anak dituntut guna mengurutkan sifat-sifat baru
konsep ini.
Dari pendapat yang sudah di uraikan dapat diputuskan bahwa langkah berhitung meliputi: etape konsep, etape transmisi serta
etape lambang.
4. Pengertian Kaleng Indah
Kaleng indah ialah sebuah permainan. Permainan adalahsebuah simulasi yang dapat mengungkap tidak sedikit sisi kepribadian.
Permainan jugadapat digunakan
sebagai media memotivasi murid yang
memainkan. Sedangkan, dari segi orang
tua atau guru permainan adalahmedia
untukmengucapkan pesan moral untuk anak, sebagai media guna memotivasi siswasupaya semakin rajin belajar, tekun,
tidak jenuh menghadapi rutinitas
sekolah dan meningkaktkan keterampilan sosialisasi
dengan temen-teman pergaulannya (Agus S, 2009:11).
Elizabeth Hurlock (dalam Suyadi,
2010: 283) mendefinisikan bermain atau permainan ialah sebagai aktivitas-aktivitas untuk mendapat kesenangan. Lebih
lanjut, Hurlock menegaskan bahwa bermain adalahlawan dari kerja. Jika bermain dilaksanakan dengan penuh
kesukaan dan kebahagiaan, bekerja belum pasti harus dilaksanakan dengan
bahagia. Jika bermain dapat dilakukan
tanpa beban, bekerja mesti dilaksanakan
dengan bebankeharusan tertentu.
Jika bermain dilaksanakan tanpa destinasi tertentu, bekerja tidak jarang kali berorientasi pada
hasil.
Berdasarkan
keterangan dari Chayatie (2010: 14) permainan ialah suatupelajaran yang
mana pesertanya tercebur dalam suatu kontes dengan peserta beda (atau sekelompok orang) dengan
dikenai sebanyak peraturan.
Sebagaian besar permainan pelatihan lebih ditunjukkan pada kompetensi peserta pelatihan (trainee) secara
individual terhadap dirinya sendiri daripada bersaing dengan sesama trainee. Hal ini guna menghindarikondisi adanya
yang menang dan yang kalah. Istilah permainan mencakup permainan
kemampuan psikomotorik intelektual, dan adu keberuntungan. Beberapa tipe
permaianan yang umum, antara beda lempar
panah, ular tangga, sepak bola, scrable, tebak kata, dan ragam permainan kartu. Mengenai permainan yang dimainkan secara
individual, antara beda solitaire,
patience (semacam permainan kartu), teka-teki silang, dan poker.
Berdasarkan dari sejumlah pendapat di atas, dapat diputuskan bahwa permainan ialah hal yang tak dapat diceraikan oleh anak sebab setiap harinya anak-anak umur dini tidak jarang kali bermain serta mempunyai ciri-ciri terpenting dalam penambahan pertumbuhan dan
pertumbuhan anakumur dini.
5. Jenis Permainan Kaleng Indah
Jenis permainan kaleng estetis menurut keterangan dari Suyatno
(2005:13-14) yakni : (1)
Mengarah pada permainan yang dipakai untuk
pendidikan. Misalnya, permainan anagram
dipakai untuk menambah kepekaanmurid terhadap perbedaan huruf. (2)
Permainan dalam proses belajar yangdipakai
se...-... sebagai “permainan murni”, yaitu apa yang dinamakan “pemecah
kebekuan” (ice breaker) atau pembangkit semangat. Permaina itu bukan untuk membicarakan suatu topik tertentu
tetapi melulu menghidupkan
suasana, misalnya, saat para
peserta mulai terlihat lelah,
mengantuk atau bosan. Meskipun jenis permainan ini dapat dipakai sebagai media untuk membicarakan suatu topik sederhana, sebab waktunya memang terbatas, seringkali hanya 5-10 menit saja.
Berdasarkan
keterangan dari Supriyo (2009: 11-12) permainan bisa dikategorikan menjadi tiga unsur menurut peruntukkan dari setiap kejadian tersebut:Pra kondisi: Suatu permainan yang
dimaksudkan sebagai media menyiapkan mental murid sebelum mereka
mengekor keseluruhansusunan kegiatan.
Prakondisi dapat digunakan pada ketika siwa bakal mengikuti ruang
belajar olahraga lapangan
contohnya atau bahkan dapat digunakan
pula sebelum murid masuk ruang belajar ... latihan lainlaksana Matematika, IPA, dan lain-lain.
a. Ice Breaking: adalahpermainan yang bermanfaat sebagai pemecah kebekuan
antar siswa, atau tertutup dengan guru. Hasil yang diinginkan dari permainan ini ialah siswa yang semula tegang, tidak banyak tertutup atau
fobia menjadi santai dan dapat
merasakan pelajaran di kelas. Jenis permainan dilaksanakan pada ketika ... latihan sudah mulai menegangkan atau dapat dilakukan sepanjang ... latihan olahraga.
b. Problem Solving: adalahjenis-jenis permainan inti
dimana membutuhkantidak sedikit energi
ataupun pemikiran individu/kelompok. Tentang muatan atau pesanyang ingin dikatakan sangat tergantung dengan
desain programnya atau desai kegiatan yang
dirancang.
6. Manfaat Permainan dan Tujuan
permainan Kaleng Indah
Berdasarkan
keterangan dari Suyatno (2005: 14) permainan yang tepat dapatmenciptakan pembelajaran mengasyikkan dan menarik, bisa menguatkan pembelajaran, dan
bahkan menjadi semacam ujian. Permainan belajar, andai dimanfaatkan secara bijaksana, dapat: (a) menyingkirkan
“keseriusan” yang menghambat, (b) menghilangkan rasa stres dalam lingkungan
belajar, (c)menyuruh orang tercebur penuh, (d) menambah proses belajar, membina kreativitas diri, (e) menjangkau tujuan dengan
ketidaksadaran, meraiharti belajar melewati pengalaman, (f) menfokuskan murid sebagai subjek belajar.
Tujuan permainan menurut keterangan dari Pepen S &
Nurhidayat (2007:13) yaitu:
1) Kerjasama kumpulan (team building)
Team building paling bagus untuk mengajar peserta berkolaborasi dalam memecahkan masalah, mengajar kekompakan tim, membina kepemimpinan (leadership),
berempati terhadap orang lain, belajar bertanggung jawab dalam masing-masing tindakan dan lain-lain.
2) Menyegarkan suasana
Jenis permainan ini paling bagus dijadikan sebagai
selingan saat suasana sudah bosan dan membosankan. Tak dapat dibantah lagi, keadaan bermain dalam
situasi fun dapat membuat
mental energik kembali.
3) Mencairkan keadaan (ice breaker)
Seringkali hadir suasana beku saat dalam pekerjaan yang membutuhkanfokus besar, seperti pekerjaan belajar, pelatihan, atau
perkenalan anggota baru. Hal ini dapat disebabkan sebab ketegangan terlampau serius atau sejumlah individu masih belum
mengenal dengan baik rekan sebayanya.
Sebagai gantinya, bakal terjalin kekariban pada orang-orang yang mengerjakan permainan ini
4) Komunikasi
Jenis permainan ini memerlukan komunikasi antar peserta
dalam satu kelompok. Membangun komunikasi efektif dalam bermain bakal membantukumpulan dalam menuntaskan
tugas yang diserahkan dengan
efisien.
5) Persepsi
Persepsi ini sehubungan dengan pemahaman peserta
terhadap sebuah menurut proses
identifikasi objek tersebut.
6) Pelajaran (learning)
Jenis permainan ini selain mempunyai sifat menghibur pun mengajarkanuntuk peserta mengenai sekian banyak pengetahuan yang hanya dapat diperoleh melewati pengalaman (experience)
sendiri dari permainan tersebut.
7. Langkah-Langkah Permainan
Kaleng Indah
Langkah-langkah pengamalan permainan “Kaleng indah”,
antara lain;
a. Indikator: Membilang dengan melafalkan benda (mengenal konsep
berhitung dengan benda-benda 1 hingga 10).
b. Judul permainan : Bermain
“Kaleng Indah”
c. Tujuan: Melalui permainan ini diinginkan anak dapat mengetahui tentang konsep berhitung.
Guru merangkai Satuan Kegiatan Harian (SKH) yang memusatkan padapelajaran pokok indikator membilang
dengan menunjuk benda-benda (mengenal konsep berhitung dengan benda-benda 1 hingga 10) bermain “kaleng indah”.
Gambar Kaleng Lambang bilangan Kartu huruf.
Guru mengondisikan peserta didik lantas guru menyerahkan apersepsi ataupendahuluan
untuk mengaitkan materi. Guru
menyatakan tentang teknik permainannya
yaitu; Guru memperkenalkan angka
1-10 dan menempelkannya serta mengurutkan angka tersebut, lantas guru menempelkan kartu angka
di kaleng itu dimana di kaleng
tersebut telah ada kartu huruf yang telah menempel di kaleng dan menyerahkan pemahaman
untuk anak bahwa angka satutidak
cukup dari dua dan dua lebih dari satu serta angka-angka selanjutnya sampai-sampai anak bakal mudah mengetahui konsep berhitung.
Anak diberi eksemplar gambar rangkaian kaleng yang berbentuk
piramida,lantas anak merangkai kaleng itu sesuai misal gambar yang sudahdiserahkan
dan dilaksanakan secara
kelompok supaya anak dapat lebih memahami.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis
Penelitian
Penelitian ini adalahPenelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jenis riset iniialah penelitian tindakan ruang belajar yang mempunyai ciri eksklusif yang memisahkan
dengan jenis riset lain.
Berkaitan dengan cirieksklusif tersebut,
Arikunto, (2007:62) menyatakan ada sejumlah karakteristik PTK tersebut,
antara lain: (1) adanya perbuatan yang
nyata yang dilaksanakan dalam kondisi yang alami dan ditujukan
untukmenuntaskan masalah, (2) meningkatkan wawasan keilmiahan dan
keilmuan,(3) sumber persoalan berasal
dari masalah yang dirasakan guru
dalam pembelajaran, (4) persoalan yang
diangkat mempunyai sifat sederhana,
nyata, jelas, dan penting, (5) adanya kolaborasi antara praktikan dan peneliti,
(6) terdapat tujuan urgen dalam pengamalan PTK, yaitumenambah
profesionalisme guru, terdapat keputusan
kelompok, bertujuan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di TK Negeri ... Keca...n Muara Batu Kabupaten ..., khususnya kumpulan A tahun latihan 2013/2014.
3. Subjek Data
Subyek yang bakal diteliti ialah anak didik kumpulan
A TK Negeri ... Keca...n Muara
Batu Kabupaten ... yang berjumlah 20
(dua puluh) anak terdiri dari 12 (dua belas) anak laki-laki dan 10 (sepuluh)
anak wanita Tahun Pelajaran
2013/2014.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pendataan data yang digunakan ialah observasi, wawancara, daftar lapangan dan dokumentasi.
1. Observasi.
Observasi ialah suatu kiat yang dilaksanakan dengan teknik mengadakanpemantauan secara teliti dan
sistematis. Arikunto (2008: 28). Pengumpulan data melewati observasi
dilaksanakan sendiri oleh peneliti ditolong guru dan kepala sekolah. Observasi dilaksanakan pada ruang belajar yang dijadikan subyek riset untuk mendapatkan cerminan secara langsungpekerjaan menari anak di kelas.
2. Wawancara.
Wawancara ialah proses memperoleh
penjelasan untuk tujuan riset denganteknik tanya jawab seraya bertatap muka
antarapewawancara dengan orang yang diwawancarai (responden) dengan perangkat yang disebut panduan wawancara.
3. Dokumentasi.
Dokumentasi ialah instrumen untuk mengoleksi data mengenai peristiwa atau
kejadian-kejadian masa kemudian yang sudah didokumentasikan. Mulyasa
(2009:09). Dokumen adalahmetode
untuk mendapat atau memahami sesuatu,buku-buku, dokumentasi yang
bersangkutan dengan yang diteliti. Dokumen dipakai untuk mendapat data sekolah dan nama anak kumpulan A TK Negeri ... Keca...n Muara Batu Kabupaten ..., sertapotret atau rekaman proses
perbuatan penelitian.
4. Catatan Lapangan.
Berdasarkan
keterangan dari Bogdan dan Biklen dalam Meleong (2009:209),daftar lapangan ialah catatan tertulis
mengenai apa yang didengar, di lihat,di alami dan di pikirkan dalam
rangka pendataan data dan
refleksi terhadap data dalam riset kualitatif.
Catatan lapangan dipakai untukmenulis temuan sekitar pembelajaran yang
didapatkan peneliti yang teramati dalam pedoman observasi.
5. Teknik Analisis Data
Dalam riset kualitatif, analisis data dilaksanakan sejak mula penelitian
dan sekitar proses penelitian dilakukan maupun setelah riset sebagai berikut:
1. Penyusunan Rencana Tindakan I.
Pada etape ini Guru merangkai rencana
pembelajaran menurut pokokkupasan dan tema yang bakal diajarkan yakni upaya peningkatanketerampilan berhitung anak TK dengan
media kaleng estetis padakumpulan A mencakup merumuskan
destinasi pembelajaran,
merangkai langkah-langkah pembelajaran, mempersiapkan bahan ajar, apa
yang cocok pokok kupasan yang bakal diajarkan dan bagaimana mengajarkannya sertamerangkai alat penilaian yang cocok dengan
tujuan.
2. Pemberian Tindakan I.
Guru mengemban pengajaran dengan memberi misal langsung untuk anak
bagaimana teknik berhitung
dengan kaleng-kaleng indah. Setelah penelitimengerjakan tindakan I dirasa masih tidak cukup sesuai dengan target yang diharapkan maka penulis
mengerjakan tindakan yang ke II yaituduplikasi dari perbuatan I
yang diinginkan akan lebih baik
lagi hasilnya.
3. Melakukan Observasi
Pada waktu pekerjaan pembelajaran berlangsung, guru bareng anakkumpulan A mengerjakan observasi dan menulis kejadian-kejadian selamapekerjaan pembelajaran dilangsungkan yang nantinya dapat berfungsi untuk pemungutan keputusan apakah telah benar atau perludiselenggarakan perbaikan. Apakah
tugas - tugas dan pertanyaan yangdikemukakan
guru sudah menggambarkan peningkatan keterampilan berhitung anak TK dengan
kaleng-kaleng indah. Observasi yang
dilaksanakan padaperbuatan II
ini sama laksana yang dilaksanakan pada perbuatan Iyakni pada waktu pekerjaan
pembelajaran berlangsung, guru
bareng muridkumpulan A mengerjakan observasi dan menulis kejadian-kejadian selamapekerjaan pembelajaran berlangsung, menyerahkan tugas, pertanyaan yangdiinginkan kemampuan berhitung anak TK
dengan kaleng estetis dapat meningkat.
4. Pembuatan Analisis dan
Refleksi
Dari hasil observasi dilaksanakan analisis pada perbuatan I lantas dilanjutkan dengan refleksi. Berdasarkan hasil analisis
dan refleksi yangdilaksanakan bersama-
sama ini direncanakan perbaikan dengan
mengerjakan tindakan II terhadap permasalahan-permasalahan yang masih
ada. Untukmemahami apakah guru
dapat merangkai rencana
pembelajaran yangmenggambarkan peningkatan keterampilan berhitung anak TK dengan
kalengestetis dapat disaksikan dan komponen-komponen yang
ada pada rencana pembelajaran
yang sudah disusunnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agus. Supriyo, 2009. 112 Permainan Kreatif Untuk
Memotivasi Anak. Jakarta: Pustaka Bina Swadaya.
Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.
Chayatie, Afifah Nur. 2010. Game Untuk Training &
Outbond. Jogjakarta: Katahati.
Depdiknas. 2000. Permainan Berhitung di TK. Jakarta:
Depdiknas.
Moleong L.Y, 2005. Metodologi Kualitatif Edisi Revisi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sujiono, Yuliani, Nurani. 2007. Materi Pokok Metode
Pengembangan Konnitif. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sumantri, M dan Sukmadinata. 2011. Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Supendi, Nurhidayat. 2007. Fun Game 50 Permainan
Menyenangkan di Indor dan Outdour. Jakarta : Swadaya.
Supriyo, Agus. 2009. 112 Permainan Kreatif Untuk
Memotivasi Anak. Jakarta: Pustaka Bina Swadaya.
Suyatno. 2005. Permainan Pendukung Pembelajaran Bahasa
dan Sastra. Jakarta: Grasindo.
Suyanto, Slamet. 2008. Strategi Pendidikan Anak.
Yogyakarta: Hikayat Publisting.
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar PAUD (Pendidikan anak
Usia Dini). Yogyakarta: Pedagogia.
Suyatno. 2005. Permainan Pendukung Pembelajaran Bahasa
dan Sastra. Jakarta: Grasindo.
0 Response to "Peningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Kaleng Indah Di Taman Kanak-kanak"
Post a Comment