Keterampilan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita


Keterampilan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita

2.1. Hakikat Mengidentifikasi Cerita

Berdasarkan keterangan dari Tarigan (1994:2) kemampuan berbahasa merangkum empat segi, yakni mendengar, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. mendengar merupakan kemampuan berbahasa mula yang dikuasai manusia. Keterampilan mendengar sebagai dasar untuk keterampilan berbahasa lain. Pada mula kehidupan insan lebih dulu belajar mendengar,sesudah berbicara, lantas membaca, dan menulis.

Penguasaan kemampuan mendengar akan dominan pada kemampuan berbahasa lain. Tarigan (1994:3) mengaku bahwa dengan meningkatkan kemampuan mendengar berarti pula menolong meningkatkan kualitas berkata pada seseorang.


Intrinsik Cerita


Melalui proses mendengar, orang bisa menguasai pembicaraan fonem, kosakata, dan kalimat. Pemahaman terhadap fonem, kata, dan kalimat tersebut sangat menolong seseorang dalam berbicara, menyimak ataupun menulis. Petunjuk-¬petunjuk dalam belajar berbicara, membaca, maupun mencatat selalu dikatakan melalui bahasa lisan. Ini berarti bahwa kemampuan menyimak bisa menunjang kemampuan berbicara, membaca, maupun menulis.

Keterampilan mendengar ialah suatu proses pekerjaan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan sarat perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi. Untuk mendapat  informasi, menciduk isi, serta arti komunikasi yang hendak dikatakan oleh si pembicara melewati ujaran atau bahasa lisan (Tarigan 1994:28).

Berdasarkan keterangan dari Sutari, dkk. (1997:22-26). destinasi mengidentifikasi dapat dibentuk sebagai berikut.

1. Mendapatkan fakta

Kegiatan mendengar dengan destinasi memperoleh kenyataan di antaranya melalui pekerjaan membaca, baik melewati majalah, koran, maupun buku¬buku. Di samping itu, mendapatkan kenyataan melalui radio, televisi, pertemuan, memperhatikan ceramah-ceramah, dan sebagainya

2. Menganalisis kenyataan Maksud dari menganalisis kenyataan yaitu proses menaksir ucapan-ucapan atau informasi hingga pada tingkat unsur-unsurnya, menaksir sebab dampak yang terdapat dalam fakta-fakta itu

3. Mengevaluasi fakta

Mendengar yang kritis bakal mempertanyakan hal-hal tentang nilai fakta-fakta itu, keakuratan fakta-fakta tersebut, dan kerelevanan fakta-¬fakta tersebut. Setelah itu, pada kesudahannya pendengar akan menyimpulkan untuk menerima atau menampik materi.

4. Mendapatkan inspirasi

Inspirasi tidak jarang dipakai dalil oleh seseorang untuk memperhatikan suatu pembicaraaan. Kita mendengar bukan guna memperoleh kenyataan saja tetapi untuk memperoleh inspirasi. Kita memperhatikan ceramah atau diskusi ilmiah semata-mata untuk destinasi mendapatkan ilham atau ilham

5. Mendapatkan hiburan

Hiburan merupakan keperluan manusia yang lumayan mendasar. Dalam kehidupan yang serba perumahan ini saya dan anda butuh melepaskan diri dari sekian banyak  tekanan, ketegangan, dan kejenuhan Kita tidak jarang mendengar radio, televisi, film layar lebar antara beda untuk mendapat  hiburan dan mendapatkan kesukaan batin.

Berdasarkan pendapat semua ahli, dapat diputuskan bahwa destinasi mengidentifikasi kisah yaitu menganalisa guna belajar, menganalisa untuk mendapat  keindahan audial, menganalisa guna mengevaluasi, menganalisa guna mengapresiasi simakan, mendengar guna mengkomunikasikan ide-idenya sendiri.

Dengan demikian, dapat diputuskan bahwa dalam pembelajaran menyimak kisah dalam riset ini memiliki tujuan supaya murid belajar agar

memperoleh pengetahuan, mengevaluasi supaya dapat menilai, mengapresiasi pelajaran simakan, dan menemukan hiburan melalui kisah anak.

2.2 Manfaat Menyimak Cerita Anak

Berdasarkan keterangan dari Setiawan (dalam Suratno 2006:16-18), guna menyimak sebagai berikut:

1. Menambah ilmu pengetahuan dan empiris hidup yang berharga untuk kemampuan siswa,

2. Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan keilmuan dan khasanah ilmu kita

3. Memperkaya kosakata kita, meningkatkan perbendaharaan ungkapan yang tepat, bermutu, dan puitis. Orang yang tidak sedikit menyimak, komunikasinya menjadi lebih fasih dan ucapan-ucapan yang dipakai lebih variatif

4. Memperluas wawasan, menambah penghayatan hidup, serta membangun sifat tersingkap dan objektif

Berdasarkan guna menyimak di atas dan disaksikan dari tujuannya, guna mendengar kisah anak dalam riset ini ialah menambah ilmu pengetahuan dan empiris hidup yang berharga untuk kemanusiaan, mengevaluasi supaya dapat menilai pelajaran samakan, menambah dan menumbuhkan sikap apresiatif, serta menemukan hiburan melalui kisah anak. Hal ini dikarenakan riset yang dilaksanakan ialah mendengar kisah anak. Sehingga kisah anak yang tergolong karya sastra itu perlu di apresiasi dan dipungut nilainya.

2.4 Tahap-Tahap mendengar Cerita Anak

Strickland (dalam Tarigan 1994:29) memutuskan adanya langkah mendengar, mulai dari yang tidak berketentuan hingga yang bersungguh-sungguh. Tahap tersebut sebagai berikut: 1) Mendengar rutin, yang terjadi pada saat-saat sang anak menikmati keterlibatan langsung dalam pembicaraan tentang dirinya 2) mendengar dengan perhatian dangkal sebab sering mendapat gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian untuk hal-hal di luar percakapan 3) Setengah mendengar sebab terganggu oleh pekerjaan menunggu peluang untuk mengekspresikan isi hati, mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang anak 4) Mendengar serapan sebab sang anak keenakan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang tidak cukup penting. jadi adalah penjaringan pasif yang sesungguhnya

Logan (dalam Tarigan. 1994:58-59) melafalkan tahap-tahap mendengar

sebagai berikut:

1. Tahap Menyimak

Pada etape ini anda baru mendengar segala sesuatu yang diajukan oleh penceramah daiam ujaran atau pembicaraannya. Jadi anda tetap berada dalam etape hearing

2. Tahap Memahami

Setelah anda mendengar maka terdapat keinginan untuk kita untuk memahami atau mengetahui dengan baik isi percakapan yang dikatakan yang dikatakan oleh pembicara, maka sampailah anda dalam etape understanding.

3. Tahap Menginterpretasi

Pendengar yang baik, yang seksama dan teliti, belum puas kalau melulu mendengar dan mengetahui isi ujaran sang pembicara. Dia hendak menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat dan tersirat dalam ujaran itu.

4. Tahap Mengevaluasi

Setelah mengetahui serta bisa menafsir atau menginterpretasikan isi pembicara, sang penyimak juga mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta usulan sang pembicara, di mana kelebihan dan kelemahan, di mana kebajikan dan kelemahan sang pembicara.

Berdasarkan pendapat para berpengalaman mengenai etape mendengar dapat diputuskan bahwa tahap-tahap memperhatikan dari sejumlah pendapat itu yang tepat dipakai dalam riset ini ialah tahap mendengar, memahami, menginterpretasi, mengevaluasi, dan menanggapi. Jadi tahap-tahap menyimak kisah anak yakni tahap mendengar kisah anak, mengetahui is kisah anak, menginterpretasi kisah anak, mengevaluasi kisah anak, dan menanggapinya
.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Keterampilan Mengidentifikasi Unsur Intrinsik Cerita"

Post a Comment