TRAGEDI PEMBANTAIAN HERZEGOVINA


TRAGEDI PEMBANTAIAN HERZEGOVINA

BAB I
PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang
Masalah politik yang sangat menonjol di area Eropa pasca perang dingin ditandai dengan runtuhnya dominasi komunis, di negara-negara Eropa Timur dan Balkan. Golongan pembaru di negara – negara itu menghendaki sistem Demokrasi – Liberal, sementara rejim yang berkuasa hendak tetap menjaga pemerintahan konservatif Sosialis – Komunis.
Masalah politik yang sampai kini masih menjadi bahan pemikiran dan perlu ditelusuri penyelesaiannya melewati forum bilateral maupu internasional salah satunya ialah masalah pecahnya Republik Federasi Yugoslavia menjadi sejumlah negara yang merdeka laksana Slovenia, Macedonia, Kroasia, dan Bosnia Herzegovina.
Kemerdekaan Bosnia Herzegovina yang diproklamirkan menurut hasil pengambilan suara pada tanggal 15 Oktober 1991 ditampik keras oleh etnis Serbia yang mendominasi negara Federal Yugoslavia. Etnis Serbia menolak kebebasan ini dengan mengerjakan kekerasan militer, mengerjakan perang secara besar-besaran bahkan mengerjakan pembantaian besar-besaran terhadap etnis Bosnia yang beberapa besar penduduknya ialah warga muslim. Ibukota Bosnia, Sarajevo dibombardir habis-habisan, gerilyawan Bosnia diciduk dan dianiaya di kamp-kamp konsentrasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A.            Keadaan Umum Bosnia Herzegovina
Negara pacahan Yugoslavia ini terletak di Barat Daya Eropa. Luas negaranya 51.233 km2. Jumlah warga Bosnia menurut data stastistik tahun 1419 H / 1998 M sejumlah 3.800.00 jiwa dengan presentase kaum muslimin sebesar 50 %, Nasrani 40 %, dan lainnya 10 %. Penduduk negeri ini terdiri dari kaum muslimin, Serbia dan Kroasia. Bahasa yang digunakan ialah bahasa Serbo – Kroasia ( bahasa sah ), Slow, dan Serbia. Hasil pertanian yang palingtidak sedikit dihasilkan ialah jagung, gandum, dan jawaaut. Mata dana yang digunakan ialah mata duit dinar.
Bosnia Herzegovina dipecah menjadi Federasi Bosnia dan Herzegovina dan Republika Srpska. Distrik Brčko bukan unsur kedua entitas politik ini,namun diperintah secara supranatural dan dipertahankan olehe tentara internasional. Federasi Bosnia dan Herzegovina dipecah menjadi 10 kanton:
1. Una-Sana
2. Posavina
3. Tuzla
4. Zenica-Doboj
5. Podrinje Bosnia
6. Bosnia Tengah
7. Herzegovina-Neretva
8. Herzegovina Barat
9. Sarajevo
10. Bosnia Barat
TRAGEDI PEMBANTAIAN HERZEGOVINA

B.            Sejarah Bosnia Herzegovina
Bosnia Herzegovina adalah sebuah distrik perbatasan antara Kebudayaan Barat dan Timur. Pada Abad Pertengahan, wilayah itu menjadi ajang pertikaian dan perebutan pengaruh antara Romawi Barat yang Katolik dan Romawi Timur yang Ortodoks. Di tengah-tengah pergulatan tersebut, ikut pula sebuah kumpulan bidat Kristen yang dinamakan Bogomil. Sekte ini khususnya beranggotakan masyarakat ruang belajar atas Bosnia.
Kekuatan ketiga yang dominan dalam sejarah negeri tersebut muncul pada akhir abad ke-13, saat wilayah itu ditaklukkan oleh Turki Usmani yang beragama Islam. Dalam perkembangannya, kaum Muslim Bosnia mendapatkan kedudukan sama dengan orang Turki asli. Mereka menjadi tangan kanan orang Turki guna memerintah warga Bosnia yang tetap mendekap agama leluhurnya. Oleh karena tersebut mereka menjadi pembela ekstrem Kesultan Usmani untuk mengawal hak-hak istimewa mereka. Oleh sebab itu, setiap penentangan Kristen ditindas dengan keras oleh mereka. Akibatnya, mereka dibenci oleh warga lainnya sebagai “pengkhianat”.
Masuknya pemikiran nasionalisme membawa perubahan besar dan tajam di Bosnia. Apabila sebelumnya secara umum warga wilayah tersebut disebut orang Bosnia dan hanya dipisahkan menurut keterangan dari agamanya,sekarang mereka mengidentifikasikan diri dengan tetangganya. Orang Bosnia yang menganut Kristen Ortodoks mengidentifikasikan dirinya sebagai orang Serbia sementara pengikut Katolik menjadi orang Kroasia. Kaum Muslim sendiri memilih dipanggil sebagai orang Turki–sebutan yang menguatkan capuntuk mereka sebagai “pengkhianat” yang memasarkan diri pada penjajah Turki.
Ketika Turki melemah, negara-negara jajahannya di Balkan memerdekakan diri. Salah satu di antaranya ialah Serbia. Negara yang baru merdeka ini berjuang menggabungkan Bosnia tetapi ambisinya digagalkan oleh kekaisaran Austria - Hongaria, yang menyerobot wilayah itu pada tahun 1908. Hal tersebut lantas mendorong kaum nasionalis Serbia membunuh putera mahkota kekaisaran itu di Sarajevo pada tahun 1914, yang lantas menyebabkan pecahnya Perang Dunia I.
Setelah Perang Dunia I usai, Bosnia-Herzegovina, bersama-sama dengan Kroasia, Slovenia, dan Vojvodina, di berikan oleh Austria untuk Kerajaan Serbia-Montenegro. Dari penggabungan ini muncullah Kerajaan Yugoslavia (Slavia Selatan). Akan tetapi friksi segera melanda negeri itu dampak pertentangan dua etnis utamanya. Orang Serbia berjuang membangun negara kesatuan sedangkan orang Kroasia mengharapkan federasi yang longgar. Kaum Muslim Bosnia terjebak dalam pertikaian tersebut sebab kedua pihak memperebutkan distrik tersebut. Beberapa kaum Muslim menyokong klaim Serbia dan menyinggung dirinya sebagai Muslim Serbia. Namun lebih tidak sedikit lagi yang pro Kroasia dan menyinggung dirinya sebagai orang Muslim Kroasia. Pertentangan tersebut lantas meledak menjadi kekerasansesudah Jerman Nazi menguasai Yugoslavia tahun 1941.
Setelah meraih dominasi atas Yugoslavia, Tito berjuang membangun pulang persaudaran negeri tersebut di bawah bendera komunisme. Dalam upayanya untuk menanggulangi perselisihan antar kumpulan etnis dan agama, diamenyusun negeri tersebut menurut keterangan dari sistem federal yang ditarik menurut etnisitas. Bosnia, yang sebab mempunyai penduduk yang plural, adalahujian berat untuk Tito. Orang Serbia menuntut penggabungandistrik tersebut sebab penduduk Serbia yang nyaris mencapai separuh dari total warga di sana pada masa itu. Akan namun Tito menolaknya. Dia tidak hendak membuat Serbia menjadi kuat laksana sebelumnya. Oleh sebab itu, dia menyimpulkan untuk memecah belah orang Serbia. Wilayah Serbia diperkecil dengan menyusun dua republik federal (yaitu Montenegro dan Makedonia) serta dua propinsi otonom (Vojvodina dan Kosovo). Tito, sebagai seorang Kroasia-Bosnia, menyimpulkan bahwa distrik Bosnia-Herzegovinamesti menjadi suatu republik federal. Dengan demikian, orang Serbiabisa diimbangi oleh campuran Muslim-Kroasia di distrik tersebut. Di samping itu, Tito menyimpulkan bahwa kaum Muslim Bosnia diizinkan menyebut dirinya sebagai orang Muslimani (Muslim) sampai-sampai tidakbutuh menyebut dirinya sebagai orang Muslim Serbia atau Muslim Kroasia.
Dalam menghadapi ketidakpuasan atas keputusan tersebut, rezim Titomenggunakan tangan besi guna menghadapinya. Cara itu memang efektif tapi melulu untuk sedangkan waktu. Ketika Tito meninggal, pertikaian antar etnik dan agama pulang meletus di Yugoslavia, yang lantas meruntuhkan negara tersebut.
Pada tahun 791 H / 1389 M, orang – orang Utsmaniyah yang dipimpin oleh Sultan Murad bin Orkhan sukses meraih kemenangan yang meremukkan tentara Serbia dalam perang Kosovo, dan menjadikan Bosnia sebagai unsur daridistrik Utsmaniyah ( Turki ) dari tahun 868 H / 1463 M. Sejak ketika itulah Islam mulai menyebar dan mendarah daging di sana. Orang – orang Utsmaniyah sudah menderita kerugian lumayan lama sebab kekayaan lokal negeri ini disubsidi oleh orang – orang Eropa.

C.            Kemerdekaan Bosnia dan Timbulnya Perang Saudara
Terjadinya evolusi politik globalisasi membawa pangaruh di negara Federasi Yugoslavia. Perang saudara di Yugoslavia dimulai dengan merdekanya Kroasia dan Slovenia pada tanggal 25 Juni 1991. Merekamengasingkan diri dari negara Federasi Yugoslavia. Hal ini menciptakan Serbia marah sebab rencananya menegakkan negara Serbia Raya bakal gagalbilamana negara – negara unsur Yugoslavia satu per satu mengasingkan diri. Serbia tidak bermukim diam. Serbia mengerjakan penyerangan ke Slovenia dan Kroasia untuk menyerobot kembali distrik yang telah meredeka tersebut menjadi wilayah dominasi etnis Serbia.
Kemudian, lewat kerusakan Komunis pada tahun 1411 H / 1990 M, parlemen Bosnia dan Herzegovina malakukan pengambilan suara pada tanggal 15 Oktober 1991 guna mengusahakan pelepasan distrik in dari Yugoslavia, dan hasilnya rakyat Bosnia dan Herzegovina yang mayoritasnya Islam sepakatguna memproklamasikan kemerdekaannya. Bosnia memberitahukan kemerdekaannya di bawah kepemimpinan Ali Izzet Begovic yang memenangkan pemilihan presiden pada tahun yang sama.

D.            Tragedi Kemanusiaan Bosnia Herzegovina
Sejak kemerdekaannya, Bosnia Herzegovina baru menikmati kedukaan yang mendalam dampak konflik berdarah yang diakibatkan oleh permusuhan monster Serbia. Metode penghapusan ras agama ini dilaksanakan terhadap kaum muslimin sebagai upaya penghilangan keberadaan Islam, dengansokongan tersembunyi negara – negara Barat, Rusia, dan semua negara – negara Salib ( Nasrani ) untuk menangkal hadirnya negara Islam di Eropa.
Serbia membombardir ibukota Bosnia, Sarajevo dan kota lainnya dibombardirberakhir – habisan, gerilyawan Bosnia diciduk dan dianiaya dalam kamp – kamp fokus dan puluhan ribu perempuan muda dan gadis kecil Bosnia diperkosa. Data melafalkan bahwa korban kaum muslimin sepanjang perang ini ( 1411 – 1416 H ) menjangkau 200.000 orang yang terbunuh dan 50.000 orang perempuan muslimin menjadi korban perkosaan ( jumlah ini terbanyakbila dikomparasikan dengan korban etnis Bosnia dari agama beda ). Dunia pada ketika itu diisi oleh korban penyembelihan dan kuburan massal yang menakutkan yang ditimpakan Serbia untuk kaum muslimin. Sampai pada mula 1993, perang dan kemelut Serbia versus Bosnia masih belum reda sungguhpun pasukan penjaga perdamaian PBB yang terdiri atas : tentara Amerika Serikat, Inggris, Perancis telah mengerjakan operasi pemeliharaan perdamaian. Presiden Serbia Dragan Cavic mengakui sudah membantai selama 8000 muslimin Srebrenica pada bulan Juli 1995. Meski permasalahan iniialah kejahatan, rakyat Serbia memujinya sebagai pahlawan.
Pembantaian ribuan kaum muslimin di Srebrenica pada Juli 1995 itudinyatakan oleh Dragan Cavic melewati saluran televisi Serbia-Bosnia: “Saya mesti menuliskan bahwa pada 10-19 Juli 1995 di Srebrenica terjadi tragedi yang menjadi lembaran hitam dalam sejarah bangsa Serbia,” katanya. Secara singkat, dia pun memberikan kata penyesalan dan mengucapkan permintaan maaf. Sekitar 8.000 muslim Bosnia, yang beberapa besar ialah pria dan anak laki-laki, dibantai dalam aksi yang sangat biadab dalam sejarah Eropa. Pembantaian dilangsungkan saat pasukan Serbia menyerangdistrik aman dalam perlindungan PBB, yaitu Srebrenica. Pasukan Belanda yang berjaga di sana tidak mampu melakukan apa pun. Pengakuan Cavictersebut mengutip sejumlah bagian laporan penahanan dan hukuman mati terhadap ribuan muslim. Dalang pembantaian tersebut Radovan Karadzic, yang saat tersebut menjabat pemimpin perang Bosnia Serbia, dan Jenderal Ratko Mladic.
Kisah pembantaian ini berawal ketika semua pelarian kaum muslimmerasakan tipu muslihat pasukan Kristen Bosnia. Kaum muslim, saat ituberduyun-duyun datang dari Srebrenica, distrik sipil yang aman sebagaimana telah diberitahukan PBB, sesudah jatuh untuk Serbia Bosnia pada 11 Juli 1995. Awalnya, pasukan perdamaian PBB asal Belanda dan NATO yang dikenalkan oleh Dewan Keamanan PBB sudah berjanji untukmenyelamatkan Srebenica. Namun sayang, bendera NATO yang digunakan pasukan itu melulu akal-akalan guna mengibuli kaum muslim. Akibatnyadapat diduga, selama lima belas ribu laki-laki yang banyak sekali tidak bersenjata menjadisasaran pasukan musuh. Sepanjang perjalanan, ratusan orang dibunuh dalam oleh pasukan Serbia. Pembantaian Srebrenica adalahpembantaian yang terjelek di Eropa semenjak Perang Dunia II yang. Meski permasalahan ini merupakan permasalahan pelanggaran berat durjana perang internasional, toh ironisnya, tidak sedikit orang Serbia memandang kedua pembantai sebagai pahlawan.

E.            Upaya Perdamaian
Meskipun pihak Barat dan PBB tidak terlalu hendak sekali menyelesaikan masalah konflik Bosnia, PBB tetap mengerjakan upaya-upaya mengarah ke perdamaian antara Serbia dan Bosnia. Upaya menuntaskan konflikdilaksanakan oleh sejumlah organisasi dan negara di dunia di antaranya :
1.            PBB menghimbau Serbia untuk unik pasukannya dari Bosnia. Pengirimanduta PBB untuk menggali jalan solusi guna menyelesaikan perang.
2.            NATO mengantarkan pasukannya dan memaksa Serbia meninggalkan Bosnia. Serangan NATO menyebabkan Serbia mau menyelenggarakan peundingan di Beograd di bawah pemantauan PBB.
3.            Indonesia cocok dengan politik luar negeri yang hendak menciptakan perdamaian dunia dengan mengantarkan pasukan Garuda 14, beranggotakan 25 perwira untuk menenangkan dan memberikan pertolongan makanan dan obat-obatan.
4.            Perundingan di Dayton 1 November 1995. Perundingan di bawah pemantauan Amerika dan NATO antara Bosnia, Kroasia, dan Serbia.
Perjanjian Dayton ialah nama guna perjanjian guna menghentikan perang Yugoslavia yang sudah dilangsungkan selama tiga tahun terakhir, terutamanya untuk masa mendatang Bosnia-Herzegovina. Perjanjian inidiamini di Pangkalan Udara Wright-Patterson di Dayton, Ohio.
Pertemuan tersebut dilangsungkan sejak 1 November sampai 2 November 1995. Peserta utamanya ialah presiden Serbia, Slobodan Milošević, presiden Kroasia, Franjo Tuđman, presiden Bosnia, Alija Izetbegović, kepala negosiator Amerika, Richard Holbrooke dan Jenderal Wesley Clark.Persetujuannya ditanda tangani di Paris, Perancis pada 14 Desember. Pembagian politik Bosnia-Herzegovina ketika ini dan struktur pemerintahannya adalahhasil persetujuan dari Perjanjian Dayton.
Hasil perundingan Dayton mengandung antara lain inilah ini :
a.            Bosnia Herzegovina tetap sebagai tunggal secara internasional
b.            Ibukota Sarajevo tetap bersatu di bawah federasi muslim Bosnia
c.             Penjahat perang laksana yang telah diputuskan mahkamah internasionaljangan memegang jabatan.
d.            Pengungsi berhak pulang ke tempatnya
e.            Pelaksanaan pemilu menantikan perjanjian Paris
Point perjanjian keempat bersangkutan dengan dakwaan bangsa Barat terhadap pasukan Serbia yang telah mengerjakan tindakan pembinasaan etnis ( genocide ) atau pembersihan etnis ( ethnic cleansing ), khususnya etnis Kroasia, etnis Bosnia Herzegovina, dan etnis Albania di Kosovo. Tindakan itu dikategorikan sebagai durjana perang. Oleh karena itu,sejumlah petinggi militer Yugoslavia mesti menghadapi peradilan durjana perang di mahkamah internasional untuk bekas Yugoslavia ( International Criminal Tribunal for Former Yugoslavia – ICFY ). Akibat dari perundingan Dayton yang lainnya ialah negara Bosnia Herzegovina terbagi menjadi 2yakni Serbia ( 49 % ) dan federasi muslim Kroasia ( 51 % ).
BAB III
KESIMPULAN

Konflik kemanusiaan yang terjadi di Bosnia ini tidak saja memberikanakibat buruk untuk keadaan sosial kemasyarakatan di negara tersebut. Tetapi pun memberikan akibat psikis yang sangat memprovokasi psikologipribadi masyarakatnya. Saat tersebut dapat ditemukan pembantaian di mana-mana. Anak-anak kecil mesti menonton orang tuanya dibantai didepan matanya. Perlakuan etnis Serbia yang tidak berperikemanusiaan ini menjadikan mereka sebagai penjahat perang.
Konflik ini tidak saja dimotivasi oleh sistem pembersihan etnis ( ethnic cleansing ). Dapat anda teliti bersama, laksana yang diterangkan pada bab ulasan bahwa terdapat motif beda di balik seluruh tragedi berdarah ini. Berdasarkan bukti-bukti yang ada, laksana ditemukannya kuburan massal bahkan pernyataan langsung dari Presiden Serbia yang memerintah pada ketika itu, motif dari tragedi berdarah ini ialah pembantaian umat muslim.
Akan paling janggal bilamana motif pembantaian ini murni pembantaian etnis sebab sebagian besar korbannya ialah warga yang beragama muslimkhususnya anak-anak dan wanita. Ini sehubungan dengan keberadaan Islam di Eropa yang paling pesat pada zaman kekhalifahan. Negara-negara Eropa yang beberapa besar penduduknya menganut adama Kristen tidakmengharapkan adanya sebuah negara Islam yang berdaulat di Eropa. Pada zaman kekhalifahan Ottoman, Turki menguasai Eropa tidak sedikit warga nonMuslim yang dinomorduakan. Dengan karena inilah penduduk Serbia dan negara Eropa lainnya tidak mengharapkan lagi berdirinya negara muslim Bosnia di eropa yang bakal menggeser keberadaan umat Kristen sebagai warga beberapa besar di Eropa.
DAFTAR PUSTAKA

Al Usairy, Ahmad. 2003. Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX. Jakarta : Akbar, Media Eka Sarana.
Bill, Yenne dan Eddy Sutrisno. 2002. Buku Pintar 100 Peristiwa yang Membangun Sejarah Dunia. Jakarta : Taramedia dan Restu Agung.
Gayo, Iwan. 1996. Buku Pintar Seri Senior. Jakarta : Upaya Warga Negara.
http://petualang-82.blogspot.com/2010/07/pembantaian-etnis-bosnia-oleh-etnis.html
Thamiend, Nico R. 2003. Tata Negara guna Kelas 3 SMU. Jakarta : Yudistira
Tim Penyusun. 2003. LKS Sejarah Kelas 3 SMU. Surakarta : Tekad Mandiri
Tim Penyusun. 2003. Tata Negara guna Kelas 3 SMU Tengah Tahun Kedua. Solo : Cempaka Putih.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TRAGEDI PEMBANTAIAN HERZEGOVINA"

Post a Comment