Pendidikan Indonesia Diambang Kehancuran 2019
Pendidikan Indonesia Diambang
Kehancuran 2019
Pendidikan merupakan penopang
utama sumber daya manusia yang berkualitas, sehingganya melalui pendidikan maka
pertumbuhan ekonomi dan perbaikan politik akan terlaksana. Dalam UUD 1945 pasal
31 ayat 1,2,3 dan 4 sudah mengamanatkan bahwa anggaran pendidikan harus di
alokaskan minimal 20% APBN dan 10% dari APBD, dan setiap warga Negara berhak
mendapatkan pengajaran dan pendidikan.
Pemerintahan Jokowi hari ini yang
mengurangi anggaran pendidikan dan penelitian akan mengakbatkan anak-anak para
buruh dan tani akan sangat sulit mengenyam yang namanya pendidikan, karena uang
kuliah nantinya akan dibebankan kepada masyarakat yang notabenenya 75% rakyat
bangsa Indonesia khususnya Indonesia bagian timur dan bagian tengah rata-rata
masih dibawah garis kemiskinan.
Pendidikan Indonesia Diambang Kehancuran 2019 |
Bangsa Indonesia saat ini sudah
di ambang kehancuran akibat dari tidak berdaulatnya bangsa Indonesia dalam
mengelola sumber daya alamnya sendiri ditambah stabilisasi politik yang
dilakukan pemerintahan dalam menjaga kedaulatan investor asing sehingga
mengakibatkan gagalnya demokrasi ekonomi yang dicita-citakan oleh para pendiri
bangsa.
Pemerintah bangsa Indonesia harus
menguasai alat-alat produksi dan mengelola sumber daya alamnya didalam negeri
serta menghapus hutang najis untuk mencapai pendidikan gratis ilmiah dan
demokrasi serta kesehatan gratis. Memang semuanya tidak semudah membalikan
telapak tangan akan tetapi sejenak menoleh kebelakang maka pendiri bangsa
Indonesia terdahulu sudah mengajarkan kepada generasi hari ini untuk tetap
berdiri di kaki sendiri.
Mulailah membuka kembali sejarah
yang sudah using itu, kembalilah kepada amanat penderitaan rakyat, trisakti dan
panca sila, maka kita akan menemukan ruh bangsa Indonesia sedang terpenjara
didalamnya. Bebaskan!!! Dan gaungkan kembali suara macan asia yang pada waktu
itu sempat menggetarkan seluruh belahan bumi. Teriaklah dengan lantang bahwa
kita bangsa Indonesia menentang yang namanya imprealisme, kapitalisme dan
neoliberalisme.
v
Nasionalisasi asset pertambangan
v
Bangun industry nasional
v
Hapus hutang najis
Ciri-ciri indonesia di ambang
kehancuran sudah semakin jelas. Negeri yang subur makmur ini menjadi incaran
banyak negara. Ancaman dari luar dan dari dalam semakin terasa. Krisis multi
dimensi ini sulit disembuhkan; penguasaan aset-aset negara oleh asing semakin
merajalela, serangan ideologis, politis dan ekonomis oleh negara lain terasa
semakin gencar, hilangnya identitas bangsa dengan semakin pudarnya rasa
nasionalisme masyarakat di negeri ini, juga gurita korupsi yang semakin akut.
Ironisnya, masyarakat seolah
semakin menikmati adanya gempuran yang bertubi-tubi ini. Tanpa merasa terancam,
masyarakat dengan senang hati lebih memilih produk luar negeri dibandingkan
produk sendiri. Masyarakat lebih membanggakan identitas budaya lain ketimbang
budaya sendiri. Sikap hedonisme menjadi panutan semua kalangan di negeri ini.
Lebih memprihatinkan lagi,
penguasa negeri ini tanpa merasa berdosa memeras rakyatnya sendiri dengan dalih
kesejahteraan, menjual aset-aset negeri ini kepada pihak asing. Tidak jarang
penguasa memperkosa rakyat dengan menjual jasa perusahaan dalam negeri kepada
rakyatnya dengan harga yang sangat mahal. Penguasa negeri ini telah
menyalahgunakan kekuasaan untuk memeras rakyatnya sendiri.
Kondisi memprihatinkan ini jika
dibiarkan tentu akan mengancam eksistensi bangsa. Kejayaan bangsa ini akan
segera pudar seiring dengan memudarnya rasa nasionalismemasyarakat. Saat ini
kecenderungan untuk bergantung kepada negara lain sudah sangat jelas. Seperti
misal, pengadaan bahan makanan kita sudah sedemikian tergantungnya dengan orang
lain. Sekadar persoalan kedelai dan daging sapi, yang seharusnya menjadi produk
andalan negeri agraris ini, malah yang terjadi sebaliknya.
Dua komoditas ini menyadarkan
betapa bodoh dan lemahnya bangsa kita dibandingkan dengan bangsa lain. Negara
yang gemah ripah loh jinawi, justru kebutuhan kedelainya bergantung pada
Amerika Serikat yang notabene memiliki iklim yang tidak lebih baik dari kita.
Seorang pakar pendidikan karakter
dari Amerika mengatakan ciri-ciri kehancuran sebuah negara ditandai dengan
adanya ketidakseimbangan masyarakat itu sendiri.
1). Meningkatnya kekerasan
remaja,
2). Penggunaan bahasa dan
kata-kata yang buruk,
3). Meningkatnya perilaku merusak
diri (narkotika, miras, seks bebas dll),
4). Semakin kaburnya pedoman
moral,
5). Menurunnya etos kerja,
6). Rendahnya rasa tanggungjawab
individu/bagian dari bangsa,
7). Rendahnya rasa hormat pada
orang tua/guru,
8). Membudayanya ketidakjujuran,
9). Pengaruh kesetiaan kelompok
remaja yang kuat dalam kekerasan,
10). Meningkatnya rasa curiga dan
kebencian terhadap sesama (Ganiem, 2013).
Ciri-ciri kehancuran sebuah
negara yang disampaikan oleh Thomas Lickona tersebut nampaknya sudah nyata di
depan mata kita. Kekerasan remaja sudah seperti hal biasa di negeri ini.
Lahirnya kelompok-kelompok remaja seperti geng motor yang beberapa bulan lalu
menghebohkan bangsa ini adalah bukti adanya kecenderungan anak muda pada kekerasan.
Tidak ketinggalan golongan tua pun, banyak melahirkan kelompok-kelompok radikal
yang lebih mementingkan golongannya sendiri. Kelompok-kelompok ini suka
menebarkan isu-isu kebencian terhadap golongan lain.
Negeri yang notabene mayoritas
muslim, telah mengalami penggerusan identitas. Nilai-nilai luhur bangsa dan
agama telah dikesampingkan diganti dengan nilai-nilai sekuler,liberal dan
individualis. Hal ini merupakan bukti kemengan Barat di dalam menanamkan
nilai-nilai ideologis mereka pada masyarakat kita.
0 Response to "Pendidikan Indonesia Diambang Kehancuran 2019"
Post a Comment